Pengertian Lingkungan Kerja

Pengertian Lingkungan Kerja 
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memperlihatkan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang jelek berpotensi menjadi penyebab karyawan gampang jatuh sakit, gampang stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu sangat besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.1 

Islam memandang bahwa penciptaan budaya kerja serta lingkungan kerja dimulai dari seorang pemimpin. Jika pimpinanpimpinan perusahaan menyikapi seorang pekerja bukan semata-mata sebagai bawahan, maka akan lain pengaruhnya. Suasana kerja akan akan berbeda dan akan terasa lebih nikmat. Jika seseorang telah sanggup menikmati pekerjaannya, maka akan muncul kreativitas-kreativitasnya. Namun jika bawahan berada dibawah tekanan (under pressure) yang begitu besar lengan berkuasa dari pimpinan yang galak, tidak dekat dan tidak kebapakan, maka seorang karyawan tidak akan berprestasi dan hanya akan mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya. 

Dalam Islam faktor kepribadian seorang pemimpin sangat memilih dalam membuat suasana yang lebih cair dilingkungan kerja. Pemimpin tersebut akan membuat contoh kerja yang keras, namun dengan suasana yang cair, itulah metode yang perlu dibudayakan dikala ini didalam lingkungan perusahaan. Metode menyerupai ini akan membuat seorang karyawan yang bekerja keras luar biasa, namun dengan suasana yang cair, bukan suasana yang kaku dan menakutkan. Keberhasilan Rasulullah saw. dalam membangun suasana lingkungan kerja yang aman disebabkan oleh perilaku ia yang sangat penyayang kepada orang lain.2


Lingkungan kerja ialah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang sanggup mempengaruhi dirinya dalam menjakankan tugas-tugas yang dibebankan.4 Instansi harus bisa memperhatikan kondisi yang ada dalam perusahaan, baik didalam maupun diluar ruangan kawasan kerja, sehingga karyawan sanggup bekerja dengan lancar dan merasa aman. Sebagaimana telah dikutip oleh Sedarmayanti, kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila insan sanggup melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman.

Kesesuaian lingkungan kerja sanggup dilihat hasilnya dalam jangka waktu yang usang lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik sanggup menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.5 

Jenis-jenis Lingkungan Kerja 
Jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu: 
a. Lingkungan kerja fisik 
Lingkungan kerja fisik merupakan suatu keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar kawasan kerja yang sanggup mempengaruhi karyawan baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Sebagaimana telah dikutip oleh Sedarmayanti bahwa Lingkungan kerja fisik ialah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar kawasan kerja yang sanggup mempengaruhi karyawan baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik sanggup dibagi menjadi dua kategori, yakni: 
  1. Lingkungan yang berafiliasi eksklusif dengan karyawan, menyerupai pusat kerja, meja, kursi,dan sebagainya. 
  2. Lingkungan mediator atau lingkungan umum sanggup juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, contohnya temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, kedaluwarsa tidak sedap, warna dan lainlain.6 Untuk sanggup memperkecil imbas lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama ialah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian dipakai sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
b. Lingkungan kerja non fisik 
Lingkungan kerja non fisik ialah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan antara sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.7 Perusahaan hendaknya sanggup mencerminkan kondisi yang mendukung kolaborasi antara tingkat atasan, bawahan maupun yang mempunyai status jabatan yang sama diperusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan ialah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri. Dalam Islam pemimpin harus membangun hubungan yang bersifat horizntal. 

Untuk mencairkan suasana supaya aman dan membuat suasana kekeluargaan. Maka ada satu perilaku yang sangat baik untuk dibiasakan, yaitu tabassum (tersenyum). Jika dalam lingkungan kerja seorang pemimpin/atasan mempunyai wajah yang selalu cemberut dan memperlihatkan wajah yang banyak masalah, maka hal tersebut akan memperlihatkan imbas terhadap bawahan/karyawan lain, sehinnga kondisi dilingkungan kerjanya menjadi kurang nyaman. 8 Oleh lantaran itu Rasulullah saw. menyebutkan dalam hadits beliau, Selain itu Islam menginginkan para pemeluknya untuk selalu tenang dan menjaga komunikasi yang baik. 

Dengan komunikasi yang baik tersebut diharapkan bisa untuk membangun sebuah kesepahaman dan mencegah terjadinya mis-komunikasi diantara para pegawai. Jika terjadi suatu perseturuan dalam lingkungan kerja, maka orang-orang didalamnya haruslah saling mengingatkan dan bermusyawarah untuk membuat lingkungan kerja yang baik. 

Dan untuk membangun rasa kekeluargaan dalam lingkungan kerja, maka Islam menuntut umatnya untuk: 
  1. Melaksanakan huququl muslim (memenuhi hak-hak sesama muslim) 
  2. Melakukan taushiyah atau saling mengingatkan dan menasehati 
  3. Menghubungkan silaturrahmi 
  4. Mengadakan is}lah (perbaikan, keberesan) 
  5. Membina perilaku ta>’awun, saling membantu dan tolong menolong 
  6. Menjauhi budbahasa tercela dalam berinteraksi dengan sesama muslim.11 
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja 
Faktor lingkungan kerja sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Beberapa faktor yang sanggup dimasukkan dalam lingkungan kerja serta besar pengaruhnya terhadap semangat dan kegairahan kerja tersebut antara lain ialah sebagai berikut: 

a. Pewarnaan 
Faktor pewarnaan ruang kerja di dalam perusahaan akan mempunyai imbas yang tidak kecil terhadap produktivitas kerja pada karyawan. Selain itu pewarnaan juga sangat penting untuk menambah gairah karyawan dalam bekerja serta untuk sanggup memperjelas pengamatan para karyawan tersebut pada obyek pekerjaannya. 

b. Kebersihan
Lingkungan kerja yang higienis akan mempengaruhi semangat kerja para karyawannya, dan hal ini merupakan salah satu faktor yang diinginkan oleh setiap perusahaan. Apabila perusahaan memperhatikan kebersihan lingkungan kerja maka akan sanggup mempengaruhi kesehatan fisik seseorang dan mempengaruhi kesehatan kejiwaan seseorang. Seseorang akan merasa bahagia jika lingkungan kerjanya bersih. Dan rasa bahagia yang dirasakan oleh seseorang ini sanggup mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih bersemangat dan bergairah. 

c. Pertukaran udara 
Pertukaran udara yang cukup sangat diharapkan bagi karyawan terutama dalam ruang kerja. Karena pertukaran udara yang cukup ini sanggup menimbulkan kesejukan fisik dari para karyawan, sebaliknya apabila pertukaran udara yang kurang baik akan menimbulkan rasa pengap sehingga gampang menimbulkan kelelahan. 

d. Penerangan 
Yang dimaksud dengan penerangan dalam hal ini tidak terbatas pada penerangan listrik, namun juga termasuk penerangan cahaya matahari. Dalam menjalankan tugas, sering kali karyawan membutuhkan penerangan yang cukup untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan konsentrasi yang tinggi.

e. Musik 
Seringkali dalam melaksanakan pekerjaan karyawan memerlukan musik, meskipun tidak semua perusahaan memfasilitasi musik. Dengan mendengarkan musik akan sanggup menimbulkan suasana yang besar hati dan akan mengurangi tingkat kelelahan dalam bekerja. Musik akan membuat karyawan berada dalam kondisi segar sehingga sanggup mempengaruhi produktivitas kerja serta sanggup membuat mereka merasa enjoy. 

f. Keamanan 
Faktor lain yang perlu diperhatikan ialah rasa aman. Apabila kondisi suatu perusahaan aman maka akan sanggup menimbulkan ketenangan. Dan secara tidak eksklusif akan mendorong, memotivasi, serta akan memperlihatkan semangat kerja karyawann. Dalam hal ini yang dimaksud dengan keamanan ialah keamanan terhadap milik pribadi dari karyawan. Misalnya kendaraan milik karyawan. Pada dikala bekerja karyawan yang bersangkutan tidak sanggup mengawasi kendaraanya secara langsung. Keamanan juga bahu-membahu mempunyai pengertian yang lebih luas, contohnya keamanan akan keselamatan kerja yang mengharuskan perusahaan untuk menyediakan alat keselamatan kerja dan melatih penggunaannya, sampai konstruksi gedung kawasan karyawan bekerja, serta adanya jaminan keamanan dimasa depan.

g. Kebisingan 
Suara bising merupakan hal yang tidak dikehendaki oleh semua orang lantaran hal tersebut sanggup mengganggu acara seseorang. Dalam pelaksanaan pekerjaan, suasana bising ini harus dihindari oleh setiap karyawan lantaran konsentrasi karyawan sanggup terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi karyawan maka pekerjaan yang dilakukan akan banyak menimbulkan kesalahan, sehinnga akan sanggup merugikan perusahaan. Oleh lantaran itu banyak beberapa perusahaan memakai peredam ruangan yang sanggup mengurangi suara-suara bising tersebut.12 


SUMBER ARTIKEL / CATATAN KAKI ;
  • 1Alex Soemaji Nitisemito, Manajemen Personalia, edisi kedua, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992), 
  • 183
  • 2 Didin hafidhuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 61.
  • 3Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2000), 56. 4Alex Soemaji Nitisemito, Manajemen Personalia, Edisi III. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), 109. 5 Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2001), 12.
  • 6 Ibid., 21.
  • 7 Ibid., 22. 8 Didin hafidhuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik...,62
  • 9 Ibid., 160. 10 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Terjemah..., 412.
  • 11 Hafidhuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik..., 146.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel