Strategi Berguru Dan Mengajar
Wednesday, February 16, 2022
Edit
1 Strategi Belajar dan Mengajar.
Pada setiap pengajaran ada tujuan yang harus dicapai dan untuk pencapaian tujuan tersebut kita perlu memberikan topik – topik yang didalamnya ada konsep – konsep yang harus hingga pada siswa, dan untuk itu diharapkan pendekatan tertentu menyerupai pemecahan duduk kasus , latiahan soal , latih – hafal dan mungkin dengan pendekatan yang lainnya.
Andi Hakim Nasution ( 1988 : 243 ) menyatakan bahwa dalam suatu pengajaran yang berkaitan dengan suatu materi kurikulum tertentu prinsip keterlaksanaan dipenggaruhi oleh empat komponen pokok yaitu pembawa materi , penyaji materi , pendekatan dan akseptor materi. Pengaturan materi kurikulum tersebut dinamakan taktik berguru mengajar.
Pada pengajaran matematika hingga kini ini masih memakai taktik berguru mengajar eksklusif dan sempit. Maksudnya adlah materi pelajaran yang dibawakan guru itu sempit ( dikumpulkan oleh guru itu sendiri ) , penyajinya guru itu sendiri pendekatan yang dipakai deduktif dan siswa yang menerimanya ialah kelompok besar, padahal bila dilihat dari kombinasi yang ada dalam taktik pembelajaran paling tidak ada 81 kombinasi yang sanggup dilaksanakan dalam pengajaran.
2 Strategi Pembelajaran Aktif
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering dipakai secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita ( 1995: 124) istilah taktik secara harfiah ialah nalar atau siasat. Sedangkan taktik pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau mekanisme yang dipakai guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya.
Sedangkan pembelajaran aktif berdasarkan Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007:xvi) ialah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk berguru secara aktif. Ketika peserta didik berguru dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Di sisi lain, Silberman (2006:35-41) menyatakan lingkungan fisik dalam kelas sanggup mendukung atau menghambat aktivitas berguru aktif. Sehingga dari pernyataan tersebut perlengkapan kelas perlu disusun ulang untuk membuat deretan tertentu yang sesuai dengan kondisi berguru siswa. Namun begitu di tidak ada satu susunan atau tata letak yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang tersedia. Sepuluh kemungkinan susunan tata letak meja dan dingklik yang disarankan sebagai berikut: bentuk U, gaya tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok pada kelompok, ruang kerja, pengelompokan berpencar, deretan tanda pangkat, ruang kelas tradisional, auditorium. Sejalan dengan pendapat tersebut, Syamsu Mappa dan Anisa Basleman (1994:46) menyatakan penggunaan meja, dingklik dan papan tulis berroda lebih memungkinkan berlangsungnya proses interaksi berguru dan membelajarkan yang bergairah.
Aktifitas siswa berguru di kelas terwujud bila terjadi interaksi antar warga kelas. Boakes dalam Mar’at (1984:110) menyatakan bahwa di dalam interaksi ada aktifitas yang bersifat resiprokal (timbal balik) dan berdasarkan atas kebutuhan bersama, ada aktifitas daripada pengungkapan perasaan, dan ada relasi untuk tukar-menukar pengetahuan yang didasarkan take and give, yang semuanya dinyatakan dalam bentuk tingkah laris dan perbuatan. Lebih lanjut, Syamsu Mappa dan Anisa Basleman (1994:46) menyatakan relasi timbal balik antar warga kelas yang serasi sanggup merangsang terwujudnya masyarakat kelas yang gemar belajar. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa berguru sanggup dilakukan dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang serasi antar warga di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas melihat dan mencicipi bahwa aktivitas berguru tersebut sebagai sarana memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, berdasarkan teori kebutuhan Maslow, Silberman (2006:30) menyatakan kebutuhan akan rasa kondusif harus dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya kebutuhan untuk mencapai sesuatu, mengambil resiko, dan menggali hal-hal baru.
Dari pembahasan di atas, tip – tip dibawah ini sanggup dipakai guru untuk mengarah pada taktik pembelajaran yang sanggup mengaktifkan siswa dalam belajar:
- Selalu berpenampilan menarik dan penuh wibawa.Kesan pertama siswa ketika bertemu gurunya ialah fisik dari guru tersebut. dengan penampilan yang menarik dan penuh wibawa akan membuat kesan yang positif dari siswa, sehingga dengan gampang guru akan sanggup membawa siswa kedalam suasana berguru yang guru inginkan.
- Manfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan antar warga kelas, tunjukkan cara-cara berguru matematika yang baik, buatlah janji (kontrak) terkait norma-norma yang harus dipatuhi oleh warga kelas.
- Buatlah deretan tata letak meja, kursi, pajangan dinding, dan perabot kelas yang lain sesuai dengan janji warga kelas dan kebutuhan.
- Siapkan semua peralatan yang akan dipakai di dalam ruang kelas sebelum memulai pembelajaran.
- Mulailah proses berguru mengajar dengan materi yang ringan tetapi menantang yang sanggup merangsang siswa turut aktif berfikir. Kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan dengan senantiasa melibatkan siswa dalam proses berguru mengajar. Misalkan senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan perihal materi yang kita ajarkan semoga siswa lebih gampang memahami materi yang kita berikan.
- Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran sempurna waktu serta dengan salam yang menghangatkan, yaitu salam penuh kasih dan hormat.
- Gunakan bahasa yang santun, hormat, dan dengan nada bicara yang lembut.
- Memahami dan menghormati aneka macam perbedaan yang ada.
- Menghormati kerahasiaan setiap siswa
- Tidak merendahkan dan mencemooh siswa
- Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk bicara dan jangan mengintrupsi pembicaraan siswa
- Bila seorang siswa mengemukakan pendapat, jadilah pendengar yang baik dan selanjutnya berikan kesempatan kepada siswa lain untuk memahaminya dan memperlihatkan komentarnya.
- Memahami dan menghormati pendapat setiap siswa, bila perlu melancarkan kritik: gunakan bahasa yang mengayomi, dan bila kritik bersifat pribadi seyogyanya dilakukan di ruang khusus.
- Sekali waktu, berilah kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan saran atau kritik guna perbaikan proses pembelajaran.
- Sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa di luar kelas.
b. Prosedur Pembelajaran Aktif
Proses pembelajaran di kelas sanggup dipandang sebagai tiga bab aktivitas yang terurut, yaitu: aktivitas awal (pendahuluan), aktivitas inti, dan aktivitas tamat (penutup). Dengan demikian, taktik pembelajaran aktif sanggup dirumuskan sebagai mekanisme aktivitas yang mengaktifkan siswa pada setiap bab aktivitas secara terurut. Prosedur tersebut sanggup dirumuskan sebagai berikut:
1) Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar Matematika Pada Awal Pembelajaran
Dimensi pertama dalam bencana berguru matematika ialah membangun perilaku dan persepsi positif terhadap berguru dan matematika sebagai obyek belajar. Kesiapan mental untuk terlibat dalam pembelajaran mutlak dicapai dalam mengaktifkan siswa berguru matematika, oleh karenanya aktivitas membangunkan perilaku dan persepsi positif siswa harus dilakukan semenjak awal dimulainya pembelajaran. Hal yang harus dilakukan guru pada awal pembelajaran ialah membangunkan minat, membangunkan rasa ingin tahu, dan merangsang siswa untuk berfikir. Bila minat siswa, rasa ingin tahu siswa telah bangkit, serta siswa telah terangsang untuk berfikir ini berarti siswa telah siap secara mental untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran matematika, dan bila terjadi sebaliknya berarti secara mental siswa belum siap terlibat dalam pembelajaran.
Dengan memodifikasi taktik membuatkan pengetahuan secara aktif, Silberman (2006:100-102), mengawali aktivitas pembelajaran aktif dengan mekanisme sebagai berikut:
- Tentukan rentang waktu yang niscaya untuk aktivitas awal pembelajaran.
- Ucapkan salam pembuka yang menghangatkan siswa.
- Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran matematika yang akan diajarkan. Misalnya: kata-kata untuk didefinisikan,
- soal-soal sederhana dari aplikasi rumus yang telah dikenal,
- pertanyaan perihal aplikasi matematika sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
- Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik yang mereka bisa dan dalam waktu yang telah ditentukan.
- Perintahkan siswa untuk menyebar di kelas, menanyakan kepada temannya tanggapan pertanyaan yang ia sendiri tidak tahu jawabannya, Doronglah siswa untuk saling membantu.
- Perintahkan untuk kembali ke tempat semula dan gunakan teknik tanya jawab untuk membahas tanggapan yang mereka dapatkan.
- Gunakan pertanyaan-pertanyaan instruksi sebagai upaya merangsang berfikir siswa menjawab pertanyaan yang tak satupun siswa bisa menjawab.
- Gunakan informasi-informasi yang diperoleh dalam aktivitas ini sebagai sarana untuk memperkenalkan topik-topik penting materi pelajaran dalam aktivitas inti.
Secara umum, insan tidak menyukai suatu aktivitas yang kurang bervariasi. Oleh karenanya perlu dipilih aktivitas lain sebagai variasi aktivitas di atas. Berikut ini sanggup menjadi alternatif pilihan.
- Daftar pertanyaan sanggup diganti dengan menyediakan kartu indeks dan perintahkan siswa untuk menuliskan satu informasi yang berdasarkan siswa akurat perihal materi yang akan diajarkan.
- Kegiatan menyebar sanggup diganti dengan merotasi pertukaran pendapat antar kelompok berguru di kelas.
2) Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar Matematika Pada Kegiatan Inti Pembelajaran
Telah dikemukakan di atas bahwa pendidikan matematika di segala jenjang dimaksudkan untuk membangun pengetahuan, keterampilan dan perilaku terkait dengan matematika. Pembelajaran aktif dalam pendidikan matematika sanggup berlangsung dalam proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam perilaku mencari (aktif) bukan sekedar mendapatkan (reaktif). Kondisi ini terjadi jika siswa dilibatkan dalam kiprah dan aktivitas yang secara halus mendesak mereka untuk berfikir, bekerja, dan merasakan.
Berdasarkan pendapat di atas, upaya yang harus dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa berguru matematika adalah:
- mengkondisikan situasi berguru matematika menjadi aktivitas siswa mengupayakan pemecahan duduk kasus atau mencari tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan, baik duduk kasus atau pertanyaan yang diajukan guru maupun siswa;
- mendorong ketertarikan siswa untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan melalui pemecahan duduk kasus atau mencari tanggapan atas pertanyaan;
- (mendesak siswa secara halus untuk bergerak mengkaji atau menilai suatu tanggapan pertanyaan, suatu pendapat (gagasan), atau suatu penyelesaian masalah. Guru sanggup memakai aneka macam taktik dengan aneka macam teknik untuk mengaktifkan siswa dalam aktivitas inti. Dengan memodifikasi pendapat Silberman (2006:117-206), taktik berikut ini sanggup dipakai guru untuk mengaktifkan siswa berguru matematika:
a) Menstimulir rasa ingin tahu siswa
Prosedur
- (1) Ajukan pertanyaan/masalah yang kompleks (njelimet) atau yang mempunyai beberapa kemungkinan tanggapan untuk menstimulasi keingintahuan siswa perihal materi yang akan diajarkan.Pertanyaan yang disajikan haruslah merupakan pertanyaan yang berdasarkan guru ada beberapa siswa yang mengetahui jawabannya atau bab dari jawaban. Pertanyaan sanggup berupa pertanyaan sehari-hari, cara melaksanakan sesuatu, definisi, cara kerja (prosedur).
- Doronglah siswa untuk berfikir, membuat denah atau diagram, dan membuat dugaan umum.
- Gunakan frase semisal “ coba tebak” atau “coba jawab”Jangan buru-buru memperlihatkan tanggapan. Tampung semua dugaan siswa. Ciptakan rasa ingin tau perihal tanggapan yang sesungguhnya.
- Sebagai variasi, buatlah siswa berpasangan dan membuat dugaan secara kolektif.
- Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang hendak diajarkan. Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih menaruh perhatian terhadap pelajaran dibanding biasanya.
b) Menstimulir siswa untuk berguru mandiri
Prosedur
- Bagikan kepada siswa materi ajar, disertai beberapa pertanyaan/masalah yang terurut dari yang sederhana hingga yang kompleks.
- Perintahkan siswa untuk mempelajari materi bimbing secara berdikari atau berpasangan.
- Perintahkan siswa untuk membubuhkan tanda tanya pada materi yang belum mereka pahami. Anjurkan untuk menyisipkan tanda tanya sebanyak mungkin. Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan sebanyak mungkin terkait dengan tanda tanya yang mereka bubuhkan
- Perintahkan siswa untuk mengemukakan pertanyaan secara tertulis. Beri kesempatan siswa lain untuk menanggapinya. Lakukan seterusnya sehingga semua pertanyaan siswa dibahas.
- Berikan penjelasan sebagai sarana pemantapan dari tanggapan atas pertanyaan siswa.
- Perintahkan siswa menuntaskan duduk kasus dalam materi bimbing secara berdikari atau berpasangan.
- Perintahkan siswa untuk mengemukakan tanggapan masalah. Berikan kesempatan siswa lain memperlihatkan komentar atau mengemukakan kemungkinan tanggapan lain.
- Berikan pemantapan tanggapan atas pertanyaaan
Jika guru merasa bahwa siswa akan mengalami kesulitan mempelajari sendiri materi ajar, berikan sejumlah informasi yang mengarahkan mereka.
c) Menstimulir siswa untuk berguru bersama dalam kelompok.
Prosedur
- Perintahkan siswa secara berdikari mempelajari materi ajar
- Perintahkan untuk menuliskan hal yang belum diketahui dalam bentuk pertanyaan.
- Perintahkan untuk membentuk kelompok. Perintahkan masing-masing kelompok memberi nama kelompok dengan nama dalam matematika, misalnya: kelompok aljabar, kelompok Phytagoras dan sebagainya.
- Diskusikan pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing anggota kelompok.
- Berikan kiprah memecahkan masalah, dengan petunjuk yang jelas. misalnya: tuliskan rumus, gambarkan, buat denah atau diagram yang kau gunakan untuk menjawab.
- Berikan kiprah pada anggota kelompok. Misalnya: fasilitator, pencatat, juru bicara, pengatur waktu.
- Berikan kesempatan masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi di depan kelas.
- Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan salah salah satu berikut:
- Membahas materi secara bersama
- Dapatkan pertanyaan dari siswa
- Beri siswa pertanyaan kuis
- Sediakan latihan penerapan atau kuis bagi siwa untuk menguji pemahaman mereka.
d) Belajar berpasangan
Prosedur:
- Berikan kepada siswa, satu atau beberapa permasalahan yang memerlukan perenungan dan pemikiran.
- Perintahkan siswa untuk menuntaskan duduk kasus secara perseorangan.
- Setelah semua siswa menuntaskan masalah, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk membuatkan tanggapan satu sama lain.
- Perintahkan pasangan untuk membuat tanggapan gres bagi tiap masalah, memperbaiki tiap tanggapan perseorangan
- Bila semua pasangan telah menuliskan tanggapan baru, bandingkan tanggapan dari tiap pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.
- Perintahkan seluruh siswa untuk menentukan tanggapan yang sempurna untuk tiap pertanyaan.
Untuk menghemat waktu, bagilah seluruh siswa dalam 4 kelompok besar berilah nama kelompok. Berikan permasalahan yang berbeda pada masing-masing kelompok Pada tamat sesi, perintahkan masing-masing kelompok untuk menyajikan tanggapan terbaiknya. Berikan hadiah pada tanggapan terbaik.
e) Turnamen belajar
Prosedur:
- Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan bahwa tim mempunyai jumlah anggota yang sama. Perintahkan untuk memberi nama kelompok masing-masing.
- Berikan materi bimbing kepada tim untuk dipelajari bersama.
- Buat beberapa pertanyaan yang sanggup menguji aspek ingatan dan pemahaman terhadap materi yang diberikan. Gunakan format yang memudahkan evaluasi sendiri. Misalnya: pilihan ganda, melengkapi, benar-salah, atau definisi istilah, menyatakan rumus atau teorema.
- Perintahkan siswa untuk menjawab secara perseorangan. Pastikan hal ini dilakukan oleh masing-masing siswa.
- Setelah semua siswa menuntaskan tanggapan mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk membuatkan tanggapan satu sama lain.
- Lakukan diskusi kelas untuk menentukan jawab pertanyaan.
- Perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar, dan mintalah mereka untuk memperlihatkan skor.
- Perintahkan siswa untuk menyatukan skor mereka dengan anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Umumkan skor dari tiap tim. Berikan hadiah atau berilah tepuk tangan pada tim yang memperoleh skor tertinggi. Sebutlah ini sebagai “ronde satu”.
- Perintahkan mereka untuk berguru lagi untuk ronde ke dua dalam turnamen. Kemudian usikan pertanyaan tes lagi sebagai bab dari “ronde kedua”. Perintahkan siswa dengan mekanisme menyerupai ronde satu.
Turnamen ini sanggup dilakukan dengan jumlah ronde bervariasi dan waktu tiap ronde sanggup dilakukan bervariasi, namun pastikan bahwa setiap ronde siswa menjalani sesi belajar. Dengan janji siswa, guru sanggup memperlihatkan penalti (hukuman) kepada siswa yang memperlihatkan tanggapan salah dengan pengurangan nilai (misal -1 atau -2) dan memperlihatkan nilai 0 pada siswa yang tidak menjawab.
f) Menstimulir pembelajaran antar siswa
Prosedur;
- Bentuklah kelompok dengan jumlah kelompok sesuai dengan topik (sub pokok bahasan) yang akan dipelajari siswa. Topik dipilih yang saling terkait.
- Beri setiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau keterampilan untuk diajarkan kepada siswa lain.
- Perintahkan setiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada siswa lain. Sarankan mereka untuk menghindari cara ceramah atau semacam pembacaan laporan. Doronglah mereka untuk menyebabkan pengalaman berguru sebagai pengalaman yang aktif bagi siswa
- Kemukakan beberapa saran berikut ini:
- sediakan media visual
- berikan kesempatan temanmu untuk membaca materi terlebih dahulu.
- gunakan referensi atau analogi untuk menyajikan poin-poin pengajaran
- libatkan temanmu dalam diskusi atau tanya jawab.
- berikan kesempatan pada temanmu untuk bertanya
- Berikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan mempersiapkan (baik di dalam maupun di luar kelas).
- Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan pelajaran mereka. Beri tepuk tangan atas perjuangan mereka.
Sebagai alternatif dari pengajaran model ini ialah perintahkan siswa untuk mengajarkan atau memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.
3) Strategi menutup pembelajaran matematika
Pada aktivitas menutup pembelajaran sanggup dimanfaatkan guru untuk:
- memberikan kesempatan bagi siswa merangkum atau membuat ikhtisar dari pelajaran pada hari itu,
- memotivasi siswa untuk mempelajari ulang materi bimbing dan atau menuntaskan kiprah rumah secara berdikari atau kelompok,
- memberikan informasi materi bimbing pertemuan berikutnya,
- mendapatkan evaluasi dari siswa guna perbaikan proses pembelajaran, dan
- memberikan salam penutup.
Cara yang baik untuk membelajarkan membuat ikhtisar materi bimbing ialah memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk membuat ikhtisar dan menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. Strategi berikut sanggup dipakai guru:
Prosedur
- Jelaskan kepada siswa bahwa bila guru yang membuat ikhtisar pelajaran, itu bertentangan dengan prinsip berguru aktif.
- Bagilah siswa menjadi kelompok beranggotakan dua hingga 4 orang.
- Perintahkan setiap kelompok untuk membuat ikhtisar pelajaran pada hari itu. Doronglah setiap kelompok untuk membuat uraian singkat guna disampaikan pada kelompok lain. Gunakan pertanyaan panduan, misalnya:
- Apa judul materi yang gres saja dipelajari?
- Tuliskan definisi atau rumus yang gres saja dipelajari secara terurut!
- Digunakan dalam duduk kasus apa saja rumus yang gres di pelajari?
3 Pembelajaran Efektif.
Dalam proses berguru mengajar semoga didapatkan suatu hasil yang maksimal maka diharapkan suatu teknik pembelajaran yang efisien dan afektif sehingga tidak mengahabiskan waktu yang usang dan bertele-tele yang kadang karenanya kurang memuaskan, apalagi untuk siswa didik yang mengikuti jadwal akselerasi yang waktu belajarnya relatif lebih cepat dibanding dengan siswa didik yang duduk di kelas reguler . Menurut Daniel Muijs dan David Reynolds (2008 : 65 – 66) Suatu pengajaran klasikal semoga efektif maka harus jauh dari sekedar memberikan isi pelajaran dengan gaya ceramah kepada murid. Hampir semua peneliti setuju perihal pentingnya interaksi antara guru dan siswa.
Didalam studinya terhadap siswa sekolah dasar di Inggris ( Daniel Muijs , 1999) menemukan imbas - imbas positif dari seringnya menggunkaan tanya jawab , komunikasi dengan kelas dan memakai petanyaan dan pernyataan tingkat tinggi selain itu perlu pentingnya interaksi untuk pengajaran yang efektif.
Peneliti – peneliti di Amerika telah memperlihatkan pentingnya interaksi, di dalam penelitian – penelitian mereka sebelum studi – studi yang dilakukan di eropa. Rosenshine dan Furst ( 1973 ) menemukan penggunaan bermacam-macam pertanyaan sebagai sebuah faktor krusial di dalam penelitian mereka yang dimulai tahun 1960 hingga dengan 1970.
Karena pentingnya interaksi dan tanya jawab sebagai elemen yang paling luas diteliti dalam peneltian perihal mengajar. Oleh alasannya itu perlu diketahui dalam tanya jawab yang efektif dan interaksi yang efektif dalam pembelajaran.
Tanya jawab sanggup dipakai untuk menyelidiki pemahaman siswa untuk memperlihatkan dasar pada pembelajaran siswa, untuk membantu siswa dalam mengklarifikasikan dan memverbalisasikan pikiran mereka, dan membantu siswa mengembangkan sense of mastery ( perasaan menguasai sesuatu ). Tanya jawab yang efektif sanggup terjadi bila penguasaan diri yang solid perihal taktik – taktik mana yang paling efektif.
Di dalam pembelajaran yang mengunakan pembelajaran eksklusif , aneka macam pertanyaan perlu dilontarkan pada awal pelajaran , ketika topik dari pelajaran sebelumnya diulas. Agar tanya jawab efektif tercapai maka seorang pengajar perlu mencampur pertanyaan tingkat tinggi dan tingkat rendah meliputi produk dan proses serta pertanyaan terbuka dan tertutup , namun seorang pengajar harus memastikan bahwa ada cukup banyak pertanyaan proses tingkat tinggi dan terbuka.
Dalam tanya jawab yang efektif dalam pembelajaran eksklusif bila siswa menjawab benar diberikan respon positif namun impersonal dan bila seorang siswa memperlihatkan jaaban yang kurang sepenuhnya benar , maka pengajar poerlu memperlihatkan prompt kepadanya untuk menemukan tanggapan yang benar.
Bentuk interaksi lain yang efektif dalam pembelajaran ialah diskusi kelas, namun suatu diskusi semoga efektif perlu disiapkan dengan seksama. Pengajar perlu memperlihatkan pedoman yang terperinci kepada siswa perihal apa yang didiskusikan. Selama diskusi siswa perlu dipastikan untuk tetap pada tugasnya, dan guru perlu menuliskan poin – poin utama yang muncul selama diskusi. Setelah diskusi poin-poin utama ( produk diskusi ) ini sanggup dirangkum dan siswa diminta untuk meberikan komentar perihal seberapa baik diskusi itu tersebut berjalan ( proses diskusi ).
Agar pembelajaran afektif guru juga harus memastikan bahwa siswa – siswa yang pemalu yang mungkin kurang aktif untuk diberikan kesempatan dalam keterlibatannya dalam proses berguru mengajar.
4 Hasil berguru Matematika.
Penekanan pembelajaran matematika lebih diutamakan pada proses dengan tidak melupakan pencapaian tujuan. Proses ini lebih ditekankan pada proses berguru matematika seseorang. Tujuan yang paling utama dalam pembelajaran matematika ialah mengatur jalan pikiran untuk memecahkan duduk kasus bukan hanya menguasai konsep dan perhitungan walaupun sebagian besar berguru matematika ialah berguru konsep struktur ketrampilan menghitung dan menghubungkan konsep-konsep tersebut. Andi Hakim Nasution (1982:12 ) mengemukakan bahwa dengan menguasai matematika orang akan berguru menambah kepandaiannya.
Sementara itu Nana Sudjana (1995:22 ) mengemukakan bahwa hasil berguru matematika ialah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa sesudah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Gagne ( 1977:47-48 ) mengelompokkan hasil berguru menjadi lima bab dalam bentuk kapabilitas yakni ketrampilan intelektual taktik kognitif , informasi ekspresi , ketrampilan motorik dan sikap.
Gagne dan Briggs (1978:49-55) membuktikan bahwa hasil berguru yang berkaitan dengan lima kategori tersebut ialah :
- ketrampilan intelektual ialah kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan prosedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep kasatmata dan terdefinisi kaidah serta prinsip,
- strategi kognitif ialah kemampuan untuk memecahkan masalah–masalah gres dengan jalan mengatur proses internal masing – masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir,
- informasi ekspresi ialah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi –informasi yang relevan,
- ketrampilan motorik ialah kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan–gerakan yang berafiliasi dengan otot,
- sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan untuk mendapatkan atau menolak berdasarkan evaluasi terhadap obyek tersebut. Bloom (1976:201-207) membagi hasil berguru menjadi tempat yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta ketrampilan- ketrampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan adaptasi diri yang memadai. Kawasan psikomotor ialah kemampuan–kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana hingga kepada yang paling kompleks, yaitu;
- pengetahuan ialah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, (
- pemahaman ialah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal,
- penerapan ialah kemampuan mempergunakan hal – hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi–situasi gres dan nyata, (
- analisis ialah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian–bagian sehingga struktur organisasinya sanggup dipahami,
- sintesis ialah kemampuan untuk memadukan bagian–bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti,
- penilaian ialah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atapun yang ditetapkan lebih dahulu.
Berdasarkan pandangan-pandangan dari para jago tersebut diatas maka yang dimaksud dengan hasil berguru matematika dalam penelitian ini ialah hasil dari seorang siswa dalam mengikuti proses berguru mengajar matematika yang diukur dari kemampuan siswa tersebut dalam menuntaskan suatu permasalahan matematika
B Hasil Penelitan yang Relevan.
Sudah cukup banyak penelitian yang membahas perihal prestasi berguru matematika di Sekolah Menengan Atas namun masih sedikit peneliti yang meneliti berkaitan dengan materi matematika pada suatu pokok bahasan. Sepengetahuan peneliti belum ada peneliti yang meneliti perihal penggunaan taktik pembelajaran aktif untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran materi logaritma pada kelas jadwal akselerasi.
C Kerangka Pemikiran.
Dengan menerapkan taktik pembelajaran aktif maka seorang siswa akan selalu terlibat secara eksklusif dalam pembelajaran , sehingga dengan keterlibatan ini materi yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya dan konsep yang harus dikuasai siswa akan gampang diterimanya hal ini sesuai dengan prinsip learning by doing yang menytakan bahwa pembelajaran akan cepat dikuasai siswa dengan siswa tersebut ikut aktif dalam pembelajaran.
Bertolak dari pemikiran bahwa membawa siswa aktif dalam pembelajaran akan memudahkan siswa mendapatkan konsep yang harus dikuasainya maka secara otomatis langkah membawa siswa aktif dalam berguru ini merupakan suatu langkah yang efektif untuk menyampaiakan suatu materi ajar.
D Hipotesis Tindakan
Dari uraian pada kajian teori yang telah dipaparkan maka sanggup disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: ” Melalui taktik pembelajaran aktif sanggup meningkatkan efektifitas pembelajaran materi logaritma bagi siswa kelas X jadwal akselerasi di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2008 – 2009 ”