Pengertian Kepribadian Dan Berdasarkan Para Ahli
Wednesday, July 27, 2022
Edit
Pengertian Kepribadian
Kepribadian sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki. Kita sering mendengar seseorang menyatakan, “lembaga itu maju pesat sesudah dipimpin oleh Bapak A, pantas saja lantaran ia yakni orang yang berpribadi.” Yang lain menyatakan “perusahaan X menjadi mundur dan kacau-balau lantaran dipimpin oleh seorang yang tidak berpribadi”. Dalam kedua pola di atas langsung atau kepribadian dipandang sebagai suatu benda yang dimiliki atau tidak, Dimiliki sedikit atau banyak. Kedua orang tersebut bahwasanya ingin memperlihatkan sifat-sifat yang dimiliki orang yang disebut berpribadi, yaitu sebagai orang yang berpendirian tegeuh, bertindak tegas, konsekuen, berani mengambil resiko, bertanggung jawab dsb. Orang yang tidak berpribadi yakni orang yang lemah, gampang berubah, tidak berpendirian, ragu-ragu dalam bertindak, tidak bertanggung jawab,dsb.
Kepribadian diartikan sebagai kepribadian yang menarik dan kepribadian yang membosankan. Kepribadian yang menarik atau yang subut (lot of personality), menggambarkan sebuah sosok yang mempunyai sifat-sifat: gampang menarik simpati orang, mengesankan, berbudi pekerti, sopan santun, memperlihatkan kesan pertama yang baik. Kepribadian yang membosankan atau gersang (no personality) pertanda adanya sifat-sifat yang tidak disukai orang, membosankan, kurang bersemangat, tidak menarik, tidak mendalam, gampang dilupakan.
Kepribadian yakni dampak seseorang kepada orang lain (personality is your effect upon other people). Kepribadian dilihat dari pengaruhnya terhadap orang lain, orang yang kuat atau besarnya dampak terhadap orang lain dipandang berpribadi, sedang yang kecil atau tidak ada pengaruhnya dipandang tidak berpribadi. Pengaruh seseorang terhadap orang lain sering kali dilatarbelakangi oleh kekuasaan atau kekuatan yang dimilikinya. Orang kuat lantaran ilmunya, lantaran kedudukannya, jabatannya, popularitasnya, kecantikannya dsb.
Kepribadian diartikan sebagai keagresifan, (personality identity it with the characteristic of aggresiveness). Dalam pengertian ini kepribadian dipandang sebagai sifat-sifat agresif, seorang yang mempunyai kekuatan fisik, suka menyerang, berambisi, ingin berkuasa, ingin selalu menang dsb. Orang-orang yang mempunyai sifat pendiam, suka menerima, pasif, gampang tunduk dsb, dipandang tidak berpribadi.
Kepribadian dipandang sebagai sebuah benda. Kepribadian dipandang sebagai suatu benda yang bisa ada dan tidak ada pada seseorang, ada sedikit atau banyak, mempunyai tempat, sanggup dilihat bentuk atau wujudnya. Kepribadian bukanlah sebuah benda, ia yakni suatu konsep abnormal yang menggambarkan bagaimana individu dan mengapa individu berperilaku
Kepribadian semata-mata faktor jasmaniah. Aspek jasmaniah merupakan hal yang nampak keluar. Penampilan seseorang juga terlihat dari aspek jasmaniah, dipengaruhi oleh struktur tubuhnya, tinggi dan besar badannya. Juga seseorang sanggup gampang melihat apa yang akan dialaminya bila individu mengalami cacat badan, anggota tubuh yang tidak lengkap, kondisi indra yang tidak sempurna, atau mengalami gangguan pada otak pada jantung dsb. Kehidupan individu tidak hanya terdiri atas aspek jasmaniah tetapi juga aspek rohaniah. Seseorang mungkin secara jasmaniah tepat dan sehat, tetapi sering kali mereka juga menderita sesuatu yang sifatnya rohaniah, merasa gelisah, cemas, takut, bimbang, tidak percaya diri, susah tidur, tidak lezat makan dsb. Semuanya itu yakni aspek-aspek kepribadian meliputi aspek jasmaniah dan juga rohaniah.
Kepribadian yakni semata-mata hasil dari kebudayaan. Ada yang beropini bahwa kepribadian seluruhnya hasil belajar, hasil pengalaman dan dampak dari kebudayaan. Di samping faktor lingkungan atau kebudayaan, kepribadian individu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Memang dampak faktor kebudayaan kelihatannya lebih dominan, lantaran faktor-faktor bawaan sifatnya lebih tersembunyi, bersifat potensial sedang faktor kebudayaan lebih konkret dan terlihat. Dua orang individu yang berasal dari suatu tempat dengan lingkungan budaya yang sama akan memperlihatkan ciri-ciri yang sama, pakaian, bahasa, tingkah laku, sopan santun, tabiat istiadat, termasuk kebiasaan, cara berpikirnya hampir seluruhnya sama. Demikian juga dua individu yang berasal dari dua lingkungan budaya yang berbeda akan mempunyai banyak perbedaan, sehingga seperti kebudayaanlah yang memilih pembentukan kepribadian seseorang. Apabila dilihat secara umum memang antara orang-orang berasal dari lingkungan budaya yang sama seperti sama, tetapi apabila kita lihat lebih teliti, di antara mereka juga banyak perbedaannya. Tiap individu mempunyai ciri-ciri sendiri. Kepribadian tidak hanya ditentukan oleh faktor budaya tetapi tidak juga faktor bawaan.
Kepribadian yakni jumlah dari sifat-sifat. Individu mempunyai sejumlah sifat atau ciri-ciri, menyerupai bertumbuh kekar, berkulit sawo matang, berambut keriting, berbakat musik, periang, bersahabat, tekun, jujur, rajin dsb. Sering kali kepribadian dipandang sebagai perjumlahan dari semua ciri-ciri tersebut. Kepribadian bukan perjumlahan dari ciri-ciri atau sifat-sifat, tetapi merupakan kesatupaduan dari semua aspek, kemampuan dan ciri-ciri diatas. Kesatupaduan atau integritas lebih dari sekedar perjumlahan, lantaran dalam kesatupaduan terdapat hubungan fungsional di antara aspek, kemampuan ciri-ciri tersebut. Suatu harmoni. Gordon Allport menyebutnya sebagai suatu sistem psikofisik. Mobil bukanlah kumpulan dari spare part (bagian-bagian mobil), lantaran jikalau semua bab kendaraan beroda empat tersebut dilepaskan dan ditumpukkan, walaupun lengkap tumpukan tersebut bukanlah mobil. Mobil yakni kendaraan beroda empat bila semua bab tersebut tersusun dalam urutan tertentu, terdapat hubungan fungsional di antara bagiannya. Apabila kunci kontaknya dinyalakan maka hiduplah dia, bila perseneling dimasukan dan gas di injak berjalanlah kendaraan beroda empat tersebut. Meskipun semuanya lengkap, apabila kunci dinyalakan tidak hidup, perseneling dimasukan dan gas diinjak tidak jalan maka kendaraan itu bukan mobil, minimal disebut kendaraan beroda empat mogok.
Kepribadian merupakan keterpaduan antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis menyerupai aku, kecerdasan, bakat, sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah menyerupai postur tubuh, tinggi dan berat badan, indra, dll. Diantara aspek-aspek tersebut saya atau diri (self) sering kali ditempatkan sebagai sentra atau inti kepribadian.
Kepribadian Menurut Para Ahli
Karena banyaknya teori dan pedoman dalam psikologi maka sebanyak itu pula rumusan atau definisi wacana kepribadian. Sebagai materi ilustrasi dan perbandingan dibawah ini dikemukakan beberapa definisi kepribadain.
Dalam pengertian yang sangat lama, menyerupai berdasarkan Morton Prince (1924); “personality is the sum total of all the biological innate disposition, impulses, tendencies, appetities and instinct of the individual, and the acquired disposition and tendencies”. Disini prince masih melihat kepribadian sebagai perjumlahan dari aspek-aspek dan ciri-ciri kepribadian.
Floyd Allport (1924), melihat kepribadian sebagai suatu yang terjalin dalam hubungan sosial, “personality of individual characteristic reactions to social stimuli and the quality of his adaptation to the social features of his environment”. Yang lain yaitu May (1929) mengemukakan rumusan yang sejalan dengan Allport, bahwa “personality is the social stimulus value of the individuals”.
Hampir sejalan dengan pendapat kedua mahir di atas, tetapi lebih jauh Gutrie (1944) menekankan sifat yang menetap pada kepribadian. Menurut ia “personality is those habits and habits system of social importance that are stabel and resistance to change”.
Beberapa para mahir yang kemudian, melihat unsur yang sangat penting dalam kepribadian, yaitu keterpaduan. Menurut McClelland (1951) kepribadian yakni “...the most adequate conceptulization of a persons behavior in all detail”, sedang berdasarkan Guilfort (1959) kepribadian yakni “...a persons unique pattern of trits”.
Gordon Allport (1961) mengemukakan rumusan yang lebih menyeluruh dan tegas, bahwa kepribadian yakni “...the dynamic organization whithin the individual of those psychopysicial systems that determine his unique adjustment whit the environment”. Sejalan dengan pendapat Gordon Allport yakni rumusan yang diberikan oleh Walter Mischel (1981) bahwa “personality ussually refers to the distinctive patterns of behavior (including thoughts and emations) that characterize each individuals adaptations to the situations of his or her life”.
Rumusan mana yang paling sesuai dengan pendapat pembaca silakan mengkajinya sendiri. Mungkin pembaca mempunyai alasan tertentu mengapa suatu pendapat lebih disetujui dari yang lainnya.
Kepribadian sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki. Kita sering mendengar seseorang menyatakan, “lembaga itu maju pesat sesudah dipimpin oleh Bapak A, pantas saja lantaran ia yakni orang yang berpribadi.” Yang lain menyatakan “perusahaan X menjadi mundur dan kacau-balau lantaran dipimpin oleh seorang yang tidak berpribadi”. Dalam kedua pola di atas langsung atau kepribadian dipandang sebagai suatu benda yang dimiliki atau tidak, Dimiliki sedikit atau banyak. Kedua orang tersebut bahwasanya ingin memperlihatkan sifat-sifat yang dimiliki orang yang disebut berpribadi, yaitu sebagai orang yang berpendirian tegeuh, bertindak tegas, konsekuen, berani mengambil resiko, bertanggung jawab dsb. Orang yang tidak berpribadi yakni orang yang lemah, gampang berubah, tidak berpendirian, ragu-ragu dalam bertindak, tidak bertanggung jawab,dsb.
Kepribadian diartikan sebagai kepribadian yang menarik dan kepribadian yang membosankan. Kepribadian yang menarik atau yang subut (lot of personality), menggambarkan sebuah sosok yang mempunyai sifat-sifat: gampang menarik simpati orang, mengesankan, berbudi pekerti, sopan santun, memperlihatkan kesan pertama yang baik. Kepribadian yang membosankan atau gersang (no personality) pertanda adanya sifat-sifat yang tidak disukai orang, membosankan, kurang bersemangat, tidak menarik, tidak mendalam, gampang dilupakan.
Kepribadian yakni dampak seseorang kepada orang lain (personality is your effect upon other people). Kepribadian dilihat dari pengaruhnya terhadap orang lain, orang yang kuat atau besarnya dampak terhadap orang lain dipandang berpribadi, sedang yang kecil atau tidak ada pengaruhnya dipandang tidak berpribadi. Pengaruh seseorang terhadap orang lain sering kali dilatarbelakangi oleh kekuasaan atau kekuatan yang dimilikinya. Orang kuat lantaran ilmunya, lantaran kedudukannya, jabatannya, popularitasnya, kecantikannya dsb.
Kepribadian diartikan sebagai keagresifan, (personality identity it with the characteristic of aggresiveness). Dalam pengertian ini kepribadian dipandang sebagai sifat-sifat agresif, seorang yang mempunyai kekuatan fisik, suka menyerang, berambisi, ingin berkuasa, ingin selalu menang dsb. Orang-orang yang mempunyai sifat pendiam, suka menerima, pasif, gampang tunduk dsb, dipandang tidak berpribadi.
Kepribadian dipandang sebagai sebuah benda. Kepribadian dipandang sebagai suatu benda yang bisa ada dan tidak ada pada seseorang, ada sedikit atau banyak, mempunyai tempat, sanggup dilihat bentuk atau wujudnya. Kepribadian bukanlah sebuah benda, ia yakni suatu konsep abnormal yang menggambarkan bagaimana individu dan mengapa individu berperilaku
Kepribadian semata-mata faktor jasmaniah. Aspek jasmaniah merupakan hal yang nampak keluar. Penampilan seseorang juga terlihat dari aspek jasmaniah, dipengaruhi oleh struktur tubuhnya, tinggi dan besar badannya. Juga seseorang sanggup gampang melihat apa yang akan dialaminya bila individu mengalami cacat badan, anggota tubuh yang tidak lengkap, kondisi indra yang tidak sempurna, atau mengalami gangguan pada otak pada jantung dsb. Kehidupan individu tidak hanya terdiri atas aspek jasmaniah tetapi juga aspek rohaniah. Seseorang mungkin secara jasmaniah tepat dan sehat, tetapi sering kali mereka juga menderita sesuatu yang sifatnya rohaniah, merasa gelisah, cemas, takut, bimbang, tidak percaya diri, susah tidur, tidak lezat makan dsb. Semuanya itu yakni aspek-aspek kepribadian meliputi aspek jasmaniah dan juga rohaniah.
Kepribadian yakni semata-mata hasil dari kebudayaan. Ada yang beropini bahwa kepribadian seluruhnya hasil belajar, hasil pengalaman dan dampak dari kebudayaan. Di samping faktor lingkungan atau kebudayaan, kepribadian individu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Memang dampak faktor kebudayaan kelihatannya lebih dominan, lantaran faktor-faktor bawaan sifatnya lebih tersembunyi, bersifat potensial sedang faktor kebudayaan lebih konkret dan terlihat. Dua orang individu yang berasal dari suatu tempat dengan lingkungan budaya yang sama akan memperlihatkan ciri-ciri yang sama, pakaian, bahasa, tingkah laku, sopan santun, tabiat istiadat, termasuk kebiasaan, cara berpikirnya hampir seluruhnya sama. Demikian juga dua individu yang berasal dari dua lingkungan budaya yang berbeda akan mempunyai banyak perbedaan, sehingga seperti kebudayaanlah yang memilih pembentukan kepribadian seseorang. Apabila dilihat secara umum memang antara orang-orang berasal dari lingkungan budaya yang sama seperti sama, tetapi apabila kita lihat lebih teliti, di antara mereka juga banyak perbedaannya. Tiap individu mempunyai ciri-ciri sendiri. Kepribadian tidak hanya ditentukan oleh faktor budaya tetapi tidak juga faktor bawaan.
Kepribadian yakni jumlah dari sifat-sifat. Individu mempunyai sejumlah sifat atau ciri-ciri, menyerupai bertumbuh kekar, berkulit sawo matang, berambut keriting, berbakat musik, periang, bersahabat, tekun, jujur, rajin dsb. Sering kali kepribadian dipandang sebagai perjumlahan dari semua ciri-ciri tersebut. Kepribadian bukan perjumlahan dari ciri-ciri atau sifat-sifat, tetapi merupakan kesatupaduan dari semua aspek, kemampuan dan ciri-ciri diatas. Kesatupaduan atau integritas lebih dari sekedar perjumlahan, lantaran dalam kesatupaduan terdapat hubungan fungsional di antara aspek, kemampuan ciri-ciri tersebut. Suatu harmoni. Gordon Allport menyebutnya sebagai suatu sistem psikofisik. Mobil bukanlah kumpulan dari spare part (bagian-bagian mobil), lantaran jikalau semua bab kendaraan beroda empat tersebut dilepaskan dan ditumpukkan, walaupun lengkap tumpukan tersebut bukanlah mobil. Mobil yakni kendaraan beroda empat bila semua bab tersebut tersusun dalam urutan tertentu, terdapat hubungan fungsional di antara bagiannya. Apabila kunci kontaknya dinyalakan maka hiduplah dia, bila perseneling dimasukan dan gas di injak berjalanlah kendaraan beroda empat tersebut. Meskipun semuanya lengkap, apabila kunci dinyalakan tidak hidup, perseneling dimasukan dan gas diinjak tidak jalan maka kendaraan itu bukan mobil, minimal disebut kendaraan beroda empat mogok.
Kepribadian merupakan keterpaduan antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis menyerupai aku, kecerdasan, bakat, sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah menyerupai postur tubuh, tinggi dan berat badan, indra, dll. Diantara aspek-aspek tersebut saya atau diri (self) sering kali ditempatkan sebagai sentra atau inti kepribadian.
Kepribadian Menurut Para Ahli
Karena banyaknya teori dan pedoman dalam psikologi maka sebanyak itu pula rumusan atau definisi wacana kepribadian. Sebagai materi ilustrasi dan perbandingan dibawah ini dikemukakan beberapa definisi kepribadain.
Dalam pengertian yang sangat lama, menyerupai berdasarkan Morton Prince (1924); “personality is the sum total of all the biological innate disposition, impulses, tendencies, appetities and instinct of the individual, and the acquired disposition and tendencies”. Disini prince masih melihat kepribadian sebagai perjumlahan dari aspek-aspek dan ciri-ciri kepribadian.
Floyd Allport (1924), melihat kepribadian sebagai suatu yang terjalin dalam hubungan sosial, “personality of individual characteristic reactions to social stimuli and the quality of his adaptation to the social features of his environment”. Yang lain yaitu May (1929) mengemukakan rumusan yang sejalan dengan Allport, bahwa “personality is the social stimulus value of the individuals”.
Hampir sejalan dengan pendapat kedua mahir di atas, tetapi lebih jauh Gutrie (1944) menekankan sifat yang menetap pada kepribadian. Menurut ia “personality is those habits and habits system of social importance that are stabel and resistance to change”.
Beberapa para mahir yang kemudian, melihat unsur yang sangat penting dalam kepribadian, yaitu keterpaduan. Menurut McClelland (1951) kepribadian yakni “...the most adequate conceptulization of a persons behavior in all detail”, sedang berdasarkan Guilfort (1959) kepribadian yakni “...a persons unique pattern of trits”.
Gordon Allport (1961) mengemukakan rumusan yang lebih menyeluruh dan tegas, bahwa kepribadian yakni “...the dynamic organization whithin the individual of those psychopysicial systems that determine his unique adjustment whit the environment”. Sejalan dengan pendapat Gordon Allport yakni rumusan yang diberikan oleh Walter Mischel (1981) bahwa “personality ussually refers to the distinctive patterns of behavior (including thoughts and emations) that characterize each individuals adaptations to the situations of his or her life”.
Rumusan mana yang paling sesuai dengan pendapat pembaca silakan mengkajinya sendiri. Mungkin pembaca mempunyai alasan tertentu mengapa suatu pendapat lebih disetujui dari yang lainnya.