Manfaat Media Massa Sesuai Fungsinya
Tuesday, January 4, 2022
Edit
Manfaat Media Massa Sesuai Fungsinya
Wawasan pengetahuan dan konsep-konsep pembelajaran dalam segala macam hal sanggup kita peroleh dari media massa. Seiring dengan banyaknya media yang bermunculan mulai dari radio, majalah, televisi, tabloid, tivi kabel,buku, spanduk, billboard, poster dll.
Semuanya memperlihatkan sebuah masukkan pengetahuan gres baik itu negative maupun positif. Namun tujuannya tetap sama yaitu sebagai media pembelajaran dan pendidikan yang cukup gampang untuk diakses.
Unsur-unsur penting dari media ialah :
- Orang
- Bahan/material
- Alat
- Teknik
- Lingkungan
Fungsi aneka macam media diluar sekolah bagi para pelajar tentunya sebagai materi pemanis pengetahuan yang tidak mereka sanggup di sekolah. Oleh alasannya itu guru harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai media yang cukup, meliputi hal-hal di bawah ini:
- Media merupakan alat komunikasi untuk mendapat proses berguru yang lebih efektif
- Fungsi media untuk lebih mencapai tujuan dengan tepat
- Seluk beluk proses pendidikan
- Hubungan antara metode pembelajaran dan pendidikan
- Nilai dan manfaat yang didapat dari pengajaran
- Pemilihan dan penggunaan media yang sesuai
- Inovasi dalam media pendidikan
Yang harus dilakukan supaya media sanggup bekerja sesuai dengan fungsinya dan mengarah pada tujuan sempurna yang telah ditetapkan, yaitu :
- Proses pemilihan dan penyaringan media yang baik bagi para murid sekolah. Jangan hingga mereka menyerap semua pesan dari media yang ada lantaran tidak semua pesan itu positif bagi mereka
- Proses pendekatan dan konsultasi supaya murid mau bertanya dan tidak aib untuk meminta klarifikasi pada gurunya
- Kerjasama yang baik antara murid dan guru untuk melaksanakan seleksi media terpercaya
- Pembahasan yang sempurna terhadap isi pesan dalam media tertentu supaya semua murid tidak salah mengerti apa bahwasanya inti dan makna dibalik pesan tersebut.
- Pengarahan pada orangtua di rumah mengenai pesan yang tertera di media supaya anak yang membacanya akan mengerti bahwa pesan itu sesuai untuknya atau tidak.
Semoga dengan adanya kerjasama dan sinkronisasi antara semua unsur media, akan terjalin sebuah kesepahaman dan pembelajaran yang mengarah pada tujuan baik.
A. Surat / Kabar dan majalah
Secara khusus fungsi dari masing-masing media massa mempunyai karakteristik yang kecenderungannya yang berbeda. Fungsi utama dari surat kabar ialah menyiarkan informasi. Masyarakat berlangganan atau membeli surat kabar / majalah lantaran memerukan informasi mengenai aneka macam peristiwa.
Fungsi lain media yaitu fungsi mempengaruhi, membimbing dan mengeritik serta perantara contohnya :
Menjadi perantara antara pengusaha dan pemerintah tempat atau pengusaha dengan masyarakat
Menyebarlukasna informasi dan komunikasi sehingga makin banyak dan semakin luas jumlah orang indonesia yang biasa mengenal peluang ekonomi serta memanfaatkannya
Berusaha mensugesti tercapainya keserasian kepentingan anttara kepentingan individu pengusaha, pemerintah dan kepentingan umum
Kontrol sosial, insiden busung lapar (gizi buruk) yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Surat / kabar
Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasive), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar ialah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap insiden yang terjadi di sekitarnya. Fungsi hiburan sanggup ditemukan pada rubric artikel ringan, feature, komik atau kartun seta kisah bersambung. Fungsi mendidik dan mensugesti akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubric opini. Fungsi pers bertambah, yiatu sebgai alat kontrol sosial yang konstruktif.
Untuk sanggup memanfaatkan media massa secara maksimal dan tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas dan terdokumentasikan.
Majalah
Menurut Dominick, penjabaran majalah dibagi kedalam lima kategori utama, yakni:
- General consumer magazine (majalah konsumen umum)
- Business publication (majalah bisnis)
- Literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah)
- Newsletter (majalah khusus terbita berkala)
- Public Relations Magazines (Majalah Humas).
Tipe majalah ditentukan oleh target khalayak yang dituju, artinya redaksi sudah memilih siapa yang akan menjadi pembacanya. Kategori majalah pada masa Orde baru; majalah berita, keluarga, wanita, pria, cukup umur wanita, cukup umur pria, anak-anak, ilmiah popular, umum, hukum, pertanian, humor, olahraga, daerah.
Fungsi majalah mengacu pada target khalayak yang spesifik.
Majalah media yang paling simple organisasinya, relative lebih gampang mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah tetap dibedakan dengan surat kabar lantaran majalah mempunyai karakteristik tersendiri : Penyajian lebih dalam, Nilai aktualitas Lebih lama, Gambar/Foto lebih banyak, Cover/sampul sebagai daya tarik.
B. Film, radio dan TV
Fungsi utama dari film, radio dan TV ialah menghibur. Masyarakat melihat film, membeli TV, dan radio ialah untuk mencari hiburan. Dengan demikian keempat media massa itu saling mengisi dan melengkapi, alasannya masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Hampir semua jadwal agenda televisi nasional memasukkan unsur training budbahasa mulia dan kebijaksanaan pekerti yang luhur meskipun porsinya tidak terlalu banyak. Adanya obrolan interaksi masyarakat sanggup memberikan masukan, kritik dan saran antara pemerintah dan warga negara memerlukan komunikasi dan media yang sanggup menghubungkan keduanya. Apalagi dikala ini perkembangan pers di Indonesia sudah maju dengan pesat. Dengan adanya isu melalui koran, tabloid, majalah, radio, televisi, dan internet, masyarakat sanggup dengan cepat mengetahui suatu kebijakan pemerintah. Penyajian isu atau insiden melalui pers sanggup diketahui masyarakat dengan cepat, akurat, dan efektif.
Film
Gambar bergerak ialah bentuk lebih banyak didominasi dari komunikasi massa. Film lebih dulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton televisi menjadi acara terkenal bagi orang Amerika pada tahun 1920-an hingga 1950-an. Film ialah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika.
Khalayak menonton film terutama untuk hiburan. Akan tetapi dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film nasional sanggup dipakai sebagai media edukasi untuk training generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi sanggup tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.
Faktor-faktor yang sanggup memperlihatkan karakteristik film ialah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis
Bagi seorang komunikator ialah penting untuk mengetahui jenis-jenis film supaya sanggup memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film sanggup dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun
Radio
Radio ialah media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah mengikuti keadaan dengan perubahan dunia, dengan membuatkan korelasi saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya.
Keunggulan radio ialah berada dimana saja, di tempat itdur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalan, di pantai dan aneka macam tempat lainnya.
Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate. Surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifith estate. Karena radio siaran juga sanggup melaksanakan fungsi kontrol sosial menyerupai surat kabar, disamping empat fungsi lain yakni memberi informasi, menghibur, mendidik dan melaksanakan persuasi. Faktor-faktor yang mensugesti kekuatan radio siaran ialah daya langsung, daya tembus dan daya tarik.
Pada Radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut radio siaran style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang meliputi : Imanjinatif, Auditori, Akrab, Gaya Percakapan.
Televisi(TV)
Dari semua media massa, televisilah yang paling besar lengan berkuasa pada kehidupan manusia. Televisi dijejali hiburan, isu dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari.
Televisi mengalami perkembangan secara dramatis terutama melalui pertumbuhan televise kabel. Sistem penyampaian jadwal lebih berkembang lagi, sekarang sedikitnya terdapat lima metode penyampaian jadwal televise yang telah dikembangkan : Over the air reception of network and local station program, Cable, Digital Cable, Wireless Cable, Direct Broadcast satellite (DBS).
Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan berlangsungnya pembukaan pesta olah raga Asean Games di Senayan. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan cita-cita rakyat Indonesia yang tersebar di aneka macam wilayah, pada tanggal 16 Agustus 1976 diresmikan penggunaan satelit Palapa A2, selanjutnya Palapa B, Palapa B-2, Palapa B2R dan Palapa B-4 yang diluncurkan tahun 1992. Televisi siaran dan radio siaran, serta media lainnya berperan saling mengisi. Televise siaran menggeser radio siaran mungkin dalam hal porsi iklan.
Memberikan informasi, menghibur dan memujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih lebih banyak didominasi pada media televisi. Tujuan utama khalayak menonton televisi ialah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indera yang mendapat stimulus, yaitu : Audiovisual, Berpikir dalam Gambar, Pengoperasian lebih Kompleks
Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain supaya pesan tersebut sanggup diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu ialah pemirsa, waktu, durasi dan metode penyajian.
Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi mempunyai andil yang cukup besar. Segala kritik tentunya sanggup dimuat dan dibaca oleh semua orang tanpa kecuali. Kebebasan bersuara dan mengeluarkan pendapat yang telah diatur undang-undang tentunya akan menjadi suatu koreksi dalam kepemimpinan demokrasi. Tentu saja peranan pers dalam masyarakat demokrasi menyerupai inilah yang akan menjadi satu tombak raksasa yang sanggup menghantam siapa saja atau sebaliknya.
Media Ekspresi
Bila kita runtutkan bahwa pers mempunyai undang-undang pers. Mayarakat juga mempunyai undang-undang. Undang-undang yang ada dalam negara demokrasi akan mengembalikan fungsi pers dan masyarakat kepada sistem demokrasi yang dianut oleh negara. Tak berhenti hingga di situ, pers sebagai media ekspresi kekesalan hingga kepuasan sistem demokrasi yang tengah berjalan di negara sudah menjadi masuk akal dalam masyarakat demokrasi.
Penyambung Suara
Sebagai penyambung suara, pers memegang senjata ampuh untuk mengunggulkan atau sebaliknya menjatuhkan seseorang. Seperti yang digembar-gemborkan dalam sistem demokrasi itu sendiri bahwa pemerintah yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, akan menjadi semakin baik ke depannya.
Jika masyarakat yang semakin hari semakin bakir membaca situasi politik, tentu saja demokrasi akan luwes berjalan. Misalnya, seseorang yang ingin memberikan pendapat kepada pemerintah, cukup menulis saja di media pers untuk selanjutnya sanggup diterjemahkan sebagai isu yang berkembang di masyarakat demokrasi. Tentu saja, pemerintah tak akan tinggal membisu jikalau ada suatu gejolak di masyarakat.
Pengawalan Masyarakat Demokrasi
Pengawasan dari aneka macam sektor tentu saja akan otomatis ada. Masyarakat demokrasilah yang melaksanakan fungsi pengawasan. Dibantu oleh pers yang ada, sangat memungkinkan jikalau sistem demokrasi akan menjadi utuh.
Pengawalan pers kepada hak bersuara masyarakat demokrasi menjadi suatu yang sanggup membuat demokrasi hidup. Bukan hanya pemerintah saja yang sanggup bersuara, namun pemerintahan yang berasal dari rakyat, tentu rakyatlah yang lebih bersuara atas penyelenggaraan negara.
Penyambung Lidah Pemerintah
Bukan hanya masyarakat saja yang sanggup bersuara, namun pemerintah dengan aneka macam kebijakan dan rencana kebijakan membutuhkan pers sebagai media. Tak hanya sekadar goresan pena dan pemberitaan, namun penciptaan suasana sangat dibutuhkan. Opini-opini mulai digelar oleh pers untuk membuat perbincangan seputar rencana kebijakan pemerintah misalnya.
Jadi, dalam negara demokrasi, bukan hanya bunyi rakyat saja, namun pemerintah juga akan sangat membutuhkan pers. Bukan hanya sebagai media bacaan dan tontonan, namun lebih mengarah kepada fungsi masing-masing.
Fakta dan Opini Berbeda
Walaupun pers mempunyai peraturan sebebas mungkin mengatur dan memuat berita, namun bukti otentik perlu dijaga. Setiap tuduhan tanpa adanya bukti sanggup mengakibatkan masyarakat tak sanggup percaya lagi kepada media pers.
Pemojokan terhadap seseorang pemimpin misalnya. Jika tanpa dilandasi oleh suatu bukti yang kuat akan sanggup mengakibatkan suatu kekacauan sistem pemerintahan. Tak hanya pemimpin saja yang terkena efek atas tuduhan yang diberikan. Ketidakpercayaan masyarakat demokrasi kepada pemimpin akhir dari ulah pers yang menuduh seenaknya tanpa bukti akan mengakibatkan sistem pemerintahan kacau.