Jenis-Jenis Ekosistem
Sunday, November 22, 2020
Edit
EKOSISTEM = Sistem Lingkungan
Macam-macam ekosistem
Ekosistem alamiah (natural ecosistem). Terdapat heteroginitas yang tinggi dari organisme hidup di sana sehingga bisa mempertahankan proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya. Contoh; hutan, danau, laut.
Ekosistem buatan (artificial ecosistem). Mempunyai ciri kurang heterogenitas, sehingga bersifat labil dan untuk membuat ekosistem tersebut tetap stabil perlu diberikan tunjangan energi dari luar dan juga perlu dilakukan perawatan terhadap ekosistem tersebut. Contoh; kolam ikan, sawah tambak, aquarium
Hubungan Antar Organisme
Hubungan simbiosis, yakni hubungan timbal balik diantar organisme hidup yang tidak sama spesiesnya.
- simbiosis parasitisme
- simbiosis komensialisme
- simbiosis mutualisme
2. Hubungan Sosial, suatu hubungan antar orgnisme hidup yang sama spesiesnya, dimana mereka membutuhkan sesuatu yang sama dari lingkunganya.
kooperatif
Non kooperatif
1. Sistem Pertanian
Indonesia merupakan negara kepulauan , dan rakyatnya sebagian besar hidup sebagai petani. Meskipun untuk memenuhi kebutuhan materi sandang dan pangan pemerintah Indonesia masih harus mengimpor dari luar negeri.. Namun demikian sumbangan sector pertanian untuk negara tidak sanggup diabaikan begitu saja. Beberapa tahun yang kemudian Indonesia bahkan sudah berhasil swasembada beras, sedangkan komoditi yang lain keberhasilannya belum sanggup menyamai komoditi beras.
Sumbangan sektor pertanian di negara kita terhadap pembangunan tidak lepas dari bagaimana taktik pertanian diterapkan, lantaran rendahnya produktivitas sektor pertanian akan mempengaruhi perekonomian secara nasional. Apabila dihubungkan dengan asas yang telah dipelajari di depan, apakah tujuan taktik pertanian tersebut sejalan dengan asas-asas yang sudah dibahas,
Sehingga jikalau ternyata berlawanan, maka akan dilakukan pemilihan taktik pertanian yang sanggup dipertimbangkan baik jangka panjang ataupun jangka pendeknya. Adapun taktik pertanian memiliki tujuan sebagai berikut:
- Memperoleh produksi maksimum per unit luas tertentu dari tanah pertanian.
- Melakukan tata cara bertani untuk memperoleh laba maksimum.
- Menekan sekecil-kecilnya ketidakmantapan dalam produksi pertanian
- Mencegah penurunan kapasitas produksi sistem pertanian.
Sedangkan taktik pengembangan pertanian yang berkelanjutan merupakan pengelolaan dan konservasi sumber alam yang berorientasi pada perubahan teknologi dan kelembagaan yang sanggup menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan insan secara berkelanjutan. Untuk itu perlu dicari alternatif teknologi dan metode yang sempurna guna, layak secara ekonomi dan secara social sanggup diterima. Ini berarti bahwa tujuan dan sasaran pengembangan pertanian secara berkelanjutan merupakan sebuah upaya peningkatan produksi pertanian , terutama beras sebagai pangan utama, dan menjamin bahwa peningkatan produksi tersebut tidak akan berakibat pada kerusakan sumber alam dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut diharapkan upaya-upaya:
- Pengkajian kebijakan, perencanaan dan agenda terpadu pertanian.
- Perbaikan produksi pertanian dan sistem bertani melalui diversifikasi perjuangan tani dan upaya pengembangan prasarana pendukung
- Peningkatan tugas serta masyarakat dan kualitas sumberdaya manusia
- Konservasi dan rehabilitasi tanah
- Pengendalian hama terpadu
- Perbaikan unsur hara untuk peningkatan produksi pertanian.
Dalam mencari taktik pertanian banyak timbul masalah, yaitu bagaimana cara untuk memperoleh hasil produksi optimum bagi kepentingan manusia, namun biaya produksi dan energi seminimal mungkin, serta dengan mencegah kerusakan lingkungan baik dalam jangka panjang ataupun pendek. Untuk melakukan taktik ini, pilihan tata kerja harus ditawarkan ke petani, dalam hal ini ada 12 pertimbangan, Yaitu:
- Apakah perlu ada penemuan tumbuhan atau ternak yang berasal dari luar negeri, luar daerah, atau dari daerah asal sebelum tanah tersebut menjadi tanah pertanian.
- Apakah perlu menebang seluruh daerah hutan untuk keperluan petani, atau perlu menyelamatkan sebagian daerah hutan untuk memperoleh kayu bakar, jalur hijau, jalur pelindung, penahan pengikisan tanah, atau penjaga keseimbangan tata air.
- Berapa banyak hasil ternak yang ingin dicapai, tentunya harus diadaptasi dengan lahan yang tersedia.
- Apakah perlu mengganti kerbau dengan traktor, lantaran traktor menghasilkan energi lebih banyak, namun harganya mahal dan tidak sanggup menghasilkan pupuk kandang.
- Apakah perlu membangun irigasi, bagaimana sistem yang paling cocok, dan bagaimana cara pembangunannya semoga sanggup memperlihatkan manfaat yang banyak
- Berapa luas daerah pertanian yang sanggup digarap untuk mendapat hasil produksi yang optimum sesuai dengan kemampuan biaya dan tenaga.
- Tanaman dan binatang yang akan dipelihara harus diadaptasi dengan daerah setempat
- Berapa banyak kerapatan tanam supaya mendapat hasil yang optimum
- Sistem pertanaman monokultur atau tumpangsari?
- Berapa banyak pestisida yang harus digunakan
- Apakah perlu pemeliharaaan menyerupai penyiangan?
- Bagaimana memilih tumbuhan yang akan ditanam dan pemakaian pupuknya?
Meskipun upaya untuk meningkatkan produksi pertanian sudah dirancang sedemikian rupa, namun Anonim Indonesia, sector pertanian di masa mendatang menghadapi tantangan, dan tantangannya berupa:
- Penurunan kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan lain akhir makin cepatnya laju pengalihan fungsi tanah pertanian.
- Derasnya mobilisasi penduduk pedesaan yang disebabkan semakin menurunnya penghasilan petani, sebagai akhir menyempitnya tanah perjuangan sehingga para petani mencari sumber suplemen dengan bekerja di luar bidang pertanian, yang umumnya berada di kota.
- Mobilisasi petani yang tinggi tidak hanya mengalir ke hilir (kota), tetapi juga dengan mengalir ke hulu (merambah hutan lindung) yang sanggup berdampak negatif terhadap lingkungan.
- Meningkatnya tekanan penduduk, pertumbuhan industri, dan permukiman terhadap tanah-tanah pertanian yang diperburuk dengan meningkatnya perjuangan intensifikasi pertanian dengan memakai masukan an organik (pupuk, pestisida, dan hormon pengatur tumbuh) dalam jumlah besar yang pada akhirnya menimbulkan kualitas lingkungan air dan tanah menjadi turun.
- Ketatnya persaingan untuk sanggup menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas tinggi dengan harga bersaing dalam menghadapi kurun perdagangan bebas.
2. Sistem Hutan
Luas hutan dunia, separohnya merupakan hutan yang terletak di daerah tropika. Dari seluruh hutan di daerah tropika, kira-kira seperempatnya terletak di wilayah Asia-Pasifik dan hampirnya merupakan hutan alam. Sedangkan Indonesia memiliki hutan tropik terluas ketiga di dunia, dengan ekosistem yang bermacam-macam mulai dari hutan tropik dataran rendah dan dataran tinggi hutan rawa gambut, rawa air tawar dan hutan bakau. Ekosistem hutan tersebut memiliki fungsi dan peranan yang penting. Secara ekologis hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik tumbuhan maupun faunanya dan juga sebagai paru-paru dunia.
Eksploitasi Hutan
Eksploitasi hutan tidak hanya terbatas pada hasil hutannya saja, melainkan pada hutan itu sendiri menyerupai pembukaan lahan untuk pemukiman, penambangan, pertanian, yang banyak dilakukan di negara-negara berkembang yang memiliki kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Di Indonesia eksploitasi hutan disamping yang disebutkan diatas juga lantaran adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak merata, perkara pemilikan tanah secara tradisional, pembukaan lahan untuk agenda transmigrasi dsb. Untuk mengatasi hal semacam ini diharapkan kesadaran masyarakat yang tinggi mengenai arti pentingnya peranan hutan bagi insan secara berkelanjutan.
Strategi Ekonomi
Dari aspek ekonomi, hutan merupakan sumber pendapatan penting bagi negara terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang, juga bagi penduduk sekitar hutan merupakan sumber pangan. Anonim pembangunan di sector kehutanan selama PJP I telah memperlihatkan dampak yang sangat berarti bagi pembangunan ekonomi dan perbaikan lingkungan hidup di negara kita.
Pengaruh Hutan terhadap Lingkungan
Hutan kuat terhadap faktor lingkungan yaitu iklim, tanah dan air. Contoh hasil penelitian ihwal imbas hutan terhadap iklim telah dilakukan dengan membandingkan hutan yang sudah ditebang dan hutan yang masih utuh, hasilnya memperlihatkan bahwa hutan mempengaruhi iklim setempat (iklim mikro). Pada hutan yang sudah ditebang sanggup menimbulkan variasi iklim yang besar dari panas ke dingin, dan dari lembap ke kering sehingga kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada hutan yang belum ditebang penuh dengan belukar, lantaran pohon-pohonan bisa mengurangi kecepatan angin, balasannya mengurangi penguapan air (evaporasi) dari tumbuhan yang terlindung olehnya, sehingga apabila dibawahnya ada tumbuhan pertanian maka pertumbuhannya akan baik dan sanggup meningkatkan hasil panen.
Pohon-pohon hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga mempengaruhi pengadaan air di lereng gunung. Serasah di lantai hutan sanggup mencegah rintikan air hujan untuk pribadi jatuh ke tanah, tanpa adanya serasah, tanah lantai hutan akan padat oleh air hujan, dengan demikian daya serapnya berkurang.
Makara apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan akan mengalir deras membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian bercampur menjadi Lumpur. Peristiwa ini akan menutupi pori-pori tanah di permukaan, pada hujan berikutnya lebih banyak lagi air yang mengalir di sepanjang lereng, lantaran makin berkurangnya daya serap tanah. Hal ini mengakibatkan tanah di lereng gunung menjadi gersang dan kerdil. Apabila kejadiannya semakin parah, air yang mengalir dari lereng gunung tanpa rintangan, maka menimbulkan banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan humus pada permukaan tanah.
Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan sanggup membuat “lingkaran setan”. Makin banyak pohon yang ditebang, maka semakin besar perubahan ekstrim iklim mikro, sehingga makin sukar tumbuhan akan hidup.
3. Ekosistem Danau
Indonesia memiliki lebih dari 500 danau dengan luas sekitar 5000 km 2. Dari sejumlah danau terutama di Sulawasi, Sumatra dan Irian Jaya memiliki spesies endemis, misalnya Danau Matano-Towuti memiliki 25 spesies endemik ikan, 12 spesies endemik moluska, 1 spesies endemik ular dan beberapa spesies tumbuhan air., sedangkan di Indonesia cuilan Barat, belum diketahui berapa banyak spesies endemik Anonim (1996).
Danau merupakan salah satu ekosistem dari sekian banyak ekosistem yang telah dikenal. Menurut spesialis “danau sebagai sebuah mikrokosmos”. Tumbuhan dan binatang yang ada di dalam danau yakni cuilan dari pada sistem interaksi yang dinamis dan diantara mereka saling pengaruh-mempengaruhi. Danau sanggup dipakai untuk mengemukakan beberapa asas penting bagi semua ekosistem.
Asas pertama, ekosistem lahir lantaran perjalanan sejarah. Maksudnya yakni semua bentuk kekuatan yang beroperasi pada setiap waktu di dalam sebuah ekosistem usang kelamaaan sanggup mengubah cirri dari ekosistem tersebut. Artinya semua ekosistem mengalami suksesi, pola positif yakni danau. Suksesi dalam sebuah ekosistem, tidak hanya berarti bahwa setiap spesies tumbuhan dan binatang dalam ekosistem itu mengalami perubahan genetika untuk sanggup beradaptasi dengan keadaan lingkungannya. Tetapi juga berarti bahwa lantaran perubahan yang berlalu dalam ekosistem itu, maka spesies yang tak sesuai dengan keadaan gres telah diganti oleh spesies yang lebih bisa beradaptasi dengan keadaan lingkungannya. Komposisi spesies tumbuhan dan binatang dalam danau juga berubah-ubah dan proses suksesi ini menyangkut banyak sekali gelombang perubahan komposisi spesies.
4. Ekosistem Padang Rumput
Padang rumput dengan sistem peternakan di dalamnya perlu memperoleh perhatian khusus, lantaran merupakan suatu sistem edaran sebab-akibat antara tumbuhan dan binatang dalam lingkungan hidup manusia. Dari hubungan timbal balik ini insan sanggup memetik keuntungannya yang sangat berharga. Yang menarik dari sistem padang rumput ini yakni berlakunya hubungan pengaruh-mempengaruhi antara keanekaragaman spesies tumbuhan dan keanekaragaman spesies hewan. Hewan (ternak) pemamah biak dari banyak sekali spesies, bahkan dari banyak sekali umur pada spesies yang sama, sering memiliki pilihan spesies tumbuhan tertentu untuk makanannya. Ini berarti apabila kita memindahkan spesies atau kelompok umur suatu binatang ternak ke padang rumput lain, maka kita akan mengubah pula komposisi spesies tumbuhan di padang rumput asalnya.
Bagan alir hubungan timbal-balik binatang – tumbuhan - insan di dalam ekosistem padang rumput.
SUMBER;
SUMBER;