Makalah Membaca Nyaring

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memperlihatkan rahmat, hidayah dan inayahNya pada kita semua sehingga hingga dikala ini kita semua masih dalam keadaan sehat wal-afiyat. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga, para sahabat, tabiin dan semua kaum muslimin muslimat. Alhamdulillahirobbil ‘alamin kami bisa menyelesikan makalah ini yang berjudul “ MEMBACA NYARING “.  Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Baik dari segi bahasa, terjemah atau kutipan-kutipan yang ada. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, serta bimbingan dari Bp.Dedy Irawan,S.pd. dan Bp.Drs Enuh Zaenudin,M.A. dan para teman-teman untuk menyumbangkan idenya, partisipasinya dan pikiran-pikirannya. Akhirnya kami hanya mohon pada Allah SWT semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin ya Robbal “alamin. Purwokerto, September 2013
Penyusun 
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca Nyaring
B. Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam Membaca Nyaring
C. Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN 
Latar Belakang 
Keterampilan membaca sanggup dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Pembelajaran di SD diselenggarakan dalam rangka pengembangan kemampuan membaca yang mutlak harus dimiliki oleh setiap warga negara biar sanggup mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui pembelajaran di SD, siswa dibutuhkan memperoleh dasar-dasar kemampuan membaca di samping kompetensi yang lain. Minat membaca ialah harapan untuk memperhatikan atau melaksanakan kegiatan membaca serta memahami isi dari apa yang tertulis. Siswa yang rajin membaca, dibutuhkan akan mempunyai wawasan yang luas. Dengan membaca, banyak informasi yang akan diperoleh sehingga sanggup meningkatkan prestasi belajar. Prestasi mencar ilmu ialah proses mencar ilmu mengajar dan sanggup diukur dalam tes.

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan jenis kompetensi membaca yang menuntut persyaratan yang ketat. Membaca nyaring bukan sekedar menyuarakan huruf. Jika hal ini yang terjadi maka pemahaman akan materi yang dibaca akan gagal diperoleh. 

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan kelanjutan dari membaca permulaan. Pada membaca permulaan tekanan ada pada kelancaran dan ketepatan penyuaraan huruf, pada membaca nyaring atau membaca bersuara difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat atau intonasi, jeda, dan menguasai tanda baca. Keempatnya harus tepat. Jika ketepatan ini diabaikan, maka murid akan mengalami kesulitan pada waktu membaca dalam hati atau membaca intensif. Mereka hanya bisa membaca tetapi sulit menemukan pemahaman yang dikandung dalam bacaan. 
Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian membaca nyaring?
2. Apa saja keterampila-keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring?
3. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca nyaring? 
Tujuan 
1. Mengetahui pengertian membaca nyaring.
2. Mengetahui keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring.
3. Mengetahui peningkatan keterampilan membaca nyaring. 
Manfaat 
Pembaca sanggup mengetahui pengertian membaca nyaring, keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring dan peningkatan keterampilan membaca nyaring.

BAB II
PEMBAHASAN 
Pengertian Membaca Nyaring 
Membaca nyaring ialah suatu acara atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bahu-membahu dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.

Orang yang membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam materi bacaan. Dia juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan penafsiran atas lambang-lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta aksentuasi sesuai dengan ujaran pembicara yang hidup. Membaca nyaring yang baik menuntut biar si pembaca mempunyai kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, kerena beliau haruslah melihat pada materi bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar.

Membaca nyaring ialah sebuah pendekatan yang sanggup memuaskan serta memenuhi banyak sekali ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Oleh alasannya itu maka dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, sang guru harus memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap kalau pendengar belum memberi jawaban secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh si pembaca. Memang jawaban tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat apresiatif, mempunyai nilai apresiasi yang tinggi (Dawson [et al] 1963 : 215-216).

Membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit, kompleks, banyak seluk beluknya. Membaca nyaring itu pada hakekatnya merupakan suatu persoalan verbal atau oral matter. Oleh alasannya itu maka khusus dalam pengajaran bahasa asing, acara membaca nyaring lebih dekat ditunjukan pada ucapan (pronunciation) dari pada ke pemahaman (comprehension), (Broughton [et al] 1978 : 91).

Pentingnya membaca nyaring berdasarkan :
Craw dan Mountain (1995) menjelaskan bahwa membaca nyaring hendaknya mempunyai tujuan tertentu dan tidak memakai format round robin. Yang dimaksud dengan raund robin ialah setiap siswa secara random menerima giliran untuk membaca nyaring satu paragraf. Membaca nyaring dengan format round robin menjadikan siswa kurang menyimak apa yang dibaca temannya, padahal menyimak merupakan keterampilan yang harus diajarkan pada siswa.

Rubin (1993) menjelaskan bahwa kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan bahasa siswa memerlukan membaca nyaring. Program yang kaya dengan membaca nyaring dibutuhkan untuk semua siswa alasannya membantu siswa memeperoleh kemudahan menyimak, memerhatikan sesuatu secara lebih baik, memahami suatu cerita, mengingat secara terus-menerus pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata-kata gres muncul dalam konteks lain. Membaca nyaring suatu dongeng membantu siswa menambah kosakatanya, walaupun guru tidak menjelaskan makna kata yang terdapat dalam dongeng tersebut. Untuk belum dewasa kecil kegiatan ini merupakan sesuatu yang produktif dan bisa menjadi pengalaman interaktif yang paling anggun jika dilakukan dengan tepat.

Ellis, dkk.(1989) tujuan umum membaca ialah pemahaman, mengahasilkan siswa yang lancer membaca. Salah satu kegiatan yang bisa membantu untuk mencapai tujuan umum tersebut ialah sering membacakan dongeng dan mendiskusikannya dengan siswa.

Harris dan Sipay (1980) menyampaikan bahwa membaca bersuara mengontribusikan seluruh perkembangan anal dalam banayak cara, di antaranya sebagai berikut. 
  1. Membaca nyaringmemberikan guru suatu cara yang cepat dan valid untuk mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca yang utama, khususnya pemenggalan kata, frasa, dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran yang spesifik. 
  2. Membaca nyaring memperlihatkan latihan berkomunikasi verbal untuk pembaca dan bagi yang mendengar untuk meningkatkan keterampilan menyimaknya. 
  3. Membaca nyaring juga bisa melatih siswa untuk mendramatisirkan dongeng dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita. 
  4. Membaca nyaring menyediakan suatu media di mana guru dengan bimbingan yang bijaksana, bisa bekerja untuk meningkatkan kemampuan menyesuikan diri, terutama lagi dengan anak yang pemalu. 
Rothlein dan Meinbach (1993) mengemukakan bahwa membaca nyaring untuk belum dewasa merupakan kegiatan berharga yang bisa meningkatkan keterampilan menyimak, menulis, dan membantu perkembangan anak untuk menyayangi buku dan membaca dongeng sepanjang hidup mereka. Anak-anak cenderung menggandakan mengikuti jejak orang dewasa.

Cox (1999) membaca nyaring untuk belum dewasa yang dilakukan setiap hari merupakan sesuatu yang penting untuk mengajar mereka menyimak, berbicara atau menulis.

Gruber (1993) manfaat dan pentingnya membaca nyaring untuk belum dewasa tersebut menyerupai dijelaskan berikut ini. 
  • Memberikan tumpuan kepada siswa proses membaca secara positif. 
  • Mengekspos siswa untuk memperkaya kosakata. 
  • Memberi siswa informasi baru. 
  • Mengenalkan kepada siswa dari aliran sastra yang berbeda-beda. 
  • Memberi siswa kesempatan menyimak dan memakai daya imajinasinya. 
  • Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam Membaca Nyaring 
Dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan membaca nyaring merupakan suatu acara yang menuntut aneka ragam keterampilan. Di bawah ini dikemukakan sejumlah keterampilan yang sanggup dituntut dalam membaca nyaring pada setiap kelas sekolah dasar, keterampilan-keterampilan tersebut telah dilatih semenjak awal maka apabila para pelajar meningkat atau melanjutkan pelajaran ke sekolah lanjutan, mereka telah mempunyai modal yang sangat penting. Keterampilan-keterampilan pokok telah ditanam di sekolah dasar, pemupukan serta pengembangan dilakukan di sekolah lanjutan (pertama dan atas).
Daftar keterampilan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring, yaitu:
1. Kelas I
  • Mempergunakan ucapan yang tepat.
  •  Mempergunakan frase yang sempurna (bukan kata demi kata).
  • Mempergunakan intonasi bunyi yang masuk akal biar makna gampang terpahami.
  • Memiliki perawakan dan perilaku yang baik serta merawat buku dengan baik.
  • Menguasai gejala baca sederhana, seperti:
  1. Titik ( . )
  2. Koma ( , )
  3. Tanda tanya ( ? )
  4. Tanda seru ( ! )
2. Kelas II
  • Membaca dengan terang dan jelas.
  • Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
  • Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.
3. Kelas III
  • Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
  • Mengerti serta memahami materi bacaan.
4. Kelas IV
  • Memahami materi bacaan pada tingkat dasar.
  • Kecepatan mata & suara: 3 patah kata dalam satu detik.
5. Kelas V
  • Membaca dengan pemahaman dan perasaan.
  • Aneka kecepatan membaca nyaring tergantung pada materi bacaan.
  • Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada materi bacaan.
6. Kelas VI
  • Membaca nyaring dengan penuh perasaan atau ekspresi.
  • Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yang tepat.
(Barbe & abbott 1975 : 156-167;Dawson [et al] 1963 : 216). 
Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring 

Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali memberikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut sanggup berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian jelas, karakter yang manarik hati, sekelumit humor yang segar, atau sebait puisi.

Agar sanggup membaca nyaring dengan baik, maka sang pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tangkap) sehingga beliau mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang sama pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar. Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka sang pembaca biasanya mempergunakan banyak sekali cara, antara lain :
  1. Dia menyoroti ide-ide gres dengan mempergunakan aksentuasi yang jelas.
  2. Dia menjelaskan perubahan dari satu wangsit ke wangsit lainnya.
  3. Dia menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan penyususnan kata-kata yang sempurna dan baik.
  4. Menhubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya biar tinggi hingga final dan tujuan tercapai.
  5. Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Keterampilan-keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiah dalam membaca drama. Membaca drama menambahi sejumlah nilai pada membaca, antara lain:
  1. Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan belum dewasa sehari-hari.
  2. Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi.
  3. Menanamkan disiplin yang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya.
  4. Mempertinggi pemahaman, pengembangan kosa kata, membaca frase/paragraf, ekspresi/perasaan, serta keterampilan-keterampilan berbicara secara umum.
Anak-anak dari semua tahap membaca sanggup diikutsertakan dalam suatu permainan drama. Kualitas-kualitas pribadi yang belum ditemui kerapkali sanggup ditemui atau diketahui dalam membaca drama. Apabila seseorang anak masih merupakan “someone else”, masih gila bagi kita, tetapi pada dikala membaca sesuatu drama maka aspek-aspek yang gres dan yang sangat menyenangkan dari pribadinya akan terlihat jelas. Drama baik sekali untuk mengurangi rasa malu-malu pada belum dewasa serta untuk menemukan sifat-sifat atau kualitas-kualitas yang simpatik sekalipun dalam hal-hal yang agresif.

Membaca drama menuntut disiplin-disiplin yang tidak terdapat pada acara membaca lainnya. Kesiap-siagaan terhadap pencatatan waktu berbicara, menghadapi isyarat-isyarat, menempatkan sesuatu pada daerah yang masuk akal sesuai dengan teks, membaca kata-kata serta frase-frase dengan tepat, mengekspresikan sesuatu dengan baik, semua faktor tersebut serta faktor-faktor lainnya akan diketahui oleh sang anak sebagai hal-hal yang penting dalam keberhasilan pagelaran sesuatu drama. Peningkatan atau pemantapan ekspresi melalui penekanan, jeda, serta interpretasi suasana hati dan perasaan merupakan hasil atau pencerminan dari membaca drama (play reading), (Anderson 1972 : 98-99).

Keuntungan membaca nyaring untuk belum dewasa juga dikemukakan Rothein dan Meinbach (1993) yang berdasarkan padapenelitain yang dilakukan Graves (1983) dan Clay (1975). Hasil temuan dari kedua peneliti mengambarkan bahwa ada hubungan antara ynga sedang dibaca dengan penampilan menulis, yaitu membangkitkan imajinasi mereka, memperlihatkan gagasan terhadap proses menulis mereka.

