Persamaan Media, Iklan, Agen Dan Pengiklan

HUBUNGAN PENGIKLAN, BIRO IKLAN DAN MEDIA 
Peranan Divisi-Divisi pada Advertising Agency 
Berdasarkan struktur organisasi yang telah digambarkan seblumnya, ada beberapa fungsi masing-masing divisi dalam di biro iklan berdasarkan FX Ridwan Handoyo, antara lain ; 
1. Bina Usaha (Account Management) 
Secara singkat, departemen ini berfungsi sebagai ‘jembatan’ antara klien-klien suatu biro iklan dengan departemen-departemen lainnya di biro iklan tersebut. Saat ia menghadapi klien, maka ia mewakili biro iklannya dalam mendapat informasi perihal apa saja kebutuhan klien untuk suatu agenda komunikasi pemasaran dari produk/jasa klien tersebut. Ia harus sanggup menangkap dengan jeli peluang-peluang perjuangan yang mungkin sanggup ia peroleh dari klien-kliennya. Ia juga harus bisa berpikir secara strategis untuk membantu memecahkan duduk masalah komunikasi pemasaran dari kliennya. 

Pada dikala ia bertemu dengan rekan-rekannya di biro iklan, maka ia menjadi wakil klien dalam menjabarkan dengan sebaik mungkin kebutuhan klien tersebut. Ia juga akan membantu klien memastikan bahwa segala penugasan dari klien terealisasi dengan kualitas terbaik, sempurna waktu dan sempurna anggaran. 

Beberapa kualifikasi yang akan mendukung keberhasilan seseorang dalam mengawali karirnya dalam fungsi ini adalah: 
  1. Kemampuan berafiliasi dengan individu (human relation)
  2. Kemampuan melaksanakan presentasi dengan menyakinkan
  3. Kemampuan berbahasa ajaib (Inggris, Mandarin dan sebagainya)
  4. Mempunyai jiwa “melayani” dengan penuh semangat dan ceria
  5. Kemampuan menganalisa kebutuhan-kebutuhan klien
  6. Kemampuan memahami seni manajemen pemasaran klien
  7. Mempunyai apresiasi yang baik atas nilai-nilai seni/kreatifitas
  8. Kemampuan memimpin kelompok kerja
  9. Kemampuan mengambil keputusan dalam waktu yang singkat
  10. Menguasai proses kerja di biro iklan dengan baik
  11. Tekun dan teliti dalam menuntaskan tugas-tugas administrasi
2. Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Departemen ini berfungsi untuk membantu departemen Bina Usaha dan Kreatif dalam menemukan ide-ide dasar pemecahan duduk masalah komunikasi pemasaran dari klien biro iklan. Pada beberapa biro iklan, fungsi ini masih digabungkan dengan fungsi dari departemen Bina Usaha.

Tugas utama dari departemen ini ialah untuk ‘menerjemahkan’ taklimat (brief) dari klien supaya memudahkan tim kreatif membuatkan ide-ide mereka. Suatu taklimat dari klien pada prinsipnya ialah suatu problem. Seorang Perencana Strategis (Strategic Planner) harus bisa memperoleh alternatif pendekatan terbaik untuk memecahkan permasalahan klien tersebut.

Kunci keberhasilan seorang Perencana Strategis dalam memecahkan duduk masalah klien adalah: 1) pemahaman yang mendalam mengenai produk/jasa klien dan 2) pemahaman yang mendalam mengenai konsumen dari produk/jasa klien. Termasuk dalam pengertian “produk/jasa klien” ialah seluruh pesaing-pesaingnya

Bagaikan seorang jenderal dalam suatu medan perang, Perencana Strategis mempunyai kiprah yang kritikal dalam menentukan arah seni manajemen komunikasi periklanan atas suatu produk/jasa.
Beberapa kualifikasi yang akan mendukung keberhasilan seseorang dalam mengawali karirnya dalam fungsi ini adalah:
  1. Kemampuan berpikir secara analitis (baik kuantitatif maupun kualitatif) dan konseptual yang berpengaruh dan tajam 
  2. Menguasai teknik-teknik penelitian/riset 
  3. Mempunyai apreasi yang baik atas nilai-nilai seni/kreatifitas 
  4. Mempunyai wawasan yang luas 
  5. Kemampuan melaksanakan presentasi dengan baik dan jelas, termasuk disini ialah kemampuan ’menjual’ suatu inspirasi atau solusi 
3. Kreatif
Departemen ini berfungsi sebagai ‘dapur’ dari suatu biro iklan. Di departemen inilah permasalahan komunikasi pemasaran klien dicoba dipecahkan. Tim kreatif memperoleh masukan dari para Perencana Strategis. Kualitas dari taklimat yang diperoleh dari Perencana Strategis inilah yang akan menentukan titik awal kualitas keluaran dari suatu tim kreatif; menyerupai kata pepatah Inggris: Garbage In, Garbage Out. 

Selain menemukan ide-ide kreatif untuk memecahkan duduk masalah tersebut, tim kreatif juga harus memikirkan media apa saja yang akan sesuai untuk menjadi sarana komunikasi produk/jasa tersebut. Biasanya, hal ini akan membutuhkan kerja-sama dengan Departemen Media. 

Tim kreatif umumnya terdiri dari 2 fungsi utama; yaitu fungsi Pengarah Seni (Art Director) dan fungsi Penulis Naskah (Copywriter). Pengarah Seni bertanggung-jawab untuk menemukan ide-ide yang bersifat visual sedangkan Penulis Naskah akan mencari ide-ide yang bersifat verbal (baik goresan pena maupun lisan, tergantung jenis media iklan yang digunakan). Kecuali untuk media radio yang hanya membutuhkan komunikasi verbal, kebanyakan jenis media lainnya akan sangat membutuhkan kerja-sama yang erat di antara ke dua fungsi tersebut. 

Beberapa kualifikasi yang akan mendukung keberhasilan seseorang dalam mengawali karirnya dalam fungsi ini adalah:
  1. Kemampuan berpikir secara kreatif (secara visual ataupun verbal)
  2. Mempunyai wawasan yang luas, khususnya dalam bidang yang berkaitan dengan kreatifitas
  3. Kemampuan tidak cepat frustasi bila ide/solusinya ditolak
  4. Kemampuan bekerja dalam tingkat stres yang tinggi
  5. Kemampuan bekerja dalam tim
  6. Kemampuan melaksanakan presentasi dengan baik
4. Media
Departemen ini bertanggung-jawab dalam memperlihatkan solusi kepada klein berkaitan dengan pengaturan anggaran/biaya pemasangan iklan klien di media massa. Dalam Departemen ini biasanya terdapat beberapa sub-fungsi yaitu: Perencanaan Media (Media Planning), Negosiasi Media (Media Negotiation), dan Pelaksanaan Media (Media Implemention atau Media Buyer).

Tugas utama dari seorang Perencana Media (Media Planner) ialah untuk memastikan bahwa anggaran/biaya pemasangan iklan suatu klien/produk akan mencapai suatu tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Efektif dalam pengertian media yang dipakai akan bisa menjangkau sasaran konsumen utama dari produk klien tersebut. Efisien dalam pengertian klien mendapat harga terbaik yang bisa menjangkau sasaran konsumuen utamanya sebanyak mungkin. Dalam melaksanakan perhitungan efektifitas dan efisiensi tersebut seorang Perencana Media harus memahami bauran media (media mix) menyerupai apa yang sanggup mencapai kondisi optimal yang diharapkannya.

Negosiator Media bertanggung jawab untuk melaksanakan perundingan baik dari sisi harga pemasangan iklan di media massa, waktu pemasangan, maupun hal-hal yang berkaitan dengan ‘ukuran’ (space) iklan di suatu media massa. Idealnya diperlukan iklan suatu produk sanggup dipasang dengan harga semurah mungkin, di tempat/waktu yang paling efektif dalam menjangkau sasaran konsumennya dan dengan memperoleh ‘ukuran’ (space) iklan yang seluas/selama mungkin

Pelaksana Media (Media Implementor/Buyer) bertanggung-jawab mengimple-mentasikan rancangan dan seni manajemen pemasangan iklan yang disusun oleh Perencana Media dan memastikan bahwa sasaran efektifitas dan efisiensi yang telah disepakati dengan klien sanggup tercapai.

Beberapa kualifikasi yang akan mendukung keberhasilan seseorang dalam mengawali karirnya dalam fungsi ini adalah:
  • Menguasai ilmu statistik (pengolahan data dan analisa data kuantitatif) 
  • Mempunyai wawasan yang luas, khususnya mengenai kondisi media massa 
  • Kemampuan bekerja dalam tim 
  • Kemampuan melaksanakan presentasi (khususnya bagi Perencana Media) 
  • Kemampuan bernegosiasi (khususnya bagi Negosiasi Media) 
  • Kemampuan bekerja dengan detil/teliti tapi tetap dengan kecepatan kerja yang tinggi 
  • Kemampuan mengambil keputusan dalam waktu yang singkat (khususnya bagi Pelaksana Media) 
Ke empat departemen di atas boleh dikatakan sebagai empat pilar utama dalam suatu biro iklan. Dalam perkembangannya dikala ini, suatu biro iklan dikala ini bisa saja tidak mempunyai ke empat pilar tersebut. Selain kemungkinan digabungkannya fungsi Bina Usaha dengan Perencanaan Strategis, pada dikala ini makin banyak biro iklan yang melepaskan departemen medianya dan menyerahkan bisnis pemasangan iklannya melalui suatu biro iklan media (media agency). Biro iklan yang melaksanakan hal ini karenanya hanya berfungsi sebagai biro iklan kreatif (creative agency atau sering pula disebut sebagai merk agency). Bila Anda ingin mengirimkan lamaran ke suatu biro iklan, pastikan bahwa posisi yang Anda incar memang ada pada perusahaan tersebut.

Selain ke empat pilar di atas, ada beberapa departemen lainnya yang mempunyai fungsi yang menunjang keberhasilan ke empat departemen tersebut. Berikut ini uraian singkat dari beberapa departemen penunjang tersebut:
1. Studio Kreatif 
Departemen ini bertanggung-jawab untuk merubah ide-ide yang ditemukan oleh tim kreatif (Pengarah Seni ataupun Penulis Naskah) kedalam bentuk yang sanggup lebih “mudah” dilihat dan dipahami oleh orang kebanyakan. Sederhananya: kiprah mereka ialah memvisualisasikan ide-ide yang awalnya hanya bersifat “dalam angan-angan” atau gres berupa coretan-coretan sederhana. Jadi, kecuali materi iklan itu hanya berbentuk audio (suara), maka untuk materi-materi lainnya, kiprah studio ini akan dibutuhkan. 

Staf Studio yang memakai kemampuan tangannya (secara manual) dalam memvisualisasikan suatu inspirasi disebut Visualizer. Individu ini harus mempunyai keahlian menggambar yang tinggi dalam banyak sekali gaya sesuai dengan kebutuhan dari tim kreatifnya.

Selain secara manual, visualiasi inspirasi tersebut juga sanggup dilakukan dengan pinjaman peralatan komputer dan perangkat lunak. Individu yang bisa melaksanakan hal ini disebut sebagai Graphic Designer. Seorang Graphic Designer harus bisa menangkap ide-ide yang disampaikan tim kreatifnya dan memakai segala kemampuannya dan penguasaannya atas perangkat komputer dan perangkat lunaknya untuk menghasilkan karya grafis yang diperlukan oleh tim kreatifnya.

Untuk materi-materi yang akan membutuhkan proses lebih lanjut menyerupai iklan televisi, maka hasil selesai dari departemen ini ialah gambar-gambar visual yang akan dipakai sebagai patokan/bimbingan bagi penuntasan proses selanjutnya oleh rumah produksi iklan televisi (dikenal dengan istilah story-board).

Seorang staf Studio Kreatif juga diperlukan mempunyai pengetahuan mengenai pengaruh/psikologi warna, komposisi disain, jenis-jenis karakter (font), imbas cahaya, jenis-jenis media iklan (jenis-jenis kertas, plastik dan bahan-bahan lainnya yang bisa menjadi media iklan) dan dalam beberapa penugasan dibutuhkan pula keahlian dalam memahami bentuk secara 3 dimensi.

Satu catatan kecil yang Penulis ingin sampaikan disini bahwa masih sering terjadi kesalah-pahaman di antara pelamar pekerjaan ke biro iklan yang mencampur-adukan pemahaman antara fungsi Pengarah Seni (Art Director) dengan Graphic Designer. Satu hal yang membedakan secara kasatmata ke dua fungsi ini ialah bahwa seorang Pengarah Seni tidaklah dituntut kemampuannya dalam menggambar secara manual ataupun dalam penguasaan perangkat lunak yang berkaitan dengan disain grafis. Seorang Pengarah Seni dituntut untuk lebih memfokuskan daya pikirnya dalam penciptaan ide-ide yang asli dan kreatif.

2. Produksi Cetak dan Audio Visual
Departemen ini bertanggung-jawab untuk meneruskan proses kerja yang dilakukan di departemen Studi Kreatif hingga suatu materi iklan benar-benar siap ditayangkan. Produksi Cetak bertanggung-jawab untuk bekerja sama dengan percetakan sehingga menghasilkan materi-materi iklan cetak. Sedangkan Produksi Audio Visual akan bekerja sama dengan rumah produksi iklan TV maupun rumah produksi radio untuk menghasilkan iklan-iklan TV atau radio.

Kunci keberhasilan dari departemen ini sanggup diukur dari beberapa kriteria berikut:
  1. Kualitas yang tinggi 
  2. Harga/biaya yang kompetitif 
  3. Waktu penyelesaian yang sempurna waktu 
Untuk menunjang keberhasilannya, seorang Produser Cetak harus menguasai dengan baik detil proses cetak (seperti jenis kertas, jenis mesin cetak, pencampuran tinta warna dan lain-lain). Sedangkan Produser Audio Visual harus menguasai proses kerja dalam suatu rumah produksi, memahami fungsi alat-alat/teknologi yang dipakai rumah produksi serta mempunyai wawasan yang luas sehingga bisa menentukan sutradara film iklan yang sesuai dengan yang diperlukan oleh tim kreatif.

3. Pencarian Model (Casting/Talent Department)
Departemen ini berfungsi untuk membantu tim kreatif dan tim Produksi Cetak dan Audio Visual dalam menyediakan alternatif model iklan yang sesuai dengan inspirasi tim kreatif. Model ini dalam pengertian yang seluas-luasnya, dalam arti, bisa saja model itu ialah sebagai seorang individu secara lengkap, bisa pula hanya model untuk suatu bab badan tertentu (model rambut, model tangan, model kaki dan lain-lain), termasuk juga model suara. 

Seorang pencari model yang handal akan bisa menerjemahkan ide-ide kreatif dari tim kreatif dan memperlihatkan saran-saran profesionalnya dalam mencari model iklan yang sesuai. Ia juga harus mempunyai wawasan yang luas dan mata yang ‘tajam’ dalam menemukan model iklan yang cocok. Tidaklah selalu suatu model hanya dilihat dari kondisi fisiknya saja alasannya ialah karakter dan gaya/perilaku seseorang juga sanggup menghipnotis apakah ia akan cocok ataukah tidak menjadi model suatu iklan. Pencari model juga harus dibekali dengan kemampuan membujuk seseorang supaya mau menjadi model iklan. 

4. Manajemen Proyek (Project Management)
Departemen ini berfungsi sebagai ‘pengawas’ (controller) atas berlangsungnya suatu proses kerja perusahaan periklanan. Keberhasilan departemen ini akan ditentukan oleh kriteria-kriteria berikut:
  • Pekerjaan yang sempurna waktu (on-time)
  • Anggaran/biaya yang tidak melebihi planning awal (on-budget)
  • Kualitas yang tepat/sesuai dengan pesanan (on-quality)
Untuk sanggup melaksanakan fungsinya dengan profesional, seorang staf Manajemen Proyek harus memahami dengan sangat baik seluruh proses kerja di perusahaan periklanan. Ia juga harus memahami kuantitas dan kualitas seluruh tenaga kerja yang tersedia dan bisa mengatur dengan baik pembagian waktu kerja serta beban kerja mereka. Mereka juga harus bisa bekerja dalam tekanan yang tinggi, mengambil keputusan di saat-saat yang genting dan selalu siap dengan alternatif pemecahan masalah, termasuk bila suatu pekerjaan terpaksa harus diselesaikan oleh pihak-pihak di luar perusahaan (out-sourcing).

5. Departemen Lini Bawah (Below-The-Line Department)
Departemen ini akan sangat bervariasi dari satu biro iklan ke biro iklan lainnya. Hal ini didorong oleh makin derasnya kebutuhan akan promosi yang bersifat “lini bawah”. Promosi “lini atas” biasanya dikaitkan dengan promosi melalui media-media yang konvensional; menyerupai media cetak (koran, majalah, tabloid, billboard dan lain sebagainya), media audio (radio), dan media audio visual (televisi, bioskop). Pengembangan lebih detil dari fungsi ini akan tergantung dari orientasi bisnis suatu perusahaan periklanan. Pengertian mengenai promosi ’lini bawah’ inipun dikala ini terus berkembang dengan pesat dan semakin luas areanya.
Beberapa teladan yang sanggup diuraikan disini, misalnya:
Events Marketing:
Bertugas untuk mencari bentuk-bentuk acara (events) yang sanggup mendukung promosi suatu produk. Kegiatan itu bisa berupa: pertunjukan musik, demo penggunaan suatu produk, lomba olah-raga, pameran, dan lain sebagainya.
Retail Marketing:
Bertugas untuk mencari celah-celah media gres yang ada di area transaksi (retail area) untuk menggugah minat konsumen. Contoh sederhananya antara lain: pemasangan poster di akrab konter pembayaran, pemasangan materi-materi iklan di suatu warung, pemasangan stiker promosi di lantai sautu toko, pemasangan rak/lemari pajang khusus (booth) disuatu supermarket dan lain sebagainya.
Sponsored Program:
Bertugas mencari kemungkinan suatu promosi sanggup ”ditempelkan” dalam bentuk mensponsori suatu acara yang sudah ada atau membuat suatu kegiatan/program khusus. Program yang paling umum disponsori ialah film-film atau agenda di televisi ataupun agenda di radio. Tapi acara ini telah berkembang cukup jauh sehingga dikala ini bahkan suatu film bioskop-pun sanggup disponsori oleh suatu produk.
Interactive & Direct Marketing:
Dalam konteks ini, Interactive Marketing/Promotion ialah suatu pendekatan dimana suatu acara dilakukan sedemikan rupa sehingga memunculkan interaksi antara suatu produk dengan konsumennya secara langsung. Program-program promosi interaktif ini paling sering ditemui di dunia maya melalui penampilan web-site dari suatu produk atau acara yang disponsori suatu produk tertentu. Bentuk ini sesungguhnya ialah pengembangan dari acara lapangan (events) yang mempertemukan suatu produk dengan konsumennya pula.

Direct Marketing/Promotion ialah suatu pendekatan pemasaran ataupun promosi yang dilakukan dengan cara mengirimkan suatu pesan khusus (bisa melalui kurir ataupun SMS/MMS) dan biasanya konsumen sekaligus sanggup melaksanakan pemesanan pembelian barang/jasa melalui pesan khusus tersebut.

6. Riset Media (Media Research)
Departemen ini sangat erat berafiliasi dengan fungsi Perencanaan Media. Fungsi mereka ialah membantu Perencana Media dengan memperlihatkan masukan-masukan mengenai sikap konsumen yang berkaitan dengan penggunaan media massa (misalnya: seberapa sering seseorang membaca koran per minggunya, dimana atau kapan mereka paling sering membaca koran dan lain sebagainya).

Di Indonesia, ada beberapa biro riset media independen yang datanya sanggup dibeli oleh biro iklan. Departemen ini sanggup pula berfungsi untuk melaksanakan pengolahan data-data riset dari biro riset media independen itu untuk kemudian menyajikan hasil telaah/analisanya kepada Perencana Media.

7. Jasa Terpadu (Central Service Division)
Divisi ini merupakan gabungan dari beberapa departemen penunjang yang bersifat umum (nyaris selalu ada di perusahaan manapun juga). Dalam divisi ini terdapat antara lain fungsi keuangan, pajak, akunting, bab umum, personalia/SDM, dan teknologi informasi yang Penulis rasa tidak perlu dijabarkan di sini.

Seperti sanggup Anda baca di atas, sesungguhnya cukup banyak posisi/fungsi di perusahaan periklanan yang tidak berkaitan eksklusif dengan suatu bidang pendidikan tertentu. Dan hingga dikala kinipun belum ada institusi pendidikan yang bisa mencetak tenaga mahir periklanan secara umum dan bisa memenuhi kebutuhan seluruh fungsi-fungsi di atas. Hal ini berakibat perusahaan periklanan yang profesional akan menyediakan agenda orientasi dan pembinaan supaya individu-individu yang bekerja di sana sanggup secepatnya menyesuaikan diri dengan pekerjaan-pekerjaan mereka.

Sedikit embel-embel mengenai citra umum ciri-ciri pekerjaan yang ada pada perusahaan periklanan: 
  • Variasi pekerjaan yang kompleks 
  • Dinamika perubahan yang cepat; 1.Perubahan dari sisi klien,2.Perubahan dari sisi internal perusahaan,3. Perubahan dari sisi kawan kerja lainnya 
  • Tenggat waktu pekerjaan yang singkat 
  • Bekerja dalam tim dan menghadapi banyak sekali jenis kepribadian 
  • Lingkungan sosial yang relatif informal 
  • Struktur organisasi cenderung datar dan matriks 
  • Kebutuhan akan pengetahuan yang luas (tingkat intelektual yang tinggi) 
  • Tingginya tingkat keluar-masuk karyawan (employee turn-over rate) 
  • Karyawan relatif berusia muda (rata-rata 30-32 tahun) 
  • Tantangan untuk selalu memunculkan ide-ide kreatif 
Setiap jenis perusahaan dan pekerjaan akan membutuhkan individu dengan karakter dan kemampuan yang berbeda pula. Beberapa karakter individu yang sanggup menunjang keberhasilan dalam karir Anda di suatu perusahaan periklanan adalah:
1. Kreatifitas (Creativity):
Kreatifitas ialah inti kehidupan dari suatu perusahaan periklanan. Jiwa kreatifitas harus mengalir di seluruh departemen dan di seluruh perusahaan periklanan, bukan hanya kewajiban dari tim/departemen kreatif saja.
2. Semangat dan Kecintaan Terhadap Pekerjaan (Passionate):
Kreatifitas yang maksimum hanya sanggup muncul bila ada semangat kerja untuk selalu mencapai yang terbaik dan menyebabkan kekaguman bagi semua pihak. 
3. Berani Mengambil Resiko (Risk Taking):
Resiko gagal ialah sesuatu yang masuk akal dalam proses kreatifitas dan inovasi. Perusahaan periklanan akan menghargai pengambilan resiko yang berhasil (tanpa harus memperlihatkan `hukuman` atas inspirasi kreatif yang gagal).
4. Dorongan & Kepercayaan (Empowerment & Trust):
Menghargai tiap donasi dari tiap individu untuk membangun suasana kerja yang saling percaya hingga karyawan memunculkan seluruh pontensi-potensi mereka semaksimal mungkin.
5. Proaktif (Proactive):
Individu yang proaktif ialah inti suatu tim yang bisa berprestasi maksimal untuk membuat ide-ide yang mengagumkan. Perusahaan periklanan mendukung dan mendorong karyawannya untuk melaksanakan inisiatif dan bertanggung-jawab penuh dalam membuat dan mendukung ide-ide yang cemerlang tersebut. 
6. Ceria (Fun):
Suasana kerja yang menyenangkan dibutuhkan untuk merangsang dan terus menjaga tingkat enerji dan kreatifitas yang tinggi sehingga perlu diciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua orang dengan tetap menjaga rasa saling menghargai satu sama lain.

Bila Anda yakin bahwa Anda mempunyai ke enam karakter di atas, maka Anda sanggup mulai membuatkan impian Anda untuk sanggup bekerja dengan baik di suatu perusahaan periklanan. Tahapan berikutnya ialah mencari posisi/fungsi apakah yang paling sesuai dengan kemampuan dan latar-belakang pendidikan Anda.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel