Pengertian Metode Pembelajaran Berdasarkan Para Ahli

Metode Pembelajaran. 
1. Pengertian Metode Pembelajaran. 
Metode yaitu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam aktivitas faktual semoga tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.1 Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses mencar ilmu mengajar yang telah ditetapkan. Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran sanggup diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan aneka macam prinsip dasar pendidikan serta aneka macam teknik dan sumberdaya terkait lainnya semoga terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.2

 Dengan kata lain metode pembelajaran yaitu teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok semoga bahan pelajaran sanggup diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik.3 Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk memberikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang tugas yang sangat penting, lantaran keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam memakai metode pembelajaran. 

2. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran yang Baik 
Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam aktivitas mencar ilmu mengajar. Oleh lantaran itu setiap guru yang akan mengajar dibutuhkan untuk menentukan metode yang baik. Karena Baik dan tidaknya suatu metode yang akan digunakan dalam proses mencar ilmu mengajar terletak pada ketepatan menentukan suatu metode sesuai dengan tuntutan proses mencar ilmu mengajar. Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses mencar ilmu mengajar yaitu sebagai berikut: 4 
  • Bersifat luwes, fleksibel dan mempunyai daya yang sesuai dengan tabiat murid dan materi 
  • Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan murid pada kemampuan praktis. 
  • Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya membuatkan materi. 
  • Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat. 
  • Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran. 
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal berikut : 5 
  • Metode yang digunakan sanggup membangkitkan motif, minat atau gairah mencar ilmu murid. 
  • Metode yang digunakan sanggup menjamin perkembangan aktivitas kepribadian murid. 
  • Metode yang digunakan sanggup menunjukkan kesempatan kepada murid untuk mewujudkan hasil karya. 
  • Metode yang digunakan sanggup merangsang harapan siswa untuk mencar ilmu lebih lanjut, melaksanakan eksplorasi dan inovasi. 
  • Metode yang digunakan sanggup mendidik murid dalam teknik mencar ilmu sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui perjuangan pribadi. 
  • Metode yang digunakan sanggup meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang faktual dan bertujuan. 
  • Metode yang digunakan sanggup menanamkan dan membuatkan nilai-nilai serta sikap-sikap utama yang dibutuhkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dari uraian di atas sanggup diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode yang akan digunakan dalam proses mencar ilmu mengajar bisa dikatakan baik jika metode itu bisa membuatkan potensi penerima didik. 

3. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran 
Dalam proses mencar ilmu mengajar guru dalam menentukan metode hendaknya tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode harus melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun yang dipilih dalam aktivitas mencar ilmu mengajar hendaklah memperhatikan ketepatan (efektifitas) metode pemebelajaran yang digunakan dalam proses mencar ilmu mengajar. 

Acuan menentukan metode pembelajaran untuk anak usia 0 hingga 6 tahun berdasarkan Penasehat Hipunan Tenaga kependidikan Usia Dini, Anggani Sudono, yaitu melibatkan anak dalam aktivitas mencar ilmu mengajar. Menurutnya ada beberapa metode pembelajaran yang diubahsuaikan dengan tahap usia anak. Anak usia 0 hingga 3 tahun sanggup mengikuti aktivitas di sekolah taman bermain. Adapun metodenya yang harus diperhatikan yaitu kekerabatan komunikasi antara guru dengan anak dan bagaimana cara guru berkomunikasi.

Ketika mengajar sebaiknya guru tidak mendominasi aktivitas anak. Sedangkan untuk usia 4 hingga 6 tahun sanggup diberikan aktivitas yang sanggup memberi kesempatan pada anak mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu mencontohkan kemudian anak mengikutinya. Biarkan anak mencoba-coba, contohnya anak menggambar bunga dengan warna hijau kuning atau biru. Pendidik sanggup menunjukkan kosa kata gres pada anak dan membiarkan mereka merangkai kalimat.6 Ketika seorang guru dalam menentukan metode pembelajaran untuk digunakan dalam praktik mengajar, maka harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :7 
  1. Tidak ada metode yang paling unggul lantaran semua metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai kelemahan serta keunggulannya masing-masing. 
  2. Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi tertentu dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya. 
  3. Setiap kompetensi mempunyai karakteristik yang umum maupun yang spesifik sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan metode tertentu yang mungkin tidak sama dengan kompetensi yang lain.
  4. Setiap siswa mempunyai sensitifitas berbeda terhadap metode pembelajaran. 
  5. Setiap siswa mempunyai bekal sikap yang berbeda serta tingkat kecerdasan yang berbeda pula.
  6. Setiap bahan pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda. 
  7. Tidak semua sekolah mempunyai sarana dan kemudahan lainnya yang lengkap. 
  8. Setiap guru mempunyai kemampuan dan sikap yang berbeda dalam menerapkan suatu metode pembelajaran. 
Dengan alasan di atas, jalan terbaik yaitu memakai kombinasi dari metode yang sesuai dengan karakteristik bahan yang diajarkan, karakteristik siswa, kompetensi guru dalam metode yang akan digunakan dan ketersediaan sarana prasarana dan waktu. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan metode pembelajaran yaitu sebagai berikut : 8 
  1. Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses mencar ilmu mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru dalam menentukan metode apa yang digunakan (serasi). 
  2. Kemampuan guru. Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran juga sangat dipengaruhi pada kemampuan guru dalam menggunakannya. 
  3. Misalnya seorang guru yang mahir dalam berbicara, maka bisa memakai metode ceramah disamping metode yang lain sebagai pendukungnya. 
  4. Anak didik. Guru dalam aktivitas mencar ilmu mengajar harus memperhatikan anak didik. Karena mereka mempunyai kemampuan, bakat, minat, kecerdasan, karakter, latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Oleh lantaran itu dengan latar belakang yang berbedabeda guru harus cendekia dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. 
  5. Situasi dan kondisi proses mencar ilmu mengajar dimana berlangsung. 
  6. Situasi dan konsidi proses mencar ilmu mengajar yang berada dilingkungan bersahabat pasar yang ramai akan berdampak pada metode pembelajaran yang akan digunakan. Sehingga guru bisa menentukan metode pembelajaran yang sesuai di lingkungan tersebut. 
  7. Fasilitas yang tersedia. Tersdianya kemudahan seperti, alat peraga, media pengajaran dan fasilitas-fasilitas lainnya sangat menentukan terhadap efektif tidaknya suatu metode. 
  8. Waktu yang tersedia. Disamping hal-hal di atas, duduk kasus waktu yang tersedia juga harus diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika memakai metode yang akan digunakan atau tidak. 
  9. Kebaikan dan kekurangan suatu metode. Dari masing-masing metode yang ada, tentu mempunyai kebaikan dan kekurangan. Kekurangan suatu metode bisa dilengkapi dengan metode yang lain. Oleh lantaran itu guru harus bisa mepertimbangkan metode mana yang akan digunakan. 
Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses mencar ilmu mengajar yaitu sebagai berikut :9 
  1. Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat dalam proses mencar ilmu mengajar. Belajar tanpa motivasi menyerupai tubuh tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses mencar ilmu mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang terang akan tidak terarah. 
  2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan pada anak mempunyai tempo yang berbeda-beda, lantaran itu setiap guru semoga memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak, motif, intelegensi dan emosi kecepatan menangkap pelajaran, serta pembawaan dan faktor lingkungan. 
  3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan pengalaman eksklusif akan lebih mempunyai makna dari pada mencar ilmu verbalistik. 
  4. Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang bisa menerapkan pengalaman faktual dalam suatu proses mencar ilmu mengajar. 
  5. Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap mencar ilmu nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis atau mudah bagi kehidupan sehari-hari. 
  6. Prinsip penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan dengan kepentingan mencar ilmu yang terus menerus, maka metode mengajar jangan hingga memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran pada anak untuk mencar ilmu cepat berakhir. 
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran di atas, dibutuhkan dalam proses mencar ilmu mengajar sanggup lebih efektif dan efisien dan sanggup mengoptimalkan tercapainya tujuan yang hendak dicapai, lantaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut seorang guru bisa mempertimbangkan mana metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses mencar ilmu mengajar. 

4. Macam-Macam Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini 
Didunia pendidikan, banyak ragam metode pembelajaran. Dari sekian metode yang ada, seorang guru sanggup memakai dua, tiga bahkan lebih metode pembelajaran sekaligus dalam proses mencar ilmu mengajar di kelas atau di luar kelas. Hal ini bisa dilakukan semoga perhatian dan minat para murid sanggup tercurahkan pada bahan pelajaran yang disampaikan. 

Banyaknya macam metode pembelajaran tersebut, disebabkan oleh lantaran metode tersebut dipengaruhi oleh aneka macam macam faktor berikut : 10 
  • Tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing bahan yang disampaikan. 
  • Perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing penerima didik/murid. 
  • Perbedaan orientasi, sifat dan kepribadian serta kemampuan dari masing-masing guru. 
  • Faktor situasi dan kondisi, dimana proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung. Termasuk dalam hal ini jenis forum pendidikan dan faktor geografis yang berbeda-beda. 
  • Tersedianya kemudahan pengajaran yang berbeda-beda, baik secara kuantitas maupun secara kualitasnya. 
Agar tujuan pembelajaran yang hendak dicapai bisa terlaksana secara optimal, maka seorang guru bisa memakai aneka macam macam metode pembelajaran yang digunakan pada pendidikan anak usia dini, sebagai berikut: 
Metode Bermain 
Bermain yaitu aktifitas anak sehari-hari. Sebagaian besar orang mengerti apa yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka tidak sanggup menunjukkan batasan apa yang dimaksud dengan bermain. Beberapa jago peneliti menunjukkan batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-aspek tingkah laris yang berbeda dalam bermain. Sedikitnya ada lima kreteria dalam bermain, yaitu :11 
  1. Motivasi intrinsik. Tingkah laris bermain dimotivasi dari dalam diri anak, lantaran itu dilakukan demi aktivitas itu sendiri dan bukan lantaran tuntutan masyarakat atau fungsi-fungsi tubuh. 
  2. Pengaruh positif. Tingkah laris itu menyenangkan atau menggembirakan untuk dilakukan. 
  3. Bukan dikerjakan sambil lalu. Tingkah laris itu bukan dilakukan sambil lalu, lantaran itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura-pura. 
  4. Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya. Anak lebih tertarik pada tingkah laris itu sendiri dari pada yang dihasilkan. 
  5. Kelenturan. Bermain itu sikap yang lentur. Kelenturan ditunjukkan baik dalam bentuk maupun kekerabatan serta berlaku dalam setiap situasi.

SUMBER / CATATAN KAKI ;
  • 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),147. 2 Abdurrahman Ginting, Esensi Mudah Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Humaniora, 2008), 42. 3 Abu Ahmadi – Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), 52.
  • 4 Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami (Bandung: Rafika Aditama, 2007), 56.
  • Ahmadi & Prastya, Stratrgi Belajar Mengajar, 53.
  • 6 http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelEducation.php?artikelID. (Pebruari, 2009), 64. 7 Ginting, Esensi Praktis, 82.
  • 8 Tahar Yusuf & Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), 7-10
  • 9 Ibid., 56-59.
  • 10 Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 80.
  • 11 John P. Dworetzky, Introduction to Child Development (New York: Wesk Publishing Company, 1990) 395-396.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel