Out Bound Secara History
Friday, April 12, 2019
Edit
CREATIVITY IMPROVEMENT TRAINING EXERCISE RECREATION LEARNING THROUGH OUT BOUND FOR STUDENTS HIGH SCHOOL
Abstract
Sports activities in the open or often referred to as out bound which is currently growing rapidly in Indonesian society namely businessmen, office workers, civil servants and the schools because it aims to obtain mental pleasure or mental. It also aims to improve the ability to work together in completing a job.
Community service programs with the theme of creativity training increased recreational sports learning through out bound for high school students aimed at understanding and mutual understanding / caring with others and learn to build confidence and trust to others, learn to build a team capable and reliable work and understand the importance of teamwork in the work environment, build individual within the group as a more energetic and encouraging individuals to challenge the existing groups and to make improving the quality of learning so the impact on learning achievement for students.
Results Training to Improve the students and teachers in a training exercise out bond is expected to result directly or indirectly impact to the formation of moral character and recreation at the elementary school students so as to improve the quality of education and professional skills of teachers, the material presented are extremely helpful especially things which practically can be done by teachers while giving instruction. So expect teachers to disseminate the acquired knowledge and skills to colleagues and young students.
Key words: out bound, creativity, students
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Pada zaman kontemporer ini semakin kompleks kebutuhan yang dibutuhkan oleh insan untuk kelangsungan hidupnya, menyerupai kebutuhan material, fisik, mental ataupun spiritual. Dalam hubungannya dengan insan lain seseorang harus bisa bersaing secara sehat ataupun berjalan beriringan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena adanya kebutuhan seseorang akan selalu berpikir keras untuk memenuhi hal tersebut, menyerupai seseorang melaksanakan pekerjaan untuk memebuhi kebutuhan material.
Kesibukan insan dalam memenuhi kebutuhan material sering tidak terkendali sehingga melupakan pemenuhan kebutuhan yang lain yaitu kebutuhan fisik dan mental. Aspek fisik dan mental mempunyai efek yang sangat besar bagi kelangsungan hidup insan untuk mencapai kesempurnaan. Apabila manusai sanggup menyeimbangkan antara kebutuhan material, fisik dan mental akan bisa mengatasi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan
Secara fisik seseorang akan bisa melaksanakan suatu acara atau pekerjaan yang berlebihan dengan tanpa mencicipi kelelahan yang berarti sanggup dikatakan bahwa fisik orang tersebut bugar. Djoko Pekik Irianto, (2004: 2) menyampaikan kebugaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang melaksanakan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih sanggup menikmati waktu luangnya. Adapun cara yang paling tepat untuk memperoleh dan meningkatkan kebugaran fisik yaitu dengan berolahraga. Oleh alasannya ialah itu, seseorang dalam pemenuhan kebutuhan fisik harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan olahraga supaya sanggup memperoleh dan meningkatkan kebugaran fisik.
Akan tetapi untuk sanggup malaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang maksimal tidak hanya dipengaruhi oleh aspek fisik, akan tetapi dari segi mental juga perlu diperhatikan. Menurut Suhartono yang dikutip oleh Suryanto, dkk. (1998: 5) kebugaran mental (mental fitness) yaitu suatu keadaan dimana seseorang bisa mempunyai pengertian, pandangan, pengetahuan, kecerdasan, moral dan semangat kerja yang baik serta bisa mengatasi permasalahan yang ada pada diri sendiri maupun masyarakat. Oleh alasannya ialah itu diharapkan adanya metode-metode yang bisa meningkatkan kebugaran mental serta menjaga kesehatan mental.
Pengembangan ilmu keolahragaan yang didukung oleh tujuh subdisiplin ilmu, meliputi: olahraga kesehatan (sport medicine), biomekanika olahraga (sport biomechanics), psikologi olahraga (sport psychology), sosiologi olahraga (sport sociology), paedagogi olahraga (sport pedagogy), sejarah olahraga (sport history) dan filsafat olahraga (sport philosophy), (Herbert Haag, 1994: 53). Dari ketujuh subdisiplin ilmu tersebut satu diantaranya membahas ihwal ilmu kesehatan olahraga. Pentingnya kesehatan mental bagi insan dan perlunya metode untuk menjaga kesehatan mental, mengakibatkan para andal ilmu olahraga berfikir ihwal bagaimana caranya untuk sanggup menjaga dan meningkatkan kesehatan mental melalui suatu metode acara olahraga.
Permasalahan fundamental dalam pembelajaran olahraga rekreasi di tingkat Sekolah Menengan Atas ialah tidak tersedianya prasarana yang memadai dan kemungkinan pembiayaan yang sangat besar untuk operasional pembelajaran. Kini keadaan yang sangat dilematis dihadapi oleh komunitas guru olahraga. Di satu sisi, materi kurikulum fisik dan motorik siswa menggariskan bahwa olahraga merupakan salah satu komponen pembelajaran yang layak dilaksanakan. Asumsi dasar bahwa pembelajaran olahraga rekreasi mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa melalui aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Namun pada sisi lain menyerupai strata sekolah, penyediaan dana, waktu pembelajaran, ketersediaan tenaga ahli, dan banyak sekali macam alasan menjadi faktor penghambat terlaksananya pembelajaran olahraga rekreasi bagi siswa di sekolah
Dengan terlaksananya pembelajaran olahraga rekreasi maka semakin banyak bentuk-bentuk acara jasmani atau olahraga yang samakin terkenal di kalangan mayarakat luas. Diantaranya ialah kegiatan olahraga di alam terbuka atau sering disebut dengan out bound yang ketika ini sedang berkembang pesat di masyarakat Indonesia yaitu para pengusaha, pekerja kantor, pegawai negeri maupun sekolah-sekolah alasannya ialah bertujuan untuk memperoleh kesenangan mental atau jiwa. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan untuk saling berhubungan dalam menuntaskan suatu pekerjaan. Banyak jenis dan macam pembinaan yang ditawarkan pada masyarakat luas cukup umur ini, salah satu contohnya yang sedang mengalami ketenaran pada ketika ini ialah Out boud Training (OBT), yaitu bentuk pembinaan yang dirancang hanya memakai aktifitas di alam terbuka di luar ruangan, bermain dan berfikir atau mengamati hal-hal yang ada dalam aktifitas permainan yang kemudian digunakan dalam aktifitas kehidupan.
Pogram pembinaan olahraga rekreasi khususnya Out bound yang dikembangakan oleh sentra dan club olahraga rekreasi memberi nafas baik dan dideskripsikan sebagai hal penting dalam pembentukan dan peningkatan status skill pelaku Out bound. Program pembinaan dasar, lanjut hingga mahir yang dilakukan secara teratur dengan takaran yang tepat belum menjamin sanggup memberi jastifikasi status skill jadwal pembinaan olahraga alam bebas khususnya pada jadwal pengelolaan skill khusus Out bound guider. Pelatihan out bound guider dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta pembinaan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang digambarkan oleh teknologi dan organisasi pelatihan, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatan terutama mengenai pengetian dan keterampilan (Rolf P. Lyton dan Udai, 1998)
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Out Bound
Out Bound secara history ialah berasal alasannya ialah adanya terintegrasi dengan kepentingan hidup sehari-hari. Out Bound Training merupakan kegiatan pembinaan sekaligus rekreasi yang dilakukan di alam terbuka, yang terdiri dari serangkaian permainan (games) dan tantangan (challenge). Masing-masing permainan mempunyai tujuan tertentu. OutBound training atau dikenal juga dengan istilah outbound training didasarkan pada metode: Experiental Learning, Quantum Learning, Process Oriented, Participatory Approach, Observation & Processing (Debrief). Tujuan obyektif dari pembinaan ini diantaranya membantu meningkatkan aksara intrapersonal dan interpersonal, kreatifitas, bekerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan, serta membuat suasana bangga dan penuh motivasi. (http://kaboa-training.com/outdoor.htm)
Out bound hanya akan efektif bila dilaksanakan dengan baik, yakni bisa menawarkan peak adventure bagi para partisipannya. Outdoor training bisa menjadi alat yang untuk pengembangan SDM contohnya kompetensi karyawan asalkan dikerjakan dengan benar, yakni berisi rangkaian program-program yang bagus. Outbound training itu bukan main-main di lapangan. Outdoor education is education, bukan sekedar untuk fun. Program outbound yang anggun harus meliputi high impact activities. Kompetensi seseorang bisa ditingkatkan melalui pengembangan pengetahuan, skill dan sikap/karakter dari yang bersangkutan. Outbound training bertujuan menggali dan meningkatkan skill dan karakter/sikap individu. Untuk hasil yang bagus, kegiatan outbound itu minimal tiga hari, akomodasi outbound harus memadai dan dipandu oleh pelatih yang berpengalaman. Dan, yang penting, jadwal outbound fokus pada hasil, bukan pada aktivitasnya itu sendiri.
Untuk bisa menghasilkan peak adventure, kegiatan-kegiatan dalam outbound harus bisa mengeluarkan partisipan dari comfort zone mereka. Tapi, diingatkan, peak adventure tiap-tiap orang berbeda sehingga pelatih outbound dilarang memaksa peserta yang tidak berani melaksanakan kegiatan tertentu. Instruktur bisa membantu dengan persuasi dan mendampingi peserta outbound yang tidak berani. Out bound intinya mempertemukan antara kompetensi dan risiko. Jangan hingga hasilnya terlalu tinggi sehingga malah menjadi missadventure.Peak adventure tercapai bila risiko dan kompetensi proporsional. Mengingat makin menjamurnya penyelenggara outbound ketika ini, perusahaan perlu hati-hati. Kita harus pintar menentukan outbound provider yang reputasinya bagus, mempunyai standar keamanan tinggi dan pelatih yang qualified. Selain itu tempat outbound yang tepat akan mendukung kesuksesan sebuah kegiatan outbound. Sehingga bisa menawarkan nilai positif berupa pengembangan SDM. (www.outboundprovider.com)
B. Maksud dan Tujuan
Banyak jenis dan macam pembinaan yang ditawarkan pada masyarakat luas cukup umur ini, salah satu contohnya yang sedang mengalami ketenaran pada ketika ini ialah Out boud Training (OBT), yaitu bentuk pembinaan yang dirancang hanya memakai aktifitas di alam terbuka di luar ruangan, bermain dan berfikir atau mengamati hal-hal yang ada dalam aktifitas permainan yang kemudian digunakan dalam aktifitas kehidupan. Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta diharapkan sanggup : 1) Saling memahami dan saling pengertian/ peduli dengan orang lain, 2) mencar ilmu membangun kepercayaan diri dan mempercayai kepada yang lain, 3) mencar ilmu memimpin dan sanggup dipimpin oleh orang lain, 4) mencar ilmu membuat keputusan dengan cepat, tepat, cermat dan bijaksana, 5) mencar ilmu membangun tim kerja yang cakap dan handal, 6) memahami arti penting kerjasama kelompok dalam lingkungan kerja, 7) memahami pola pikir sistimatis dalam menuntaskan persoalan kelompok, 8) memahami banyak sekali tehnik pengembangan kerjasama kelompok, 9) membangun individu dalam kelompok secara lebih energik, 10) mendorong individu dalam menghadapi tantangan kelompok yang ada, 11) bisa memecahkan persoalan secara kreatif dan 12) melatih mental dan keberanian mengambil resiko untuk suatu tujuan
C. Bentuk-Bentuk Permainan
Berikut ini ialah beberapa bentuk permainan out boud yang sanggup menawarkan makna begi para peserta diantaranya ialah nilai-nilai kerjasama, kepercayaan, kemampuan memecahkan suatu masalah, proses pendewasaan diri, kebersamaan, leadership (kepemimpinan), kemampuan akselerasi untuk mencapai suatu tujuan, melatih mental dan keberanian serta kesenangan batiniah.
1) Koran Terpanjang (Kerjasama Tim)
Koran Terpanjang merupakan suatu bentuk permainan berkelompok yang bertujuan untuk melatih dan meningkatkan perasaan loyal terhadap kelompok atau lembaga. Dalam permainan ini setiap peserta diharapkan bisa membuatkan potensi diri dan berhubungan dengan kelompoknya untuk bisa membuat koran terpanjang. Setiap kelompok terdiri dari 10 – 15 orang.
2) Pindah Tali (Perkenalan)
Pindah tali ialah permaian yang bertujuan untuk menjembatani seluruh anggota kelompok supaya sanggup saling mengenal satu sama lain. Cara bermain dalam permaian ini ialah dengan memindahkan tali yang tersambung dari satu anggota ke anggota yang lain dan saling menyebutkan nama, sehingga seluruh anggota sanggup saling mengenal. Langkah permaiannya yaitu seluruh anggota tim saping mengaitkan tangan, pindahkan tali dari anggota paling ujung dan kembali lagi ke ujung tanpa melepas kaitan tangan.
3) Trust Fall/ Pohon Tumbang (Kepercayaan Tim)
Trust fall ialah suatu bentuk permaian dengan cara menjatuhkan diri dari tebing atau tempat yang lebih tinggi. Permaian ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling percaya kepada seluruh anggota kelompok. Hal itu merupakan kunci awal kesuksesan perjalanan tim anda. Adapun hukum permaiannya ialah jatuhkan tubuh anda secara tumbang, membelakangi penerima, pemain akseptor harus mendapatkan dengan deretan yang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pemain yang menjatuhkan badannya dan pemain akseptor lainnya.
4) Ball Transfer (Kerjasama Tim)
Ball transfer merupakan suatu permaian untuk memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain dengan sasaran yang telah ada. Permaian ini bertujuan untuk melatih akselerasi, koordinasi, kerjasama, kecepatan dan ketepatan kelompok dalam mencapai target. Cara bermain ball trasfer ini yaitu dengan memainkan 10 – 15 orang untuk membentuk garis lurus, selanjutnya bola dipindahkan satu per satu ke dalam target.
5) Water Transfer (Akselerasi untuk mencapai tujuan)
Water transfer merupakan suatu permaian untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain dengan sasaran yang telah ada. Permaian ini bertujuan untuk melatih akselerasi, koordinasi, kerjasama, kecepatan dan ketepatan kelompok dalam mencapai target. Cara bermain water trasfer ini yaitu dengan memainkan 10 – 15 orang untuk membentuk garis lurus, selanjutnya bola dipindahkan satu per satu ke dalam sasaran dengan memakai tangan.
6) Broken Square/ Hollow Square (Kejasama Memecahkan Masalah)
Broken/ hollow squer ialah suatu permaian dengan menyusun kepingan-kepingan kertas menjadi satu atau beberapa buah persegi. Permaian ini bertujuan untuk melatih anggota kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan dengan seluruh anggota kelompok, selain itu juga sanggup meningkatkan kepedulian antar anggota sehingga sanggup mengendalikan egoisitas anggota.
7) Adventure/ Penelusuran Rute (Proses Pendewasaan dan Membangun Tim yang Handal)
Adventure merupakan kegiatan untuk menelusuri rute perjalanan supaya proses pendewasaan diri setiap anggota sanggup terwujud. Setiap kesuksesan memerlukan usaha untuk mencapainya, kendala dan tantangan akan dihadapi oleh tim anda pada setiap perjalanan. Hadapilah setiap kendala dan tantangan dengan hening dan tetap waspada, jangan terlalu takut dan jangan juga terlalu berani dalam mengambil resiko]
8) Team Target (Kemampuan Akselerasi)
Team Target ialah permainan untuk menawarkan rangsangan dan support kepada kelompok supaya mencapai sasaran dalam suatu usaha. Permainan ini sanggup dimainkan dengan cara menentukan jumlah tumpukan tongkat dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat, atau sanggup dimainkan dengan cara menentukan sasaran memasukkan bola ke dalam keranjang dalam waktu yang sudah ditentukan. Permainan ini bertujuan untuk membuat keputusan sesuai dengan kemampuan, sehingga sasaran sanggup terpenuhi dengan tepat.
9) Flaying Fog (Menguji Adrenalin) dan Refling (Mental & Keberanian)
Flaying Fog dan refling merupakan permainan tali yang penuh tantangan diman permainan ini dilakukan dengan cara turun atau meluncur dari ketinggian tertentu. Permainan ini bertujuan utuk menguji adrenalin, sehingga bagi setiap perserta diharapkan sanggup mempunyai keberanian dan mental yang kuat.
10)Meniti dua Tali (Mental & Keberanian)
Meniti dua tali ialah jadwal yang penuh dengan tantangan dimana peserta harus sanggup menyeberangi suatu rintangan dengan derma dua tali. Permaian ini bertujuan untuk melatih keberanian dan berani mengambil resiko untuk mendapatkan hasil yang optimal.
11)Spider Web/ Get the sasaran (Kerjasama Tim)
Spider web merupakan permainan yang membutuhkan kejelian dalam menuntaskan masalah. Dalam hal ini peserta dihadapkan pada sebuah jarring laba-laba dan seluruh peserta harus bisa melewati rintangan itu tanpa menyentuh jarring. Permainan ini bertujuan untuk sanggup mengatasi persoalan dan menuntaskan dengan kerjasama dan saling membantu, sehingga dapah menuntaskan dengan baik
12)Time Boom (Leadership)
Time boom ialah permaian untuk menjinakkan boom dalam waktu yang telah ditentukan, apabila melebihi waktu yang ditentukan maka boom akan meledak dan kelompok tersebut dinyatakan kalah. Permainan ini bertujuan supaya peserta sanggup berlatih menjadi seorang pemimpin atau bisa dipimpin.
D. Hakikat Olahraga
Olahraga (sport) yang merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemauannya semaksimal mungkin, akan tetapi perkembangan teknologi memungkinkan faktor mesin menjadi techno-sport, menyerupai balap mobil, balap motor, yang banyak tergantung dengan faktor mesin. Olahraga bersifat netral dan umum, tidak digunakan dalam pengertian olahraga kompetitif, alasannya ialah pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan acara fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal).
Pendidikan jasmani pada hakikatnya ialah proses pendidikan yang memanfaatkan acara fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani ialah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya ialah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan kekerabatan antara gerak insan dan wilayah pendidikan lainnya: kekerabatan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada efek perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari insan itulah yang menjadikannya unik.
Sumber: Agus Mahendra, M.A.(2003) Falsafah Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan pemfokusan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, contohnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik eksklusif maupun secara tidak langsung. Istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh. Pendidikan jasmani mengakibatkan perbaikan dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mensugesti seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula pemfokusan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif.
Pendidikan jasmani berarti jadwal pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini sanggup berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. Pendidikan olahraga ialah pendidikan yang membina anak supaya menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan banyak sekali cabang olahraga supaya mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini ialah ‘ hasil ‘ dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana anak menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai.
Perbedaan antara Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga
Pendidikan Jasmani
Pendidikan Olahraga
- Sosialisasi atau mendidik via olahraga
- Menekankan perkembangan kepribadian menyeluruh
- Menekankan penguasaan keterampilan dasar.
- Sosialisasi atau mendidik ke dalam olahraga
- Mengutamakan penguasaan keterampilan berolahraga
- Menekankan penguasaan teknik dasar
Sumber: Agus Mahendra, M.A.(2003) Falsafah Pendidikan Jasmani
METODE KEGIATAN PPM
1. Khalayak Sasaran Kegiatan PPM
Khalayak sasaran utama dari kegiatan ini diantaranya adalah:
1) Guru-guru yang berstatus sebagai guru pendidikan jasmani.
2) Siswa SMA.
3) Perwakilan mahasiswa yang mempunyai ketertarikan pada keterampilan menjadi Instruktur Out boud.
Khalayak sasaran utama dari kegiatan ini ialah Guru Siswa Sekolah Menengan Atas dan Mahasiswa di wilayah Yogyakarta sejumlah 40 peserta, yang di wakili oleh 1 Guru Penjaskes dan 4 peserta dari 11 Sekolah Menengan Atas di kawasan Yogyakarta yang hadir hanya 6 Sekolah Menengan Atas di Yogyakarta.
2. Metode Kegiatan PPM
Metode kegiatan dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan teoritis yang terdiri dari pemaparan materi, diskusi, dan tanya jawab. Kedua, pendekatan praktik terdiri dari penguasaan teknik dasar out bound traning meliputi: nilai-nilai kerjasama, kepercayaan, kemampuan memecahkan suatu masalah, proses pendewasaan diri, kebersamaan, leadership (kepemimpinan), kemampuan akselerasi untuk mencapai suatu tujuan, melatih mental dan keberanian serta kesenangan batiniah. Indikator keberhasilan ditandai dengan tingginya motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan ini serta dimilikinya pengetahuan dan keterampilan gres ihwal out bound.
3. Langkah-langkah Kegiatan PPM
Penggandaan dan pengumpulan laporan
Keterangan tempat kegiatan :
A = Jurusan PKR FIK UNY
B = Tempat Pelatihan
C = FIK UNY
4. Faktor Pendukung dan Penghambat
1). Adanya kolaborasi dengan sekolah khususnya guru Penjaskes Sekolah Menengan Atas di kawasan Yogyakarta
- Ketersediaan sarana dan prasarana berupa lapangan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan.
- Terdapat banyak SDM yang mendukung, yaitu tim Outbond di lingkungan FIK dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan.
2). Adapun faktor penghambat antara lain:
- Belum pernah diadakan pembinaan Outbond bagi siswa dan guru Penjaskes SMA.
- Kurangnya pembelajaran di sekolah yang menerapakan Outbond dalam pendidikan jasmani dan kesehatan di SMA
HASIL PELAKSANAAN PPM DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM
Secara umum pelaksanaan pembinaan ini berjalan lancar dan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan. Lokasi Pengabdian di wilayah Kampus FIK. Total usang dedikasi 15 jam, terdiri dari praktek selama 8 jam, teori selama 7 jam, dilaksanakan Hari Sabtu dan Minggu, tanggal 17 dan 18 Juli 2010 dan teori dilaksanaan pada hari Sabtu tanggal 17 Juli 2010 sedangkan praktek dilaksanakan hari Minggu tanggal 18 Juli 2010.
Jumlah peserta yang hadir sebanyak 40 orang. Adapun perincian peserta yang ikut ialah sebagai berikut: (1) Sekolah Menengan Atas PIRI 1 Yogyakarta: 5 orang, (2) Sekolah Menengan Atas Muhammadiyah 1 Yogyakarta : 5 orang, (3) Sekolah Menengan Atas N 3 Bantul : 5 orang, (4) Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Srandakan : 5 orang, (5) Sekolah Menengan Atas Patria Bantul : 5 orang, (6) Sekolah Menengan Atas N 11 Yogyakarta: 5 orang, dan (7) Mahasiswa : 5 orang.
Berdasarkan hasil diskusi dalam seminar yang disampaikan sanggup ditarik beberapa catatan penting antara lain:
- Banyak terdapat sekolah yang tersebar di wilayah Yogyakarta yang belum mempunyai sarana prasarana memadai dalam kaitannya sebagai piranti untuk melaksanakan out bond.
- Kurangnya pengetahuan guru-guru penjaskes sekolah menegah atas akan bentuk-bentuk dalam pelaksanaan out bond.
- Dari sekian banyak sekolah yang tersebar, tidak semua Sekolah Menengan Atas mempunyai guru penjaskes yang berkompeten di out bond
Berdasarkan kegiatan sesi seminar, dilanjutkan dengan kegiatan praktek dan simulasi dasar-dasar out bond. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merupakan indikator keberhasilan pembinaan antara lain:
- Latihan Koran Terpanjang (Kerjasama Tim) Latihan Pindah Tali (Perkenalan)
- Latihan Trust Fall/ Pohon Tumbang (Kepercayaan Tim)
- Latihan Ball Transfer (Kerjasama Tim)
- Latihan Water Transfer (Akselerasi untuk mencapai tujuan)
- Latihan Broken Square/ Hollow Square (Kejasama Memecahkan Masalah)
- Latihan Adventure/ Penelusuran Rute (Proses Pendewasaan dan Membangun Tim yang Handal)
- Latihan Team Target (Kemampuan Akselerasi)
2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM
Pelaksanaan pembinaan Out Bond ini mempunyai arti yang strategis bagi banyak pihak menyerupai pihak peserta, pihak sekolah, pihak tim pengabdi, dan perguruan tinggi tinggi. Dikatakan demikian alasannya ialah guru penjaskes mempunyai tujuan pendidikan sebagai (1) perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual. Tujuan selesai olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk mempunyai dan membentuk kepribadian yang kuat, tabiat yang baik dan sifat yang mulia; hanya orang-orang yang mempunyai kebajikan moral menyerupai inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang berguna.
Guru Pendidikan jasmani dengan pembinaan out bond sanggup memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan pemfokusan yang cukup dalam. Pelatihan out bond sebagai satu proses pembentukan kualitas dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mensugesti seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula pemfokusan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kegiatan pembinaan ihwal out bond bagi siswa dan guru Penjaskes di Sekolah Menengan Atas ini secara konkret mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat. Baik dari segi jumlah peserta yang melebihi kuota maupun dari antusiasme dalam mengikuti tahapan pelatihan. Model pembinaan menyerupai ini akan membawa dampak eksklusif maupun tidak eksklusif untuk pembentukan moral, aksara dan rekreasi pada siswa. Pelatihan sejenis yang berkelanjutan merupakan impian banyak pihak terutama menyangkut dalam meningkatkan kemampuan mutu pendidikan dan profesi guru, materi yang disajikan sangat bermanfaat sekali terutama hal-hal yang simpel sanggup dilakukan oleh para guru ketika menawarkan pengajaran. Sehingga diharapkan guru sanggup menyebar luaskan ilmu dan keterampilan yang diperoleh kepada rekan sejawatnya dan belum dewasa didiknya.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari pelaksanaan pembinaan ini, maka sangat perlu untuk diselenggarakan kegiatan pembinaan siswa dan guru-guru penjas sekolah menegah atas secara rutin. Perlu diselenggarakan kegiatan pembinaan lanjutan dari pembinaan yang telah ada dan diadakan penilaian secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA;
- Agus Mahendra, M.A.(2003) Falsafah Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan Jasmani Pendidikan Luar Biasa
- Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran (Yang Efektif dan Aman). Yogyakarta: Lukman Offset.
- Rolf P Lyton dan Udai Pareek. (1998). Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. PT. Pustaka Binaman Jakarta.
- http://kaboa-training.com/outdoor.htm
- www.outboundprovider.com