Sistem Pencernaan
Thursday, January 20, 2022
Edit
SISTEM PENCERNAAN
1. PENDAHULUAN
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh insan memperoleh tenaga dan energi dari makanan. Fungsi masakan antara lain menyediakan materi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh serta memperbaiki jaringan yang rusak. Yang dibutuhkan tubuh bersama-sama zat masakan atau sari masakan yang terkandung didalam materi masakan yang kita konsumsi mengandung zat masakan yang siap digunakan oleh tubuh. Untuk sanggup digunakan pastinya materi masakan haruslah dicerna terlebih dahulu, untuk itu dibutuhkan alat – alat pencernaan.
Proses pencernaan ini dibagi menjadi dua cara yaitu yang pertama secara mekanik (dengan santunan otot - otot) dan secara kimiawi (dengan santunan saliva, enzim maupun getah). Dan hasilnya yaitu zat – zat masakan yang sanggup digunakan oleh tubuh untuk melaksanakan acara hidupnya. Organ – organ pencernaan terdiri atas : lisan (gigi pengecap dan saliva), esophagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar.
2. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
- Bacalah dengan cermat semua buku – buku yang mendukung
- Carilah yang sekiranya sulit dimengerti dan tanyakan
- Carilah semua yang bermanfaat dari sumber – sumber yang mendukung modul ini
3. STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan struktur dan fungsi organ insan dan binatang tertentu , kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
4. KEMAMPUAN PRASYARAT
Proses pencernaan ini mempunyai fungsi untuk proses pemecahan materi masakan menjadi molekul yang berkhasiat bagi tubuh kita. Lalu hasil pemecahan itu diserap oleh alat pencernaan untuk diedarkan oleh darah dan diangkut keseluruh tubuh kita untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Dan sisa dari system pencernaan ini dikeluarkan oleh tubuh berupa feses dan air (H2O). Maka dari itu kita haruslah mengetahui mana masakan yang baik untuk tubuh kita. Yaitu masakan yang bergizi.
5. PRETEST
- Jelaskan fungsi system pencernaan?
- Apa saja organ pencernaan pada insan ? sebutkan !
- Bagaimana prosedur pemecahan masakan pada usus halus?
- jelaskan prosedur jalannya proses pencernaan dari lisan hingga anus ?
6. INDIKATOR
Menganalisis variasi dan komposisi masakan serta menyusun hidangan seimbang.
Memahami jenis dan kandungan masakan yang bergizi.
Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses dalam system pencernaan masakan pada insan dan binatang ruminasia.
Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses system pencernaan masakan pada insan dan binatang ruminasia.
Mengidentifikasikan gangguan / kelainan yang terjadi pada system pencernaan makanan.
7. URAIAN MATERI
1) Mulut
Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang mengandung enzim Amilase (Ptyalin).
2) Lambung
Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, Sekretin yaitu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya. Renin yaitu enzim yang bisa menggumpalkan Kasein (sejenis protein) dalam susu.
Fungsi HCI Lambung :
- Merangsang keluamya sekretin
- Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
- Desinfektan
- Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
3) Usus
Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang mengandung Steapsin (Lipase), Amilase dan Tripsinogen.
Enterokinase yaitu suatu aktivator enzim. Dalam usus halus masakan diabsorbsi. Usus memperluas bidang perembesan dengan melaksanakan jonjot usus (Villi).
Dalam usus besar (Kolon), air direabsorbsi serta sissa masakan dibusukkan menjadi feses selanjutnya dibuang melalui anus (Proses Defekasi).
Sistem Pencernaan Makanan Hewan Memamah Biak
Struktur khusus sistem pencernaan binatang ruminansia :
- Gigi seri (Insisivus) mempunyai bentuk untuk menjepit masakan berupa tetumbuhan seperli rumput
- Geraham belakang (Molare) mempunyai bentuk datar dan lobar.
- Rahang sanggup bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
- Struktur lambung mempunyai empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum.
Pola sistem pencernaan pada binatang umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadangkadang berbeda antara binatang yang satu dengan binatang yang lain.
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri serpihan atas dan gigi taring, tetapi mempunyai gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan insan sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah masakan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih bisa berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan masakan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan masakan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada ketika otot sfinkter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi masakan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh basil dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, masakan akan diteruskan ke retikulum dan di kawasan ini masakan akan dibuat menjadi gumpalan-gumpalan yang masih berangasan (disebut bolus). Bolus akan Jimuntahkan kembali ke lisan untuk dimamah kedua kali. Dari lisan masakan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang bersama-sama dan di kawasan ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, basil tidak tahan hidup di abomasum lantaran pH yang sangat rendah, karenanya basil ini akan mati, namun sanggup dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi binatang pemamah biak. Dengan demikian, binatang ini tidak memerlukan asam amino esensial ibarat pada manusia.
Hewan ibarat kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung ibarat pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh basil terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih berangasan lantaran proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh basil dan protozoa tertentu.
Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan lantaran masakan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume masakan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Enzim selulase yang dihasilkan oleh basil ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga sanggup menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang sanggup digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Tidak tertutup kemungkinan basil yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) binatang yang mengandung materi organik akan diuraikan dan sanggup melepaskan gas CH4 (gas bio).
Gangguan Dan Kelainan Sistem Pencernaan
Gangguan Sistem Pencernaan
- Apendikitis yaitu Radang usus buntu.
- Diare yaitu Feses yang sangat cair jawaban peristaltik yang terlalu cepat.
- Kontipasi (Sembelit) yaitu Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
- Maldigesti yaitu Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
- Parotitis yaitu Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga GondonG
- TukakLambung/Maag yaitu "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan abses Helicobacter pylori
- Xerostomia yaitu Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan masakan sanggup disebabkan oleh pola makan yang salah, abses bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini yaitu diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, hingga pada abses usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan ibarat ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), masakan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu usang mengakibatkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan lantaran kurang mengkonsumsi masakan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini yaitu terjadinya tukak lambung. Tukak lambung mengakibatkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh abses basil jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain yaitu salah cerna jawaban makan masakan yang merangsang lambung, ibarat alkohol dan cabai yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan sanggup mengakibatkan terjadinya goresan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong jawaban makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung yaitu gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
Zat Makanan
Zat-zat masakan yang dibutuhkan tubuh adalah
- karbohidrat
- lemak
- protein
- vitamin
- mineral
- air
Makanan sehat harus terdiri dari zat-zat nutrien (zat gizi) antara lain :
1. Protein
Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang cerdik balig cukup akal yaitu 1 gram/kg.BB/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea Þ inilah yang disebut Nitrogen Balans.
Asam Amino Essensial yaitu asam amino yang tidak sanggup dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb.
Protein tidak menghasilkan energi
2. Lemak (Lipid)
Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak" (pelindung jaringan tubuh) dan penghasil energi yang besar (9 kal/g). Kebutuhan lemak untuk orang cerdik balig cukup akal yaitu 0,5 - 1 gram/kg.BB/hari.
3. Karbohidrat
Sebagai penghasil energi (4 kal/g). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak.
4. Garam-Garam Mineral
- Kalsium (Ca)
Untuk membentuk matriks tulang, membantu proses penggumpalan darah dan mempengaruhi penerimaan rangsang oleh saraf. Kebutuhannya yaitu 0,8 g/hari.
- Fosfor (P)
Untuk membentuk matriks tulang, dibutuhkan dalam pembelahan sel, pada pengurutan otot, metabolisme zat. Kebutuhannya yaitu 1 mg/hari.
- Besi (Fe)
Merupakan komponen penting sitokrom (enzim pernafasan), komponen penyusun Hemoglobin. Kebutuhannya yaitu 15 - 30 mg/hari.
- Fluor (F)
Untuk menguatkan geligi.
- lodium (I)
Komponen penting dalam hormon pertumbuhan (Tiroksin), kekurangan unsur tersebut sanggup terjadi sebelum atau setelah pertumbuhan berhenti
- Natrium & Klor (NaCl)
Untuk pembentukan asam klorida (HCl). Kebutuhannya yaitu 1 g/hari.
5. Vitamin
Diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi. Kekurangan vitamin sanggup mengakibatkan Penyakit Defisiensi.
URAIAN BEBERAPA ZAT TAMBAHAN
Zat warna: tujuan penambahan ialah menciptakan masakan lebih menarik.
Ada 2 macam zat warna:
a. Zat Warna Nabati,
yaitu yang berasal dari alam/tumbuh-tumbuhan. ibarat warna hijau dari daun suji (daun pandan) dan warna kuning atau jingga dari kunir (kurkuma).
b. Zat Warna Sintetik,
yang umumnya dibuat dari ter batubara
Zat warna ini dilarang digunakan untuk makanan, lantaran beracun. Penelitian mengatakan bahwa beberapa zat warna itu sanggup menimbulkan penyakit
B. Zat Penyedap (penguat rasa) : Tujuan penambahan ialah semoga masakan lebih sedap rasa dan baunya
C. Zat Pengawet
Penggunaan gula dan garam sebagai pengawet sudah diketahui orang banyak.
Untuk masakan dalam kaleng umumnya digunakan zat pengawet lain, contohnya natrium benzoat. nipagin, sendawa dan asam sitrat. Ada kalanya digunakan juga antibiotik.Minyak dan lemak jika tidak disimpan baik, usang kelamaan menjadi tengik. Peristiwa ini terjadi lantaran asam lemakyang tidak jenuh dalam materi ini teroksidasi.Udara, cahaya dan kerja basil yaitu penyebabnya. Untuk mencegah proses ini pada minyak atau lemak ditambahkan zat pengawet yang tergolong "antioksidan"
Contohnya
- butil hidroksi anisol (BHA)
- butil hidroksi toluena (BHT)
Biasanya antioksidan digunakan bersama dengan asam sitrat atau asam askorbat (vitamin C) yang fungsinya untuk memperkuat kerja antioksidan itu.Zat tambahan golongan lainnya yang secara tidak sengaja bercampur dengan masakan ialah bahan-bahan kimia yang digunakan dalam bidang pertanian dan peternakan, contohnya senyawa organoklor.Karena itu kita harus mencuci higienis lebih dahulu sayuran dan buah-buahan yang akan kita makan untuk mencegah keracunan oleh materi kimia itu. Hormon-hormon yang kini sering diberikan kepada binatang potong untuk mempercepat pertumbuhannya sanggup juga merupakan zat pada masakan yang tidak kita kehendaki.
D.` Zat Pemanis
Gula Pasir dan gula jawa yaitu embel-embel alami yang sering digunakan sehari-hari. Pemanis sintetis sering digunakan dalam industri minuman ibarat limun, sirup dan lain-lain. Penggunaan embel-embel sintetis ini harus dibatasi lantaran kelebihan embel-embel sintetis dalam minuman atau masakan akan mengakibatkan penyakit.
Pemanis sintetis yang kondusif penggunaannya yaitu gula stevita yaitu gula yang berasal dari daun Stevita rebaudina.
Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, niscaya telah memakai zat aditif masakan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif masakan di definisikan sebagai materi yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan masakan untuk meningkatkan mutu. Disini zat aditif masakan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat,pengental,danantigumpal.
Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak masalah penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet semoga produk olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang sanggup dikonsumsi dan manayangberbahaya.
Secara umum, zat aditif masakan sanggup dibagi menjadi dua yaitu :
- aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, ibarat untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.
- aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam masakan dalam jumlah sangat kecil sebagai jawaban dari proses pengolahan.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif sanggup berasal dari sumber alamiah ibarat lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, sanggup juga disintesis dari materi kimia yang mempunyai sifat serupa dengan materi alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya ibarat karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya materi sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang kala bersifat karsinogen yang sanggup merangsang terjadinya kanker pada binatang dan manusia.
Beberapa Contoh Zat Aditif
Zat aditif masakan telah dimanfaatkan dalam banyak sekali proses pengolahan makanan, berikut yaitu beberapa pola zat aditif
Contoh penggunaan rumus IMT : Misal, A mempunyai berat tubuh 60 kg dengan tinggi tubuh 1,69 m, maka IMTnya yaitu 60 / (1,69x1,69) = 21,01. Dengan nilai IMT 21,01, berat tubuh A termasuk dalam kategori normal.
8. KEGIATAN BELAJAR
- Menjelaskan mengenai pengertian system pencernaan
- Menjelaskan alat – alat pencernaan insan yaitu mulut, usus, lambung, kolon, pancreas, rectum dan anus
- Menjelaskan prosedur makan dalam tubuh
- Menjelaskan status gizi memakai rumus IMT
- Menjelaskan zat – zat makanan
9. RANGKUMAN
- Mulut
- Lambun
- Usus
Sistem Pencernaan Makanan Hewan Memamah Biak
Struktur khusus sistem pencernaan binatang ruminansia :
- Gigi seri (Insisivus) mempunyai bentuk untuk menjepit masakan berupa tetumbuhan seperli rumpu
- Geraham belakang (Molare) mempunyai bentuk datar dan lobar
- Rahang sanggup bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
- 4Struktur lambung mempunyai empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum.
Pola sistem pencernaan pada binatang umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadangkadang berbeda antara binatang yang satu dengan binatang yang lain.