Pengertian Universitas

Pengertian Mahasiswa 
Mahasiswa yaitu seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun mencar ilmu dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang mencar ilmu di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id) Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa sanggup didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau forum lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. 

Mahasiswa dinilai mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan sempurna merupakan sifat yang cenderung menempel pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 hingga 25 tahun. Tahap ini sanggup digolongkan pada  masa remaja selesai hingga masa remaja awal dan dilihat dari segi perkembangan, kiprah perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27). Berdasarkan uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang penerima didik berusia 18 hingga 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang dipakai ialah dua mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.

Karakteristik Perkembangan Mahasiswa 
Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal, terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, ibarat interaksi dengan kelompok sebaya dari tempat yang lebih bermacam-macam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya (Santrock, 2002: 74) Perguruan tinggi sanggup menjadi masa inovasi intelektual dan pertumbuhan kepribadian. 

Mahasiswa berubah dikala merespon terhadap kurikulum yang menunjukkan wawasan dan cara berpikir gres seperti; terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya,  dan terhadap anggota fakultas yang mengatakan model baru. Pilihan perguruan tinggi sanggup mewakili pengejaran terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa depan (Papalia dkk, 2008: 672 ).

 Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja selesai (usia 18 hingga 21 tahun) sanggup dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu (Gunarsa: 2001: 129-131); 
  1. Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang sedemikian jago pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja selesai sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan sebab kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan bertahap mulai mendapatkan keadaannya. 
  2. Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja selesai sedang pada masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang akrab dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi perilaku dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia bisa mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan perilaku yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya. 
  3. Mampu bergaul; beliau mulai berbagi kemampuan mengadakan korelasi sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan menunjukkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada. 
  4. Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan mengatakan pengarahan bagaimana bertingkah laris dan bersikap sebaik-baiknya. 
  5. Mengetahui dan mendapatkan kemampuan sendiri; pengertian dan evaluasi yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai. 
  6. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai langsung yang tadinya menjadi norma dalam melaksanakan sesuatu tindakan bergeser ke arah adaptasi terhadap norma di luar dirinya. Baik yang berafiliasi dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai langsung adakalanya harus diubahsuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang berlaku dilingkungannya. 
  7. Meninggalkan reaksi dan cara adaptasi kekanak-kanakan; dunia remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia remaja yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan dan ia bisa mengurus dan memilih sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan berikutnya yakni masa remaja muda. 

Apabila telah selesai masa remaja ini, masa selanjutnya ialah jenjang kedewasaan. Sebagai fase perkembangan, seseorang yang telah mempunyai corak dan bentuk kepribadian tersendiri. Menurut Langeveld (dalam Ahmadi & Sholeh, 1991: 90) ciri-ciri kedewasaan seseorang antara lain; 
  • Dapat bangun sendiri dalam kehidupannya. Ia tidak selalu minta pertolongan orang lain dan jika ada sumbangan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya dalam menuntaskan tugas-tugas hidup. 
  • Dapat bertanggung jawab dalam arti tolong-menolong terutama moral. 
  • Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat dimana ia berada. 

Dengan demikian sanggup disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa ialah pada penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas dikampus, mulai mempunyai intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya, mempunyai kebebasan emosional untuk mempunyai pergaulan dan memilih kepribadiannya. Mahasiswa juga ingin meningkatkan prestasi dikampus, mempunyai tanggung jawab dan kemandirian dalam menuntaskan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana beliau berada.  

SUMBER;

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel