Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Saturday, March 19, 2022
Edit
A. Jantung Koroner
1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akhir terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini sanggup menghentikan anutan darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999). Penyakit jantung koroner ialah penyakit jantung akhir adanya kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
2. Etiologi Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner ialah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Penyakit jantung koroner ialah ketidak seimbangan antara demand dan supplay atau kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya ialah banyak sekali faktor. Denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang sanggup meningkatkan kebutuhan dari otot-otot jantung.
Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artheroskerosis yang mempersempit susukan sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada otot regulasi jantung dan lain sebagainya. Manifestasi klinis dan penyakit jantung koroner ada banyak sekali macam, yaitu iskemia mycocard akut, gagal jantung disritmia atau gangguan irama jantung dan mati mendadak (Margaton, 1996).
3. Patofisiologi
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana pecahan dalam pembuluh darah. Plak ini menciptakan intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan tanda-tanda gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard menyerupai angina pectori.
Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan berdasarkan densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat ialah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan resiko penyakit jantung ke hati, daerah kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan. Orang remaja sanggup diklasifikasikan sebagai beresiko penyakit jantung koroner berdasarkan jumlah total dan kadar kolesterol LDL-nya (Moore, 1997).
4. Penyebab Jantung Koroner
Penyakit jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh nadi koroner ini disebut penyakit jantung koroner. Penyempitan dan penyumbatan ini sanggup menghentikan anutan darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung memompanya darah sanggup hilang. Hal ini akan merusak system golongan irama jantung dan berakibat dengan tamat hidup (Krisatuti dan Yenrina, 1999). Salah satu penyakit jantung koroner ialah kebiasaan makanmakanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak gampang masuk dalam peredarah darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol.
Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan metabolisme menjadi kolesterol pembentuk asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan tersebut sanggup menimbulkan (artherosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner (arteri koronoria). Kondisi ini menimbulkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang, serangan jantung koroner akan lebih gampang terjadi ketika pembuluh nadi mengalami penyumbatan ketika itu pula darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti (Sulistiyani, 1998).
5. Gejala Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner sering ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sesak di dada, tanda-tanda menyerupai ini hanya dirasakan oleh sepertiga penderita. Rasa nyeri terasa pada dada pecahan tengah, kemudian menyebar keleher, dagu dan tangan. Rasa tersebut akan beberapa menit kemudian. Rasa nyeri muncul lantaran jantung kekurangan darah dan supplay oksigen. Gejala ini lain menyertai jantung koroner akhir penyempitan pembuluh nadi jantung ialah rasa tercekik (angina pectoris). Kondisi ini timbul secara tidak terduga dan hanya timbul jika jantung dipaksa bekerja keras. Misal fisik dipaksa bekerja keras atau mengalami tekanan emosional.
Pada usia lanjut tanda-tanda serangan jantung sering tidak disrtai keluhan apapun, sebagian hanya merasa tidak lezat badan. Gejala penyakit jantung koroner pada umumnya tidak spesifik untuk didiagnosa angina pectoris (masa tercekik). Biasanya diperoleh riwayat penyakit orang bersangkutan, sedangkan investigasi fisik kurang menunjukkan data yang akurat. Pada keadaan hening eletro diagram pada orang yang menghidap angina pectoris akan terlihat normal pada keadaan istirahat. Sebaliknya menjadi normal ketika melaksanakan kerja fisik. Riwayat angina pectoris tidak stabil lebih sulit dikendalikan lantaran terjadi secara tidak terduga kasus ini menjadi gampang terdeteksi jika disertai dengan nyeri sangat hebat di dada, disertai dengan tanda-tanda mual, takut dan merasa sangat tidak sehat.
Berbeda dengan kasus infak miokardia pada kelainan jantung yang satu ini sanggup diketahui melalui penyimpanan irama jantung ketika investigasi melalui elektronik kardiografi dan dikatikan dengan peningkatan kadar enzim jantung dalam darah, juga dalam perkembangan penyakit jantung koroner biasanya disertai kelainan kadar lemak dan trombosit darah penderita yang diikuti oleh kerusakan endoterium dinding pembuluh nadi (Krisnatuti dan Yenria, 1999).
B. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Faktor risiko diartikan sebagai karakteristik yang berkaitan dengan kejadian suatu penyakit di atas rata-rata. Faktor risiko mempunyai risiko penyakit jantung koroner dalam dua kelompok, yaitu faktor risiko primer dan sekunder.
1. Faktor risiko primer
- Hipertensi (diastolik > 90 mmHg ; siastolik > 150 mmHg)
- Peningkatan kolesterol plasma (> 240 – 250 mg/dl)
2. Faktor risiko sekunder
- Peningkatan trigliserida plasma
- Obesitas
- Diabetes melitus
- Stres kronik
- Pil KB
- Vasektomi
- Kurang aktifitas fisik
- Keturunan
3. Hubungan kejadian dengan konsumsi masakan tertentu
- Korelasi konkret yaitu : Protein hewani, Kolesterol tinggi, Daging, Lemak total, Telur,Gula, Kalori total,Lemak hewani
- Korelasi negatif yaitu : Serat, Protein nabati Risiko-risiko tersebut saling menguatkan, orang yang mempunyai tiga faktor risiko mempunyai peluang terjangkit penyakit jantung enam kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang hanya mempunyai satu faktor risiko.
Sedangkan risiko menyerupai genetik, umur dan jenis kalamin susah dikendalikan. Faktor risiko penyakit jantung berkaitan dengan diit, bagaimana pengaturan gizi sangat berperan dalam menekan beberapa faktor primer maupun sekunder penyakit jantung koroner. Penyakit jantung bersifat multifactorial (Krisnatih dan Yenrina, 1999).
C. Asupan Zat Gizi
1. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam lantaran merupakan sumber energi utama bagi insan dan binatang yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang gampang larut dalam air dan gampang diangkut ke seluruh sel-sel guna penyedia energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada 2 jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan non pati. Pati ialah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik, menyerupai beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia.
Polisakarida non pati merupakan komponen utama serat makanan. Fungsi utama karbohidrat ialah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, lantaran banyak didapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam siulasi darah sehingga glukosa untuk keperluan energi. Sebagian diubah menjadi lemak hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Makanan yang terlalu tinggi karbohidrat sederhana berasosiasi dengan hiperlipidemia, tetapi karbohidrat komplek menyerupai zat tepung kruang aterogenik dibandingkan dengan bantuk karbohidrat lainnya (mono dan disakarida). Kuo dan Baised melaporkan bahwa penggantian tepung dengan gula pada pasien hiperlipidemi sanggup meningkatkan trigliserida darah, kolesterol dan fosfolipid yang sanggup menimbulkan terjadinya Penyakit Jantung Koroner.(Waspadji,2003)
2. Protein
Protein ialah pecahan dari semua sel hidup dalam merupakan pecahan terbesar tubuh sehabis air (Sunita Almatsir, 2004). Protein sangat diharapkan tubuh sebagai zat pembangun, sumber protein berasal dari sumber hewani maupun nabati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein nabati sanggup mencegah hiperlipidemia. Banyak penyakit dipermaslahankan lantaran daging daging atau kaerna diit yang terlalu kaya akan protein, diataranya penyakit ini ialah nepritis, atherosklerosis dan tekanan darah tinggi (Sediaoetama, 1987).
Soesirah Sutardjo dalam bukunya pengaturan gizi untuk kesehatan jantung mengemukakan bahwa pada penderita kolesterol tinggi dimana protein diberikan adonan antara protein hewani dan nabati, kemudian diganti dengan protein kedelai sebagai sumber utama protein, menunjukkan bahwa terjadi penurunan kolesterol darah sebanyak 20%. Dengan demikian konsumsi protein sanggup menurunkan absorbsi kolesterol
3. Lemak
Lemak masakan terdiri dari beberapa asam lemak yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak jenuh cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. materi masakan yang banyak mengandung lemak jenuh ialah : lemak hewan, lemak susu, mentega, keju, santan, minyak-minyak ikan. Asam lemak omega 3 sanggup membersihkan plasma dari lipoprotein kilomikron dan kemungkinan juga dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein).
Asam lemak omega-3 diduga menurunkan produksi trigliserida di dalam hati, pecahan utama lipida dan protein dalam VLDL. Asam lemak omega-3 dihubungkan dengan pencegahan penyakit jantung koroner dengan artritis (Sunita Almatsir, 2004). Kolesterol Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktural semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol sanggup membayakan tubuh, kolesterol yang terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah sanggup membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menimbulkan penyempitan yang dinamakan atherosklerosis.
Bila penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung sanggup menimbulkan penyakit jantung koroner dan bila pada pembuluh darah otak penyakit serebrovaskuler.(Almatsir ,2004) Trigliserida Jenis lemak dalam darah sanggup menghipnotis kadar kolesterol dalam darah. Di dalam masakan terdapat dua macam lemak yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Pada lemak jenih sanggup menaikkan kadar kolesteol dan trigliseida darah.
Hal ini akan menghipnotis terbentuknya atherosclerosis yang merupakan perjalanan awal dari penyakit jantung koroner. Sedangkan lemak tidak jenuh cenderung menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah ( Purwati, Samilar Rahayu, 1998) Keterkaitan trigliserida dengan penyakit jantung koroner ialah peningkatan terhadap hipertrigliserida. Trigliserida bersikulasi dalam darah gotong royong dengan VDDL yang bersifat aterogenik, disamping itu trigliseida membantu trombosit arteri koroner, mendorong jantung koroner, juga hiperglidemia menghipnotis peningkatan insulin dalam darah, menambah factor resiko pembentukan atherosclerosis Didalam tubuh sebagian lemak berupa trigliserida yang terbagi3 asam lemak yang tergabung menjadi molekul glycerol. Dimana sangan berbeda dengan kolesterol menyerupai kolesterol trigliserida yang merupakan komponen dari darah baik dating dari diit atau dihasilkan oleh tubuh. Sebagian besar lemak dimakan berbentuk trigliserida . masakan yang mengandung akan meningkatkan trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. Lemak yang berasal dari buah-buahan sepert kelapa, urian, dan alpukat, alpukat tidak mengandung kolesterol tetapi kadar trigliserida tinggi.
Penelitian para andal menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida dalam darah merupakan salah satu factor resiko penyakit jantung koroner (Suharto,2004) Di dalam masakan terdapat dua macam lemak yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak jenuh menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Hal ini akan menghipnotis terbentuknya atherosklerosis yang merupakan perjalanan awal dari penyakit jantung koroner. Sedangkan lemak tidak jenuh cenderung menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah (Purwati, Samiliar Rahayu, 1998). Batasan berdasarkan Asemann, nilai kolesterol total dan trigliserida yang dikutip oleh Sarwono Waspadji setelah dimodifikasi dengan data Framingham,
4. Vitamin
a. Vitamin A
Vitamin A berfungsi dalam perlihatan normal pada cahaya remang. Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karotein terutama di dalam pangan nabati. Sumber vitamin A ialah hati, kuning telur, susu dan mentega, sedangkan sumber karoten ialah sayuran berwarna hijau renta serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning jingga. Seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, dll. Peran vitamin A dalam menurunkan faktor risiko dijumpai pada gugus hidroksinya, yang berfungsi dalam mencegah teroksidasinya lemak tak jenuh ganda. Dengan demikian lemak tak jenuh ganda tetap dipertahanan, besar lengan berkuasa dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Kinley dan Krause, dalam percobaan menemukan pengurangan kadar kolesterol dalam darah pada pasien atherosklerosis bila diberikan vitamin A.
b. Vitamin C
Sumber vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Fungsi vitamin C sebagai koenzim atau kofaktor. Definisi vitamin A merangsang gladula adenalin penghasil adrenalin dan hormone kartikosteroid, menimbulkan penurunan kadar vitamin C di dalam kelenjar tersebut. Demikian pula kadar kolesterol di dalam darah akan mengalami peningaktan. Diduga vitamin C mempunyai keterkatian dengan hormone kartikosteroid yang mendorong kenaikan kadar kolesterol, sehingga bila ada gangguan kekurangan vitamin C dalam tubuh akan menimbulkan peningkatan kadar kolesterol di dalam darah. Faktor di atas memegang perananan penting dalam penurunan faktor risiko dalam pembentukan atherosklerosis oleh vitamin C (Waspadji, 2003). 5. Calsium Sumber kalsium utama ialah susu dan hasil susu, menyerupai keju, ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga. Menurut Yacowite dalam bukunya pengkajian status gizi studi epidemiologi mengemukakan pada penelitiannya menyampaikan bahwa dukungan kalsium 2,66 mg/hari sanggup menurunkan kolesterol serum (Waspadji,2003).
SUMBER ARTIKEL;