Pengertian Kemudahan Kerja
Saturday, April 16, 2022
Edit
1. Pengertian Fasilitas Kerja
Perusahaan hendaknya menyediakan fasilitas-fasilitas yang menyenangkan bagi karyawan. Misalnya kemudahan daerah ibadah, jaminan pengobatan, jaminan hari renta dan lain sebagainya. Apabila perusahaan sanggup menyediakan fasilitas-fasilitas tersebut, maka perusahaan bisa menambah semangat dan kesenangan karyawan, sehingga semangat dan kegairahan kerjanya sanggup pula ditingkatkan.13 Fasilitas sendiri sanggup diartikan kemudahan dan sanggup pula berarti alat atau bentuk fisik (sarana dan prasarana).14
Yang dimaksud dengan kemudahan kerja yaitu segala sesuatu yang terdapat dalam perusahaan yang ditempati dan dinikmati oleh karyawan, baik dalam hubungan pribadi dengan pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan.15 Islam memandang bahwa kemudahan kerja merupakan pemenuhan hak-hak dan kebutuhan yang diberikan pemimpin untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerjanya. Dengan adanya fasilitas, memungkinkan untuk meningkatkan kinerja karyawan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh administrasi dengan segala potensi secara efektif dan efisien. Hal tersebut merupakan bentuk penghargaan dan penempatan posisi insan dalam kemuliaan yang melebihi makhluk yang lainnya.6
2. Macam-macam Fasilitas Kerja
Ada beberapa macam kemudahan kerja dalam Islam, dan yang dimaksud dengan kemudahan kerja tersebut yaitu sebagai berikut:
- Mendapatkan pengembangan kompetensi dan pembinaan (Training and Development) Pelatihan (Training) dalam segala bidang merupakan bentuk ilmu untuk meningkatkan kinerja, dimana Islam mendorong umatnya untuk bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan. Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan oleh seseorang daripada apa yang ia makan dari pekerjaan tangannya. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s. memakan makanan dari hasil kerja tangannya.” Islam mendorong untuk melaksanakan pembinaan (Training) terhadap para karyawan dengan tujuan berbagi kompetensi dan kemampuan teknis karyawan dalam menunaikan tanggung jawab pekerjaannya. Rasulullah memperlihatkan pembinaan terhadap orang yang diangkat untuk mengurus problem kaum muslimin, dan membekalinya dengan nasihat-nasihat dan beberapa petunjuk.18
- Mendapatkan Reward Jika seseorang melaksanakan tugasnya dengan baik, maka seorang manajer/pimpinan harus memperlihatkan reward. Reward terebut tidak harus berbentuk benda atau materi, bisa saja dalam bentuk kebanggaan atau apa saja yang sanggup meningkatkan semangat dan motivasi karyawan atau bawahan.19
- Memperoleh Insentif yang sesuai Allah memperlihatkan dorongan untuk memperlihatkan insentif bagi orang yang bisa memperlihatkan kinerja optimal (baik).
- Mendapatkan motivasi dan semangat Islam mendorong umatnya untuk memperlihatkan motivasi bagi para pegawainya dalam menjalankan kiprah mereka. Motivasi yaitu suatu yang pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja.
Oleh alasannya itu, hal yang perlu dilakukan pemimpin yaitu menumbuhkan kesadaran diri pada karyawan bahwa bekerja merupakan suatu kebutuhan. Jika karyawan berpikir bahwa bekerja merupakan suatu kebutuhan maka yang akan muncul yaitu motivasi dirinya untuk meningkatkan etos kerja, motivasi untuk menambah unsur pengetahuan dan ketrampilan karyawan, motivasi tingkat ibadah dan kejujuran.21
Sedangkan yang telah dikutip Ahyari bahwa yang dimaksud dengan kemudahan adalah, segala sesuatu yang terdapat dalam perusahaan yang ditempati dan dinikmati oleh karyawan baik dalam hubungan pribadi dengan pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan. Dalam hal ini, administrasi perusahaan harus mempertimbangkan perencanaan fasilitas-fasilitas kantor yang sempurna untuk para karyawan yang bekerja pada perusahaannya. Maka kemudahan kerja yang sanggup memilih lingkungan kerja karyawan adalah:
- Fasilitas alat kerja Merupakan suatu perkakas atau barang yang berfungsi secara pribadi untuk dipakai dalam proses produksi. Dalam bekerja sehari-hari seorang karyawan tidak sanggup menuntaskan pekerjaannya tanpa memakai alat kerja. Misalnya alat serta mesin-mesin produksi.
- Fasilitas kelengkapan kerja Merupakan semua benda atau barang yang dipakai dalam melaksanakan pekerjaan. Fasilitas perlengkapan ini berfungsi sebagai pelancar dan suplemen serta alat bantu dalam bekerja. Misalnya komputer, mesin ketik manual, alat tulis, telepon, meja, bangku dan lain-lain.
- Fasilitas sosial Merupakan kemudahan yang disediakan perusahaan untuk kepentingan pelayanan bagi karyawan dalam acara sehari-hari yang berfungsi sosial. Fasilitas sosial didalam perusahaan biasanya sanggup berupa pelayanan makan dan minum, adanya kamar mandi, kantin, daerah ibadah, penyediaan kemudahan kesehatan.22
Kinerja
Pengertian Kinerja Kinerja sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan perusahaan tersebut. Dalam perjuangan pencapaian tujuan perusahaan, maka kinerja karyawan tersebut harus benar-benar mendapat perhatian. Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang sanggup dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalamrangka upaya pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.23 Sebagaimana yang dikutip oleh Hessel Nogi pengertian kinerja yaitu suatu keadaan yang berkaitan dengan keberhasilan organisasi dalam dalam menjalankan misi yang dimilikinya, yang sanggup diukur dari tingkat produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas, yang mana ukuran-ukuran ini akan diterapkan pada pengukuran kinerja organisasi yang dicapai.24
Suatu lingkungan kerja dan budaya organisasi yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan bawahan, banyak sekali perkiraan dan impian lain muncul. Ketika atasan dan bawahan membentuk serangkaian perkiraan dan impian mereka sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang karenanya kuat pada tingkat kinerja. Kinerja yaitu hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksankan tugas, menyerupai standar hasil kerja, sasaran atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.25 Kinerja dalam pandangan Islam yaitu orang yang bekerja yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga,
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja yaitu proses evaluasi hasil kerja yang akan dipakai oleh pihak administrasi untuk memperlihatkan informasi kepada karyawan secara individual, wacana mutu hasil pekerjaannya di pandang dari sudut kepentingan perusahaan. Dalam hal ini karyawan harus diberitahu wacana hasil pekerjaannya, dalam arti baik, sedang atau kurang. Penilaian kinerja karyawan harus dilakukan secara teratur dan terus-menerus. Hal ini dilakukan pada setiap jenjang hierarki, bukan hanya karyawan bawahan yang dinilai, tetapi juga middle management harus dinilai atasannya.35 Penilaian kinerja harus berakar pada realitas kinerja karyawan.
Penilaian harus bersifat nyata, bukan abnormal dan memungkinkan manajer dan individu untuk mengambil pandangan yang positif wacana bagaimana kinerja bisa menjadi lebih baik di masa depan dan bagaimana masalah-masalah yang timbul dalam memenuhi standar dan sasaran kinerja sanggup dipecahkan. Para individu hendaknya didorong untuk menilai kinerja mereka sendiri dan menjadi pelaku perubahan yang aktif dalam meningkatkan hasil mereka sendiri. Para manajer hendaknya dirangsang untuk mengambil kiprah pendukung mereka sebagai mana mestinya.36
SUMBER ARTIKEL / CATATAN KAKI ;
- 12 Nitisemito, Manajemen Personalia..., 110-116. 13 Ibid.,108. 14 Sudarwan Danim, Transformasi Sumber Daya Manusia, (jakarta: Bumi Aksara, 1995), 63
- 18 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 117
- 21 Hafidhuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik...., 133.
- 22 Ahyari, Manajemen Produksi: perencanaan sistem produksi..., 143.
- 23 Suyadi Prawirosentono, Manajemen Sumberdaya Manusi Kebijakan Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: BPFE anggota IKAPI, 1999), 2. 24 Hessel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005),
- 59. 35 Suyadi Prawirosentono, kebijakan kinerja karyawan..., 216.