Pengertian Pendekatan Msdm Dan Konsep Ketenagakerjaan
Thursday, December 23, 2021
Edit
A. Pengertian
Sumber daya insan merupakan salah satu faktor yang sangat penting diantara faktor-faktor yang lainnya menyerupai mesin, modal, teknologi, material, metode, informasi maupun pasar dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Oleh lantaran itu pengelolaan sumber daya insan harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh semoga setiap organisasi benar-benar berhasil dalam mencapai tujuannya.
Disamping sumber daya insan itu penting untuk mencapai tujuan organisasi, pengetahuan wacana administrasi sumber daya insan bahkan praktek-praktek mengenai pengelolaan sumber daya insan lebih penting lagi bagi setiap manusia. Karena dengan mempelajari MSDM maka setiap sumber daya insan sanggup dipersiapkan sebagai sumber daya yang benar-benar mempunyai kemampuan akademik dan mempunyai tingkat profesionalisme yang tinggi.
Di dalam praktek sehari-hari sering kali dijumpai istilah administrasi sumber daya insan dan administrasi personalia. Istilah administrasi sumber daya insan dan administrasi personalia merupakan administrasi umum yang lebih menfokuskan pada faktor manusia.
Manajemen personalia atau personil administrasi mulai menjadi perhatian para andal administrasi pada tahun 1940-an. Persoalan-persoalan yang dibicarakan dalam administrasi personalia meliputi masalah-masalah sumber daya insan yang berada dalam perusahaan-perusahaan terutama perusahaan-perusahaan modern yang lebih dikenal dengan sektor formal. Dengan demikian dalam personil administrasi mempelajari dan mengembangkan cara-cara bagaimana insan sanggup secara efektif diintegrasikan kedalam banyak sekali organisasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, menyerupai contohnya organisasi pendidikan, rumah sakit, forum keamanan, perusahaan-perusahaan bisnis dan sebagaimanya (Basir Barthos:1992:3).
Manajemen sumber daya insan (MSDM) gres mulai menjadi perhatian oleh para andal sekitar tahun 1960-an. MSDM meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan “Pembinaan, Penggunaan dan perlindungan” sumber daya insan “baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri”.
Dengan demikian dalam MSDM selain mempersoalkan sumber daya insan yang bekerja pada sektor modern atau yang bekerja di sektor publik juga mempesoalkan sumber daya insan yang bekerja di sektor informal.
B. Ruang Lingkup MSDM
Bila ditinjau dari ruang lingkupnya maka MSDM lebih bersifat makro, sedangkan administrasi personalia lebih bersifat mikro. Perbedaan antara MSDM dengan administrasi personalia terletak pada ruang lingkup dan tingkatannya. MSDM mempersoalkan hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan dan proteksi sumber daya insan yang bekerja pada sektor modern atau yang terikat hubungan kerja, menyerupai sumber daya insan yang bekerja di perusahaan-perusahaan, di sektor pemerintah dan sektor publik lainnya, serta mempersoalkan hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya insan yang bekerja sendiri atau yang tidak terikat hubungan kerja menyerupai sumber daya insan yang bekerja pada sektor informal. Dengan demikian MSDM tinjauannya lebih luas dari pada administrasi personalia.
Manajemen personalia mempersoalkan hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya insan yang bekerja di sektor formal, mulai dari analisis jabatan, rekruitmen sumber daya manusia, seleksi sumber daya manusia, penempatan, evaluasi prestasi kerja, promosi dan mutasi, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia, serta pelepasan kembali sumber daya insan (Pemutusan Hubungan Kerja /PHK) kepada masyarakat dalam keadaan yang sebaik-baiknya.
C. Permasalahan-permasalahan MSDM
Setelah selesainya Perang Dunia II maka mulailah timbul Negara-negara nasional yang gres dan segera melancarkan pembangunan untuk memperbaiki keadaan ekonominya yang porak poranda lantaran perang dunia, atau untuk mengejar ketinggalannya teutama dalam bidang ekonomi dengan Negara-negara lain.
Namun demikian dikala kegiatan pembagunan itu dilancarkan, negara-negara tersebut (biasa disebut sebagai negara dunia ketiga) hanya mempunyai modal pokok berupa sumber daya alam yang masih terpendam atau belum dikembangkan, dan sumber daya insan yang jumlahnya sangat besar. Untuk mengintegrasikan sumber daya alam dan sumber daya insan semoga bermanfaat bagi kehidupan ekonomi suatu Negara, dibutuhkan modal yang besar, teknologi yang maju, serta tenaga ahli, yang biasanya hanya dimiliki oleh negara-negara maju saja.
Sebenarnya sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap Negara secara absolute jumlahnya tetap, sekalipun ada sumber daya alam yang bisa habis tetapi masih bisa diganti menyerupai contohnya hutan yang gundul bisa ditanami kembali, atau kesuburan tanah yang sudah habis sanggup dipupuk kembali, serta sumber daya alam yang habis tetapi tetap tidak bisa diganti menyerupai minyak bumi, tambang besi, air, watu bara, dan sebagainya.
Sementara sumber daya insan sifatnya sanggup selalu berubah-ubah, berkembang baik mutu maupun jumlahnya. Dengan permasalahan tersebut maka MSDM harus bisa mencari keseimbangan antara jumlah dan mutu sumberdaya insan dengan sumber daya alam yang ada semoga bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia, serta untuk keperluan pembangunan.
Sementara itu dalam setiap Negara bila dilihat dari tingkat perkembangan secara ekonomis, sanggup digolongkan menjadi dua golongan. Pertama yaitu negara yang kekurangan sumber daya insan sebagai akhir dari pertumbuhan penduduknya sangat rendah sementara tingkat perkembangan ekonominya sangat cepat/tinggi. Semua negara-negara industri termasuk pada golongan ini. Kedua, negara-negara yang kelebihan sumber daya insan bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Hampir semua negara berkembang dan negara-negara agraris termasuk dalam golongan ini.
Dengan melihat adanya perbedaan aspek sumber daya insan tersebut maka akan berbeda pula dalam pengelolaan sumber daya manusianya. MSDM untuk negara maju sudah barang tentu akan berbeda dengan MSDM untuk negara-negara yang sedang berkembang dari masing-masing negara itu.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia pada umumnya yaitu jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhan penduduk sangat tinggi, sehingga sering kali menjadikan masalah menyerupai tingginya jumlah pengangguran dan setengah pengangguran terutama dipedesaan-pedesaan, kekurangan tempat tinggal, kekurangan sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, sanitasi, sandang, pangan dan sebagainya.
Disamping itu rendahnya kompetensi pencari kerja sekalipun rata-rata lulusan pencari kerja yaitu Sekolah Menengan Atas tetapi tanpa ketrampilan yang memadai sehingga tidak terserap dalam lapangan kerja. Sebagai pola contohnya dari 4 juta tenaga kerja yang bekerja diluar negeri pada tahun 2009, 70 % nya hanya bisa mengisi lowongan pembantu rumah tangga lantaran tidak mempunyai ketrampilan ( inaplas.jakarta@gmail.com).
Lebih lanjut dinyatakan oleh Basir Barthos (1990:90-91) bahwa permasalahan-permasalahan penting yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia yaitu pertama, tingkat pendidikan rendah dimana sebagian besar penduduk berusia prasekolah, usia sekolah, usia 25 tahun keatas dan penduduk yang tidak pernah sekolah. Dilihat dari segi pendidikan maka sumber daya insan yang belum bermutu itu tidak sanggup mengisi lowongan pekerjaan.
Kedua, struktur pendidikan tidak sesuai dengan undangan dalam bidang-bidang tertentu. Di satu pihak, dari segi struktur pendidikan terdapat “kekurangan tenaga andal dan terdidik” dibidang tertentu. Di lain pihak adanya penganggur yang terdidik. Mereka ini pada umumnya berusia 19-24 tahun. Hal ini disebabkan lantaran sekolah-sekolah kejuruan yang pribadi mendukung pembangunan sangan kurang, sementara sekolah-sekolah umum makin membengkak. Untuk mendirikan sekolah-sekolah kejuruan cukup mahal bila dibandingkan dengan sekolah umum.
Ketiga, adanya pergeseran pasar kerja di sektor pertanian ke sektor non pertanian (industri dan jasa) yang bukan lantaran derma dari penanaman modal tetapi lantaran “kejenuhan” sumber daya insan usia muda untuk bekerja disektor pertanian. Oleh lantaran itu terjadi persaingan ketat dalam pendidikan promosi diri dengan banyak sekali cara dan tenaga kerja mau mendapatkan persyaratan kerja apa saja meskipun sangat rendah dan memprihatinkan.
Keadaan ini sangat menghambat pelaksanaan pembangunan sehingga perlu adanya MSDM yang sempurna di tingkat nasional lantaran MSDM yang baik ditingkat nasional akan mempengaruhi MSDM ditingkat regional dan ditingkat perusahaan. Dengan adanya MSDM yang sempurna di tingkat nasional diharapkan akan tercipta kesempatan kerja penuh (full employment), yaitu terpenuhinya kesempatan kerja yang sesuai dengan jumlah dan mutu sumber daya insan yang dibutuhkan.
D. Pendekatan-pendekatan MSDM
Berbagai permasalahan sumber daya insan yang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang, maka perlu adanya pemecahan-pemecahan untuk mengatasi masalah tersebut. Berbagai pendekatan MSDM dilakukan terutama untuk mengatasi masalah jumlah penduduk yang sangat besar yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi beban negara dan pemerintah.
Terutama di Indonesia, untuk mengatasi jumlah penduduk yang sangat besar dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
Berusaha menekan atau mengurangi laju pertumbuhan penduduk. Di Indonesia laju pertumbuhan penduduk ditekan untuk mengurangi jumlah pertambahan penduduk dengan Program Keluarga Berencana (KB). Program KB diusahakan untuk menurunkan fertilitas dalam persentase tertentu. Program ini ternyata cukup berhasil, lantaran jika tidak dengan aktivitas ini maka pada tahun 2010 penduduk Indonesia bias mencapai lebih dari 250 juta jiwa.
Dengan membuatkan penduduk dari daerah-daerah yang sangat padat penduduk dan sempit lapangan pekerjaan ke daerah-daerah yang jarang penduduk dan kekurangan sumber daya insan dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Di Indonesia hal ini dilaksanakan dengan aktivitas transmigrasi.
Penyebaran penduduk dengan Program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), dan Program Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Pendidikan dan latihan bagi sumber daya insan untuk meningkatkan kemampuan. Pada aspek pendidikan dan latihan ini di Indonesia dilakukan oleh forum pendidikan formal dan non formal yang ditangani oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat umum.
Peningkatan pendapatan dan upah. Hal ini dilaksanakan dengan banyak sekali kebijakan dan aktivitas pemerintah. Misalnya dengan kebijakan penetapan upah minimum, kebijakan investasi, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan harga, dan sebagainya.
Dengan banyak sekali pendekatan MSDM diharapkan bisa mengurangi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh sumber daya manusia. Namun demikian hal tersebut tidak bisa dilaksanakan tanpa dibarengi adanya ekspansi kesempatan kerja dan pemberian derma dari pemerintah bagi sumber daya insan yang bersedia bekerja di luar kawasan atau di luar negeri.