Pengertian Reliabilitas Instrumen Pengukuran Data
Wednesday, March 30, 2022
Edit
PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS RELIABILITAS INSTRUMEN PENGUKURAN DATA
1. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positifistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua memperlihatkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek kemarin menemukan data berwarna merah, maka kini atau besok akan tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sama dengan metode yang sama maka akan menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas bekerjasama dengan validitas. Suatu instrumen yang valid senantiasa reliabel tetapi instrumen yang reliabel belum tentu valid. Sama halnya dengan validitas, reliabilitas terdiri dari beberapa jenis, yaitu reliabilitas test-retest, reliabilitas bentuk ekuivalen, reliabilitas belah tengah, dan reliabilitas ekuivalen rasional.
2. Jenis-jenis Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data
a. Reliabilitas Tes-Retes
Reliabilitas tes-retes tidak lain yaitu derajat yang memperlihatkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-retes memperlihatkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akhir kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor seseorang mencapai suatu tes pada waktu tertentu yaitu sama hasilnya, ketika orang tersebut dites lagi dengan tes tersebut. Dengan melaksanakan tes-retes tersebut kita mengetahui sejauh mana konsistensi suatu tes mengukur dengan apa yang ingin di ukur.
Reliabilitas tes-retes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan prediktor, contohnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan bermanfaat, jika ternyata memperlihatkan hasil yang selalu berubah-rubah secara signifikan ketika diberikan kepada responden. Penentu pemakaian reliabilitas tes-retes ,juga sempurna ketika bentuk alterntif lainnya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat atas jawaban tes yang pertama. Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat jawabannya, jika item-item yang ada banyak mengandung faktor sejarah, dibanding bentuk jawaban item ilmu pengetahuan aljabar misalnya.
Reliabilitas tes-retes sanggup dilakukan dengan cara menyerupai berikut :
- Selenggarakan tes pada grup yang sempurna sesuai dengan rencana.
- Setelah selang waktu tertentu , contohnya satu ahad atau dua minggu,
- lakukan kembali penyelenggarakan tes yang sama dengan grup yang sama tersebut.
- Korelasikan hasil tes tersebut.
Tes-retes juga mempunyai beberapa permasalahan. Di antaranya permasalahan tersebut, yaitu faktor waktu tenggang yang diambil ketika dilakukan tes pertama dengan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek maka mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes, sehingga tes yang kedua sanggup dipastikan lebih baik, alasannya yaitu faktor resistansi atau sia-sia hafalan yang terjadi pada subjek pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang, kemampuan para pelaku yang mengikuti tes mungkin bertambah, alasannya yaitu dua kemungkinan, yaitu faktor maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor berguru para subyek.
Faktor-faktor tersebut menimbulkan konsistensi tes cenderung artifsial dan rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama dengan tes berikutnya diberikan kepada subjek pelaku pilot study, (Gay, 1983, dalam Sukardi, 2007) memperlihatkan acuan bahwa satu hari terlalu pendek, sebaliknya satu bulan terlalu panjang. Oleh alasannya yaitu itu, selisih waktu santunan tes melalui tes-retes diantara satu atau dua minggu.
b. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi
Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen maka tes yang hendak diukur reliabilitasnya dibentuk identik. Setiap tampilannya, kecuali subtansi item yang ada sanggup berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama. Karakteristik yang dimaksud termasuk, misalnya: mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkatan kesulitan dan mempunyai petunjuk, cara skoring, dan interpretasi yang sama.
Dari semua kondisi yang direncanakan secara ekuivalen di atas idealnya jika grup yang sama mengambil dua tes tersebut maka rerata skor maupun variabilitas skor yang dicapai dari kedua tes yang diambil mestinya sama. Jika dikehendaki, bergotong-royong kita sanggup memilih, mengambil sampel, dan item yang berbeda dari ranah tingkah laris yang sama. Yang perlu diperhatikan mestinya yaitu dalam hal apakah skor tergantung item pilihan atau pada penampilan atas item-item yang sanggup digeneralisasi pada lainnya. Jika item terpilih baik dan setiap setnya menggambarkan ranah yang setaraf maka penggambaran tersebut mestinya benar.
Reliabilitas ekuivalen, pada umumnya juga menggambarkan bentuk konsistensi alternatif, yang sanggup mmenunjukkan variasi skor yang terjadi dari bentuk tes satu dengan bentuk lainnya. Tetapi juga perlu diingat bahwa pengambilan tes reliabilitas ekuivalen ini akan sanggup mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban tes yang dibentuk dalam sesi pertama, sehingga mereka sanggup menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk alternatif tes tersedia , yang perlu diketahui dari kedua tes yaitu berapa reliabilitas ekuivalensi. Hal ini perlu diyakinkan kembali semoga terjadi bahwa skor seseorang tidak akan dipengarui oleh cara mengadministrasi tes tersebut.
Implikasi dari analisis di atas ialah bahwa sebuah tes diberikan lebih dari satu kali pada grup yang sama. Pertama tes diberikan pada grup sebagai proses dan sehabis selang waktu tertentu diberikannya untuk yang kedua kalinya sebagai post- tes. Hal lain yang perlu diketahui yaitu bahwa ada kemungkinan efek acara intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sama dengan memakai tes sama.
Langkah-langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekuivalen yaitu:
- Tentukan subjek target yang hendak dites.
- Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek target tersebut.
- Administrasi balasannya secara baik.
- Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang kedua kalinya pada grup terebut.
- Korelasikan kedua hasil tes skor.
Jika hasil koefisien ekuivalen tinggi, berarti tes mempunyai reliabilitas ekuivalen baik. Sebaiknya apabila ternyata bahwa koefisienya rendah maka reliabilitas ekuivalen tes rendah. Reliabilitas ekuivalen merupakan salah satu bentuk yang sanggup diterima dan umum digunakan dalam penelitian terutama penelitian pendidikan.yang perlu juga di ketahui para peneliti yaitu bahwa tes ekuivalen mempunyai kelemahan yaitu bahwa menciptakan dua buah tes yang secara esensial ekuivalen yaitu sulit. Akibatnya akan selalu muncul terjadinya kesalahan pengukuran.
c. Reliabilitas Belah Tengah
Reliabilitas belah tengah tergolong dalam jenis reliabilitas yang menurut konsistensi internal dari instrumen pengukuran. Reliabilitas ini diharapkan jika tes sangat panjang. Prosedur menentukan reliabilitas belah tengah mencakup langkah-langkah:
- Berikan seluruh tes pada satu kelompok.
- Bagi tes kedalam dua cuilan yang sama, dalam bentuk subtes, setengah cuilan pertama berisi item-item yang ganjil, sedangkan item-item yang genap pada setengah cuilan kedua.
- Hitung skors setiap obyek pada kedua sub cuilan dimana setiap subjek menerima mendapat 2 skor, 1 skor untuk item ganjil, dan 1 skor untuk item genap.
- Korelasikan 2 skor himpunan itu.
Hasil hubungan ialah koefisien konsistensi internal, yang bila tingi berarti instrument itu mempunyai reliabilitas yang tinggi.
d. Reliabiltas Ekuivalen Rasional
Reliabilitas ini tergolong juga dalam reliabilitas menurut konsistensi internal. Reliabilitas ini diperoleh dengan cara menghitung konsistensi internal dengan menentukan bagaimana semua item-item saling bekerjasama dan berhubunga denga tes secara keseluruhan.