Pengertian Pembelajaran Active Learning Setting Rotation Trio Exchange
Thursday, April 14, 2022
Edit
Pengertian Pembelajaran Active Learning Setting Rotation Trio Exchange
Pembelajaran active learning setting rotation trio exchange merupakan pembelajaran yang memakai ciri dan prinsip active learning dengan tahap rotation trio exchange. Salah satu ciri utama dari pembelajaran active learning setting rotation trio exchange ini yaitu situasi kelas menantang siswa melaksanakan acara berguru yakni guru merotasikan semua kelompok yang ada, dengan begitu siswa tidak hanya berdiskusi pada satu kelompok saja menyerupai biasanya tetapi dengan beberapa kelompok lain. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajukan masalah, kemudian meminta siswa memahami duduk kasus dan memecahkan duduk kasus tersebut dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami siswa, guru menjelaskan atau memberi petunjuk seperlunya terhadap bagian-bagian yang belum dipahami siswa. Guru perlu menciptakan banyak sekali perencanaan sehingga ciri atau kondisi ini sanggup terealisasi secara baik dalam pembelajara.
Ciri-Ciri dan Prinsip Pembelajaran Active Learning Setting Rotation Trio Exchange
Secara umum ciri-ciri dan prinsip pembelajaran active learning setting rotation trio exchange memakai ciri-ciri dan prinsip active learning. Ciriciri active learning setting rotation trio exchange yaitu sebagai berikut:15
- Situasi kelas menantang siswa melaksanakan acara berguru secara bebas tetapi terkendali.
- Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memperlihatkan rangsangan berpikir kepada siswa dalam memecahkan masalah.
- Guru meyediakan dan mengusahakan sumber berguru bagi siswa.
- Kegiatan berguru siswa bervariasi.
- Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan manusiawi.
- Adanya keberanian siswa untuk mengajukan pendapat melalui pertanyaan dan pernyataan.
Sedangkan prinsip dari active learning setting rotation trio exchange yaitu sebagai berikut:16
- 1. Prinsip yang terlibat pada akseptor didik.
- Prinsip yang terlihat pada guru.
- Prinsip yang terlibat pada dimensi jadwal pengajaran.
- Prinsip yang terlibat pada situasi berguru mengajar
Tahapan Pembelajaran Active Learning Dengan Setting Rotation Trio Exchange
Tahapan pembelajaran active learning dengan setting rotation trio exchange mengadopsi dari tahap-tahap pembelajaran rotation trio exchange, yakni sebagai berikut:17
- Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sanggup membantu siswa untuk mulai mendiskusikan bahan pelajaran.
- Guru memakai pertanyaan yang tidak mempunyai balasan benar-salah.
- Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari tiga orang (trio). Mengatur kelompok trio tersebut didalam kelas semoga guru sanggup melihat dengan terang trio yang di sisi kanan dan sisi kirinya.
- Guru membentuk deretan kelompok-kelompok trio secara keseluruhan sanggup membentuk melingkar atau persegi. Guru memperlihatkan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk masing-masing trio) untuk segera dibahas.
- Guru menentukan pertanyaan yang paling ringan (tingkat kesulitannya tergolong mudah) untuk memulai pertukaran pendapat kelompokkelompok trio. Tiap-tiap siswa didalam kelompok harus menerima giliran menjawab pertanyaan.
- Setelah siswa berdiskusi (dalam waktu yang cukup), guru meminta masing-masing siswa kelompok untuk memperlihatkan nomer 0,1, atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.
- Guru meminta siswa yang bernomer 1 untuk pindah ke kelompok trio 1 searah jarum jam. Siswa yang bernomer 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua tidak searah jarum jam. Siswa yang bernomer 0 (nol) untuk tetap ditempat duduknya sebab ia yaitu anggota tetap dari kelompok trio mereka. (pertukaran kelompok trio terjadi pada dikala guru akan memperlihatkan pertanyaan yang gres dengan menaikkan tingkat kesulitan soal), dan seterusnya.
- Guru meminta kepada para siswa untuk mengangkat tangan tinggi-tinggi, sehingga siswa yang telah berpindah sanggup menemukan mereka. Hasilnya yaitu komposisi kelompok trio yang sepenuhnya baru. Mulailah pertukaran pendapat gres dengan pertanyaan baru.
Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran
1. Validitas
Perangkat Pembelajaran Sebelum dipakai dalam penelitian hendaknya perangkat pembelajaran telah mempunyai status “valid”. Selanjutnya dijelaskan Daylana dalam Kamiliyah bahwa idealnya seorang pengembang perangkat pembelajaran perlu melaksanakan investigasi ulang pada para andal (validator), khususnya mengenai:18
- ketepatan isi.
- materi pembelajaran.
- kesesuaian tujuan pembelajaran dengan desain fisik dan lain-lain.
Dengan demikian suatu perangkat pembelajaran dikatakan valid (baik/layak) apabila telah dinilai baik oleh para andal ( validator). Sebagai pedoman, evaluasi para validator terhadap perangkat pembelajaran meliputi kesesuaian dengan tingkat berpikir siswa, kesesuaian dengan prinsip utama, ciri-ciri dan langkah-langkah taktik ini mengacu pada indikator yang meliputi format, bahasa, ilustrasi dan isi yang diadaptasi dengan pemikiran siswa
2. Efektifitas Perangkat Pembelajaran
Efektifitas perangkat pembelajran yaitu seberapa besar pembelajaran dengan memakai perangkat yang dikembangkan mencapai indikator-indikator efektifitas pembelajaran. Slavin dalam Daniar menyatakan bahwa terdapat empat indikator dalam menentukan keefektifan pembelajaran, yaitu:19
- Kualitas pembelajaran Artinya banyaknya informasi atau keterampilan yang disajikan sehingga siswa sanggup mempelajarinya dengan mudah.
- Kesesuaian tingkat pembelajaran Artinya sejauh mana guru memastikan kesiapan siswa untuk mempelajari bahan baru.
- Insentif Artinya seberapa besar perjuangan guru memotivasi siswa mengerjakan kiprah berguru dari bahan yang disampaikan. Semakin besar motivasi yang diberikan guru kepada siswa maka keaktifan semakin besar pula, dengan demikian pembelajaran semakin efektif.
SUMBER ARTIKEL / CATATAN KAKI ;
- 15 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 40 16 Ibid, h. 42
- 17 Yellis M. Cholifah, Implementasi Metode Rotating Trio Exchange (Pertukaran Trio Memutar) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Study PAI Di Sekolah Menengan Atas Assa’adah Bungah Gresik, Skripsi, (Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2010), h. 22
- 18 Siti Kamiliyah Adriani, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Integrated Learning Berbasis Pemecahan Masalah Pada Sub Pokok Bahasan Logika Matematika Di Kelas X-b Sekolah Menengan Atas Darul Hikmah Bangkalan, Skripsi, ( Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2011), h. 38
- 19Daniar Budiman, Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan realistic setting kooperatif ( RESIKO) pada sub pokok bahasan perbandingan senilai di kelas VII MTS Al- Muawwanah Sidoarjo. Skripsi. (Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2010), h. 36