Analisis Jabatan (Job Analysis)
Tuesday, April 23, 2019
Edit
Analisis Jabatan (Job Analysis)
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
Organisasi terdiri dari banyak sekali elemen yang salah satunya yakni sumber daya manusia. Sedangkan sumberdaya lainnya yakni bahan, mesin/peralatan, metoda/cara kerja dan modal. Berkenaan dengan sumberdaya organisasi perlu diingat bahwa semua itu tidaklah tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang menimbulkan pemanfaatannya harus dilakukan secara cermat. Proses manajemen yang balk harus bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut demi tercapainya tujuan organisasi.
Sebagaimana elemen organisasi yang lain sumberdaya insan harus dikelola dengan baik. Bahkan bisa dikatakan babwa pengelolaan organisasi intinya yakni proses pengelolaan manusia. Semua organisasi apapun jenis, ukuran, fungsi ataupun tujuannya harus beroperasi dengan dan melalui manusia. Dibandingkan dengan elemen-elemen yang lain memang sanggup dikatakan bahwa insan yakni merupakan elemen yang paling dinamis dan kompleks.
Seringkali effisiensi pelaksanaan organisasi tergantung pada pengelolaan dan pendayagunaan manusia, itulah sebabnya maka setiap manajer harus bisa bekerja secara efektif dengan manusia, dan harus bisa memecahkan majemuk duduk kasus sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya manusia. Pengelolaan sumberdaya insan di dalam organisasi kemudian dikenal dengan manajemen Personalia dan kemudian bermetamorfosis Manajemen Sumberdaya Manusia.
1.2. Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia
Manajemen Sumberdaya Manusia sanggup didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumberdaya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Proses tersebut meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengadaan tenaga kerja, seleksi dan penempatan pegawai, pengembangan personil melalui pendidikan dan pelatihan, integrasi personil kedalam organisasi dan pemeliharaannya (termasuk pinjaman imbalan), evaluasi terhadap hasil kerja serta juga pengembangan karir serta pemberhentian personil. Secara skematis ruang lingkup manajemen sumberdaya insan sanggup dilihat pada Gambar-1.
1.3. Sasaran Manajemen Sumberdaya Manusia
Salah satu kiprah manajemen yakni untuk mendayagunakan sumberdaya insan yang dimilikinya secara optimal. Pendayagunaan ini seringkali berarti mengupayakan semoga sumberdaya insan itu bisa dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan organisasi. Upaya tersebut dilakukan melalui proses manajemen terhadap sumberdaya manusia, dengan banyak sekali kegiatannya menyerupai sanggup dilihat pada Gambar-1.
Manusia akan mau dan bisa untuk bekerja dengan dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melaksanakan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya.
Secara singkat sanggup dikatakan bahwa manajemen sumberdaya insan sangat bersahabat kaitannya dengan motto "The Right Man on the Right Place and the Right Time". Kaprikornus manajemen sumberdya insan pada ketika yang sempurna harus bisa mengusahakan semoga tenaga kerja itu ditempatkan pada posisi yang sempurna sesuai dengan minat dan kemampuannya.
BAB II
ANALISIS JABATAN
2.1. Pengantar
Untuk bisa menerapkan motto "The Right Man on the Right Place at the Right Time" ada beberapa hal yang harus diketahui. Dari sudut perusahaan, maka unsur pertama yang harus diketahui yakni unsur "PLACE-" nya, alasannya perusahaan sebagai organisasi yakni wadah tempat insan (MAN) bekerja. Tempat bekerja ini seringkali seeara lebih spesifik disebut sebagai JABATAN.
Seringkali timbul kesalahpahaman perihal pengertian jabatan ini. Jabatan kadang-kadang diartikan sebagai posisi atau pekerjaan, tanpa klarifikasi lebih jauh. Untuk memperoleh keseragaman mengenai pengertian istilah JABATAN ini, Departemen Tenaga Kerja menawarkan klarifikasi singkat mengenai arti dari beberapa istilah yang berkaitan dengan jabatan, sebagai berikut:
A. UNSUR
ialah komponen yang paling kecil dari pekerjaan. Misalnya memutar, menggosok, menarik, mengangkat, menekan dan sebagainya.
B. TUGAS
ialah sekumpulan dart beberapa UNSUR pekerjaan. Tugas merupakan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah masuk akal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kerja.
C. KEDUDUKAN (POSISI)
ialah sekumpulan TUGAS yang diberikan kepada seorang pegawai atau pekerja, yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada seorang pegawai atau pekerja. Jumlah kedudukan di dalam suatu perusahaan atau instansi yakni sama dengan jumlah pegawai atau pekerjanya.
D. PEKERJAAN
ialah sekumpulan KEDUDUKAN (POSISI) yang mempunyai persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekeIjaan sanggup diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di banyak sekali tempat.
E. JABATAN (JOB)
ialah sekumpulan PEKERJAAN (JOB) yang berisi tugas-tugas yang sama atau bekerjasama satu dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di banyak sekali tempat.
Setelah terang apa yang dimaksud dengan JABATAN, belum berarti bahwa permasalahan sudah selesai. Terbatasnya pengetahuan perihal jabatan-jabatan yang ada dalam perusahaan seringkali terjadi lantaran tidak adanya keseragaman istilah (NAMA JABATAN) danjuga lantaran selalu terjadi perubahan-perubahan pada jabatan itu sendiri.
Sering dijumpai adanya jabatan yang sama untuk jabatan-jabatan yang mempunyai tugas-tugas yang berbeda. Sebaliknya untuk tugas-tugas yang sama adakalanya diberikan nama jabatan yang berbeda pada perusahaan yang berbeda.
Kebanyakan perusahaan hanya tahu bahwa contohnya mereka mempunyai 5 orang tukang ketik, 20 orang operator dan 8 orang andal teknik. Namun apa yang bekerjsama dilakukan oleh orang-orang tersebut belum tentu diketahui secara terang oleh perusahaan. Bahkan ironisnya para pemegang jabatan itu sendiri kadangkala tidak tahu atau merasa ragu perihal sipa yang seharusnya ia kerjakan.
Untuk mengatasi hal ini, bisa dilakukan Analisa Jabatan. Suatu studi yang secara sistematis dan teratur mengumpulkan semua informasi dan fakta yang bekerjasama dengan suatu jabatan
2.2. Peran Analisis Jabatan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Suatu pengetahuan yang eksplisit dan terperinci mengenai setiap jabatan sangatlah diperlukan, antara lain untuk keperluan :
- Rekrutmen, seleksi dan penempatan tenaga kerja
- Menentukan besarnya upah
- Merancang jalur karir pekerja / pegawai
- Menetapkan beban kerja yang pantas dan adil
- Merancang kegiatan pendidikan dan training yang efektif
Selain menawarkan manfaat bagi organisasi, analisa jabatan juga bermanfaat bagi pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya. Dengan ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan kualifikasi yang ia miliki, berarti para pegawai tersebut telah diberikan kesempatan untuk membuatkan dirinya dan merealisasikan potensinya seoptimal mungkin.
2.3. Analisis Jabatan
Analisa jabatan yakni suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang bekerjasama dengan masing-masing JABATAN secara sistematis dan teratur, yaitu :
- Apa yang dilakukan pekerja pada jabatan tersebut
- Apa wewenang dan tanggung jawabnya
- Mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan
- Bagaimana cara melakukannya
- Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaannya . Besarnya upah dan lamanya jam bekerja
- Pendidikan, pengalaman dan latihan yang dibutuhkan
- Keterampilan, perilaku dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
- Dan lain-lain
Informasi tersebut di atas bisa diperoleh dari beberapa sumber yaitu :
- Pekerjaan itu sendiri dan buku catatan harian
- Pekerja yang bersangkutan
- Orang yang pernah melaksanakan pekerjaan itu
- Atasan eksklusif dari pekerja yang bersangkutan
Berdasarkan sumber-sumber tersebut, pengumpulan informasi untuk analisa jabatan ini bisa dilaksanakan dengan cara :
- Menyebarkan kuisioner ( daftar pertanyaan/angket) kepada para pemegang Jabatan
- Melakukan wawancara eksklusif dengan pekerja yang bersangkutan, orang yang pernah melaksanakan pekerjaan itu ataupun atasan langsungnya
- Melakukan pengamatan eksklusif pada pelaksanaan pekerjaan atau mempelajari buku catatan harian
Informasi yang diperoleh dari Analisa Jabatan ini sanggup digolongkan dalam beberapa butir berikut:
- Nama jabatan, lokasi ketja, range upah
- Hubungan kerja dan posisi dalam organisasi
- Tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan pada pemangku jabatan
- Peralatan dan materi yang digunakan
- Kondisi lingkungan tempat kerja dan resiko kerja
- Persyaratan fisik, mental, pengetahuan, pendidikan dan lain-lain
Analisa jabatan dilakukan terutama untuk menyidik fungsi, peranan dan tanggung jawab sesuatu jabatan. Hasil Analisa Jabatan ini akan menawarkan gambaran perihal kiprah dan tanggung jawab setiap pekerja. Pemakaian atau kegunaan Analisa Jabatan pada umumnya digunakan untuk :
1. Kelembagaan (Organisasi Dan Perancang Jabatan )
- Penyusunan organisasi baru
- Penyempumaan organisasi yang sekarang
- Peninjauan kembali alokasi tugas, wewenang dan tanggungjawab tiap jabatan
2. Kepegawaian
- Rekrutmen seleksi/penempatan
- Penilaian jabatan (Evaluasi jabatan)
- Penyusunanjenjang karir (Career Planning)
- Mutasi/promosi/rotasi (kaitannya bersahabat dengan c)
- Program pelatihan
3. Ketatalaksanaan
- Tata laksana
- Tata kerja/prosedur
Kaprikornus bekerjsama yang dimanfaatkan dari suatu kegiatan analisis jabatan untuk hal atau kegiatan-kegiatan yang disebut dalam 1,2 dan 3 yakni hasil yang diperoleh dari proses analisis Jabatan. Hasil tersebut tiada lain dari data-data jabatan yang kemudian di susun secara sistematis dan terorganisir menjadi informasi jabatan. Uraian perihal informasi jabatan ini biasanya disebut uraian jabatan (Job Description).
Analisis Jabatan meliputi 2 elemen, yaitu :
- Uraian Jabatan (Job Description).
- Spesifikasi Jabatan (Job Spesification) atau Persyaratan Jabatan (Job Requirement)
2.3.1. Uraian Jabatan (Job Description)
Uraian jabatan yakni suatu catatan yang sistematis perihal kiprah dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penyusunan uraian jabatan ini yakni sangat penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan.
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam Uraian Jabatan pada umumnya meliputi :
- Identifikasi Jabatan, yang berisi informasi perihal nama jabatan, penggalan dan nomor kode jabatan dalam suatu perusahaan
- lkhtisar Jabatan, yang berisi klarifikasi singkat perihal jabatan tersebut; yang juga menawarkan suatu definisi singkat yang mempunyai kegunaan sebagai komplemen atas informasi pada identifikasi jabatan, apabila nama jabatan tidak cukup jelas
- Tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bagian ini yakni merupakan inti dari Uraian Jahatan dan merupakan penggalan yang paling sulit untuk dituliskan secara tepat. Untuk itu, bisa dimulai menyusunnya dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan perihal apa dan mengapa suatu pekerjaan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya
- Pengawasan yang harus dilakukan dan yang diterima. Bagian ini menjelaskan nama-nama jabatan yang ada diatas dan di bawah jabatan ini, dan tingkat pengawasan yang terlibat
- Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini menjelaskan kekerabatan vertikal dan horizontal jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam hubungannya dengan jalur promosi, anutan serta mekanisme kerja
- Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
- Kondisi kerja, yang menjelaskan perihal kondisi fisik lingkungan kerja dari suatu jabatan. Misalnya panas, dingin, berdebu, ketal, bising dan lain-lain terutama kondisi kerja yang berbahaya
- Komentar komplemen untuk melengkapi klarifikasi di atas
2.3.2. Spesifikasi/Persyaratan Jabatan
Spesifikasi jabatan yakni persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang menduduki suatu jabatan, semoga ia sanggup melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Spesifikasi jabatan ini sanggup disusun secara gotong royong dengan Uraian Jabatan, tetapi sanggup juga di susun secara terpisah.
Beberapa hal yang pada umumnya dimasukkan dalam Spesifikasi Jabatan adalah:
- Persyaratan pendidikan, latihan dan pengalaman kerja
- Persyaratan pengetahuan dan keterampilan
- Persyaratan fisik dan mental
- Persyaratan umur dan jenis kelamin
2.3.3. Kegunaan Analisa Jabatan
Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan, sebagai hasil dari Analisa Jabatan mempunyai banyak manfaat, antara lain:
- Sebagai dasar untuk melaksanakan Evaluasi Jabatan
- Sebagai dasar untuk memilih standard hasil kerja seseorang
- Sebagai dasar untuk melaksanakan rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai baru
- Sebagai dasar untuk merancang kegiatan pendidikan dan latihan
- Sebagai dasar untuk menyusun jalur promosi
- Untuk rnerencanakan perubahan-perubahan dalam organisasi dan penyederhanaan kerja
- Sebagai dasar untuk membuatkan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
2.4. Pelaksanaan Analisis Jabatan
Analisis jabatan intinya yakni suatu proses pengumpulan, penelitian, penguraian data jabatan yang tahapannya sebagai berikut :
- Tahap persiapan dan perencanaan
- Tahap pengumpulan data
- Tahap pengolahan data Selanjutnya setiap tahap pelaksanaan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan dan perencanaan Pada tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan yakni :
- Penegasan kembali struktur organisasi yang akan menjadi pegangan bagi proses selanjutnya termasuk nama-nama jabatan dan tempatnya.
- lnventarisasi jabatan yang ada di setiap unit kerja yang ada dan di susun berdasarkan hierarki dan di beri kode identifikasi
- Menetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dan menyiapkan alat dan sama yang dibutuhkan ( formulir dll. )
- Membentuk team pelaksana analisis dan menjelaskan perihal metode yang akan digunakan.
- Komunikasi/penjelasan oleh pimpinan perusahaan kepada semua pimpinan unit kerja dan semua karyawan perihal maksud dan tujuan analisis jabatan yang akan dilaksanakan.
Hal ini dilaksanakan untuk mencegah terjadinya salah pengertian dan timbulnya persepsi dan impian yang keliru.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data jabatan sanggup dilakukan dengan melalui beberapa cara:
a. Metode Observasi dan Wawancara
Metode observasi berarti pelaksana analisis jabatan mengamati secara eksklusif di tempat bagaimana kiprah pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk di olahnya menjadi informasi. Sedangkan dalam metode wawancara petugas analisis mewawancarai eksklusif pemegang jabatan dengan mengajukan pertanyaan yang di siapkan lebih dulu dan mencatat jawabannya untuk diolah menjadi informasi yang di perlukan
b. Metode Kuesioner ( Daftar Pertanyaan )
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran daftar pertanyaan kepada semua karyawan untuk di isi. Daftar pertanyaan itu bisa bersifat "terbuka" (Open ended) artinya, penjawab harus menawarkan balasan berdasarkan kehendaknya sendiri dengan caranya sendiri, tidak dibatasi. Bila daftar pertanyaan itu bersifat "tertutup" (Closed), maka pertanyaan sudah dibuat sedemikian rupa sehingga penjawab tinggal menjawab ya/tidak, atau benar/salah.
c. Metode Studi Referensi
Metode ini mengandalkan pada pengetahuan dan "ahli", rujukan yang ada dan perbandingan dengan organisasi lain. Metode ini jarang digunakan.
d. Metode Kombinasi
Metode int berarti memakai beberapa metode di atas sekaligus.
Metode observasi di tempat sanggup diadakan untuk jabatan atau posisi yang khusus. Observasi sanggup mengungkapkan hal-hal yang tidak sanggup diuraikan secara tertulis menyerupai kondisi kerja, arus kerja, proses, keterampilan yang dibutuhkan dan perajatan yang digunakan.
Metode wawancara dilakukan mengingat tidak semua jabatan sanggup dianalisis secara tertulis. Jabatan seperti: jabatan teknis, profesional, kepengawasan dan administrator sebaik-nya dikaji melalui wawancara atas pemegang jabatan yang bersangkutan.
Metode daftar pertanyaan pada umumnya kurang berhasil, lantaran tidak semua karyawan telah mengisi formulir atau sanggup membaca dan menulis dengan baik. Setiap kategori karyawan harus diberi kuisioner tersendiri dengan gaya bahasa khusus guna mencegah kesalahpahaman dalam penafsiran.
Metode studi referensi contohnya sanggup dilakukan dengan menganalisis buku catatan harian untuk mendapat informasi perihal suatu jabatan atau posist. Tetapi metode ini agak sulit dilakukan lantaran tidak semua catatan harian berguna, lantaran si penulis tidak merumuskan kegiatan yang sebenarnya. Juga masih banyak pekerjaan yang tidak membiasakan diri menciptakan catatan harian menyerupai pesuruh atau mekanik.
3. Tahap Pengo]ahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilakukan pengolahan data yaitu:
- Menentukan faktor-faktor dari evaluasi jabatan
- Menentukan bobot nilai dari setiap faktor
- Analisa hasil interview dan kuisioner yang telah di isi
- Analisa persyaratan jabatan
- Menyusun uraian jabatan
- Mempersiapkan rekomendasi bagi perencanaan tenaga kerja, pola pengadaan, seleksi dan penempatan pegawai; evaluasi karya pegawai ; sistem pinjaman balas jasa ; training dan pengembangan pegawai, sistem dan mekanisme manajemen kepegawaian.
2.5. Kesimpulan
Analisis jabatan yakni suatu kegiatan yang sangat mempunyai kegunaan untuk banyak sekali keperluan perancang organisasi dan perancangan jabatan (Job Design) yakni suatu keharusan dan harus dilakukan semenjak awal. Untuk organisasi yang masih gres dan strukturnya masih berkembang terus lebih baik menekankan pada perancang jabatan (Job Design) dan menciptakan Uraian Jabatan yang fleksibel sehingga bisa diadaptasi terus. Organisasi yang sudah mapan hendaknya melaksanakan Analisis Jabatan. Tetapi mengingat perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat, maka analisis jabatan harus diulangi paling lambat setiap 3 tahun sekali untuk mencek apakah informasi yang diperoleh masih benar.
Semua Personel Manager harus menguasai Teknik Analisis Jabatan dan Perancangan Jabatan (Job Design) lantaran kegiatan ini merupakan basis kegiatan-kegiatan lain di bidang manajemen sumber daya manusia.
BAB III
EVALUASI JABATAN DAN SISTEM PEMBERIAN IMBALAN
3.1. Sistem Pemberian Imbalan
Sistem pinjaman imbalan (kompensasi) yakni merupakan hal yang penting dalam perusahaan. Beberapa alasan mendasari pendapat ini antara lain lantaran :
Seringkali imbalan yakni merupakan biaya dengan proporsi terbesar yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Bisa merupakan daya tarik untuk mendapat karyawan yang baik (bermutu)
Bisa menjadi perangsang bagi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerjanya
Bisa menghindari munculnya ketidakpuasan kerja, atau dengan kata lain bisa meningkatkan motivasi kerja serta loyalitas karyawan terhadap perusahaan
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijaksanaan Imbalan /Penggajian
Dalam memutuskan kebijaksanaan berkenaan dengan kasus pinjaman imbalan (penggajian) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan, baik yang bersifat internal perusahaan maupun yang sifatnya eksternal.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi antara lain yakni :
- Kemampuan perusahaan untuk membayar
- Eksistensi dari Serikat Pekerja
- Karakteristik Pekerja.
Adalah baik sekali bilamana perusahaan bisa menawarkan imbalan yang sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan oleh masing-masing pekerja, pengalamannya atau tingkat pendidikannya
4. Karakteristik Pekerjaan.
Pemberian imbalanpun harus diadaptasi dengan berat / ringannya beban kerja ataupun tanggung jawab yang harus di pikul oleh pekerja, termasuk di sini kondisi tempat kerja ataupun besarnya resiko untuk mendapat kecelakaan kerja
Sedangkan faktor-faktor eksternalnya antara lain adalah:
1. Keadaan pasar tenaga kerja
Kondisi tenaga kerja yang ada di pasar tenaga kerja seringkali punya efek yang besar dalam memilih besarnya imbalan / honor yang akan diberikan. Hal ini bekerjasama dengan prinsip "supply: demand" , dimana imbalan akan tinggi bilamana tenaga kerja yang kita butuhkan termasuk tenaga kerja yang langka atau yang sulit di peroleh di pasar tenaga kerja. Sebaliknya, perusahaan bisa menawarkan imbalan yang relatif rendah bilamana tenaga kerja yang dibutuhkan banyak terdapat di pasar tenaga kerja.
2. Biaya hidup
Besarnya imbalan pertu diadaptasi dengan biaya hidup. Hal ini mengakibatkan besarnya imbalan, seringkali ditentukan berdasarkan kawasan dimana perusahaan berada.
3. Peraturan pemerintah
Seperti diketahui Pemerintah, dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja telah memutuskan adanya gaji/upah minimum yang disusun berdasarkan kebutuhan fisik minimum/kebutuhan hidup minimum
3.3. Falsafah Pemberian Imbalan
Sistem peemberian imbalan dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat ADIL dan KOMPETITIF. Kedua sifat tersebut akan sanggup dipenuhi bilaman perusahaan memperhatikan baik faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan dalam memutuskan besarnya imbalan.
3.4. Proses Penetapan Sistem Imbalan
1. Analisa Jabatan, atau Penentuan Sasaran Jabatan.
Pada perusahaan yang gres berdiri, belum bisa dilakukan analisa jabatan. Dalam kondisi demikian, paling tidak bisa dilakukan penentuan target jabatan. Output jabatan haruslah menjadi syarat bagi pemegang jabatan, juga dalam penetapan imbalan. Dikenai adanya 3 kategori target jabatan, yaitu :
- sasaran RUTIN
- sasaran PEMECAHAN PERSOALAN
- sasaran PEMBAHARUAN
2. Evaluasi jabatan
Penentuan nilai jabatan, relatif terhadap jabatan lainnya yang ada dalam satu perusahaan perlu dilakukan sebagai dasar untuk memilih besarnya imbalan yang adil
3. Survey Upah
Penelitian untuk mengetahui standard upah yang berlaku pada perusahaan-perusahaan sejenis di kawasan tempat perusahaan berada perlu dilakukan untuk bisa memilih besamya imbalan yang kompetitif.
4. Penetapan kebijakan
Kebijakan mengenai sistem imbalan ditetapkan oleh perusahaan, dengan memperhatikan beberapa faktor antara lain:
- Peraturan Pemerintah
- Hukum
- Kondisi Ekonomi
- Kondisi Pasar Tenaga Kerja
Kedudukan yang ingin di capai perusahaan ( gambaran )
4. Penetapan Harga Jabatan
Pada hasilnya perusahaan perlu memutuskan struktur imbalan/ kurva imbalan untuk semua jabatan yang ada dalam perusahaan tersebut, mulai yang paling rendah hingga yang paling tinggi.
Langkah-Iangkah dalam proses penetapan sistem imbalan ini secara skematis sanggup dilihat pada Gambar 2 berikut:
3.5. Pengertian Evaluasi Jabatan
Evaluasi jabatan atau evaluasi jabatan yakni suatu proses yang sistematis dan teratur dalam memilih nilai suatu jabatan, relatif terhadap jabatan-jabatan lain yang ada dalam satu perusahaan.
Tujuan utama dari proses ini yakni untuk memilih tingkat upah yang sempurna dan adil diantara jabatan-jabatan yang ada.
3.6. Langkah-langkah Evaluasi Jabatan
1. Mengumpulkan inforrnasi perihal jabatan (dengan memakai kuesioner, wawancara eksklusif ataupun pengamatan) dan kemudian menyusun informasi tersebut menjadi uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan. Langkah nomor 1 ini biasa dikenal dengan sebutan Analisa Jabatan.
2. Menetapkan nilai relatif dari masing-masing jabatan dengan cara mempelajari Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan tersebut. Dikenal adanya 2 macam metode untuk memilih nilai jabatan ini, yaitu metode yang sifatnya Non-Kuantitatif dan metode yang Kuantitatif
3.7. Metode-metode Evaluasi Jabatan
1. Metode Non-Kuantitatif: Metode Penentuan Peringkat (Ranking Method)
- Metode Klasifikasi (Grade/Classification Method)
2. Metode Kuantitatif:
- Metode Perbandingan Faktor (Factor Comparison Method)
- Metode Sistem angka (Point System Method)
3.7.1. Metode Penentuan Peringkat (Ranking Method)
Metode Penentuan Peringkat ini yakni metode yang paling sederhana diantara metode-metode evaluasi jabatan yang lain, yang hanya cocok untuk diterapkan pada perusahaan kecil dengan jumlah jabatan yang sedikit.
Penilaian terhadap jabatan dilakukan oleh suatu Team Penilai yang khusus dibentuk, yang biasanya terdiri dari orang-orang dalam perusahaan dengan dibantu oleh konsultan andal dalam bidang ini.
Dasar yang digunakan dalam memilih nilai ini yakni hasil Analisa Jabatan (yaitu Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan). Bilamana hasil analisa jabatan ini tidak ada, maka team penilai memilih peringkat dari masing-masing jabatan tersebut berdasarkan interprestasi mereka terhadap kondisi dari masing-masing pekerjaan (tercakup di sini antara lain keadaan tingkat kesulitan dan volume pekerjaan, besarnya tanggung jawab yang harus dipikul, pengawasan yang dilakukan/yang diterima, latihan dan pengalaman yang dibutuhkan serta kondisi kerja).
a. Teknik-Teknik Penentuan Peringkat
Teknik I :
- Team berunding untuk memilih jabatan tertinggi dan jabatan terendah (sebagai batas atas dan batas bawah)
- Jabatan-jabatan lain kemudian dinilai dan ditempatkan/ diurutkan diantara dua batas ini.
Teknik II :
- Perbandingan dilakukan secara berpasangan (Paired Comparison).
- Setiap jabatan diperbandingkan sepasang-sepasang dengan semua jabatan lain.
Teknik III :
- Masing-masing anggota team penilai membaut urutan dari semua jabatan, kemudian hasilnya dirata-ratakan
Teknik IV :
- Menggunakan peta struktur orgarusasi sebagai acuan
- Dalam hal ini urutan jabatan disesuikan dengan hierarki dalam peta struktur organisasi
Kelebihan Metode Penentuan Peringkat adalah: 1) sederhana ; 2) cepat ; 3) murah
Kelemahan Metode Penentuan Peringkat adalah: 1) alasan evaluasi tidak jelas, hasilnya niiai garang ; 2) subyektif (tergantung penilai) ; 3) sulit untuk dilakukan pada organisasi besar dengan jumlah jabatan yang terlaiu banyak
b. Metode Klasifikasi (Grade / Classification Method)
Metode ini merupakan perbaikan dari Metode Penentuan Peringkat. Di sini team penilai memulai kegiatannya sebagai berikut :
- Menetapkan beberapa kelas / tingkatan jabatan
- Team merumuskan ciri dari masing-masing kelas / tingkatan jabatan tersebut secara lengkap.
- Team memasukkan setiap jabatan yang ada pada kelas yang sesuai dengan cara mencocokkan ciri kelas / tingkatan dengan interprestasi mereka perihal ciri masing-masing jabatan (seperti tingkat kesulitannya, besarnya tanggung jawab, latihan dan pengalaman yang dibutuhkan dan sebagainya.
Kelebihan Metode Klasifikasi adalah: 1) sederhana / gampang ; 2) cepat ; 3) murah
Kelemahan Metode Klasifikasi adalah: 1) sulit untuk memutuskan kelas/ tingkatan tersebut ; 2) masih bersifat subyektif (tergantung penilai) ; 3) sulit untuk dilakukan pada organisasi besar dengan jumlah jabatan yang terlalu banyak
c. Metode Perbandingan Faktor (Factor Comparison Method)
Metode ini sudah digolongkan ke dalam metode kuanitatif, lantaran sudah berusaha untuk menawarkan nilai kuantitatif pada masing-masing jabatan (bukan hanya peringkat ataupun kelas / tingkatan ).
Langkah-langkah penentuan nilai relatif
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan faktor-faktor (dan sub faktornya, bila ada ) dari setiap jabatan yang akan di nilai.
2. Memilih beberapa jabatan sebagai "Jabatan Kunci" (Key Jobs) yaitu jabatan-jabatan yang :
- Populer ada (ada setiap perusahaan )
- Upahnya telah sesuai
- Terdefinisi ( tugas-tugasnya ) dengan jelas
3. Team penilai melaksanakan evaluasi terhadap faktor-faktor dan sub faktor dari jabatan-jabatan kunci tadi, dan menyusunnya berdasarkan peningkat.
Daftar Pustaka
- Husna Suad & Heiddjrachman (1997). Manajemen Personalia. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
- Moekiat (1998). Analisis Jabatan. Penerbit Mandar Maju. Bandung
- Saydam GouzaJi (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Djambatan.
- Wexley Kenneth N & Yulk Gary (1992). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Penerbit Rineka Cipta.