Konsep Sistem
Monday, February 21, 2022
Edit
KONSEP SISTEM
Di dalam kehidupan sehari-hari setiap orang niscaya menghadapi banyak sekali masalah, mulai dari problem yang paling sederhana hingga dengan problem yang paling rumit dan kompleks. Masalah yang rumit dan kopleks merupakan tantangan potensial yang harus dipecahkan oleh orang yang menghadapi problem itu. Oleh alasannya yaitu itu, setiap orang akan berusaha untuk mengatasi dan memecahkan masalahnya.
Dengan melihat dan menganalisis situasi dan kondisi suatu problem dan tujuan yang hendak dicapainya, seseorang sanggup memakai atau mencari cara atau pendekatan yang sanggup memecahkan problem yang dihadapinya. Untuk menerapkan suatu pendekatan dalam memecahkan suatu problem di samping pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problem itu, juga bergantung pada persepsi wacana problem yang dihadapi.
Untuk menerapkan kosep sistem, ada baiknya kita pahami lebih dahulu wacana pengertian atau definisi sistem. Beberapa orang pakar teori administrasi memberikan pendapatnya wacana sistem, sebagai berikut:
- Churchman (1968); sistem merupakan seperangkat bab yang terkoordinasi untuk menuntaskan seperangkat tujuan.
- Fiicks (1972); menyatakan bahwa sistem yaitu seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan, saling bergantung, dan saling berinteraksi atau suatu perjuangan yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu dengan yang lainnya, dalam perjuangan untuk mencapai satu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks.
- Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973), tiga pakar teori administrasi menyatakan bahwa sistem yaitu suatu tatanan yang kompleks dan menyeluruh. Lebih luas lagi pendapat Kast dan Rosenzweig (1974), yaitu sistem dipahami sebagai suatu tatanan yang menyeluruh dan terpadu terdiri atas dua bab atau lebih yang saling tergantung dan ditandai oleh batas-batas yang tegas dari lingkungan supra sistemnya.
- Huberman (1978); mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya secara signifikan.
- Romiszowski (1982); yaitu kumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.
- Bactiar (1988), spesialis sosiologi, mengemukakan bahwa sistem adalah: ”sejumlah satuan yang saling berafiliasi satu dengan lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha untuk mencapai tujuan tertentu”. Pada bab yang sama, Bactiar juga menambahkan bahwa sistem yaitu seperangkat pandangan gres atau gagasan, asas, metode, dan mekanisme yang disajikan sebagai satu tatanan yang teratur.
- Cleland dan King (1988) yang menyatakan bahwa sistem yaitu sekelompok sesuatu yang secara tetap saling berkaitan dan saling bergantungan sehingga membentuk suatu keseluruhan yang terpadu.
- Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: dinyatakan bahwa sistem adalah: (1) Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang teratur dari pandangan, teori,
Asas, dan sebagainya; dan (3) metode atau cara untuk melaksanakan sesuatu.
Dan banyak lagi pakar-pakar teori administrasi yang mengemukan teori wacana sistem.
Didasarkan pada banyak sekali tipe sistem yang ada di alam semesta ini, Boulding (1956) menyajikan suatu pembagian terstruktur mengenai sistem yang terdiri atas:
- Pertama: sistem yang berstruktur statis atau tingkatan yang berbentuk kerangka; kedua, sistem dinamis sederhana yang ditetapkan sebelumnya, sistem ini sanggup diumpakan menyerupai cara kerja sebuah jam;
- ketiga, sistem sibernetik (cybernetic), atau nama panggilannya sistem termostat - sistem ini secara otomatis memelihara keseimbangannya sendiri;
- keempat, sistem terbuka;
- kelima, sistem genetik menyerupai tumbuh-tubuhan;
- keenam, sistem hewani;
- ketujuh, sistem insani sebagai mahluk hidup;
- kedelapan, sistem sosial atau sistem kehidupan sosial; dan
- kesembilan, sistem transedental.
Dari kalsifikasi Boulding tersebut, tampak bahwa tingkat pertama, kedua, dan ketiga termasuk dalam golongan yang bersifat fisik atau sistem mekanis yang merupakan landasan ilmu pengetahuan alam. Sementara itu, tingkat keempat, kelima, dan keenam merupakan sistembiologik, menyerupai ilmu hayat, ilmu tumbuh-tumbuhan, dan ilmu hewan. Tingkat ketujuh, kedelapan dan kesembilan yaitu sistem-sistem yang berkaitan dengan insan dan sistem sosial.
Di dalam suatu sistem yang kompleks menyerupai sistem sosial termasuk di dalamnya sistem kesehatan, kejelasan hierarki atau struktur sistem sangat penting. Kejelasan istilah-istilah yang dipakai dalam satu sistem perlu disepakati oleh sekelompok orang yang akan menyusun hierarki atau struktur sistem, kelompok penyusun atau tim harus menyepakati dahulu suatu kerangka hierarki atau struktur sistem, sub sistem, komponen, dimensi, dan variabel dari suatu masalah.
Hubungan Internal dan Eksternal
Sesuatu sanggup dinamakan sistem bila terjadi korelasi atau interrelasi dan interdependensi baik internal maupun eksternal antar subsistem. Disebut korelasi internal bila terjadi interaksi, interrelasi, dan interdependensi. Bila antar sistem terjadi interaksi, interrelasi dan interdependensi disebut korelasi eksternal.
Hubungan deterministik dan nondeterministik
Disebut korelasi diterministik bila korelasi antar subsistem/komponen di mana korelasi itu terjadi dengan sendirinya dan tergantung pada subsistem komponen lain. Sebaliknya, bila korelasi itu tidak niscaya bahwa sesuatu itu sanggup berfungsi, maka suatu komponen tidak perlu bergatung pada suatu komponen yang lain. Hubungan yang demikian ini disebut nonditerministik. Contoh: Bola lampu memiliki jawaban deterministik terhadap penerangan, alasannya yaitu tanpa bola lampu dengan banyak sekali jenis dan bentuknya akan mengakibatkan kegelapan. Namun terang dan gelap lampu tidak ada hubungannya dengan kipas angin.
Hubungan Fungsional dan Disfungsional
Bila terdapat efek yang menunjang, memperkuat, mempercepat fungsi perubahan atau pertumbuhan suatu sistem atau subsistem, maka korelasi itu disebut korelasi fungsional. Sebaliknya, bila jawaban dari korelasi itu mengakibatkan efek yang menghambat atau mencegah, maka korelasi itu disebut disfungsional.
Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas dua sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem tertutup: di dalam proses kerjanya tidak dipengaruhi oleh lingkungannya, dengan demikan sistem ini tidak memperoleh masukan dari lingkungan sistemnya.
Sistem terbuka: di dalam proses kegiatannya memperoleh masukan atau berafiliasi secara dinamik dengan sistem yang lain di luar lingkungan sistemnya, dengan demikian sistem ini terjadi suatu proses yang dinamis, yaitu sistem dipengaruhi oleh sistem yang berada di luarnya dan pada gradasi tertentu pribadi atau tidak pribadi keluaran suatu sistem terbuka sanggup menghipnotis sistem terbuka lainnya.
Konsep Lingkungan
Lingkungan merupakan batas antara satu sistem dengan sistem lainnya. Makin terbuka suatu sistem, makin perilakunya termakan oleh lingkungannya. Lingkungan suatu sistem merupakan pembeda antara satu sistem dengan sistem yang lain. Konsep lingkungan yang merupakan batas suatu sistem sanggup membantu untuk lebih memahami perbedaan antara sistem tertutup dan sistem terbuka.
Konsep Interfase
Pendapat Kast dan Rosenzweig wacana konsep interfase, yaitu suatu konsep yang menggambarkan persatuan atau pertemuan antara satu sistem dengan
sistem yang lain. Makin terbuka suatu sistem menyerupai sistem kesehatan, makin banyak wilayah persentuhannya.
Konsep Entropy
Kata entropy tidak ada terjemahan yang tepat, istilah ini diambil dari kajian ilmu termodinamika, yang menggambarkan suatu keadaan yang tidak teratur dalam suatu sistem. Melalui istilah entropy sanggup dipahami kemampuan dan keterbatasan suatu sistem dalam mencapai fungsi dan tujuan.
Menurut Eddington yang dikuti Bertalanffy , dikutip kembali oleh Endang (2000), entropy merupakan ”panah waktu” (the arrow of time). Misalnya tanpa entropy di alam semesta ini maka tidak sanggup dibedakan antara masa kemudian dan masa yang akan datang.
Konsep Keseimbangan
Salah satu konsep yang erat kaitannya dengan entropy yaitu konsep keseimbangan dinamik. (Van Gigch, 1974). Konsep kesimbangan dinamik yaitu kemampuan dan ketangguhan dari suatu sistem dalam mempertahankan kelangsungan keberadaannya.
Konsep Haemostat
Konsep keseimbangan dinamik ini erat kaitannya dengan konsep haemostat Konsep ini yang menjaga supaya suatu sistem tetap terpelihara kseimbangannya antara banyak sekali komponen yang terdapat di dalam sistem.
Prosedur kerja suatu sistem (yang selanjutnya akan disebut sistem terbuka) mengubah atau memproses masukan yang diperoleh dari lingkungannya atau dari sistem lain menjadi keluaran , yang selajutnya akan dijadikan masukan oleh sistem lain. Proses transformasi ini merupakan suatu proses yang bersifat ritmik. Secara singkat mekanisme kerja sistem adalah:
Agar suatu sistem sanggup bertahan hidup dan sanggup mempertahankan keberadaannya diharapkan ketangguhan, kemampuan dan keseimbangan dalam menjaga hubungannya dengan lingkungan. Untuk itu, sebuah sistem harus memiliki kemampuan untuk sanggup menyesuaikan dirinya dan memiliki mekanisme serta sanggup memelihara keseimbangan. Hal ini penting mengingat pertama: supaya tetap terpeliharanya keadaan keseimbangan, di mana banyak sekali sistem selalu berada dalam keseimbangan dan seluruh sistem tetap harmonis dengan lingkungannya; kedua, mekanisme pembiasaan diharapkan supaya tercipta suatu keseimbangan yang dinamis dari sebuah sistem.
Konsep Umpan Balik
Salah satu konsep yang harus diperhatian di dalam suatu sistem yang erat kaitannya, baik dengan Konsep keseimbangan dinamik maupun konsep hierarki yaitu konsep umpan balik
Melalui proses umpan balik (baik yang bersifat positif maupun negatif), suatu sistem yang teratur , secara berkesinambungan sebuah sistem akan tetap memperoleh informasi yang akurat dalam menyesuaikan keberadaannya.
SUMBER;
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3714959385765567050#editor/target=post;postID=7182563049386027840;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=4;src=link
SUMBER;
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3714959385765567050#editor/target=post;postID=7182563049386027840;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=4;src=link