Pengertian Active Learning
Thursday, April 14, 2022
Edit
Konsep Dasar Active Learning
1. Pengertian Active Learning
Kata active diadopsi dari bahasa Inggris yang artinya “aktif, gesit, giat, bersemangat”, sedangkan learning berasal dari kata learn yang artinya “mempelajari”.6 Dari kedua kata tersebut yaitu active dan learning sanggup diartikan mempelajari sesuatu dengan aktif atau bersemangat dalam hal belajar. Active learning yaitu sebuah pembelajaran yang berusaha untuk berguru siswa menjadi aktif, banyak mengerjakan tugas, memaksimalkan otak, mempelajari gagasan, memecahkan aneka macam kasus dan menerapkan apa yang dipelajari. Siswa gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah.7 Konsep active learning atau cara berguru aktif sanggup diartikan sebagai hukum pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana berguru memperoleh dan memproses belajarnya perihal pengetahuan keterampilan, perilaku dan nilai. 8
Keterlibatan penerima didik secara aktif dalam proses pengajaran yang diperlukan yaitu keterlibatan secara mental (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal diikuti dengan sebuah keaktifan fisik. Sehingga penerima didik benar-benar berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam proses pengajaran, dengan menempatkan kedudukan penerima didik sebagai subyek dan sebagai pihak yang penting dan menerapkan inti dalam kegiatan berguru mengajar.9
Active learning merupakan sebuah seni administrasi yang dirancang untuk menciptakan penerima didik berguru secara aktif, pada pada dasarnya dalam seni administrasi ini pembelajaran lebih ditekankan pada pengalaman berguru yang melibatkan seluruh indera. Belajar aktif merupakan variasi gaya mengajar untuk mengatasi kelesuan otak dan kebosanan siswa. Selain itu proses berguru mengajar juga merupakan proses bersosialisasi, dan berguru aktif yaitu satu sisi sosial belajar.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Active Learning
Adapun beberapa ciri-ciri yang harus tampak dalam proses berguru aktif (active learning), yaitu:
- Situasi kelas menantang siswa melaksanakan kegiatan berguru secara bebas tetapi terkendali.
- Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memperlihatkan rangsangan berpikir kepada siswa dalam memecahkan masalah.
- Guru meyediakan dan mengusahakan sumber berguru bagi siswa.
- Kegiatan berguru siswa bervariasi.
- Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan kekerabatan manusiawi.
- Adanya keberanian siswa untuk mengajukan pendapat melalui pertanyaan dan pernyataan.10
3. Prinsip Penggunaan Active Learning
Dalam pembelajaran (active learning) terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran prinsip-prinsip tersebut dibagi dalam empat dimensi yaitu ;
1. Prinsip yang terlihat pada penerima didik
- Keberanian untuk mewujudkan niat, harapan serta dorongan yang terdapat pada anak dalam proses berguru mengajar.
- Keinginan dan keberanian untuk mencari kesempatan guna berpartisipasi dalam persiapan proses berguru mengajar.
- Dorongan ingin tahu yang besar pada penerima didik untuk mengetahui dan mengajarkan sesuatu yang gres dalam proses berguru mengajar.be
2. Prinsip yang terlihat pada guru
- Adanya perjuangan mendorong, membina gairah berguru dan partisipasi siswa secara aktif.
- Kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai innovator dan motivator yang senantiasa menemukan hal-hal yang gres dalam proses berguru mengajar.
- Pemberian kesempatan kepada penerima didik untuk berguru berdasarkan cara dan keadaan masing-masing
Guru yang mempunyai keyakinan bahwa berguru itu merupakan proses aktif, mengetahui bahwa insan berguru melalui proses berguru sambil membuatkan daya pikir semaksimal mungkin, guru meminta supaya siswa membaca, menyukai dan mendengarkan, mengikut sertakan siswa dalam aneka macam kegiatan, diskusi, menyuruh mereka mengeluarkan pendapat, menyusun karangan, menciptakan laporan atau mengungkapkan penafsirannya mengenai sesuatu masalah. Semua ini merupakan upaya guru untuk mengaktifkan murid supaya mereka memperoleh pengalaman berguru dan bab dari tanggung jawab guru pula.11
3. Prinsip yang terlihat pada dimensi aktivitas pengajaran
- Tujuan pengajaran, konsep maupun pengajaran sesuai dengan kebutuhan, minat serta kemampuan penerima didik.
- Program cukup jelas, sanggup dimengerti siswa dan menantang siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar.
4. Prinsip yang terlihat pada situasi berguru mengajar
- Adanya komunikasi antara guru dengan murid, murid dengan murid yang intim, hangat dan produktif.
- Adanya keyakinan dan kegembiraan berguru dikalangan penerima didik.
5. Dari segi sarana belajar
- Ada sumber-sumber berguru bagi penerima didik.
- Fleksibel waktu untuk kegiatan belajar.
- Dukungan dari aneka macam jenis media pengajaran.
- Kegiatan berguru penerima didik tidak terbatas dalam kelas (ruang kelas) tetapi juga di luar kelas.
Kegiatan pengajaran dalam konteks active learning/cara berguru aktif selalu melibatkan penerima didik secara aktif untuk membuatkan kemampuan dan penalarannya.
Konsep Dasar Rotation Trio Exchange
1. Pengertian Rotation Trio Exchange
Metode Rotation Trio Exchange ini termasuk salah satu seni administrasi motode pembelajaran eksklusif yang sanggup diterapkan pada semua mata pelajaran. Metode ini merupakan cara siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang. Penerapan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada bahan pelajaran (kompetensi dasar) yang akan diajarkan di kelas.12
Metode Rotation Trio Exchange ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan sebagian (dan biasanya tidak semua) teman kelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan gampang diarahkan kepada bahan yang akan diajarkan di kelas.13 Metode Rotation Trio Exchange dalam hal ini dibuat tiga orang, yang diberi nomer 0, 1, dan 2. Mereka diberi pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah final permasalahannya, anggota kelompok dirotasi. Nomer 0 tetap ditempat sedangkan nomer 1 pindah searah jarum jam dan nomer 2 kearah sebaliknya, sehingga akan terbentuk trio yang gres atau bercampur dengan anggota kelompok lain. Kemudian diberi permasalahan gres lagi dengan duduk masalah yang lebih sulit. 14
2. Tahap-Tahap Pembelajaran
Rotation Trio Exchange Pelaksanaan merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang sanggup dilakukan sebagai berikut:
- Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sanggup membantu siswa untuk mulai mendiskusikan bahan pelajaran.
- Guru memakai pertanyaan yang tidak mempunyai balasan benarsalah.
- Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari tiga orang (trio). Mengatur kelompok trio tersebut didalam kelas supaya guru sanggup melihat dengan terang trio yang di sisi kanan dan sisi kirinya. Guru membentuk gugusan kelompok-kelompok trio secara keseluruhan bisa membentuk melingkar atau persegi.
- Guru memperlihatkan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk masing-masing trio) untuk segera dibahas.
- Guru menentukan pertanyaan yang paling ringan (tingkat kesulitannya tergolong mudah) untuk memulai pertukaran pendapat kelompokkelompok trio. Tiap-tiap siswa didalam kelompok harus menerima giliran menjawab pertanyaan.
- Setelah siswa berdiskusi (dalam waktu yang cukup), guru meminta masing-masing siswa kelompok untuk memperlihatkan nomer 0,1, atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.
- Guru meminta siswa yang bernomer 1 untuk pindah ke kelompok trio 1 searah jarum jam. Siswa yang bernomer 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua tidak searah jarum jam. Siswa yang bernomer 0 (nol) untuk tetap ditempat duduknya alasannya yaitu ia yaitu anggota tetap dari kelompok trio mereka. (pertukaran kelompok trio terjadi pada dikala guru akan memperlihatkan pertanyaan yang gres dengan menaikkan tingkat kesulitan soal), dan seterusnya.
- Guru meminta kepada para siswa untuk mengangkat tangan tinggitinggi, sehingga siswa yang telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya yaitu komposisi kelompok trio yang sepenuhnya baru. Mulailah pertukaran pendapat gres dengan pertanyaan baru.
Guru bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang dimiliki dan waktu untuk berdiskusi harus tersedia dengan cukup. Guru hendaknya selalu memakai langkah-langkah atau mekanisme rotasi yang sama.
SUMBER ARTIKEL / CATATAN KAKI ;
- 6 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1997), h. 56 7 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 1
- 8 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h.115. 9 Ahmad Rohani, HM, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Asdimahasatya, 2004), h. 61-62
- 10 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 40
- 11 Zakiyah Daradjat dkk, Metodologi Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 60
- 12 Yellis M. Cholifah, Implementasi Metode Rotating Trio Exchange (Pertukaran Trio Memutar) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Study PAI Di Sekolah Menengan Atas Assa’adah Bungah Gresik, Skripsi, (Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2010), h. 20 13 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 103
- 14 Buchari, Alma, Guru professional,(Bandung: Alfa Beta, 2008), h. 85