Pengertian Manajemen Dan Organisasi

TEORI ADMINISTRASI DAN ORGANISASI
Teori Organisasi dan Administrasi
Pengertian teori
Teori merupakan suatu konsep dasar yang menjelaskan korelasi sistematis suatu fenomena dengan cara merinci suatu korelasi lantaran – akhir yang terjadi. Di kehidupan sehari-hari istilah teori sering dihubungkan dengan praktik, teori kadang kala tidak gampang dipahami lantaran sifatnya cenderung abstrak. Memahami pemikiran secara abnormal barangkali bukan kiprah yang mudah. Namun, sesuatu yang sulit bukan berarti tidak berguna. Seorang andal mengatakan, tidak ada yang lebih simpel daripada teori yang bermanfaat, artinya, dengan menguasai suatu teori secara baik seseorang akan lebih gampang menangani hal-hal simpel yang berkaitan dengan ilmu dilapangan. Dibelakang setiap teori terdapat asumsi-asumsi yang membentuk sudut pandang suatu teori biasanya perkiraan tersebut berpola objektif dan subjektif. Maksudnya, realita secara objektif sanggup diukur, dinilai, dan diperbandingkan, dengan satu sama lain. Sedangkan teladan subjektif mengasumsikan lebih kepada perorangan yang sanggup berfikir berbeda-beda pada suatu objek yang sama.
Pengertian organisasi
Organisasi yakni sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karateristik utama organisasi sanggup diringkas sebagai 3P yaitu :
  1. Purpose
  2. People
  3. Plan
Sesuatu tidak disebut organisasi bila tidak mempunyai tujuan (purpose), anggota (people), dan planning (plan). Perbedaan dalam memdefinisikan organisasi sangat bergantung pada sudut pandang jika kita melihat organisasi sebagi sistem sosial, maka kita akan mendefinisikannya terkait dengan sesuatu yang lebih besar, yaitu masyarakat.
1. Pengertian Administrasi 
Administrasi yakni perjuangan dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan akal untuk mencapai tujuan 

Administrasi dalam arti sempit yakni kegiatan yang mencakup : catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm kegiatan dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.

Administrasi dalam arti luas yakni seluruh proses kolaborasi antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. 

Pengertian Teori Organisasi dan Administrasi
Teori organisasi dan manajemen yakni suatu konsep yang menjelaskan perihal struktur atau susunan dalam perjuangan untuk mencapai tujuan dalam lingkup lantaran akhir yang berhubungan.

2. Perbedaan antara Administrasi dan Manejemen 
Manajemen berdasarkan para andal :
Thomas H Nelson : 
Ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, materi dan orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan.
James A.F Stoner :
Proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan memakai semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Administrasi berdasarkan para andal :
Menurut Ulbert : 
Administrasi secara sempit didefinisikan sebagain penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Pengertian manajemen secara sempit ini lebih dikenal dengan istilah Tata Usaha.
Menurut WH Evans :
Administrasi yakni fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan materi keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi.

Perbedaan Perspektif Klasik, Modern, dan Post-Modern
Perspektif Klasik
Teori-teori organisasi klasik yakni teori yang berkembang di khir kurun ke- 18, yang pada peroide yang sering disebut Revolusi Industri. Berdasarkan pengamaan yang ada, perkembangan teori organisasi tidak lepas dari faktor lingkungan., yang mencakup aspek teknologi, sistem politik, sistem sosial, sistem budaya,dn demografi (persebaran penduduk). Terutama yang paling fundamental di sini yakni teknologi. Ini sanggup dibuktikan dari proses lahirnya perspektif klasik. Perspektif ini berkembang pada periode perubahan teknologi di masa Revolusi Industri, yaitu di mulai di Inggris pada kurun ke- 18.pda masa ini lah apa yang disebut ”organisasi” dalam pengertian modern muali berkembang. Revolusi Industri sendiri sanggup diartikan sebagai titik pertama dalam sejarah dimana insan mulai mengenal mesin, dlam pengertian mesin produksi yang melaksanakan yang bisa melaksanakan pekerjaan repetitif secara otomtis. 

Menurut Hatch, pada periode klasik terdapat dua kelompok besar andal pemikir organisai. Pertama, pemikir-pemikir anutan sosiologis yang mencoba mndeskripsikan dan menganalisis struktur organisasi dan peran-peran didalamnya. Dan yang kedua, pemikir-pemikir anutan manajemen dan manajemen yang lebih menitikberatkan pada masalah-masalah simpel yang dihadapidalam mengelola organisasi.

Berikut ini yakni bantuan dari masing-masing tokoh tersebut.
Max Weber, Ahli Sosiologi, Jerman, untuk pertama klainya ia mengkaji organisai pemerintahan secara mendalam. Weber mendasarkan pemikiran birokrasinya pada konspe otoritas formal yang impersonal, objektif, dan rasional. Birokrasi semacam ini dijalankan dengan aturan-aturan dan mekanisme bki, melalui bentuk-bentuk kontrol legalistik. Pengaruhnya terhadap teori terutama yakni pada aspek organisai publik, yang oleh tokoh-tokoh sebelumnya tidak dikemas dalam pemikiran tersendiri.

Frederick W. Taylor, Ahli Mnajemen, AS, gagasan terpenting dari taylor yakni penerapan prinsip-prinsip ”ilmiah” dlam melaksanakan pekerjaan dan mengontrol pekerja. Taylor memakai metode induktif, yaitu membuat suatu prinsip umum dari pengamatan terhadap kasus-kasus khusus. Pemikiran ini terutama dituangkannya dalam principe of scientific management.

Perspektif Modern
Perspektif Klasik, sebagaimana dpat kita cermati dari tokoh-tokohnya, terbagi menjadi dua pemikiran besar, yaitu pemikiran yang menekankan pencapaian efisiensi dan efektivitas organisasi dan liran yang menekankan kebutuhan sosial dan psikologis manusia. Teori organisasi disini berhadapan dengan suatu masalaha klasik, bahwa organisasi modern sanggup menolong insan utnuk menuntaskan pekerjaan-pekerjaan secar efisien dan efektif, tetapi pada suatu saat sanggup ”memperbudak” insan yang menciptakannya.

Melalu pesrpektif modern, fokus perdebatan berpindah dari aspek internal (efisiensi versus humanisme) pada aspek eksternal (hubungan organisasi dan lingkungan). Organisasi tidak lagi dilihat sebagai unti yang bangun sendiri, melainkan terkait dengan apa yang disebut lngkungan. Jadi, di satu sisi, teori-teori organisasi perspektif modern yakni kelanjutan dari pemikiran-pemikiran era klasik. Namun dilihat dari sisi yang lain, mereka berbeda. Inspirasi utama mereka yakni keteraturan dan cara kerja alam (nature), khususnya aspek biologis. Sementara itu, pemikir-pemikir klasik umum terinspirasi oleh aspek fisika.

Dari sisi ilmu fisika, pemikiran Newton melihat bahwa alam semesta sanggup diasumsikan sebuah mesin, menyerupai jam raksasa, yang bekerja melalui prinsip-prinsip keteraturan tertentu sehingga tidak terjadi kekacauan atau gesekan satu sama lain. Gagasan keteraturan ini dikembangkan oleh pemikir-pemikir klsik dengan metafora organisasi sebagai ”mesin” yang harus bekerja secara efektif dan efisien.

Sebaliknya, para pemikir di era modern mengamati keteraturan lain yang dianggap lebih dinamis, yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati. Mereka menamakannya teori keteraturan organik. Ludwig von Bertalanffy, spesialis biofisologi Jerman, mengambil konsep ”organisme” yang dikembangkan ahli-ahli biologi untuk diterapkan pada semua jenis ”sistem” secara umum. Inilah petak dasar dari pemikirn perspektif modern.

Di sisi lain, hingg pasa taraf tertentu, basis pemikiran modernis ternyata cenderung menghasilkan pa yang disebut ”rekayasa sosial” (social engineering). Terutama di negara-negara berkembang, dimana para andal atau negarawan acap kali merombak ”sistem” yang sudah ada, dengan perkiraan unsur-unsur pembentuknya tidak terkait dalam suatu interrelasi yang ideal, dan membuat ”sistem” gres yang lebih unggul.

Perspektif Post-Modern
Kecenderungan pemikir-pemikir post-modern yakni membalikkan asumsi-asumsi dasar dari pemikir-pemikir sebelumnya. Hal yang paling fundamental dalah ”keteraturan”. Baik pendekatan klasik maupun modern mendasarkan gagasan-gagasannya pada konsep keteraturan. Bedanya pemikir klasik mengambl gagasan keteraturan dari mekanisme alam semesta (fisika), sementara pemikir modern dari keteraturan organik makhluk hidup (biologi). Namun, inilah yng berbeda, perspektif post-modern mereka sengaja mengabaikn konsep keteraturan itu, termasuk dalam teori organisasi. Tujuannya yakni menawarkan realitas yang lebih kompleks, dimana kebenaran yang satu bersanding dengan kebenran yang lain meskipun keduanya tidak sama.
Pokok-pokok pemikiran dibawah ini yakni ”asumsi-asumi” yang mendasari pemikiran para andal organisasi dan manajemen semenjak jaman klasik hingga modern. Asumsi-asumsi inilah yang akan dibongkar oeh pemikir dri post-modern.
  • Kemajuan tau pertumbuhan yakni sesuatu yang tanpa batas. Baik pendekatan klaik maupun modern intinya tidak mengasumsikan adanya batas-batas tertentu bagi perkembangan organisasi.
  • Kebenaran yakni universal, sehingga rancangan yang berlaku pada satu masalah sanggup diterapkan pada masalah lain.
  • Kebutuhan dan hasrat insan intinya sama dan sanggup di objektivitasi.
  • Hierarki dan ketidakseimbanga kekuasaan dalam organisasi adaah alamiah. Demokratisasi sanggup dilakukan dengan memberi pilihan pada bunyi terbanyak.
Dalam banyak hal apalagi bagi kita yang negara berkembang belum bisa diduga menyerupai apa kondisi dan penyesuaian-penyesuaian yng dilakukan organisasi terhadap kondisi pasca industri tersebut. Hanya saja beberapa ciri yang sanggup diidentifikasi muli kini adalah:
  1. Penciptaan pengetahuan dan pengguna informasi maki penting. Pekerja sektor manufaktur berkurang, sementara sektor jasa meningkat.
  2. Batas-batas organisasi dan lingkungan cenderung makin susah untuk dipertahankan.
  3. Batas-batas antara unit-unit atau departemen dalam suatu organisasi juga cenderung makin kabur.
  4. Kehidupan organsisasi ditandai oleh ketidakpastianyang makin besar.
Jika dibatasi pada organisasi bisnis, perubhan yang terjadi dalam masyarakat pasca industri ada alam tiga hal penting berikut.
  1. Sistem produksi, harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan selera pasar yang berlangsung cepat.
  2. Pasar domestik tidak memadai, harus ada internsionalisasi memasuki pasar-pasar gres diluar negeri.
  3. Inovasi menjadi sagat penting, dimana riset dan pengembangan tidak jarang akan sangat memilih kelangsungan dan perkembangan perusahaan.
Dengan latar belakang perubahan-perubahan pasca-industri tersebut, sanggup dipahami bahwa proyek pemikiran post-moernisme itu sendiri merupakan antisipasi terhadap teladan pikir masyarakat yang secara radikaltelah berubah. Empat perkiraan yang dikemukakan tersebutmenjelaskan beberapa haldari sustu pandang post modernis..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel