Pengertian Evaluasi Risiko Kesehatan
Friday, April 17, 2020
Edit
Penilaian risiko kesehatan
Penilaian risiko kesehatan (Health Risk Assessment, disingkat HRA) merupakan langkah pertama sebelum seseorang melaksanakan administrasi risiko kesehatan.Masukan informasi yang terekam dalam HRA, sanggup memperlihatkan telah terjadi pemajanan oleh satu faktor risiko atau banyak faktor risiko. Oleh alasannya dasar dari timbulnya risiko kesehatan yaitu adanya pemajanan (exposure) oleh satu atau lebih faktor risiko. Maka faktor risiko harus dikenali (rekognized) karakternya mencakup asal, jenis, intensitas, durasi, frequensi dan usang pemajanan. Asal faktor risiko sanggup dari lingkungan kerja, pekerjaan, organisasi dan diri pekerja sendiri.
Faktor risiko kesehatan yaitu segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerugian kesehatan pada pemajanan sesungguhnya. Sarat sesuatu untuk disebut sebagai faktor risiko adalah
- secara budi biomedik mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerugian kesehatan,
- sejarah kesehatan merekam bukti timbulnya efek kesehatan tertentu akhir pemajanan oleh faktor risiko tersebut. Maka peranan kepustakaan sangat penting untuk menelusuri hubungan pemajanan dan efek kesehatan dari faktor risiko tersebut.
Pengertian pamajanan dalam ilmu Kesehatan Kerja seolah-olah dengan takaran dalam ilmu kedokteran. Dosis obat memperlihatkan jumlah tertentu, contohnya 25 mg/kg berat tubuh per-hari untuk pinjaman sehari. Selanjutnya ada takaran mingguan dan ada takaran total sampai hilang penyakit. Dalam ilmu kesehatan kerja digunakan istilah pemajanan sebagai indikator takaran sampai timbul penyakit. Ada pemajanan harian yang mengandung pengertian jumlah tertentu, yaitu konsentrasi. atau intensitas.
Misal pemajanan harian yaitu 20 batang rokok yang dihisap rata-rata setiap hari. Jika dalam 10 tahun timbul penyakit jantung koroner pada 14 % pengisap rokok 20 batang sehari, maka pemajanan total rokok untuk mengakibatkan penyakit jantung koroner tersebut sanggup disebut sebagai 20 batang kali 10 tahun= 200 batang –tahun.
Sehingga dalam ilmu kesehatan kerja dikenal Hukum Aksi Masa sebagai E= F i X t yang bersifat konstan.
Dimana E= efek kesehatan tertentu, contohnya penyakit jantung koroner. Efek ini yaitu fungsi dari intensitas(i) dan waktu (t). Rumus ini penting dalam aplikasi pencegahan penyakit. Dalam pola teoritis tersebut diatas, jika ingin biar penyakit jantung koroner tidak timbul dalam 10 tahun ke depan pada 14 % perokok tadi, tetapi 200 tahun ke depan, maka pemajanan harian harus direduksi menjadi 1 batang per-hari. Siapa yang sanggup berumur 200 tahun? Maka dalam kesehatan kerja, penting sekali untuk mereduksi intensitas pemajanan atau kalau mungkin meng-eliminasikannya. Perlu dicatat bahwa asap rokok juga faktor risiko bagi timbulnya penyakit kanker. Sehingga reduksi intensitas rokok saja masih membahayakan perokok maupun perokok pasif, alasannya timbulnya penyakit kanker. Peran asap rokok telah tercatat menimbulkan 50 % simpulan hidup alasannya penyakit degeneratif kronik terkait rokok, antara lain penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik.
Untuk mencegah kanker, satu-satunya jalan yaitu intensitas pemajanan harus nol. Sebab tidak ada nilai ambang batas bagi materi karsinogenik macam asap rokok. Maka satu-satunya jalan mencegah kanker bagi perokok yaitu berhenti sama sekali dari kebiasaan mengisap rokok. Dalam satu tahun sesudah berhenti merokok, risiko kanker tersisa 50 % , lalu sesudah 10 tahun risiko menjadi sama dengan mereka yang tidak merokok.
Penilaian risiko kesehatan mencakup 4 langkah:
- Rekognisi faktor risiko (asal, jenis, dan hubungan faktor risiko dengan efek kesehatan berdasarkan kepustakaan berdasar studi insan atau binatang. Bila tak ada dokumen kepustakaan, perlukah menciptakan studi sendiri?
- Penilaian pemajanan (intensitas atau konsentrasi dan usang waktu)
- Penilaian hubungan pemajanan terhadap insidensi
- Sifat risiko (jenis risiko contohnya riversible atau irrersible, besarnya risiko, atau kenaikan risiko sebagai akhir pemajanan dan diskusi wacana hal-hal yang tak niscaya dalam estimasi risiko tersebut diatas).
2. Rekognisi faktor risiko
Karena penyakit kardiovascular yaitu penyakit yang mempunyai faktor risiko banyak, maka untuk memperlihatkan akomodasi mengenali faktor risiko dimaksud, berikut disajikan sebuah kerangka konsep dimana setiap faktor risiko diasumsikan sebagai variable bebas (independent variable). Sebagai variable tergantung yaitu kejadian kardiovaskuler yang didahului oleh proses aterosklerosis pada endotel arteri.Variable tergantung lainnya yaitu kapasitas kerja fisik dan derajat kesehatan.
3. Penilaian pemajanan.
Besarnya pemajanan sanggup didekati dari indikator yang disepakati sanggup mewakili pemajanan. Walau umumnya digunakan konsentrasi atau intensitas dan waktu, namun pada kondisi faktor risiko lain digunakan intensitas, durasi dan frekuensi. Contoh indikator konsentrasi yaitu kholesterol LDL dalam darah dalam satuan mg/dl, gula darah puasa dalam satuan mg/dl. Contoh indikator intensitas yaitu tekanan darah dalam satuan tekanan mmHg. Untuk faktor risiko gerak raga dinamik, digunakan indikator intensitas gerak, durasi pada gerak dimaksud, dan frekuensi gerak perminggu