Uang Dan Forum Keuangan

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
Uang merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang sudah sedemikian melembaga dalam masyarakat, sehingga sadar atau tidak hampir semua aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur, dan banyak ditentukan oleh uang. Memang, peranan uang sangat penting, baik dilihat dari fungsinya maupun dari peranannya dalam meningkatkan efisiensi aktivitas ekonomi. Untuk melihat peranan uang dan pengaruhnya terhadap perekonomian, pembahasan tidak terlepas dari teori-teori ekonomi yang bekerjasama dengan peranan uang dari zaman klasik sampai zaman modern. Perkembangan teori moneter sudah sedemikian pesatnya sehingga menarik untuk diamati.

Secara garis besar teori moneter sanggup digolongkan dalam dua fatwa besar, yaitu fatwa kuantitas uang klasik dan fatwa Keynes. Peranan uang dalam perekonomian sangat ditentukan oleh nilai/harga uang tersebut terhadap harga-harga komoditi lain. Dan menyerupai komoditi lainnya, nilai/harga uang ditentukan oleh kekuatan undangan uang (MD) dan penawaran uang (MS).

Perkembangan teori undangan uang dari zaman klasik sampai zaman modern, terutama mempermasalahkan hal-hal yang bekerjasama dengan motif undangan uang, prosedur penyesuaian, dan cara menghipnotis masing-masing variabel ekonomi terhadap situasi perekonomian. Dalam hal motif undangan uang, setiap teori mencoba memperkenalkan motif yang cenderung semakin lengkap dan rumit untuk semakin mendekati kenyataan yang ada.

Mengenai prosedur penyesuaian, terdapat dua pendapat yang berbeda secara mendasar. Pendapat pertama (klasik) menyatakan adanya efek pribadi perubahan jumlah uang beredar terhadap tingkat harga. Pendapat lain yang dianut oleh kaum Keynes menyatakan bahwa efek perubahan jumlah uang beredar, berjalan secara tidak pribadi terhadap tingkat harga, melainkan melalui perubahan tingkat bunga terlebih dahulu.

A. Perekonomian Barter dan Kendala-kendalanya :
Pada tahap perekonomian yang belum memakai uang (pre money economy) atau yang lebih dikenal dengan sistem barter, aktivitas ekonomi masyarakat sanggup dikelompokkan sebagai berikut :
  1. Tahap Berburu dan Mengembara dengan ciri-ciri sebagi berikut 
  2. Masyarakat hidup dalam kelompok-kelompok kecil (suku, kaum)
  3. Hidup secara berpindah-pindah (nomaden) dan tinggal di gua-gua.
  4. Belum mengenal aktivitas produksi dalam arti luas, mereka hanya mengandalkan pemberian alam (food gathering).
2. Tahap Bertani dan Beternak dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Mereka mulai hidup menetap dan mendiami kawasan fatwa sungai (daerah yang cocok untuk pertanian).
  2. Mulai mengenal budaya bertani dan beternak.
  3. Segala kebutuhan hidup mereka usahakan sendiri (self produce).
  4. Teknologi yang dipergunakan relatif masih sangat sederhana, sehingga mengakibatkan produktivitas mereka rendah.
3. Tahap Spesialisasi dengan ciri-ciri sebagao berikut :
  1. Masyarakat mulai berbagi aktivitas ekonomi/produksi sesuai dengan potensi talenta dan kemampuan yang mereka miliki.
  2. Muncul spesialisasi aktivitas ekonomi dalam kelompok-kelompok masyarakat menyerupai : petani, peternak, pengrajin, pemburu dan lain-lain.
4. Tahap pertukaran dengan sistem tukar barang dengan ciri-ciri sbb :
  • Dengan adanya tahap spesialisasi mendorong produktivitas masyarakat meningkat. Produksi yang mereka hasilkan sudah melebihi jumlah yang mereka butuhkan (konsumsi).
  • Namun demikian dengan adanya spesialisasi tersebut berakibat kepada tidak semua jenis kebutuhan mereka sanggup terpenuhi secara sendiri. Untuk itu mereka mulai membutuhkan proteksi dari kelompok-kelompok lain dalam kaitannya dengan upaya pemenuhan segala bentuk kebutuhan mereka.
  • Muncul transaksi pertukaran dengan sistem barter. Namun pertukaran dengan sistem tukar barang ini menghadapi beberapa kendala. 
Perekonomian yang memakai uang muncul lantaran adanya kendala-kendala yang terdapat dalam sistem barter, yaitu :
  1. Sulitnya mempertemukan kedua belah pihak yang secara sempurna saling membutuhkan (the lack of a double coincidence of wants).
  2. Sulitnya memilih standar ukuran/ satuan nilai dari barang yang dibarterkan.
  3. Tidak adanya suatu kesatuan yang memudahkan untuk menuliskan perjanjian-perjanian/ kontrak-kontrak yang pembayarannya gres dilaksanakan dikemudian hari atau sulitnya memilih standar pembayaran yang ditangguhkan/ pembayaran hutang (the lack of any satisfactory unit in terms of which contracts requiring future payment).
  4. Tidak adanya suatu cara untuk menyimpan daya beli yang bisa diterima secara umum (the lack of any method of storing generalized purchasing power)
B. Perekonomian Uang
Menyadari kendala-kendala tersebut, masyarakat mencari suatu media yang sanggup mengatasi kendala-kendala di atas yang kemudian dikenal dengan sebutan uang. Namun bentuk dan jenis media transaksi (uang) pada masa itu masih sangat sederhana. Contoh perkembangan bentuk dan jenis uang Þ uang yang terbuat dari kulit hewan langka di kawasan tersebut, logam-logam (emas, perak, nikel dansebagainya), uang kertas dan kini uang elektronik (kartu kredit, debit card dll).

1. Definisi Uang
Berikut ini definisi uang yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi moneter :
a.Menurut Sir Dennis Robertson dalam bukunya yang berjudul “Money” terbitan tahun 1922 memperlihatkan definisi uang sebagai berikut : “Sesuatu yang diterima secara umum sebagai pembayaran atas barang dan jasa atau sesuatu yang diterima sebagai media dalam bertransaksi”
b. Menurut R.S. Sayers dalam bukunya yang berjudul “Modern Banking” (1938) memperlihatkan definisi uang sebagai berikut : “Uang yaitu segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar hutang (Money is something that is widely accepted for the settlements of debts). 
c. Menurut AC. Pigou, dalam bukunya yang berjudul “The Value of Money” mendefinisikan uang sebagai berikut : “Uang yaitu segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar (Money are those things that are widely used as media for exchange).
d. Menurut Albert Gailort Hart, dalam bukunya yang berjudul : “Money, debt and economicactivity” memperlihatkan definisi uang sebagai berikut : Uang yaitu kekayaan dengan mana si pemilik sanggup melunasi hutang-hutangnya dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga (Money is property that which the owner can pay off the debt with certainly and without delay).
e. Menurut Rollin G. Thomas, dalam bukunya : “Our Modern Banking and Monetary System” (1957) memperlihatkan definisi uang sebagai berikut : Uang yaitu segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima sebagai alat pembayaran dalam bertransaksi barang dan jasa serta untuk pembayaran hutang (Money is something that is readily and generally accepted by the public in payment for sale of goods and services and other valueable assets, and for the payments of debts).
f. Walker mendefinisikan uang seagai berikut : “Semua barang/benda yang malaksanakan fungsi uang dianggap sebagai uang (Money is what money does).

Dari definisi-definisi di atas sanggup disimpulkan bahwa : “Uang yaitu segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat tukar, sebagai alat pengukur nilai dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan”

Lebih lanjut definisi (jenis-jenis) uang dilihat dari tingkat likuiditasnya sanggup dikelompokkan sebagai berikut :
a. Uang dalam arti sempit (narrow money)

M1 = Uang Kartal (Money base) + Uang Giral (Demand Deposit)

Uang Kartal : uang yang menerima akreditasi dari pemerintah dan berlaku umum sebagai alat pembayaran. Uang kartal ini terdiri dari uang logam (coin) dan uang kertas (paper money, pocket money atau folding money)
Uang Giral : seluruh saldo rekening giro yang ada di bank. Uang ini tidak berlaku umum sebagai alat pembayaran yang syah tetapi berlaku untuk lingkungan terbatas. Penarikaannya sanggup dilakukan dengan memakai cek untuk penarikan tunai dan bilyet giro untuk pemindah bukuan.

b. Uang dalam arti luas (broad money)
M2 = M1 + Tabungan + Deposito Berjangka (Time Deposit)
M3 = M2 + Tabungan + Time Deposit dalam bentuk surat-surat berharga non bank (Wesel, Obligasi dan Saham, dll) 

2. Faktor-faktor yang menghipnotis penciptaan (munculnya) uang 
  • Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara yang diukur dari pendapatan per kapita.
  • Tersedianya aneka macam macam benda/ barang yang sanggup dijadikan sebagai uang, yaitu tersedianya aneka macam logam, kertas atau bahan-bahan yang sanggup dijadikan sebagai uang, pola : emas, perak, nikel, kertas dll.
  • Cita rasa masyarakat, yang mencakup kebudayaan, kesenian dan sebagainya.
  • Aspek religius yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan : Di Indonesia yang menganut idiologi Pancasila. :Dalam uang kertas $ Amerika terdapat goresan pena “In God We Trust”
  • Tingkat kecerdasan penduduk/ teknologi yang dikuasai masyarakat, sehingga menghipnotis jenis kertas / logam yang dijadikan sebagai materi pembuat uang.
  • Tingkat perkembangan lembaga-lembaga keuangan (bank). Bila perekonomian masyarakat sudah bersifat “Bank Mindeed”, hal ini akan menghipnotis jumlah uang beredar.
  • Kejujuran dan kekuatan pemerintah dalam menghipnotis jumlah uang beredar.
3. Fungsi-fungsi Uang
a. Fungsi primer (primary function), yaitu merupakan fungsi utama dari uang yang terdiri : 
  1. Sebagai alat tukar atau mediator dalam bertransaksi (as medium of exchange), yaitu sebagai alat pembayaran dalam bertransaksi jual beli dan sebagainya.
  2. Sebagai kesatuan hitung atau pengukur nilai (as unit of account or measurements of value). Nilai di sini terbagi atas : 
  • Nilai guna (value in use) :value in use objective dan subjective. 
  • Nilai tukar (value in exchange) : kemampuan suatu barang untuk dipertukarkan dengan barang lain.
b. Fungsi turunan (derivative function) :
  1. Sebagai alat pembayaran yang ditangguhkan dikemudian hari (as a standart of deffered payment). Contoh : transaksi kontrak pinjaman yang pembayarannya dilakukan kemudian hari.
  2. Sebagai alat penyimpan nilai atau kekayaan (as store of value or wealth). Setiap uang sudah merupakan alat penyimpan nilai, lantaran kapan saja uang tersebut dipakai / dibelanjakan sanggup diterima oleh orang lain dengan perkiraan uang tersebut validitasnya masih berlaku. Kaprikornus dalam hal ini pemegang uang yaitu pemegang daya beli. Namun daya beli tersebut nilainya tidak stabil, hal ini terutama disebabkan oleh faktor inflasi.
Barang-barang lain bahu-membahu sanggup dijadikan sebagai alat penyimpan nilai, contohnya mobil, rumah, suplemen dan lain-lain. Tetapi ada beberapa kelemahan dari barang-barang tersebut dalam hal sebagai alat penyimpan nilai : memerlukan ongkos penyimpanan, menurunnya nilai tukar barang tersebut dalam arti uang (penyusutan) dan tidak likuid lantaran tidak sanggup segera dipakai untuk alat pembayaran.

4. Motif-motif orang membutuhkan uang
Menurut Keynes ada 3 (tga) motif orang membutuhkan uang :
a. Motif untuk bertransaksi (Transaction Motive) orang membutuhkan uang untuk tujuan bertransaksi menyerupai pembayaran dalam jual-beli atau pembayaran hutang. Permintaan akan uang untuk tujuan transaksi ini disimbolkan dengan : 

LT = f (Y) = 1 (Y) ………………………………………………..... 6.1

b. Motif untuk berjaga-jaga (Precautionary Motive) yaitu undangan akan uang yang dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diperkirakan. Misalnya menabung untuk persiapan hari tua. Permintaan uang untuk berjaga-jaga ini disimbolkan dengan : 

LJ = f(Y) = 0 Y …………………………………………………… 6.2

c. Motif untuk berspekulasi (Speculation Motive) yaitu undangan uang untuk tujuan berspekulasi. Yang dimaksud motif spekulasi oleh Keynes yaitu pilihan orang dalam memegang uang tunai (cash in bank) atau memegang surat-surat berharga (Obligasi). Permintaan uang untuk tujuan spekulasi disimbolkan dengan 

L2 = f (r) = L0 – k2 r ………………………………………………… 6.3

Pada ketika suku bunga ® rendah, orang cenderung memegang obligasi lantaran pendapatan bunga obligasi lebih tinggi dari bunga deposito, dan pada ketika suku bunga tinggi orang lebih suka melaksanakan deposito (cash in bank)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel