Pengertian Analisis Sistem
Friday, August 9, 2019
Edit
ANALISIS SISTEM
Analisis sistem yakni cara berfikir berdasarkan teori umum sistem (General System Theory). Teori umum sistem, berdasarkan para pakar teori manajemen, memperlihatkan pengertian/definisi, sebagai berikut:
- Boulding, analisis sistem yakni merupakan kerangka ilmu pengetahuan (skeleton of science) yang sanggup menyajikan suatu struktur teoritik secara sistematis, di mana banyak sekali disiplin diarahkan, diintetegrasikan, dan didayagunakan secara produktif.
- Dalam konteks yang sama Berthalanffy (1979), mengemukakan bahwa : teori umum sistem yakni ” merupakan suatu konsep yang bersifat menyeluruh yang memandang sesuatu secara keseluruhan, di mana keseluruhan itu lebih penting artinya daripada jumlah bagian-bagiannya”.
Dalam kaitan itu, berdasarkan Berthalanffy minimal terdapat lima tujuan utama teori umum sistem , yaitu:
- Terdapat kecenderungan pengintregrasian banyak sekali ilmu alamiah dan ilmu sosial.
- Pengintregasian itu sepertinya berpusat pada teori umum sistem.
- Teori-teori di atas mungkin merupakan instrumen penting dalam bidang ilmu non fisik;
- Mengembangkan prisip-prinsip untuk menyatukan banyak sekali bidang ilmu; dan.
- Dampak dari hal-hal tersebut diharapkan pengintegrasian banyak sekali bidang ilmu dalam proses pendidikan.
Siagian (1988), menyampaikan analisis sistem remaja ini merupakan salah satu alat bantu yang makin luas penggunaannya dalam analisis keputusan. Selanjutnya Siagian mengemukakan bahwa berbeda model-model matematis yang mengunakan angka-angka untuk menjelaskan situasi tertentu, analisis sistem bahu-membahu merupakan perilaku mental seseorang dalam menghadapi dan menuntaskan masalah.
Quade (1968), karakteristik analisis sistem yakni suatu pendekatan yang sistimatik yang sanggup membantu pimpinan (pengambil keputusan) dalam menentukan seperangkat tindakan melalui penelaahan yang menyeluruh dan membandingkannya dengan banyak sekali konsekwensi.
Subrahmanyam (1971), pendapatnya perihal analisis sistem: Di dalam mencari konsensus , pertimbangan berdasarkan nilai-nilai tertentu merupakan bab yang tidak sanggup dipisahkan dalam analisis sitem. Analisis sistem hanyalah merupakan suatu teknik pengambilan keputusan. Pada dasarnya analisis sitem merupakan lembaga obrolan yang berkesinambungan antara pengambil keputusan dan analis di mana si pengambil keputusan meminta banyak sekali alternatif pemecahan masalah.
Dua pakar administrasi Cleland dan King (1988), menyatakan bahwa analisis sitem merupakan suatu proses ilmiah, atau metodologi yang sanggup menggambarkan dengan terperinci hubungan kasus dengan unsur-unsurnya. Pada bab lain mereka menambahkan bahwa analisis sistem merupakan suatu metodologi untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan melalui suatu pengujian yang sistimatik dan sestemik serta membandingkan banyak sekali altenatif berdasarkan sumber-sumber pembiayaan dan laba yang berkaitan dengan setiap altenatif.
Dan banyak lagi pendapat para pakar teori administrasi mengenai pengertian analisis sistem ini.
Kajian analisis sistem ditujukan untuk menghindari banyak sekali kesalahan yang berskala besar dan memperlihatkan atau memberikan suatu daftar pilihan kepada pengambilan keputusan yang menggambarkan banyak sekali ramuan keefektifan perician biaya untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan pilihan.
Teknik riset operasi berupaya menerapkan rumus-rumus matematika untuk memaksimumkan atau meminimumkan hambatan-hambatan suatu obyek. Riset operasi berorientasi kepada banyak sekali kasus di mana unsur perhitungan sangat dominan. Oleh lantaran itu, dalam riset operasi penggunaan konsep aplikasi ilmu matematika memegang peranan yang sangat lebih banyak didominasi dan bukan hanya sekedar alat bantu untuk menentukan keputusan. Sebaliknya, analisis sistem membuatkan banyak sekali teknik untuk menentukan menganalisis banyak sekali kasus yang kompleks begitu rupa, sedangkan perhitungan matematika hanyalah merupakan tunjangan terhadap keputusan yang telah diambil atau ditetapkan.
Untuk mengaplikasikan pendekatan sistem, berdasarkan Quade (1968) dan Subrahmanyam (1971) harus dilakukan melalui sebuah model lantaran model merupakan hal yang paling esensial dalam penerapan pendekatan sistem. Langkah-langkah mengaplikasikan pendekatan sistem berdasarkan Suriasumantri (1977) sangat sederhana. Langkah-langkah itu terdiri atas:
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai;
- Mengembangkan banyak sekali alternatif yang mungkin sanggup dilakukan dalam mencapai tujuan;
- Menetapkan kriteria untuk melihat alternatif yang terbaik dari seperangkat alternatif yang diajukan;
- Memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dari seperangkat alternatif yang diajukan tersebut.
Guna mendukung ke 4 (empat) langkah dalam pengkajian Sistem Analisis, teknik yang dipergunakan untuk membuatkan alternatif-alternatif dalam mencapai suatu tujuan tertentu sanggup bersifat analitik atau intuitif. Dalam hal-hal tertentu maka proses kreatif dianjurkan untuk menemukan alternatif yang bersifat gres dan segar. Sistem analisis sering bersifat tidak efektif, bila alternatif yang diajukan bersifat itu-itu juga.
Teknik-teknik berpikir kreatif menyerupai brainstorming, disarankan untuk dipergunakan dalam membuatkan alternatif yang benar-benar baru. Walaupun demikian dalam menentukan alternatif-alternatif yang diajukan tersebut kita tetap berpegang kepada prinsip-prinsip ekonomi dalam mengalokasikan sumber-sumber hemat secara efisien. Salah satu teknik yang digunakan untuk melaksanakan seleksi tersebut dipinjam dari ilmu ekonomi yakni Cost and Benefit Analysis (CBA). Teknik ini mempergunakan moneter, umpamanya rupiah, sebagai alat pengukur input dan out put.
Dengan membandingkan ratio input dan output dari banyak sekali yang dipandang alternatif, maka kita sanggup memutuskan ratio alternatif mana yang dipandang dari prinsip ekonomi bersifat paling efisien. CBA yakni salah satu teknik ekonomi yang sudah dikenal.
Sekitar tahun 1950 oleh RAND Corporation, yang juga membuatkan konsep Sistem Analisis, diciptakan suatu teknik gres yang disebut Cost Effectiveness Analysis (CEA). Teknik ini mempergunakan besaran moneter untuk mengukur input tetapi mempergunakan besaran lain untuk mengukur output. Atau meminjam perkataan Hovey: ”CEA yakni model di mana input diberi harga tetapi output tidak”.
Pada mulanya , saat Sistem Analisis dipergunakan untuk membuatkan sistem persenjataan Amerika Serikat, (CEA) ini memakai satu variabel untuk mengukur efektivitas suatu alternatif, umpamanya efektivitas suatu sistem persenjataan untuk membunuh insan per unit sistem persenjataan itu. Kaprikornus jika terdapat dua sistem persenjataan yang mempunyai ongkos yang sama untuk membuatnya, tetapi sistem X mempunyai efektivitas pembunuh 1000/unit, sedangkan sisten Y 1200/unit, maka berdasarkan pengkajian CEA yang menggunkan prinsip ekonomi akan dipilih sistem Y sebagai altenatif yang lebih baik.
Tetapi saat Planning-Programing – Budgeting – System (PPBS), yang mempergunakan sistem analisis sebagai komponennya, diterapkan dalam sistem anggaran Pemerintah Federal Amerika Serikat dalam tahun 1965, ditemui banyak sekali kesulitan dalam menerapkannya. Salah satu kesukarannya yakni bahwa dalam banyak sekali kegiatan , terutama kegiatan dibidang sosial, kegunaan suatu kegiatan tidak bersifat tunggal melainkan jamak. Oleh alasannya yakni itu maka dikembangkanlah CEA di mana efektivitas dari sebuah alternatif tidak diukur oleh satu variabel tetapi oleh seperangkat variabel yang relevan dengan kegunaan kegiatan tersebut. Dalam hal ini, umpamanya, suatu kegiatan transmigrasi tidak saja diukur dari banyaknya penduduk yang sanggup ditransmigrasikan, tetapi juga dimasukan kedalam pengukuran efektivitasnya dampak positif terhadap perkembangan ekonomi, sosial-budaya, pemerataan pendidikan dan ketahanan nasional. Demikian juga, dalam memperhitungkan ongkosnya, yakni harga input yang harus dibayar, kita tidak sekedar menghitung besaran dimensi hemat yang diinvestasikan, tetapi sekaligus juga ongkos-ongkos lain, umpamanya ongkos (resiko) kestabilan politis. Tetapi untuk memudahkan analisis, maka resiko menyerupai ini tidak dibebankan kepada input, melainkan kepada output, tentu saja dengan penafsiran yang terbalik.
Sebuah input yang mengandung resiko negatif bukan berarti suatu laba (benefit atau efectiveness) melainkan suatu kerugian. Dengan membandingkan jumlah dimensi moneter pada satu pihak , dengan seperangkat kegunaan kegiatan tersebut pada pihak lain, maka secara sistematis dan analistis, kita sanggup membandingkan posisi relatif kegiatan tersebut terhadap alternatif program-program yang lain.
Tentu saja pengukuran seperangkat dimensi non hemat mempunyai implikasi lain yakni pertama, variabel non-ekonomis sukar diukur dengan eksak , kedua, bagaimana caranya kita menentukan posisi relatif variabel yang satu dengan variabel yang lain. Katakan saja kita mempunyai sebuah kegiatan yang efektifitasnya diukur dengan 10 variabel; maka kasus yang dihadapi yakni : bagaimana menggabungkan dimensi 10 variabel tersebut menjadi satu dimensi yang komposit yang memungkinkan dilakukan perbandingan secara rasional dengan dimensi input?
Salah satu cara yang sanggup dilakukan untuk memecahkan kasus ini yakni dengan memperlihatkan bobot kepada tiap-tiap variabel, yang demikian, memungkinkan kita membentuk dimensi komposit secara sistemats dan rasional. Tetapi dalam pendekatan menyerupai ini masih terdapat kesukaran, yakni, bahwa tidak semua variabel non ekonomi sanggup diukur secara kuantitatif. Tetapi hal menyerupai ini tidak usah menciptakan kita pesimis, bahwa seperti analisis dari sekian variabel non hemat yang sukar diukur yakni mustahil dilakukan. Secara kreatif kita kembangkan teknik analisis yang sesuai dengan permasalahan. Sistem Analisis tidak bermaksud untuk menggantikan peranan intuisi dan pertimbangan dalam menarik suatu kesimpulan dengan formula matematika.
Analisis berdasarkan Fisher, bertujuan untuk lebih mempertajam intuisi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Demikian juga upaya yang dipaksakan untuk mengkuantifikasikan variabel kualitatif yang mustahil untuk diukur secara kuantitatif, bukan saja merupakan upaya yang ”dibuat-buat” tetapi juga berbahaya, yang akan merusak kesimpulan analisis secara keseluruhan. Beberapa variabel menyerupai kesetabilan politik atau tingkat budpekerti sukar untuk diukur dengan akurat, dan oleh alasannya yakni itu, sebaiknya tetap dibiarkan dalam dimensi kualitatif.
Beberarapa analis, lantaran kesukaran menyerupai di atas, cenderung untuk menghilangkan variabel-variabel yang sukar diukur secara kuantitatif. Seorang analis yang baik, berdasarkan Rowen , mempunyai tiga karakteristik yakni:
- Tidak ”memberikan” angka kepada unsur yang tidak sanggup dikuantifkasikan;
- Tidak melupakan unsur-unsur yang tersirat (intangibel); dan
- Tidak mengenyampingkan penilaian yang bersifat subyektif dan pertimbangan yang matang.
Langkah-langkah dalam Sistem Analisis bersifat sistematik, analitik, rasional dan tersurat. Pada tahap-tahap tertentu dalam Sistem Analisis penelitian ilmiah sanggup membantu analisis dengan memperlihatkan masukan yang kemudian digunakan sebagai premis atau fakta bagi analisis selanjutnya.
Tentu saja dari sifat sistematik, rasional, analitik dan tersurat didasarkan kepada data atau informasi yang obyektif tetap merupakan kerangka dasar pengkajian Sistem Analisis; tetapi hal ini dilakukan dengan semangat kerjasama dan demokratis yang merupakan jiwa dari pengambilan keputusan dalam organisasi yang modern.
Wright, umpamanya , menolak tuduhan bahwa Sistem Analisis bersifat otokratik; bahkan sebaliknya, beliau menjawab, Sistem Analisis yakni salah satu kegiatan intelektual yang sangat demokratis, dengan bersedia untuk mempergunakan metode mana saja, yang mempunyai kegunaan untuk hingga kepada kesimpulan yang tepat. Memang dalam kurun komputerisasi Sistem Analisis dengan mengenyampingkan variabel-variabel kualitatif serta pertimbangan yang bersifat intuitif, Sistem Analisis dalam bentuk komputer print – out menjadi penentu keputusan. Tetapi berguru dari kesalahan, para analis sudah lebih dewasa, mereka mau mendengarkan banyak sekali pendapat dan informasi yang relevan dengan duduk masalah yang diajukan, untuk dikaji dan diperdebatkan. Dan Sistem Analisis ini, meminjam perkataan Enthoven, menyediakan aturan-aturan yang logis untuk debat yang bersifat konstruktif dan bermanfaat.
Secara teoritis tidak ada permasalahan dalam proses Sistem Analisis yang tidak sanggup dipecahkan; lewat kebijaksanaan sehat, berfikir logis, dan kalau dirasa perlu; mengadakan penelitian ilmiah mengenai sesuatu hal yang diperdebatkan.
Tetapi justru di sini juga terletak kelemahan dari Sistem Analisis. Quade, umpamanya, menuduh Sistem Analisis sarat dengan intuisi dan pertimbangan-pertimbangan, yang jauh dari bersifat obyektif , cenderung untuk bersifat parokial, partisan, dan terbelenggu oleh kepercayaan yang kita agungkan. Kelemahan Sistem Analisis yang utama terletak pada kemungkinan bahwa alternatif yang benar-benar paling baik tidak termasuk kedalam serangkaian alternatif yang diajukan.
Kesalahan yang biasa dilakukan dalam menerapkan Sistem Analisis diberikan oleh Mc Kean, sebagai berikut:
- Melupakan besar diktatorial dari biaya atau tujuan;
- Merumuskan tujuan yang salah atau besar tujuan yang salah;
- Melupakan ketidak pastian;
- Melupakan dampak kegiatan terhadap kegiatan-kegiatan lainnya;
- Mengambil konsep yang salah mengenai biaya;
- Melupakan dimensi waktu;
- Mempergunakan test yang dipaksakan; dan
- Menerapkan kriteria yang baik terhadap permasalahan yang salah.
Disamping itu, berdasarkan Quade, sering terjadi ”isyu” sampingan dijadikan sebagai kriteria serta kealpaan untuk tidak menilai proses analisis.
Sistem Analisis sering tidak sanggup diterapkan sepenuhnya dalam mencari pemecahan masalah, terutama yang menyangkut keputusan politis, di mana menyerupai dikatakan Schlesinger: bahwa wilayah politis mempunyai logika tersendiri yang berbeda dengan Sistem Analisis.
Kesimpulan
Didasarkan pada uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan suatu metode yang sangat fundamental untuk memahami hubungan sistem dengan lingkungannya. Dalam pengertian umum analisis sistem merupakan anutan berpikir yang menyajikan suatu kerangka kerja yang sanggup digunakan oleh metode analisis lainnya. Oleh lantaran sifatnya yang sangat fundamental tersebut, maka analisis sistem sanggup diterapkan pada banyak sekali tingkatan yang sifatnya sangat rumit.
Penerapan analisis sistem yang paling sederhana yakni suatu cara berpikir, tetapi sebaliknya analisis sistem juga sanggup diterapkan pada bentuk yang sangat rumit dengan mempergunakan banyak sekali perhitungan rumus matematika yang paling cangih. Keluwesan penerapan analisis sistem merupakan metode yang sanggup digunakan untuk banyak sekali penerapan dalam memecahkan banyak sekali tingkatan masalah.
SUMBER;
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3714959385765567050#editor/target=post;postID=7182563049386027840;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=4;src=link
SUMBER;
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3714959385765567050#editor/target=post;postID=7182563049386027840;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=4;src=link