Apa yang boleh dan dihentikan dilakukan dalam membaca nyaring, antara lain sebagai berikut. 
  • Mulailah membacakan dongeng pada awal pertama dikelas. Berbagai buku yang anggun memperlihatkan kesempatan yang menakjubkan bagi guru dan siswa untuk menyebarkan kesempatan yang hangat dan menyenangkan, membina ikatan yang akarab denga seluruh personel kelas. 
  • Sebelum membaca dongeng atau puisi, akrabilah lebih dahulu materi bacaan tersebut. 
  • Wacana yang panjang sebaiknya diperpendek. 
  • Selalulah mendiskusikan isi materi bacaan dengan siswa untuk membangkitkan minat siswa pada buku. 
Suruhlah siswa duduk dengan bahagia dalam setengah bulat di sekitar Anda dan singkirkan semua gangguan. Adakan “kontak mata” selama mebaca dongeng berlangsung. 
  • Duduklah dengan dingklik rendah dekat dengan siswa dan peganglah buku sedemikian rupa sehingga mereka bisa melihat ilustrasi. Ilustrasi merupakan hal penting dalam membaca buku untuk siswa. 
  • Jadikanlah kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikanlah emosi-emosi yang dibangkitkan oleh dongeng atau puisi dan bawalah sastra kedalam suasana yang hidup melelui gerakan, sound effect, dan perubahan nada suara. 
  • Apabila memungkinkan doronglah belum dewasa berpartisipasi dalam membaca. 
  • Secara periodik, berilah mereka pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman dan minat siswa. 
  • Jika mustahil menyelesikan seluruh potongan atau potongan pada suatu bacaan, cobalah berhenti pada potongan dongeng yang menegangkan. Biarkan anak berdiri di pinggir daerah duduknya, cemas alasannya rasa ingin tahu mereka lebih lanjut perihal apa yang terjadi berikutnya. 
  • Pada penyelesaian dongeng atau puisi berikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan apa yang telah mereka denga dan meneliti (menyelidiki) perasaannya sendiri. 
  • Setelah menyelesikan seluruh cerita, berikanlah waktu kepada siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka secara bebas. 
Hal-hal yang perlu diingat dalam membaca nyaring antara lain sebagai berikut. 
  • Seni menyimat merupakan sesuatu yang bermanfaat dan mesti diajarkan. 
  • Panjang dan pendek mata pelajaran yang dibacakan hendaknya bervariasi. 
  • Jika membacakan buku dongeng bergambar, guru harus yakin anak bisa melihat gambartersebut dengan jelas. 
  • Hentikan bacaan pada titik yang menegangkan. 
  • Sesudah membaca sediakan waktu untuk diskusi, mengeskpresikan secara lisan, goresan pena ataupun ekspresi artistik. 
  • Jangan belokkan diskusi menjadi bentuk ujian. 
  • Bacalah teks tersebut dengan penuh ekspresi dan bacalah pelan-pelan. 
  • Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut lebih dahulu. 
Hal-hal yang harus dihindari waktu membaca nyaring antara lain sebagai berikut. 
  • Jangan membacakan dongeng yang anada sendiri tidak menyukainya. 
  • Jangan teruskan membaca jika ternyata buku tersebut pilihan yang salah. 
  • Jangan gundah dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca, dan diskusikan denga siswa pendapat dan kesimpulan mereka. 
  • Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa selama perhatiannya pada bagaian tertentu dari buku. 
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 
Membaca nyaring ialah suatu aktifitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bahu-membahu dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Membaca nyaring ialah kegiatan membaca dengan bersuara dengan memperhatikan struktur kata (kata, kata majemuk, dan frasa) dan kalimat, lafal, intonasi dan jeda. Tekanan kata dalam bahasa Indonesia jatuh pada suku keduadari belakang. Pembaca nyaring harus sanggup pula mengelompokkan kata sesuai dengan kelompoknya biar terperinci maknanya bagi pendengar. Membaca nyaring merupakan aktifitas antara guru dan murid atau pembaca dengan pendengar untuk bahu-membahu memahami makna suatu bacaan. 
Saran 

Kami menyadari dalam pembuatan makalah banyak kekuranganya dari pada kelebihanya. Untuk itu, kami dari penyaji mengharapkan kritik dan saran biar pembuatan makalah yang akan tiba bisa lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, H.G. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Rahim, F. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel