Pengertian Berpikir Kreatif Berdasarkan Ahli
Tuesday, May 10, 2022
Edit
Pengertian berpikir kreatif
Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang sanggup menghasilkan pengetahuan. Berpikir yaitu suatu kegiatan kecerdikan untuk mengolah pengetahuan yang telah diperoleh melalui indra dan ditujukan untuk mencapai kebenaran (Rakhmat, 1991: 138). (Maxwell, 2004: 82) mengartikan berpikir sebagai segala kegiatan mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi harapan untuk memahami; berpikir yaitu sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna. Menurut Khodijah (2006: 81) berpikir yaitu melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. (Solso, dalam Khodijah, 2006: 94) berpikir yaitu sebuah proses dimana representasi mental gres dibuat melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental ibarat penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar perihal berpikir, yaitu;
- berpikir yaitu kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi sanggup diperkirakan dari perilaku,
- berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (
- berpikir diarahkan dan menghasilkan sikap yang memecahkan perkara atau diarahkan pada solusi.
Definisi yang paling umum dari berpikir yaitu berkembangnya wangsit dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan wangsit dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan relasi antara bagianbagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Berpikir meliputi banyak kegiatan mental. Kita berpikir ketika tetapkan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir ketika termangu sambil menunggu kuliah pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir ketika mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas.
Kita berpikir ketika menulis artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu. Secara sederhana, berpikir yaitu memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir yaitu penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir yaitu sebuah representasi simbol dari beberapa bencana atau item (Khodijah, 2006: 117).
Berpikir yaitu suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari kegiatan kerja otak, pikiran insan lebih dari sekedar kerja organ badan yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi insan dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan perihal obyek tersebut. Berpikir yaitu suatu kegiatan mental.
Proses berpikir insan mempunyai dua ciri utama, yaitu:
- Covert / unobservable (tidak terlihat). Proses berpikir terjadi pada otak insan dan secara fisik tidak sanggup dilihat prosesnya (dalam pengertian pemrosesan informasinya). Sejumlah jago yang mencoba memantau proses berpikir secara fisik hanya menemukan kegiatan listrik arus lemah dan proses kimiawi pada otak insan yang sedang berpikir. Dengan demikian, proses pengolahan informasi tak sanggup diamati dan dilihat secara fisik maupun secara kimiawi. Pengolahan makna, baik semantic maupun visual bersifat abnormal sehingga tidak sanggup dideteks denan panca indera.
- Symbolic (melibatkan manipulasi dan penggunaan simbol) Dalam berpikir, insan mengolah (memanipulasikan) informasi yang berupa symbol-simbol, (baik simbol lisan maupun visual). Simbol-simbol itu akan memperlihatkan makna pada informasi yang diolah.
Proses berpikir merupakan salah satu rangkaian dalam mekanisme penafsiran terhadap stimuli. Dalam berpikir semua proses kognitif dilibatkan, mulai dari sensasi, persepsi dan memori. Secara garis besar, ada dua macam cara berpikir, yaitu cara berpikir autistik dan berpikir realistik. Berpikir autistik seringkali disebut sebagai mengkhayal, termangu atau berfantasi. Dengan berpikir autistik orang melarikan diri dari kenyataan, melihat hidup sebagai gambar-gambar yang fantastic. Sebaliknya, berpikir realistik disebut sebagai nalar (reasoning), yaitu berpikir secara logis, menurut fakta-fakta yang ada dan menyesuaikan dengan dunia nyata, beserta semua dalil/hukumhukumnya.
Berpikir realistik sanggup dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
- Berpikir deduktif Berpikir deduktif adaiah proses berpikir yang rnenerapkan kenyataan-kenyataan yang berlaku umum kepada hal-hai yang bersifat khusus. Kesimpulan yang dihasilkan dalam berpikir deduktif dimulai dari hal-hal umum menuju hal-hal khusus.
- Berpikir induktif Berpikir induktif justru sebaliknya, dimulai dari hal-hal khusus kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Kesimpulan yang dihasilkan dalam berpikir induktif merupakan generalisasi dari halhal khusus.
- Berpikir evaluatif. Berpikir evaluatif yaitu dengan menilai baik-buruknya atau tepat-tidaknya suatu gagasan.
Dalam berpikir evaluatif, seseorang tidak menambah atau mengurangi gagasan, tetapi menilainya menurut kriteria tertentu. Untuk melatih kemampuan berpikir siswa, seorang pendidik sanggup melatih siswanya dengan cara memperlihatkan cara berpikir melalui semua mata pelajaran. Memberikan contoh-contoh perkara cara berpikir yang baik, memperlihatkan perkara yang menuntut siswa berpikir, dan menerapkan keterampilan untuk mengambil keputusan. Paling tidak ada tiga tujuan yang Ingin dicapai melalui berpikir, yaitu:
- Untuk mengambil keputusan (Decision Making) Decision making mempunyai tiga ciri, yaitu : (1) Keputusannya yaitu hasil dari suatu perjuangan intelektual, (2) Keputusannya melibatkan pilihan dari banyak sekali alternatif, (3) Melibatkan tindakan nyata.
- Untuk memecahkan pesoalan (Problem Solving) Problem solving dilakukan melalui enam tahap, yaitu: identifikasi perkara menggaliingatan memahami situasi. Mencari balasan dan kesimpulan. Mencoba dengan penyelesaian rnekanis (trial&error). Menemukan pemecahan perkara (insight solution). Problem solving juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor personal, Faktor situasional (mudahsulitnya masalah, masalahnya gres sekali dihadapi sudah terbiasa, penting urang pentingnya masalah, ompleks sederhananya masalah) Faktor sosio-psikoiogis (motivasi, kebiasaan, emosi, sikap, dsb)
- Utuk membuat gagasan gres (Create Ideas) Berpikir kreatif mempunyai paling tidak dua sifat, yaitu: melibatkan/menghasilkan respons atau gagasan gres bersifatorisinal salah satu ciri berpikir kreatif yaitu digunakannya pola berpikir divergen, yaitu dengan menghasilkan sejumlah kemungkinan (alternatif).
Pola berpikir divergen sanggup diukur dari ciri-cirInya, yaitu: Fluency, Flexibility, Originality Berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang sanggup mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku yaitu simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaranlembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di samping katakata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan kemudian lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya. Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diharapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diharapkan penyusunan strategi.
Ada dua macam taktik umum dalam memecahkan persoalan:
- Strategi menyeluruh: di sini dilema dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.
- Strategi detailistis: di sini dilema di bagi-bagi dalam bagianbagian dan dipecahkan kepingan demi bagian. Kesulitan dalam memecahkan dilema sanggup ditimbulkan oleh: a. Pemecahan dilema yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya. Padahal belum tentu dilema berikut itu sanggup dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya. b. Sempitnya pandangan, sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, lantaran ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan ibarat ini disebabkan oleh sempitnya padangan orang tersebut. Sehingga tidak sanggup melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.
Gambaran ini sanggup dilihat bahwa berpikir intinya yaitu proses psikologis kemampuan berpikir pada insan alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya mempunyai kemampuan ini dengan tingkat yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran yaitu mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang mempunyai kecendrungan untuk memperlihatkan klarifikasi yang "selengkapnya" perihal satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berpikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsepkonsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka.
Pembelajaran ibarat ini akan menghadirkan saingan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri. Tujuan berpikir yaitu memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu yaitu merupakan aktifitas psikis yang intentional, berpikir perihal sesuatu. Di dalam pemecahan perkara tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain sampai sanggup mendapatkan pemecahan masalah. Kata “Kreatif” merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create, yang merupakan abreviasi dari : Combine (menggabungkan)–penggabungan suatu hal dengan hal lain Reverse (membalik)–membalikan beberapa kepingan atau proses Eliminate (menghilangkan)–menghilangkan beberapa kepingan Alternatif (kemungkinan)–menggunakan cara, dengan yang lain. Twist (memutar)–memutarkan sesuatu dengan ikatan Elaborate (memerinci)–memerinci atau menambah sesuatu
Menurut Utami Munandar (1999: 20) menandakan bahwa kreativitas yaitu sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Menurut (Sternberg, dalam Afifa, 2007) seseorang yang kreatif yaitu seorang yang sanggup berpikir secara sintesis artinya sanggup melihat hubungan-hubungan di mana orang lain tidak bisa melihatnya yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis ideidenya sendiri serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, bisa menterjemahkan teori dan hal-hal yang abnormal ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu bisa meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
Menurut (Drevdahl, dalam Hurlock, 1999: 98) kreativitas yaitu kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang intinya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Ia sanggup berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang karenanya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin meliputi pembentukan pola gres dan campuran informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan relasi usang ke situasi gres mungkin meliputi pembentukan relasi baru. Ia harus mempunyai maksud tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang tepat dan lengkap. Ia mungkin sanggup berbentuk produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis. Kreatif yaitu kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya gres maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
Kreatif seringkali dianggap sebagai sesuatu ketrampilan yang didasarkan pada talenta alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi kreatif, Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, walaupun memang dalam kenyataannya terlihat bahwa orang-orang tertentu mempunyai kemampuan untuk membuat ide-ide gres dengan cepat dan beragam. Berpikir kreatif sebagai kemampuan umum untuk membuat sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memperlihatkan gagasangagasan gres yang sanggup diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan gres antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 1999: 25).
Berpikir kreatif merupakan ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik sanggup diharapkan timbulnya ide-ide gres dan produk-produk yang inovatif dan adanya ciri-ciri seperti: bisa mengarahkan diri pada objek tertentu, bisa memperinci suatu gagasan, bisa menganalisis ide-ide dan kualitas karya pribadi, bisa membuat suatu gagasan gres dalam pemecahan masalah. (Munandar, 1999: 45). Berpikir kreatif yaitu kemampuan individu untuk memikirkan apa yang telah dipikirkan semua orang, sehingga individu tersebut bisa mengerjakan apa yang belum pernah dikerjakan oleh semua orang.
Terkadang berpikir kreatif terletak pada penemuan yang membantu diri sendiri untuk mengerjakan hal-hal usang dengan cara yang baru. Tetapi pokoknya, ialah memandang dunia lewat cukup banyak mata gres sehingga timbullah solusi-solusi baru, itulah yang selalu memperlihatkan nilai tambah. menurut uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa pengertian berpikir kreatif yaitu suatu kemampuan seseorang untuk membuat wangsit atau gagasan gres sehingga membuatnya merasa bisa untuk bisa mencapai menyebarkan tujuan dalam hidupnya (Maxwell 2004: 136),.
Berpikir kreatif siswa akan terwujud jika ada pinjaman dari lingkungan, ataupun jika ada dorongan besar lengan berkuasa dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu berpikir kreatif sanggup berkembang dalam lingkunagan yang menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan mau pun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan pinjaman terhadap sikap dan sikap kreatif individu atau kelompok individu. Oleh lantaran itu pendidikan hendaknya sanggup menghargai keunikan pribadi dan bakatbakat siswannya (jangan mengharapkan semua melaksanakan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya. Untuk mengembangkan berpikir kreatif, siswa perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif.
Pendidik hendaknya sanggup merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksprsikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan tiba dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, mendapatkan dan menghargai.
Perlu pula diingat bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk mengungkap dirinya secara kreatif. Kedua kondisi yang memungkinkan anak membuat pikiran kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduannya mendorong anak untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) berpikir kreatif.
Dengan dimilikinya talenta dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka berpikir kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul. Hendaknya pendidik menghargai kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, isalnya dengan mempertunjukan atau memamerkan hasil karya anak, ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi. Siswa kreatif kebanyakan memakai cara berpikir secara analogis lantaran mereka bisa melihat banyak sekali relasi yang tidak terlihat oleh siswa lain. Siswa yang biasa juga sering berpikir analogis, tetapi berpikir analogisyang dilakukan oleh siswa kreatif ditandai oleh sifatnya yang luar biasa, aneh, dan kadang kala tidak rasional. Berpikir kreatif mempunyai beberapa mekanisme atau proses yang harus dilalui.
Menurut para psikolog, ada lima tahap berpikir kreatif, diantaranya:
- Orientasi; perkara dirumuskan, dan aspek-aspek perkara diindentifikasi.
- Preparasi; berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah.
- Inkubasi; proses pemberhentian sementara ketika banyak sekali perkara berhadapan dengan jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses berpikir berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar.
- Iluminasi; ketika masa inkubasi berakhir dengan ditemukannya solusi untuk memecahkan masalah.
- Verifikasi; tahap untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan perkara yang diajukan pada tahap keempat. Sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif intinya dimiliki semua orang.
Berpikir kreatif yaitu kemampuan untuk membuat gagasan-gagasan gres dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak bisa membuat wangsit gres pun bergotong-royong bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan cara berpikir kreatif.