Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran
Monday, June 15, 2020
Edit
KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya yaitu kompetensi profesional. Dengan demikian seorang guru yang profesional yaitu guru yang sanggup melaksanakan kiprah mengajarnya dengan baik. Guru pada proses pembelajaran berperan sebagai motivator dan fasilitator, oleh karenanya seorang guru memerlukan beberapa keterampilan dalam melaksanakan tugasnya. Berbekal keterampilan tersebut diharapkan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Udin Syaefudin (2010:55) menyebutkan bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran meliputi:
- Keterampilam membuka dan menutup pelajaran,
- Keterampilan menjelaskan,
- Keterampilan bertanya,
- Keterampilan menawarkan penguatan,
- Keterampilan mengadakan variasi,
- Keterampilan memakai media pembelajaran,
- Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
- Keterampilan mengelola kelas, dan
- Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
a. Keterampilan Membuka Pelajaran
Pengertian keterampilan membuka pelajaran yaitu upaya guru dalam proses pembelajaran untuk membuat prakondisi bagi siswa supaya mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Dengan kalimat lain, kegiatan yang dilakukan guru untuk membuat suasana siap mental dan mengakibatkan perhatian siswa supaya terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran yang baik akan berdampak positip bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal waktu pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu. Cara yang sanggup dilakukan oleh guru dalam membuka pelajaran antara lain adalah
- Mengemukakan tujuan yang akan dicapai,
- Menarik perhatian siswa,
- Memberi acuan, dan
- Membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dan materi yang akan dipelajari.
Tujuan keterampilan membuka pelajaran yaitu untuk:
- Membantu siswa mempersiapkan diri supaya semenjak semula sudah sanggup membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya.
- Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari dalam kegiatan berguru mengajar.
- Membantu siswa supaya mengetahui batas-batas kiprah yang akan dikerjakan.
- Membantu siswa supaya mengetahui kekerabatan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal gres yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
Agar pelaksanaan keterampilan membuka pelajaran sanggup berlangsung dengan baik, hendaknya para guru memperhatikan komponen-komponen yang ada. Komponen dalam keterampilan membuka pelajaran meliputi:
Menarik perhatian siswa, hal ini dilakukan dengan cara:
- Melakukan variasi dalam mengajar.
- Menggunakan alat bantu pembelajaran.
- Melakukan pola interaksi yang bervariasi
Menimbulkan motivasi hal ii dilakukan dengan cara :
- Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan.
- Menimbulkan rasa ingin tahu.
- Mengemukakan ide-ide yang bertentangan.
- Memperhatikan minat siswa.
Memberi acuan, kegiatan ini dilakukan dengan cara:
- Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
- Menyarankan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa.
- Mengingatkan kasus pokok yang akan dibahas.
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Membuat kaitan atau kekerabatan antara materi yang akan dipelajari dan pengalaman serta pengetahuan yang telah dikuasai siswa ketika guru melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b. Keterampilan Menutup Pelajaran
Keterampilan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran. Keterampilan menutup pelajaran pada umumnya bertujuan untuk:
- Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
- Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan pada siswa.
- Membantu siswa supaya mengetahui kekerabatan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang gres saja dipelajarinya
Bentuk keterampilan menutup pelajaran sanggup berupa:
- Merangkum atau membuat garis besar persoalan, sehingga siswa memperoleh citra yang terperinci wacana makna serta esensi pokok problem yang gres saja dibicarakan;
- Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelajaran tersebut supaya informasi yang telah diterima sanggup membangkitkan minat dan kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya;
- Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari supaya tercipta suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang gres dipelajari;
- Memberi tindak lanjut (follow up) berupa saran-saran serta undangan supaya materi yang gres dipelajari jangan dilupakan lantaran itu dipelajari kembali di rumah.
Komponen dalam keterampilan menutup pelajaran meliputi:
- Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan;
- Mengevaluasi dengan cara antara lain :
- Mendemonstrasikan keterampilan,
- Mengaplikasikan inspirasi gres pada situasi lain,
- Mengeksplorasi pendapat siswa sendiri,
- Memberikan soal-soal tertulis
- Mengadakan pengayaan, kiprah mandiri, maupun kiprah terstruktur.
c. Prinsip Keterampilan Membukan dan Menutup Pelajaran
Pelaksanaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran sanggup dilakukan dengan berprinsip pada:
a. Bermakna
Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran. Oleh lantaran itu dongeng singkat atau dagelan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya dihindarkan.
b. Berurutan dan berkesinambungan
Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan atau merangkum kembali mata pelajaran sebagai pecahan dari kesatuan yang utuh. Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan memerlukan adanya suatu susunan materi pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis antara satu pecahan dengan lainnya, sehingga sanggup disusun rantai kognisi yang terperinci dan tepat.
d. Penerapan dalam Microteaching
Sajikan suatu pengajaran selama 10—15 menit. Latilah semua komponen membuka dan menutup pelajaran, meliputi:
- Menarik perhatian siswa,
- Menimbulkan motivasi,
- Memberi acuan,
- Meninjau kembali,
- Mengevaluasi, dengan cara: demonstrasi keterampilan, aplikasi inspirasi baru, eksplorasi pendapat siswa, dan menawarkan soal-soal tertulis.
Sementara anda berlatih, fasilitator mengamati dengan memakai lembar observasi, kemudian menawarkan saran dan komentar (balikan) mengenai latihan Anda.
Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian
- Penyajian informasi secara verbal yang diorganisasi secara sistematis untuk memperlihatkan adanya hubungan, contohnya kekerabatan sebab-akibat, definisi-contoh, atau sesuatu yang belum diketahui.
- Penyampaian informasi yang terpola dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri kegiatan menjelaskan.
- Pemberian informasi merupakan salah satu aspek penting dari kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran
b. Tujuan
- Membimbing siswa untuk sanggup memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
- Melibatkan siswa dalam berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
- Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
- Membimbing siswa untuk menghayati, menerima proses penalaran, dan memakai bukti-bukti dalam memecahkan masalah.
c. Alasan Penguasaan Keterampilan Menjelaskan
- Meningkatkan efektivitas pembicaraan supaya benar-benar merupakan klarifikasi yang bermakna bagi siswa, lantaran pada pada umumnya pembicaraan lebih didominasi guru daripada siswa.
- Penjelasan yang diberikan guru seringkali tidak terperinci bagi siswa, walaupun guru menganggap sudah jelas. Misalnya guru selalu mengatakan: “sudah jelas, bukan?” atau “dapat dipahami, bukan?” Oleh lantaran itu, kemampuan mengelola tingkat pemahaman siswa sangat penting dalam menawarkan penjelasan.
- Tidak semua siswa sanggup menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Guru perlu membantu siswa menjelaskan hal-hal tertentu.
- Kurangnya sumber berguru yang sanggup dimanfaatkan siswa dalam belajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara menawarkan infor-masi berupa klarifikasi yang cocok dengan materi yang diperlukan.
d. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
1. Komponen Merencanakan
- Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama berkenaan dengan isi pesan dan peserta pesan.
- Isi pesan (materi) meliputi: analisis kasus secara menyeluruh,penentuan jensi kekerabatan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan kekerabatan yang telah ditentukan.
- Penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap aspek siswa yang akan mendapatkan pesan menyerupai usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat-minat, serta lingkungan berguru siswa.
2. Penyajian Suatu Penjelasan
Penyajian suatu klarifikasi sanggup ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dengan memakai bahasa yang gampang dimengerti siswa. Menghindari penggunaan ucapan menyerupai “ee”, “aa”, “mm”, “kira-kira”, “umumnya”, “biasanya”, “seringkali”, dan ucapan atau istilah yang tidak sanggup dipahami siswa.
- Penggunaan contoh dan ilustrasi: Penjelasan sebaiknya memakai contoh dan gambaran yang ada hubungannya dengan sesuatu yang sanggup ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
- Pemberian tekanan: Penjelasan harus memusatkan perhatian siswa kepada kasus pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini guru sanggup memakai tanda atau kode verbal seperti: “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”, atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”, dan sebagainya.
- Penggunaan balikan: Guru hendaknya menawarkan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan pemahaman, keraguan, atau ketidak-mengertiannya, ketika klarifikasi itu diberikan. Hal ini sanggup dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan seperti: “Apakah kalian mengerti dengan klarifikasi tadi?” “Apakah klarifikasi tadi bermakna bagi kalian?” dan sebagainya.
e. Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan adalah:
- Penjelasan sanggup diberikan pada awal, tengah, maupun di simpulan pertemuan. Hal ini tergantung dari keperluannya dan klarifikasi juga sanggup diselingi dengan tujuan pembelajaran.
- Penujelasan harus relefan dengan tujuan pembelajaran.
- Guru sanggup menawarkan klarifikasi apabila ada pertanyaan dari siswa atau yang direncanakan oleh guru sebelumnya.
- Materi klarifikasi harus bermakna bagi siswa.
- Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan cirri-ciri serta karakteristik siswa.
f. Penerapan dalam Microteaching
Sajikan klarifikasi selama 10 menit. Selama anda berlatih, fasilitator akan mengamati dan merekam semua kegiatan Anda dengan memakai lembar observasi sebagai pedoman. Nilailah klarifikasi yang anda berikan tersebut dengan pertolongan fasilitator.
Keterampilan Bertanya
Brown (dalam Udin Syaefudin, 2010:61) menyatakan bahwa bertanya yaitu setiap pernyataan yang mengkaji atau membuat pada diri siswa. Adalah pekerjaan yang tidak mudak bagi seorang guru untuk membuat atau menyiapkan pertanyaan yang besar lengan berkuasa positip dalam pembelajaran. Oleh lantaran itu seorang guru hendaknya selalu berusaha supaya memahami dan menguasai penggunaan keterampilam bertanya. Keterampilan bertanya dalam pembelajaran dibedakan atas, keterampilan bertanya tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat lanjutan. Keduanya berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan mendorong siswa supaya sanggup mengambil inisiatif sendiri.
Tujuan bertanya dalam proses pembelajaran memainkan peranan penting, alasannya pertanyaan yang tersusun secara baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan menawarkan dampak positip bagi siswa, oleh lantaran itu keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa yaitu:
- Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;
- Membangkitikan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu kasus yang sedang dihadapi atau dibicarakan;
- Mengembangkan pola dan cara berguru aktif siswa, alasannya berpkir itu sendiri sesungguhnya yaitu bertanya;
- Menuntun proses berpikir siswa, alasannya pertanyaan yang baik akan membantu siswa supaya sanggup memilih balasan yang benar;
- Memusatkan perhatian siswa terhadap kasus yang sedang dibahas.
Komponen Keterampilan Bertanya
Komponen Keterampilan Tingkat Dasar
- Jelas dan Singkat, Pertanyaan guru harus diungkapkan secara terperinci dan singkat dengan memakai kata-kata yang sanggup dipahami siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
- Pemberian Acuan sebelum menawarkan pertanyaan, kadang kala guru harus menawarkan contoh yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan balasan yang diharapkan dari siswa.
Contoh: Kita ketahui bahwa abrasi tanah sanggup disebabkan oleh air dan angin. Coba kau sebutkan faktor penyebab yang lain yang mengakibatkan terjadinya erosi.
- Pindah Gilir, Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa lantaran balasan siswa belum tepat atau belum memadai.
- Penyebaran
- Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pembelajar-an, guru perlu membuatkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.
- Guru hendaknya berusaha supaya semua siswa mendapatkan giliran secara sama dalam menjawab pertanyaan.
- Beda dengan pindah gilir: pada pindah gilir, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawab kepada siswa yang berbeda pula.
- Pemberian Waktu Berpikir, Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu menawarkan waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
- Pemberian Tuntunan, Bila siswa menjawab salah atau tidak sanggup menjawab, guru hendaknya menawarkan tuntunan kepada siswa supaya sanggup mene-mukan sendiri balasan yang benar.
Komponen Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
- Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru sanggup mengandung proses mental yang berbeda-beda dari proses mental yang rendah hingga proses mental yang tinggi. Oleh lantaran itu dalam mengajukan pertanyaan guru hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling rendah, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
- Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan komplek, guru hendaknya sanggup mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.
- Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika balasan yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi belum tepat maka guru sanggup mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
- Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa lebih terlihat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil studi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika siswa mengajukan pertanyaan maka guru tidak segera menjawab akan tetapi melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain.
Prinsip-prinsip Keterampilan Bertanya.
a. Kehangatan dan Antusias
Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu memperlihatkan sikap, baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika mendapatkan balasan dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi tubuh menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan.
b. Kebiasaan yang Perlu Dihindari
- Jangan mengulang-ulang pertanyaan jika siswa tidak bisa menjawabnya.
- Jangan mengulang-ulang balasan siswa
- Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
- Usahakan supaya siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak (koor), hal ini dikarenakan guru tidak mengetahui dengan niscaya siapa yang menjawab pertanyaan benar dsn yang salah.
- Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan.Oleh lantaran itu pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada seluruh siswa gres kemudian guru menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
- Pertanyaan ganda, guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa balasan atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
Dasar Pertanyaan yang Baik
- Jelas dan gampang dipahami siswa
- Berikan informasi yang cukup kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
- Difokuskan kepada satu kasus atau kiprah tertentu
- Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan
- Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata
- Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga siswa berani menjawab pertanyaan
- Tuntunlah balasan siswa sehingga mereka sanggup menemukan sendiri balasan yang benar
Jenis-jenis Pertanyaan yang Baik
Jenis pertanyaan berdasarkan maksudnya
- Compliance question, pertanyaan permintaan, misalnya: “Dapatkah kau hening supaya bunyi Bapak/Ibu sanggup kalian didengar semua?”
- Rhetorical question, pertanyaan yang tidak menghendaki balasan siswa, tetapi dijawab sendiri oleh guru, misalnya: “Mengapa setiap Muslim harus berwudlu sebelum melaksanakan salat? Sebab wudlu merupakan” … dan seterusnya.
- Prompting question, pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir. Apabila siswa tidak sanggup menjawab atau salah dalam menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada alhasil siswa sanggup menemukan balasan bagi pertanyaan pertama tadi.
- Probing question, pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas balasan yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.
Jenis Pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom
- Pertanyaan pengetahuan (recoll question, knowledge question) atau ingatan dengan memakai kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh: Sebutkan ciri-ciri microteaching!
- Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan yang menghendaki balasan yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya memakai kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan.Contoh: Jelaskan manfaat microteaching!
- Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang menghendaki balasan untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterima. Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang sanggup Anda berikan?
- Pertanyaan sintesis (synthesis question), yakni pertanyaan yang menghendaki balasan yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi bila animo kemarau tiba? , Apa yang Anda lakukan bila seorang siswa Anda tidak mau memperhatikan pelajaran?
- Pertanyaan penilaian (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki balasan dengan cara menawarkan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan. Contoh: Bagaimana pendapat Anda wacana fatwa haram bagi presiden wanita? Apa komentar Anda wacana politik uang?
- Penerapan dalam Microteaching Sajikan suatu kegiatan pembelajaran yang banyak memakai interaksi verbal antara Anda dan yang Anda anggar siswa. Buatlah beberapa pertanyaan yang akan Anda ejekan selama pembelajaran berlangsung. Gunakan komponen keterampilan bertanya dasar yang sesuai dengan pelajaran
Keterampilan Memberikan Penguatan
Pengertian :
- Segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, merupakan pecahan dari modifikasi tingkah laris guru terhadap tingkah laris siswa, bertujuan menawarkan informasi atau umpan balik (feedback) bagi peserta (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi.
- Atau, respon terhadap suatu tingkah laris yang sanggup meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laris tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa supaya mereka lebih ulet berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran Contoh:Guru : “Coba kalian sebutkan salah satu sifat udara!”“Ya, coba kamu, Dzulfikar!” (sambil menunjuk)Siswa : “Udara mempunyai bentuk menyerupai wadahnya, Bu!”Guru : “Bagus, itu balasan yang tepat. Bapak/Ibu senangmempunyai siswa yang sanggup menjawab dengan baik menyerupai kamu”.
Tujuan :
Penguatan mempunyai imbas berupa perilaku positif terhadap proses berguru siswa dan bertujuan untuk:
- Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
- Merangsang dan meningkatkan motivasi berguru siswa
- Meningkatkan kegiatan berguru dan membina tingkah laris siswa yang produktif.
Jenis-jenis Penguatan
Penguatan Verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya, bagus, cantik sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu!
Penguatan Nonverbal
- Penguatan dengan gerak isyarat. Misalnya: anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah ceria, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.
- Penguatan dengan cara mendekati siswa. Misalnya: guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya: guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
- Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru sanggup menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap perjuangan dan penampil-an siswa dengan cara menepuk-nepuk pundak atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan penguatan dengan cara ini harus mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa setempat.
- Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Guru sanggup memakai kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa yang menunjuk-kan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan bunyi di sekolah.
- Penguatan berupa simbol atau benda. Penguatan jenis ini dilakukan dengan cara memakai banyak sekali simbol berupa benda menyerupai kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Tetapi perlu dicatat bahwa penguatan dengan cara menyerupai ini jangan terlalu sering dipakai supaya tidak terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.
- Jika siswa menawarkan balasan yang hanya sebagian saja yang benar, guru hendaknya tidak pribadi menyalahkan siswa. Dalam keadaan menyerupai ini guru sebaiknya menawarkan penguatan tak penuh (partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya menawarkan balasan sebagian saja yang benar, sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan ia menerima dorongan untuk menyempurnakannya.
Prinsip-prinsip Penguatan
Kehangatan dan Keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan memperlihatkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam menawarkan penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru tidak nrimo dalam menawarkan penguatan lantaran tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan
- Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laris dan penampilan siswa, sehingga siswa mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian, penguatan itu bermakna baginya, jangan hingga terjadi sebaliknya.
- Menghindari penggunaan respon negatif
- Walaupun teguran dan eksekusi masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda dan nada menghina, ejekan yang kasar, perlu dihindari, lantaran akan mema-tahkan atau mengurangi semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak sanggup menawarkan balasan yang diharapkan, guru jangan pribadi menyalahkan siswa, jika balasan siswa tidak benar, tetapi bisa melontarkan pertanyaan yang sama kepada siswa lain.
Cara Penggunaan
Penguatan kepada Siswa Tertentu
Penguatan harus jelas, kepada siapa ditujukan. Sebab bila tidak terperinci akan kurang efektif. Oleh lantaran itu, sebelum menawarkan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
Penguatan Kelompok
Penguatan sanggup diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya, apabila satu kiprah telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu untuk bermain bola voli yang menjadi kegemarannya.
Pemberian Penguatan dengan Segera
Penguatan seharusnya diberikan segera sehabis muncul tingkah laris atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya cenderung kurang efektif.
Variasi dalam Penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang dipakai hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja, lantaran hal itu akan mengakibatkan kebosanan dan cenderung kurang efektif.
Penerapan dalam Microteaching
- Siapkan satu pelajaran singkat antara 10—15 menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu.
- Konsultasikan dengan fasilitator bila ada yang perlu diperbaiki.
- Sajikanlah pada sekelompok mahasiswa teman Anda yang Anda perlakukan sebagai siswa.
- Berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laris dan penampilan atau respon siswa tersebut dengan banyak sekali jenis penguatan.
- Perlu Anda ketahui bahwa pembelajaran yang Anda lakukan bukanlah simulasi, melainkan pembelajaran sebetulnya dalam bentuk kecil (micro).
Keterampilan Mengadakan Variasi
Pengertian
- Variasi (stimulus) merupakan suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran, ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses interaksi pembelajaran, siswa senantiasa memperlihatkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi secara penuh.
- Untuk itu, Anda sebagai calon guru dan atau guru perlu berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.
Tujuan Pelaksanaan Keterampilan Memberikan Variasi
- Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses interaksi pembelajaran
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan talenta ingin tahu dan menilik wacana hal-hal baru
- Memupuk tingkah laris positip terhadap guru dan sekolah dengan banyak sekali cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan berguru yang lebih baik
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara mendapatkan pelajaran yang disenanginya
Prinsip Penggunaan
- Penggunaan variasi hendaknya sesuai atau relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
- Variasi hendaknya dipakai secara lancar dan berkesinambungan supaya tidak merusak perhatian dan mengganggu proses interaksi pembelajaran
- Penggunaan variasi hendaknya direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam planning pelajaran atau acara satuan pelajaran (PSP).
Komponen Keterampilan Memberikan Variasi
Variasi Cara Mengajar Guru
- Teacher Voice. Variasi bunyi yaitu perubahan suara: keras-lembut, tinggi-rendah, cepat-lambat, gembira-sedih, atau pada suatu dikala menawarkan tekanan pada kata-kata tertentu.
- Focusing. Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dinggap penting. Misalnya, dengan perkataan: “Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah, ini penting sekali”, atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”, dan sebagainya.
- Teacher Silence. Kesenyapan atau kebisuan atau selingan membisu yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru pertanda sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
- Eye Contact and Movement. Kontak pandang hendaknya dilakukan guru ketika berinterkasi dengan siswa. Pandangan guru menjela-jahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa untuk memperlihatkan ada kekerabatan yang intim dengan siswa. Kontak pandang sanggup dipakai untuk memberikan informasi dan mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
- Teacher Movement. Pergantian posisi guru dalam kelas dipakai untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama bagi calon guru, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laris negatif. Perhatikan beberapa saran berikut ini.
- Biasakan bergerak bebas dalam kelas untuk menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laris siswa. Jangan membiasakan pertanda sambil menulis menghadap ke papan tulis. Jangan membiasakan pertanda dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan pandangan menjelajah seluruh kelas. Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laris siswa.
- Gerak Badan dan Mimik. Variasi dengan ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan gerakan tubuh yaitu aspek sangat penting dalam berkuminikasi, terutama memberikan arti dari pesan verbal yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya, tersenyum, mengerut-kan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, dan sebagainya.
Variasi Penggunaan Media dan Alat Bantu Mengajar
- Visual aids. Variasi alat atau materi yang sanggup dilihat, misalnya: grafik, bagan, poster, gambar, film, slide, dan sebagainya.
- Audio (auditif) aids. Variasi alat atau materi yang sanggup didengar, misalnya: bunyi radio, rekaman suara, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon, dan sebagainya.
- Motorik. Variasi alat atau materi yang sanggup diraba, dimanipulasi, dan digerakkan, misalnya: topeng, patung, boneka, dan lain-lain yang sanggup diperagakan atau dimanipulasikan.
- Audio-visual aids (AVA). Variasi alat atau materi yang sanggup dilihat, didengar, dan diraba, misalnya: film, televisi, radio, slide projector yang diiringi klarifikasi guru
Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
- Pola guru-siswa: komunikasi sebagai agresi (satu arah).
- Pola guru-siswa-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).
- Pola guru-siswa-siswa: ada balikan bagi guru, siswa saling berguru satu sama lain
- Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara guru dan siswa, siswa dengan siswa (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
- Pola melingkar: setiap siswa menerima giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali jika ada siswa yang belum menerima giliran.
Penerapan dalam Microteaching
- Rencanakan suatu pengajaran mikro (5—10 menit) untuk topik dan kelas tertentu.
- Gunakan komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai dengan kemampuan Anda, tujuan, dan usia siswa.
- Latihlah beberapa variasi yang menarik, baik variasi dalam gaya mengajar, variasi media, maupun variasi pola interaksi.
- Sementara anda berlatih, fasilitator akan merekan dan mencatat kesalahan dan atau kekeliruan anda dengan memakai lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi anda.
Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yaitu sarana pembelajaran yang dipakai sebagai mediator dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan
- Memperjelas penyajian pesan supaya terlalu verbaitis.
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
- Menimbulkan kegairahan belajar
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi pribadi dengan lingkungan dan kenyataan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berguru secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Komponen Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
- Media audio, yaitu media yang dipakai sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat sanggup didengarkan olah siswa, contohnya radio, tape recorder.
- Media visual, yaitu media yang dipakai sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat sanggup dilihat oleh siswa, contohnya peta, gambar pemandangan.
- Media audio-visual, yaitu media yang dipakai sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat sanggup dilihat dan didengar oleh siswa, contohnya televisi, film.
Prinsip-prinsip Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
- Tepat guna, artinya media pembelajaran yang dipakai sesuai dengan kompetensi dasar.
- Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang dipakai bisa meningkatkan motivasi siswa.
- Bervariasi, artinya media pembelajaran yang dipakai bisa mendorong perilaku aktif siswa dalam belajar.
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil yaitu suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan banyak sekali informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan suatu masalah. Sehingga pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil yaitu keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa supaya sanggup melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.
Tujuan
- Siswa sanggup memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan gres atau kasus yang harus dipecahkan oleh mereka.
- Siswa sanggup mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi
- Siswa sanggup terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
- Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
- Memperjelas kasus maupun usulan/pendapat.
- Meningkatkan usulan siswa.
- Menganalisis pandangan dan pendapat siswa.
- Menyebarluaskan kesempatan berpartisipasi.
- Menutup diskusi.
Prinsip-prinsip Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan kekerabatan antar pribadi, kesediaan mendapatkan dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai impian untuk mengenal dan dihargai, sanggup merasa aman, dan bebas mengemukakan pendapat.
1) Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi:
- Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa.
- Masalah hendaknya mengandung balasan yang komplek, bukan balasan tunggal.
- Adanya informasi pendahuluan yang berafiliasi dengan topik tersebut supaya para siswa mempunyai latar belakang pengetahuan yang sama.
- Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator sehingga bisa menawarkan klarifikasi dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang sanggup memotivasi siswa.
Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas yaitu keterampilan guru membuat dan memelihara kondisi berguru yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.
Tujuan
- Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.
- Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Membina kekerabatan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif
Komponen Keterampilan Mengelola Kelas
- Keterampilan yang berafiliasi dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi berguru yang optimal dan bersifat preventif. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sehingga berjalan secara optimal, efisien dan efektif.
- Keterampilan yang berafiliasi dengan pengembangan kondisi berguru yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru sanggup mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisibelajar yang optimal.
Prinsip-prinsip Keterampilan Mengelola Kelas
- Memodifikasi tingkah laris guru. Guru hendaknya menganalisis tingkah laris siswa yang mengalami kasus dan memodifkasi tingkah laris tersebut dengan mengaplikasikan pemberian pengutan secara sistematis.
- Guru sanggup memakai pendekatan pemecahan kasus kelompok dengan cara: memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dan menangani konflik yang timbul.
- Menemukan dan memecahkan tingkah laris yang mengakibatkan masalah. Guru sanggup memakai seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laris keliru yang muncul dan mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laris tesebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.
Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil
Tujuan keterampilan mengajar perorangan
- Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa.
- Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan kepada siswa.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berguru lebih aktif.
- Membentuk kekerabatan yang lebih dekat antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa,
Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil
- Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.
- Memberikan kesempatan memecahkan kasus untuk berlatih memecahkan kasus dan cara hidup secara rasional dan demokratis.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan perilaku sosial dan semangat gotong royong.
Komponen-komponen Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.
- Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berafiliasi dengan pengembangan acara atau kurikulum. dalam hal ini guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan acara dan kebutuhan siswa. Dengan demikian guru dituntut bisa dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkat kedisiplinan siswa. Berdasarkan analisis tersebut guru diharapkan bisa menetapkan kondisi dan tuntutan berguru yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar.
- Keterampilan mengorganisasikan selama proses pembelajaran berlangsung, baik perorangan maupun kelompok kecil kiprah dan kiprah guru yaitu sebagai organisator. Guru juga bertugas memonitor kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir.
- Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi salah satu cirri-ciri dalam pengajaran perseorangan atau kelompok kecil yaitu terjadinya kekerabatan yang sehat dan dekat antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Kondisi ini akan terjadi apabila guru sanggup membuat suasana yang terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapat. Disamping itu siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapat siswa dan bersedia membantu apabila diperlukan.
- Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.mengajar perorangan maupun kelompok kecil berarti menawarkan kesempatan kepada siswa untuk berguru sendiri. Agar siswa benar-benar sanggup berguru dan tujuan pembelajaran sanggup tercapai, maka guru harus terampil dalam membantu siswa supaya gampang berguru dan tidak mengalami patah semangat.
Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.
Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Perorangan
- Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi berguru sanggup diatur.
- Siswa bekerja bebas dengan materi yang telah siap pakai, contohnya modul, paket belajar, atau dengan memakai materi yang telah disiapkan oleh guru.
- Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan
Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
- Mengajar di dalam kelompok kecil mempunyai ciri-ciri mempunyai keanggotaan yang jelas, terdapat kesadarn kelompok, mempunyai tujuan bersama, saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan, adanya interaksi dan komunikasi antar anggota, dan ada tindakan bersama.
- Kualitas kelompok diharapkan sanggup berperan secara positip, apabila syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu: terjai kekerabatan yang dekat antar sesama anggota, terjadi kekerabatan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok, para anggota mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, dan para anggota mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi.
- Pedoman pelaksanaan, meliputi:
- Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok diatur sebaiknya jumlah anggota dalam kelompok 4-5 orang dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota maka kelompok menjadi tidak efektif. Pembentukan kelompok hendaknya berdasarkan minat, pengalaman, dan prestasi belajar.
- Perenacaan kiprah dalam kelompok. Tugas yang dimaksud sanggup berupa kiprah parallel atau komplementer.
- Persiapan dan perencanaan. Persiapan dan perencaan dilakukan oleh dengan cara menyiapkan pengaturan tempat, ruangan, alat, sumber berguru yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.
- Pelaksanaan yang mencakup beberapa hal yaitu pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk menawarkan informasi umum kepada seluruh siswa dan guru mempersilakan masing-masing kelompok untuk melaksanakan kiprah ditempat .