Unsur-Unsur Dalam Karya Sastra

Unsur-unsur dalam Karya Sastra 
Ada dua unsur utama dalam karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik berupa segala sesuatu yang menginspirasi penulisan karya sastra dan mempengaruhi karya sastra secara keseluruhan. Unsur ekstrinsik ini meliputi: latar belakang kehidupan penulis, doktrin dan pandangan hidup penulis, budpekerti istiadat yang berlaku pada dikala itu, situasi politik (persoalan sejarah), ekonomi, dsb. Sementara unsur intrinsik terdiri atas:
Tema
Pokok dilema dalam cerita. 
Karakter
Tokoh dalam cerita. Karakter sanggup berupa manusia, flora maupun benda
Karekter sanggup dibagi menjadi:
  • Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan dalam cerita 
  • Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi abjad utama 
  • Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema 
  • Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan dengan abjad protagonis. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat) 
  • Karakter statis (Flat/static character) : abjad yang tidak mengalami perubahan kepribadian atau cara pandang dari awal hingga simpulan cerita. 
  • Karakter dinamis (Round/ dynamic character): abjad yang mengalami perubahan kepribadian dan cara pandang. Karakter ini biasanya dibentuk semirip mungkin dengan insan sesungguhnya, terdiri atas sifat dan kepribadian yang kompleks. 
Catatan: abjad pembantu biasanya yaitu abjad statis alasannya yaitu tidak digambarkan secara detail oleh penulis sehingga perubahan kepribadian dan cara pandangnya tidak pernah terlihat secara jelas. 

Karakterisasi
Cara penulis menggambarkan karakter. Ada banyak cara untuk menggali penggambaran karakter, secara garis besar karakterisasi ditinjau melalui dua cara yaitu secara naratif dan dramatik. Teknik naratif berarti karakterisasi dari tokoh dituliskan eksklusif oleh penulis atau narator. Teknik dramatik digunakan ketika karakterisasi tokoh terlihat dari antara lain: penampilan fisik karakter, cara berpakaian, kata-kata yang diucapkannya, dialognya dengan abjad lain, pendapat abjad lain, dsb. 

Konflik
Konflik yaitu pergumulan yang dialami oleh abjad dalam kisah dan . Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada alhasil membentuk plot. Ada empat macam konflik, yang dibagi dalam dua garis besar:

Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain, konflik ini ditandai dengan gejolak yang timbul dalam diri sendiri mengenai beberapa hal ibarat nilai-nilai. Kekuatan abjad akan terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut
Konflik eksternal Individu – Individu: konflik yang dialami seseorang dengan orang lain
Individu – alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan usaha individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran alam. Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat atau lingkungan hidupnya. 

Seting Keterangan tempat, waktu dan suasana cerita

Plot
Jalan kisah dari awal hingga selesai 
  • Eksposisi : klarifikasi awal mengenai abjad dan latar( bab kisah yang mulai memunculkan konflik/ permasalahan) 
  • Klimaks : puncak konflik/ ketegangan 
  • Falling action: penyelesaian 
Simbol
Simbol digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak. Contoh: burung gagak (kematian)

Sudut pandang
  • Sudut pandang yang dipilih penulis untuk memberikan ceritanya. Orang pertama: penulis berlaku sebagai abjad utama cerita, ini ditandai dengan penggunaan kata “aku”. 
  • Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari teknik ini yaitu pembaca merasa menjadi bab dari cerita. 
  • Orang kedua: teknik yang banyak memakai kata ‘kamu’ atau ‘Anda.’ Teknik ini jarang digunakan alasannya yaitu memaksa pembaca untuk bisa berperan serta dalam cerita. 
  • Orang ketiga: kisah dikisahkan memakai kata ganti orang ketiga, seperti: mereka dan dia. 

Teknik penggunaan bahasa 
Dalam menuangkan idenya, penulis biasa menentukan kata-kata yang dipakainya sedemikian rupa sehingga segala pesannya hingga kepada pembaca. Selain itu, teknik penggunaan bahasa yang baik juga menciptakan goresan pena menjadi indah dan gampang dikenang. Teknik berbahasa ini contohnya penggunaan majas, idiom dan peribahasa. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel