Makalah Sistem Pernafasan Manusia
Saturday, March 12, 2022
Edit
SISTEM PERNAFASAN
(Manusia)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup hingga dikala ini lantaran setiap dikala kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu binatang maupun insan akan mati (wafat) jika sudah tidak sanggup bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak ihwal sistem pernapasan pada mammalia khususnya manusia.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan kanal yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 sanggup keluar masuk jaringan dengan cara difusi.
Pernapasan atau respirasi sanggup dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya yakni pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas sanggup diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain:
- Apa saja bagian-bagian kanal pernafasan?
- Bagaimana struktur histologi dari masing-masing potongan tersebut?
- Bagaimana prosedur pernapasan pada manusia?
- Apa macam-macam kelainan pernapasan pada manusia?
1.3 Tujuan
Dari rumusan problem diatas sanggup diambil beberapa tujuan, diantaranya:
- Untuk mengetahui ihwal bagian-bagian kanal pernafasan.
- Untuk mengetahui struktur histologi masing-masing potongan kanal pernafasan.
- Untuk mengetahui ihwal prosedur bernapas.
- Untuk mengetahui macam-macam kelainan pada pernapasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagian-bagian Saluran Pernafasan pada Manusia
Pernafasan atau respirasi mempunyai arti :
- proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh
- pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
- reaksi enzimatis, alasannya yakni dalam proses tersebut ada satu enzim yang memegang peranan penting yaitu sitokrom (enzim pernafasan)
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Sistem pernapasan mammalia khususnya insan terdiri dari potongan kanal udara dan potongan pernapasan.
Bagian kanal udara terdiri dari :
- Hidung (nasus)
- Tekak (pharynx)
- Jakun (larynx)
- Tenggorok (trachea)
- Cabang tenggorok (bronkhus)
- Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
- Bronkhioli respiratori
- Kantung alveolus/ dukti alveoli
- Alveolus
Organ pernafasan utama yakni paru-paru (pulmo).
2.2 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan
a. Hidung
Hidung yakni potongan yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Rongga hidung (cavum nasi) mempunyai sepasang lubang didepan untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.
Rongga hidung dibagi atas 4 tempat :
- Vestibula.
- Atrium.
- Daerah pembauan.
- Daerah pernapasan.
Vestibula yakni potongan depan rongga, atrium yakni potongan tengah. Daerah pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan tempat pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.
Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di potongan depan vestibula hingga ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di tempat pembauan epitel bersilia itu mempunyai struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa menempel ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berafiliasi dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, ibarat yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan jelas.
b. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan kanal napas dan kanal makan. Dibedakan atas tiga daerah
Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan potongan pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan potongan oral organ ini yaitu oro-pharynx.
- Daerah lisan (oro-pharynx)
- Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Di tempat lisan lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa digantikan oleh serat lentur yang rapat dan tebal. Tunica submucosa hanya ada didinding tempat hidung dan akrab ke kerongkongan. Di tempat lain tunica mukosa menempel pribadi ke gumpal otot lurik sekitar leher. Lapisan serat lentur yang ada pada potongan bawah tunica mucosa itu berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.
Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat lentur yang halus. Di tempat lisan dan jakun tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia, dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.
c. Jakun ( Larynx )
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu mempunyai kelenjar lendir.
Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah:
- Tiroid
- Krikoid tunggal
- Epiglotis
- Aritenoid
- Kornikulat sepasang
- Kuneiform
Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita bunyi diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.
Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada potongan bawah epiglotis.
Pita bunyi berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat lentur dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid. Ditengah ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis mengelupas.
d. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok sanggup dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.
Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi banyak serat lentur dan kelenjar lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.
Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya.
Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin-cincin hialin bentuk aksara C. Cincin inilah yang menunjang tenggorok pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh potongan terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang susunannnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot itu menempel kepada kedua ujung cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok kembali sempurna.
Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan struktur cincin yang tak bulat penuh ini maka tenggorok sanggup meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak udara ke dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi banyak serat lentur dan retikulosa.
e. Cabang Tenggorok
Ini yakni percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah. Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling saluran.
Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, mempunyai epitel bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa.
Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica submucosa.
Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai penerusan selaput dalam pleura.
f. Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding. Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput dalam pluera.
g. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali hingga jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Tunica mucosa pada potongan ini mempunyai epitel kubus yang tak bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.
Bronkhiolus Pernapasan
Ini yakni potongan ujung bronkhiolus, kanal pendek yang dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat lentur dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran.
Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial membentuk kanal alveoli.
Saluran alveoli
Ini yakni kanal yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding kanal alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.
Kantung alveoli dan alveolus
Kantung alveoli berpangkal pada kanal alveoli. Tiap kantung mempunyai dua atau lebih alveoli.
Alvelus yakni unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis.
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast.
Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bulat atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.
Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia mempunyai mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.
Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler sangat gampang dan cepat.
Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok.
2.3 Mekanisme Pernapasan
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya ibarat pipa yang kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher hingga mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada potongan belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting ibarat pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya sanggup dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga gampang terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.
Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan dinding rongga selaput paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke kiri, sehingga mengakibatkan paru-paru kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada sanggup diperbesar berkat efek otot-otot pengangkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga tubuh yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti ekspansi rongga dada maka terhisaplah udara melalui kanal pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan paru-paru mengakibatkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun kembali, sekat rongga tubuh melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara didesak keluar dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).
Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :
- pernafasan eksternal (luar) : yakni difusi gas luar masuk ke dalam pedoman darah (pertukaran O2 dari darah)
- pernafasan internal (dalam) : yakni difusi gas atau pertukaran gas dari darah ke sel tubuh
Proses pandangan gres dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang rusuk (intercostalis).
a. Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih besar masuk ke dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi. Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar sehingga udara keluar, maka terjadilah ekspirasi.
b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada membesar. Keadaan ini mengakibatkan tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.
Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil, jadinya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar maka terjadilah ekspirasi.
Volume udara pernafasan :
- Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau keluar sebanyak 500 cc dikala pandangan gres atau ekspirasi biasa. Setelah menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500 cc lagi di paru-paru.
- Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih sanggup dihirup lagi dengan cara pandangan gres yang maksimum sesudah pandangan gres biasa.
- Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang sanggup dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat.
- Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak sanggup dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru
- Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang sanggup dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuat-kuatnya, sesudah melaksanakan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
- Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang sanggup di tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru yakni kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).
Reaksi pernafasan :
C6H12O6 + 6O2 Ã 6CO2 + 6H2O + energi (38 ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang sanggup disimpan dalam tubuh, yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai okihemoglobin (dalam darah).
2.4 Kelainan Pernapasan Pada Manusia
Sistem peredaran oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh insan sanggup mengalami gangguan atau kelainan disertai klarifikasi pengertian atau definisi singkat yaitu ibarat :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
- Penyempitan kanal pernafasan akhir asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma yakni penyempitan kanal pernapasan akhir otot polos pada kanal pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
- Sinusitis, yakni radang pada rongga hidung potongan atas.
- Renitis, yakni gangguan radang pada hidung.
- Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka memakai lisan untuk bernapas.
- Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
- Bronkitis, yakni radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
- Pneumonia / Pnemonia, yakni suatu infeksi basil diplococcus pneumonia yang mengakibatkan peradangan pada dinding alveolus.
- Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
- Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
- Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
- Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
5. Gangguan sistem pernafasan :
- Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
- Difteri : penyakit daluran pernafasan potongan atas lantaran infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae
- Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus pneumonia
- Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
- Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.
- Asma : gangguan pernafasan dengan tanda-tanda sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun lantaran penyakit menurun.
- Kanker paru-paru : akhir sering merokok
- Emfisema : gangguan pernafasan lantaran alveoli menjadi luas secara berlebihan, akhir terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
- Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pernapasan mammalia khususnya insan terdiri dari potongan kanal udara dan potongan pernapasan.
Bagian kanal udara terdiri dari :
Hidung (nasus)
Hidung yakni potongan yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Tekak (pharynx)
Daerah simpangan kanal napas dan kanal makan. Dibedakan atas tiga daerah
- Daerah hidung (naso-pharynx) Merupakan potongan pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan potongan oral organ ini yaitu oro-pharynx.
- Daerah lisan (oro-pharynx)
- Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Jakun (larynx)
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu mempunyai kelenjar lendir.
Tenggorok (trachea)
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok sanggup dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.
Cabang tenggorok (bronkhus)
Ini yakni percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Tunica mucosa pada potongan ini mempunyai epitel kubus yang tak bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura. Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
- Bronkhioli respiratori
- Kantung alveolus/ dukti alveoli
- Alveolus
Organ pernafasan utama yakni paru-paru (pulmo).
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding.
Mekanisme pernafasan
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kelainan Pada sistem pernafasan
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
- Penyempitan kanal pernafasan akhir asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma yakni penyempitan kanal pernapasan akhir otot polos pada kanal pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
- Sinusitis, yakni radang pada rongga hidung potongan atas.
- Renitis, yakni gangguan radang pada hidung.
- Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka memakai lisan untuk bernapas.
- Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
- Bronkitis, yakni radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
- Pneumonia / Pnemonia, yakni suatu infeksi basil diplococcus pneumonia yang mengakibatkan peradangan pada dinding alveolus.
- Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
- Masuknya air ke alveolus.
- 3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
- Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
- Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
6. Gangguan sistem pernafasan :
- Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
- Difteri : penyakit daluran pernafasan potongan atas lantaran infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae
- Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus pneumonia
- Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
- Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.
- Asma : gangguan pernafasan dengan tanda-tanda sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun lantaran penyakit menurun.
- Kanker paru-paru : akhir sering merokok
- Emfisema : gangguan pernafasan lantaran alveoli menjadi luas secara berlebihan, akhir terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.
DAFTAR PUSTAKA;
- Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Universitas Negeri Malang
- Junqueira, C Louise; Carneiro, Jose; diterjemahkan oleh Dearma, Adji. 1982. Histologi Dasar. Jakarta Utara: EGC Kelapa Muda
- Yatim, Wildan Dr. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: PT Tarsito