Analisis Risiko
Thursday, March 3, 2022
Edit
Analisis Risiko
1. Umum
Tujuan dari analisis risiko ialah untuk membedakan risiko minor yang sanggup diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk membantu penilaian dan penanganan risiko. Analisis risiko termasuk pertimbangan dari sumber risiko, dan konsekuensinya. Faktor yang mempengaruhi konsekuensi sanggup teridentifikasi. Risiko dianalisis dengan mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan perhitungan terhadap aktivitas pengendalian yang selama ini sudah dijalankan.
Analis pendahuluan sanggup dibentuk untuk mendapat citra seluruh risiko yang ada. Kemudian disusun urutan risiko yang ada. Risiko-risiko yang kecil untuk sementara diabaikan dulu. Prioritas diberikan kepada risiko-risiko yang cukup signifikan sanggup menimbulkan kerugian.
2. Menetapkan/ Determinasi Pengendalian Yang Sudah Ada
Identifikasi manajemen, sistem teknis dan prosedur-prosedur yang sudah ada untuk pengendalian risiko, kemudian dinilai kelebihan dan kekurangannya. Alat-alat yang dipakai dinilai kesesuainnya. Pendekatan-pendekatan yang sanggup dilakukan misalnya, ibarat inspeksi dan teknik pengendalian dengan penilaian sendiri/ professional judgement (Control Self-Assessment Techniques/ CST).
3. Konsekuensi/ Dampak Dan Kemungkinan
Konsekuensi dan probabilitas ialah kombinasi/ adonan untuk menunjukkan level risiko. Berbagai metode bisa dipakai untuk menghitung konsekuensi dan probabilitas, diantaranya dengan memakai metode statistik.
Metode lain yang juga bisa dipakai jika data terdahulu tidak tersedia, dengan melaksanakan ekstrapolasi data-data sekunder secara umum dari lembaga-lembaga internasional maupun industri sejenis. Kemudian dibentuk estimasi/ asumsi secara subyektif. Metode ini disebut metode penentuan dengan professional judgement. Hasilnya sanggup menunjukkan citra secara umum mengenai level risiko yang ada.
Sumber informasi yang sanggup dipakai untuk menghitung konsekuensi diantaranya adalah:
- Catatan-catatan terdahulu.
- Pengalaman insiden yang relevan.
- Kebiasaan-kebiasaan yang ada di industri dan pengalaman-pengalaman pengendaliannya.
- Literatur-literatur yang beredar dan relevan.
- Marketing test dan penelitian pasar.
- Percobaan-percobaan dan prototipe.
- Model ekonomi, teknik, maupun model yang lain.
- Spesialis dan pendapat-pendapat para pakar.
Sedangkan teknik-tekniknya adalah:
- Wawancara yang terstruktur dengan para pakar yang terkait.
- Menggunakan aneka macam disiplin keilmuan dari para pakar.
- Evaluasi perorangan dengan memakai kuesioner.
- Menggunakan sarana komputer dan lainnya.
- Menggunakan pohon kesalahan (fault tree) dan pohon insiden (event tree).
4. Tipe Analisis
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia. Metode analisis yang dipakai bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisinya.
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar) adalah: kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif dipakai untuk menunjukkan citra umum perihal level risiko. Setelah itu sanggup dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level risiko yang ada.
Penjelasan perihal karakteristik jenis-jenis analisis tersebut sanggup dilihat dibawah ini:
A. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif memakai bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya contohnya risiko sanggup termasuk dalam:
- Risiko rendah
- Risiko sedang
- Risiko tinggi
Catatan: Tabel E1 dan E2 dalam lampiran E menggambarkan pola bentuk kualitatif yang gampang atau skala deskriptif dari kemungkinan-kemungkinan yang ada. Tabel E3 ialah sebuah pola dari sebuah matriks yang dibentuk berdasarkan prioritas kelas dengan menggambungkan kemungkinan-kemungkinan tersebut. Tabel tersebut perlu ditata kembali sesuai kebutuhan dari organisasi yang individu atau subjek tertentu dari penilaian suatu risiko.
Analisis kualitatif dipakai untuk kegiatan skrining awal pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan lebih mendalam.
B. Analisis Semi-Kuantitatif
Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan diatas diberi nilai. Setiap nilai yang diberikan haruslah menggambarkan derajat konsekuensi maupun probabilitas dari risiko yang ada. Misalnya suatu risiko memiliki tingkat probabilitas sangat mungkin terjadi, kemudian diberi nilai 100. sehabis itu dilihat tingkat konsekuensi yang sanggup terjadi sangat parah, kemudian diberi nilai 50. Maka tingkat risiko ialah 100 x 50 = 5000. Nilai tingkat risiko ini kemudian dikonfirmasikan dengan tabel standar yang ada (misalnya dari ANZS/ Australian New Zealand Standard, No. 96, 1999).
Kehati-hatian harus dilakukan dalam memakai analisis semi-kuantitatif, alasannya ialah nilai yang kita buat belum tentu mencerminkan kondisi obyektif yang ada dari sebuah risiko. Ketepatan perhitungan akan sangat bergantung kepada tingkat pengetahuan tim andal dalam analisis tersebut terhadap proses terjadinya sebuah risiko. Oleh alasannya ialah itu kegiatan analisis ini sebaiknya dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari aneka macam disiplin ilmu dan background, tentu saja juga melibatkan manajer ataupun supervisor di bidang operasi.
C. Analisis Kuantitatif
Analisis dengan metode ini memakai nilai numerik. Kualitas dari analisis tergantung pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi sanggup dihitung dengan memakai metode modeling hasil dari insiden atau kumpulan insiden atau dengan mempekirakan kemungkinan dari studi eksperimen atau data sekunder/ data terdahulu.
Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure dan probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian digabung untuk menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan berbeda-beda berdasarkan jenis risiko yang ada.
5. Sensitifitas Analisis
Tingkatan sensitifitas analisis (dimulai dari yang paling sensitif hingga dengan yang kurang sensitif) adalah:
- Analisis Kuantitatif
- Analisis Semi-kuantitatif
- Analisis Kualitatif
Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko ialah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
- Gambaran perihal seberapa penting risiko yang ada.
- Gambaran perihal prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
- Gambaran perihal kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun parameter lainnya.
- Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko mencakup identifikasi alternatif-alternatif pengendalian risiko, analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan pengendalian.
1. Identifikasi Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko
Alternatif-alternatif pengendalian yang sanggup dilakukan sanggup dilihat di bawah ini:
a. Penghindaran risiko
Beberapa pertimbangan penghindaran risiko :
- Keputusan untuk menghindari atau menolak risiko sebaiknya memperhatikan informasi yang tersedia dan biaya pengendalian risiko.
- Kemungkinan kegagalan pengendalian risiko.
- Kemampuan sumber daya yang ada tidak memadai untuk pengendalian.
- Penghindaran risiko lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengendalian risiko yang dilakukan sendiri.
- Alokasi sumber daya tidak terganggu.
b. Mengurangi probabilitas
Contoh sanggup di lihat di Lampiran G
c. Mengurangi konsekuensi
Contoh sanggup di lihat di Lampiran G
d. Transfer risiko
Alternatif transfer risiko ini, dilakukan sehabis dihitung laba dan kerugiannya. Transfer risiko ini bisa berupa pengalihan risiko kepada pihak kontraktor. Oleh alasannya ialah itu didalam perjanjian kontrak dengan pihak kontraktor harus terang tercantum ruang lingkup pekerjaan dan juga risiko yang akan ditransfer. Selain itu konsekuensi yang mungkin terjadi sanggup juga di transfer risikonya dengan pihak asuransi.
2. Penilaian Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko
Pilihan sebaiknya dinilai atas dasar/ besarnya pengurangan risiko dan besarnya suplemen laba atau kesempatan yang ada. Seleksi dari alternatif yang paling sempurna mencakup keseimbangan biaya pelaksanaan terhadap keuntungan.
Walaupun pertimbangan biaya menjadi faktor penting dalam penentuan alternatif pengendalian risiko, tetapi faktor waktu dan keberlangsungan operasi tetap menjadi pertimbangan utama.
Biaya dari pengurangan risiko ($)
Seringkali perusahaan bisa mendapat manfaat besar dari pilihan kombinasi alternatif-alternatif pengendalian yang tersedia. Oleh alasannya ialah itu sesungguhnya tidak pernah terjadi penggunaan alternatif tunggal dalam proses pengendalian risiko.
3. Rencana Persiapan Pengendalian
Setelah ditentukan alternatif pengendalian risiko yang paling tepat, langkah berikutnya ialah menyusun rencana persiapan. Rencana persiapan ini berkaitan dengan pertanggungjawaban, jadwal waktu, anggaran, ukuran kinerja, dan tempat.
Untuk lebih jelasnya, tercatat pada penggalan H5, Lampiran H.
4. Implementasi Perbaikan Program
Idealnya, tanggungjawab dari pengendalian risiko seharusnya dilakukan oleh mereka yang benar-benar mengerti. Tanggung jawab tersebut harus disetujui lebih awal. Pelaksanaan pengendalian risiko yang baik membutuhkan sistem administrasi yang efektif, pembagian tanggungjawab yang terang dan kemampuan individu yang handal.
Pemantauan Dan Telaah Ulang
Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang bisa terjadi. Perubahan-perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang perlu untuk dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses administrasi risiko dengan optimal.
Komunikasi Dan Konsultasi
Komunikasi dan konsultasi merupakan pertimbangan penting pada setiap langkah atau tahapan dalam proses manejemen risiko. Sangat penting untuk membuatkan rencana komunikasi, baik kepada kontributor internal maupun eksternal semenjak tahapan awal proses administrasi risiko.
Komunikasi dan konsultasi termasuk didalamnya obrolan dua arah diantara pihak yang berperan didalam proses administrasi risiko dengan fokus terhadap perkembangan kegiatan.
Komunikasi internal dan eksternal yang efektif penting untuk meyakinkan pihak administrasi sebagai dasar pengambilan keputusan.
Persepsi risiko sanggup bervariasi alasannya ialah adanya perbedaan dalam asumsi dan konsep, isu-isu, dan fokus perhatian kontributor dalam hal kekerabatan risiko dan gosip yang dibicarakan. Kontributor menciptakan keputusan perihal risiko yang sanggup diterima berdasarkan pada persepsi mereka terhadap risiko. Karena kontributor sangat kuat pada pengambilan keputusan maka sangat penting bagaimana persepsi mereka perihal risiko sama halnya dengan persepsi keuntungan-keuntungan yang bisa didapat dengan pelaksanaan administrasi risiko.
SUMBER;