Pengertian Keaktifan Bertanya

1. Pengertian keaktifan bertanya 
Aktif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ulet (bekerja, berusaha) dan “mengaktifkan” mempunyai arti menjadi aktif, dan menggiatkan. Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mujiono (1999: 45) berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan insan mencar ilmu yang selalu ingin tahu. Menurut Sriyono (1992: 75) menyatakan keaktifan yaitu pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan biar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani. Menurut Sagala (2006: 124-134) menyatakan keaktifan jasmani maupun rohani itu mencakup antara lain: 
  1. Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Murid harus dirangsang biar sanggup memakai alat inderanya sebaik mungkin. 
  2. Keaktifan akal: logika belum dewasa harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan.
  3. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif mendapatkan materi pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu ketika ia siap mengutarakan kembali. 
  4. Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mengasihi pelajarannya. 
Menurut Sudjana (1988: 72) mengemukakan keaktifan siswa dalam mengikuti proses mencar ilmu mengajar sanggup dilihat dalam : 
  1. Turut serta dalam melaksanakan kiprah belajarnya. 
  2. Terlibat dalam pemecahan masalah. 
  3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami dilema yang dihadapinya. 
  4. Berusaha mencari banyak sekali informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. 
  5. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal. 
  6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh. 
Menurut Mulyono (2001: 26) menyatakan kegiatan artinya “kegiatan atau keaktifan”. Makara segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas belajar. Keaktifan yaitu kegiatan atau kegiatan atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh kegiatan fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh kegiatan non fisik menyerupai mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya yaitu pada akseptor didik, lantaran dengan adanya keaktifan akseptor didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi mencar ilmu aktif. 

Belajar aktif yaitu suatu sistem mencar ilmu mengajar yang menekankan keaktifan akseptor didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil mencar ilmu yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar aktif sangat dibutuhkan oleh akseptor didik untuk mendapatkan hasil mencar ilmu yang maksimum. Ketika akseptor didik pasif atau hanya mendapatkan informasi dari guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan oleh guru, oleh lantaran itu dibutuhkan perangkat tertentu untuk sanggup mengingatkan yang gres saja diterima dari guru. Keaktifan akseptor didik dalam kegiatan pembelajaran sanggup dilaksanakan manakala: 
  1. pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada akseptor didik, 
  2. guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar, 
  3. tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal akseptor didik (kompetensi dasar), 
  4. pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas akseptor didik, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai akseptor didik yang kreatif serta bisa menguasai konsep-konsep, 
  5. melakukan pengukuran secara kontinue dalam banyak sekali aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 
Pengertian bertanya yaitu tidak hanya bertanya saja. Pertanyaan berasal dari bahasa Latin, “quaerere”, yang berarti “to ask, to seek”. Artinya bertanya mengandung pengertian mencari. Menurut Hamalik (2004: 117) menyatakan bertanya sanggup diartikan sebagai harapan mencari informasi yang belum diketahui. Sehingga jika bertanya adanya pada kondisi pembelajaran maka bertanya merupakan proses meminta keterangan atau klarifikasi untuk mendapatkan informasi yang belum diketahui dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Konsep keaktifan bertanya. 

Keaktifan yaitu kegiatan atau kegiatan atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik . Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh kegiatan fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh kegiatan non fisik menyerupai mental, intelektual dan emosional Bertanya merupakan hal yang paling penting dalam proses mencar ilmu mengajar baik dilakukan oleh guru maupun oleh siswa. Melalui bertanya pengetahuan seseorang akan bertambah. 

Dalam proses pembelajaran bertanya akan memperlihatkan manfaat yang besar, baik bagi guru maupun bagi siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan kegiatan mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan akseptor didik, dimana akseptor didik yaitu subjek yang banyak melaksanakan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Segi proses, kemauan bertanya akan muncul apabila sesorang mempunyai motif ingin tahu. 

Pemenuhan rasa ingin tahu memerlukan kondisi yang aman, sehingga kiprah gurulah yang harus menciptalan kondisi yang aman tersebut dengan cara membuat iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan dalam pemebelajaran. Pertanyaan yang muncul dalam hati ihwal suatu hal yang belum kita mengerti dengan sempurna, alangkah baiknya dimulai dengan mencari. Mencari mempunyai pengertian yang lebih jauh dari yang kita bayangkan selama ini. Mencari yaitu proses untuk mendalami lebih jauh ihwal suatu topik. Dalam proses pencarian, mungkin akan menemukan jawaban. 

Dalam proses pencarian mungkin akan menghasilkan pertanyaan baru. Proses pertanyaan, pencarian, dan balasan akan menjadi siklus. Siklus proses ini jika diteruskan, maka akan menghasilkan pemahaman yang semakin baik ihwal topik itu. Kebiasaan bertanya, mencari, dan menemukan balasan terhadap hal-hal apa pun, akan mejadikan kita berpikiran terbuka. Bertanya, mencari, dan menemukan (jawaban) kemudian berulang lagi, akan meningkatkan pemahaman, melihat lebih jauh, bahkan lebih baik dalam memutuskan sesuatu. Proses menyerupai ini juga akan membuat kita tidak terlalu gampang menilai, men-judge, bahkan menghakimi sebelum mempunyai pengertian yang cukup baik.

Ilmu pengetahuan semakin maju sangat ditentukan oleh rasa ingin tau dan keingintahuan manusia. Rasa ingin tau dan keingintahuan insan akan menentukan pencapaian insan dalam hal apa pun, bukan hanya ilmu pengetahuan. Pengetahuan akan semakin berkembang dan maju sepesat pertanyaan yang muncul dalam diri manusia. Adapun bagi siswa bertanya sanggup dipakai untuk menggali informasi yang belum mereka ketahui. Mengkonfirmasikan apa-apa yang telah mereka ketahui dan mengarahkan pada aspek yang belum mereka ketahui. Proses mencar ilmu mengajar bertanya tidak hanya dilakukan satu arah, melainkan bisa dua arah bahkan bisa dilakukan dengan multi arah, contohnya antara guru dan siswa, siswa dengan guru ataupun antara siswa dengan siswa, atau orang lain yang dihadirkan di kelas.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan mencar ilmu merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya yaitu pada siswa, lantaran dengan adanya kegiatan siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi mencar ilmu aktif, menyerupai yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Mulyasa (2005 : 31), mencar ilmu aktif yaitu “Suatu sistem mencar ilmu mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil mencar ilmu berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”. 

Menurut Hamalik (2004: 35) menyatakan bahwa hal yang paling fundamental yang dituntut dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan bertanya siswa. Keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran akan mengakibatkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa sanggup melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pemikiran yang kreatif dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi mencar ilmu pada siswa. 

Sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan aktif bertanya berkhasiat untuk: 
  1. Menggali informasi, baik manajemen maupun akademis; 
  2. Mengecek pemahaman siswa; 
  3. Membangkitkan respon pada siswa; 
  4. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa; 
  5. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa 
  6. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; 
  7. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan 
  8. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
Kegiatan mencar ilmu dan mengajar pertanyaan yang baik bergantung pada cara individu atau guru bertanya pada para siswanya mengenai hal pelajaran, perilaku seseorang guru mengajukan pertanyaan yaitu perilaku yang edukatif dan cara memberi giliran dalam menjawab pertanyaan mengacu pada asas keadilan dan demokrasi. Cara seseorang mengajukan pertanyaan hasil pengalaman menandakan bahwa cara seseorang mengajukan pertanyaan itu yang banyak ragamnya. Caranya ialah ada yang dengan: 
  1. Memberikan pengarahan ulang (redirecting) dan 
  2. Ada yang dengan membimbing untuk memperlihatkan balasan (probing) 
Pertanyaan bentuk pengarahan ulang terdapat proses pengalihan balasan dari seseorang terhadap akseptor didik lainya. Maksudnya untuk memperoleh balasan yang tepat dari para akseptor didik. Secara diagramatik. Murni (2008) menggambarkan bahwa guru mengajukan pertanyaan terhadap seseorang atau akseptor didik, dan kemudian mengalihkan pertanyaan itu terhadap akseptor didik lainnya untuk dikomentari dan diberi klarifikasi seperlunya. Garis interaksi antara pertanyaan dan balasan dalam kegiatan mencar ilmu tersebut sanggup dilukiskan sebagai berikut: 

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan bertanya 
Keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran sanggup merangsang dan membuatkan talenta yang dimilikinya, akseptor didik juga sanggup berlatih untuk berpikir kreatif, dan sanggup memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan seharihari. Menurut Paul D. Deirich (dalam Hamalik, 1999: 127) menyatakan bahwa keaktifan bertanya siswa berdasarkan jenis kegiatan aktivitasnya dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut: 
  1. Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, memperhatikan gambar, mengamati demonstrasi atau mengamati pekerjaan orang lain. 
  2. Kegiatan verbal (oral activities), yaitu kemampuan menyatakan, merumuskan, diskusi, bertanya atau interupsi. 
  3. Kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan penyajian bahan, diskusi atau mendengarkan percakapan.
  4. Kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, mengerjakan soal, menyusun laporan atau mengisi angket. 
  5. Kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu melukis, membuat grafik, pola, atau gambar. 
  6. Kegiatan emosional (emotional activities), yaitu menaruh minat, mempunyai kesenangan atau berani. 
  7. Kegiatan metrik (motor activities), yaitu melaksanakan percobaan, menentukan alat-alat atau membuat model. 
  8. Kegiatan mental (mental activities), yaitu mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau membuat keputusan.
Sedangkan berdasarkan Erna (2009) keaktifan bertanya siswa sanggup dilihat dari: 
  • Perhatian siswa terhadap klarifikasi guru 
  • Kerjasamanya dalam kelompok 
  • Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli 
  • Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal 
  • Memberi kesempatan beropini kepada teman dalam kelompok 
  • Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat 
  • Memberi gagasan yang cemerlang 
  • Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 
  • Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 
  • Memanfaatkan potensi anggota kelompok 
  • Saling membantu dan menuntaskan masalah Melalui faktor-faktor kegiatan bertanya tersebut, guru sanggup menilai apakah siswa telah melaksanakan kegiatan bertanya yang diharapkan atau tidak. 
3. Ciri-ciri Keaktifan Bertanya
Guru dalam proses pembelajaran haruslah mengikut sertakan siswanya secara aktif bertanya. Jangan hingga proses pembelajaran disominasi oleh guru. Siswa dikatakan aktif bertanya dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri sebagai berikut (hamalik, 2001: 71 ): 
  1. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran 
  2. Pengetahuan dipelajari, dialami dan ditemukan oleh siswa 
  3. Mencobakan sendiri konsep-konsep 
  4. Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya 
Menurut saya pribadi, keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran tergolong rendah jika: siswa tidak banyak bertanya, kegiatan siswa terbatas pada mendengar dan mencatat, siswa hadir dikelas dengan persiapan mencar ilmu yang tidak memadai, ribut jika diberi latihan soal, dan siswa hanya membisu ketika ditanya sudah mengerti atau belum.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel