Pengertian Konsep Diri
Monday, October 12, 2020
Edit
A. Konsep Diri
1. Pengertian
Banyak andal yang berusaha membahas, merumuskan, dan meneliti tentan konsep diri. Ini memperlihatkan bahwa konsep diri merupakan salah satu aspek yang penting dan patut diperhatikan. Konsep diri dan gambaran diri bagi sebagian penulis diartikan sebagai suatu hal yang sama. Yaitu mempunyai arti yang sama berkenaan dengan self concept. Keduanya meliputi gambaran ihwal siapa seseorang itu dan ini tidak hanya meliputi perasaan terhadap diri seseorang melainkan juga pandangan terhadap sikap yang akan mendorong seseorang akan berperilaku. Pandangan serta sikap terhadap diri sendiri itulah yang disebut dengan konsep diri. Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh anggapan atau penilaian orang sekitarnya terhadap dirinya. Hal itu disebabkan lantaran konsep diri seseorang dibuat melalui belajar, sebagai hasil berguru ia mengandung unsur-unsur deskriptif (panggambaran diri) unsur evaluatif (penilaian) yang berbaur dengan unsur pengalaman (Burns, 1993:71). Hurlock,mengemukakan bahwa konsep diri merupakan pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri secara keseluruhan sebagai hasil observasi terhadap dirinya di masa kemudian dan pada ketika kini (Hurlock, 1980:34). 11 Konsep diri berdasarkan Cooley (dalam Rakhmat, 1994) disebut dengan looking glass self yaitu bagaimana orang lain menilai penampilan kita dalam diri cermin (Rakhmat, 1994:112). Sedangkan berdasarkan Symond (dalam Suryabrata, 1995) bahwa konsep diri sebagai cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya sendiri dan konsep diri ini mengandung pengertian ihwal bagaimana orang berfikir ihwal dirinya sendiri, bagaimana orang berusaha dengan banyak sekali cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri (Suryabrata 1995:247). Dengan demikian ada dua komponen konsep diri, yakni komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut dengan gambaran diri (self image), sedangkan komponen afektif disebut dengan harga diri (self esteem).
Sependapat dengan yang disampaikan oleh Anita taylor tersebut diatas, berdasarkan Hardy Malcom (dalam Soenardji, 1988) bahwa konsep diri terdiri dari :
- Citra Diri (self image) belahan ini merupakan deskripsi yang sangat sederhana, contohnya saya seorang mahasiswa, saya seorang adik, saya berambut panjang, saya bertubuh gendut dan lain sebagainya.
- Harga diri (self esteem) dimana belahan ini meliputi suatu penilaian terhadap asumsi mengenai pantas diri (self woth). Dari dua pembagian di atas, maka konsep diri meliputi pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kegagalannya dan sebagainya. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hardy Malcom tersebut diatas, Brooks (dalam Rakhmat,1999) juga 12 mengemukakan bahwa pandangan ini bisa bersifat psikologis, sosial, dan fisik, yaitu gambaran yang dimiliki seseorang ihwal dirinya. Konsep ini merupakan campuran dari keyakinan yang dimiliki seseorang ihwal dirinya sendiri, menyangkut banyak sekali macam hal diantaranya, karakteristik fisik, psikologis, sosial, dan emosional, aspirasi dan prestasi.
Pietrofesa (dalam Mappiera, 1997) menyebutkan ihwal dimensi gambaran diri sebagai berikut :
- Dimensi pertama, yaitu diri sebagaimana dilihat oleh diri sendiri.
- Dimensi kedua, yaitu diri dilihat sebagai orang lain. 3. Dimensi ketiga, yaitu mengacu pada tipe-tipe orang yang dikehendaki ihwal dirinya. Dari ketiga dimensi yang tersebut diatas, konsep diri terdiri dari bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana seseorang mencicipi ihwal diri sendiri, dan bagaimana orang tersebut menginginkan diri sendiri menjadi insan sebagaimana yang diharapkan. Pengertian konsep diri berdasarkan beberapa definisi tersebut diatas, sanggup disimpulkan bahwa konsep diri merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pandangan, pendapat, dan perasaan individu terhadap dirinya sendiri yang berafiliasi dengan cara pandang lingkungan terhadap dirinya baik itu secara fisik maupun psikologis.
2. Proses pembentukan diri
Konsep diri berkembang dalam waktu yang cukup lama, yang dimulai semenjak masa kanak-kanak. Saat seorangsudah sampaumur maka konsep diri cenderung telah konsisten dan tidak berubah. Terdapat beberapa faktor yang cukup kuat yang bila terjadi terus menerus maka akan sanggup mengubah konsep diri seseorang. Baldwin dan Holmes (Calhoun dan Accocella, 1990:77) menyampaikan bahwa konsep diri yaitu ciptaan sosial, hasil berguru dan kekerabatan kita dengan oranglain. Hadipranata (Handayani, 2003: 11) menyebutkan bahwa terdapat beberapa komponen dalam proses pembentukan konsep diri, yakni physical self, personal self, family self, dan social self
- Physical Self Merupakan bayangan kebanggan seseorang akan gambaran tampang badan maupun keseluruhan pribadinya. Hal ini merupakan gambaran pandangan individu terhadap tubuhnya dan hal-hal yang berafiliasi dengan tubuhnya menyerupai kesehatan, penampilan, ketampanan, dan sebagainya.
- Personal Self Merupakan bayangan kebanggan seseorang terhadap jangkauan hidup dankehidupannya atau akan menjadi apa kehidupannya kelak yang merupakan aspirasi setiap individu. Hal ini menggambarkan seberapa besar penilaian individu terhadap dirinya, mencicipi sebagai diri yang 14 adekuat dan menggambarkan pilihan terhadap badan dan kekerabatan dengan orang lain di sekitarnya.
- Family self Merupakan bayangan kebanggan seseorang terhadap gambaran ayah, ibu, dan sanak saudaranya. Ini menggambarkan persepsi diri individu dalam kaitannya dengan kelompok primer menyerupai keluarga dan teman-teman dekatnya.
- Social self Merupakan bayangan seseorang terhadap gambaran kelompok sosialnya dimanapun orang tersebut terkait dengan komitmennya.
Hal ini menggambarkan diri individu dalam kaitannya dengan interaksi sosialnya dengan orang lain. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka sanggup diketahui bila konsep diri sanggup saja berubah tergantung bagaimana individu tersebut bereaksi dengan lingkungan sosialnya. Bila individu berada pada situasi yang berbeda dari sebelumnya dan menerima penilaian yang berbeda secara terus-menerus maka pandangan terhadap dirinya juga berubah. Orang-orang yang sangat berarti bagi individu menyerupai orang tua, saudara, suami, istri, dan sahabat-sahabat akrab merupakan faktor yang sangat kuat terhadap perubahan konsepdiri seseorang. Penilaian dari significant others akan mengubah penilaian terhadp diri. Selanjutnya individu tersebut akan mulaimencari bentuk konsep diri yang sanggup 15 diterima oleh lingkungannya dan sesuai dengan keinginannya, maka karenanya terbentuklah konsepdiri yang baru.
3. Aspek Konsep Diri
Hurlock (1993:237) menyebutkan bahwa konsep diri mempunyai beberapa aspek yang tercakup di dalamnya, yaitu:
- Aspek fisik, merupakan konsep yang dimiliki oleh individu ihwal penampilannya, termasuk didalamnya yaitu kesesuaian dengan seksnya. Fungsi tubuhnya yang berafiliasi dengan semua perilakunya, serta imbas gengsi yang diberikan oleh tubuhnya dimata orang lain yang melihatnya.
- Aspek Psikologis, yaitu terdiri dari konsep individu yang berkaitan dengan kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan juga hubungannya dengan orang lain.
Semua persepsi individu yang berkaitan dengan perilakunya yang diubahsuaikan dengan standar langsung yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan, dan nilai yang ingin dicapai. Dari kedua aspek tersebut, yakni aspek fisik dan aspek psikologis, merupakan perpaduan antara dua hal yang saling kuat dalam pembentukan konsep diri seseorang. Aspek psikologis yang merupakan aspek dari dalam berkaitan pula dengan penilaian individu terhadap hasil yang ingin dicapai, dengan mencoba menganalisis seberapa jauh sikap individu tersebut sesuai dengan ideal diri, individu merasa dicintai, 16 dikasihi, orang lain dan menerima penghargaan dari orang lain. Selain itu pada aspek fisik , juga termasuk di dalamnya yaitu sikap dan persepsi individu terhadap tubuhnya, yang meliputi didalamnya penampilan, fungsi, serta semua aspek yang berkaitan dengan potensi fisiknya.
4. Komponen Konsep Diri
Konsep diri sebagai sebuah satu kesatuan dari dua aspek yang saling berpengaruh, yaitu psikologis dan fisik, terbentuk atas dua komponen (Pudjijogyanti, 1988), yaitu :
- Komponen kognitif, merupakan pengetahuan individu mengenai keadaan dirinya, komponen kognitif ini merupakan klarifikasi ihwal diri individu yang akan memperlihatkan gambaran ihwal siapa diri individu tersebut. Gambar dalam diri (self picture) tersebut akan membentuk gambaran diri (self image)
- Komponen afektif, merupakan penilaian individu terhadap diri, penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self acceptance) serta harga diri (self esteem) individu tersebut. Dari dua komponen ihwal konsep diri tersebut, sanggup disimpulkan bahwa komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif sedangkan komponen afektif merupakan data yang bersifat subjektif. 17 5.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Rahmat (1994:100) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri antara lain :
- Orang lain Jika seseorang diterima orang lain, dihormati, dan disenangi lantaran keadaan dirinya, maka orang tersebut akan cenderung bersikap menghormati dan mendapatkan dirinya. Tetapi sebaliknya jika orang lain selalu meremehkan, menyalahkan dan menolak individu tersebut, maka beliau akan cenderung tidak menyenangi dirinya sendiri. Walaupun demikian tentunya tidak semua orang lain mempunyai imbas yang sama terhadap diri individu tertentu. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling akrab dengan individu tersebut.
- Kelompok Rujukan Dalam suatu kelompok ataupun komunitas niscaya akan terdapat normanorma baik itu tertulis maupun yang tidak tertulis, oleh lantaran itu setiap individu yang terkait dengan kelompok tersebut akan berupaya untuk selalu menyesuaikan setiap perilakunya dengan aturan atau norma yang ada dalam kelompok tersebut.
Loevinger (dalam Anastasia, 1982:36) menyatakan adanya beberapa aspek yang sanggup mempengaruhi perkembangan konsep diri, aspek-aspek tersebut antara lain : 18
- Usia, kematangan serta kedewasaan seseorang terkadang bisa ditentukan oleh bertambahnya usia seseorang. Begitu juga yang berkenaan dengan konsep diri, akan terbentuk secara sedikit demi sedikit seiring dengan bertambahnya usia seorang individu tersebut. Konsep diri pada masa belum dewasa masih banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh orang-orang terdekat, semisal keluarrga dan lingkungannya. Dari merekalah seorang anak secara sedikit demi sedikit akan membentuk konsep diri. Ketika memasuki usia remaja, konsep diri seseorang akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya. Pada masa sampaumur konsep diri lebih banyak dipengaruhi oleh status sosial dan juga oleh pekerjaan seorang individu tersebut. Sedangkan pada usia tua, konsep diri lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik dan perubahan sosial. 2. Intelegensi, intelegensi merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif. Maksudnya bisa menuntaskan diri secara sempurna sesuai dengan tuntutan sosial baik kemampuannya untuk menuntaskan diri dengan lingkungannya. Oleh lantaran itu intelegensi seseorang juga sangat kuat terhadap konsep diri mereka.
- Status sosial ekonomi, Perkembangan konsep diri tidak terlepas dari imbas status sosial, agama dan ras. Apabila konsep diri terbentuk dari hasil persepsi individu lain mengenai diri individu maka sanggup dikatakan bahwa individu yang berstatus sosial tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif jika dibandingkan dengan individu yang mempunyai 19 status sosial yang rendah. Orang yang mempunyai status sosial yang tinggi lebih cenderung gampang untuk diterima oleh lingkungannya daripada orang yang mempunyai status sosial ekonomi yang rendah. Dengan keadaan menyerupai tersebut diatas, maka orang yang mempunyai status sosial yang tinggi akan lebih gampang untuk membuatkan konsep diri yang positif sedangkan orang yang mempunyai status sosial yang rendah akan cenderung membuatkan konsep diri yang negatif.
- Pendidikan, semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang, maka hal itu juga akan meningkatkan konsep dirinya. Hard dan Heyes (1988:242) mengemukakan 4 faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu :
- Reaksi dari orang lain Pembentukan konsep diri memerlukan waktu yang relatif lama. Walaupun demikian hal ini tidak sanggup diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang akan sanggup mengubah konsep diri. Akan tetapi, apabila tipe reaksi ini sering muncul lantaran orang lain yang kuat atau mempunyai arti dalam kehidupan orang tersebut (significant others), maka konsep diri seseorang tersebut akan mengalami perubahan.
- Peranan seseorang Semua orang selalu mempunyai tugas yang berbeda dalam kehidupan ini, dalam setiap tugas tersebut diperlukan akan melaksanakan perbuatan 20 dengan cara tertentu. Harapan-harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan tugas yang berbeda kuat pada pembentukan konsep diri seseorang.
- Perbandingan dengan orang lain Pembentukan konsep diri yang terjadi pada seseorang akan juga sangat dipengaruhi oleh cara membandingkan dirinya dengan orang lain.
- Identifikasi terhadap orang lain. Proses identifikasi pada seseorang akan terjadi dengan cara menggandakan beberapa perbuatan sebagai wujud nilai atau keyakinan. Bahkan tugas kelamin juga akan mempengaruhi konsep diri seseorang.
6. Bentuk-bentuk Konsep Diri
Menurut Calhoun dan Acocella (1990:72), dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
- Konsep Diri Positif Konsep diri positif memperlihatkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang mempunyai konsep diri positif sanggup memahami dan mendapatkan sejumlah fakta yang sangat majemuk ihwal dirinya sendiri sehingga penilaian terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan sanggup mendapatkan dirinya apa adanya. 21 Individu yang mempunyai konsep diri positif akan merancang tujuantujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang mempunyai kemungkinan besar untuk sanggup dicapai, bisa menghadapi kehidupan di depannya serta menganggap bahwa hidup yaitu suatu proses penemuan.
- Konsep diri negatif Calhoun dan Acocella (1990:72) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu: 1) Pandangan individu ihwal dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak mempunyai perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya. 2) Pandangan ihwal dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi lantaran individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga membuat gambaran diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat aturan yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
7. Dampak Konsep Diri
Konsep diri merupakan semua yang dipikirkan dan dirasakan oleh individu, ihwal kepercayaan dan sikap yang individu pegang ihwal diri mereka sendiri. Konsep diri secara umum memperlihatkan gambaran ihwal 22 siapa individu dan dianggap sebagai petunjuk pokok keunikan individu dalam perilaku. Setiap individu akan cenderung membuatkan konsep diri sesuai dengan bagaimana ia melihat dirinya dan harapan ideal ihwal bagaimana dirinya, dengan hal lain maka yang akan termanifestasi dalam perilakunya yaitu bagiamana ia bisa untuk berperilaku sebagaimana persepsi yang diterimanya baik itu dari diri sendiri, orang lain, maupun diri ideal yang diharapkannya. Individu dengan gambaran diri positif akan cenderung membuatkan sikap yang positif (penuh percaya diri, mempunyai kemampuan duduk perkara solving dan lain-lain), sedangkan individu yang mempunyai kosep diri negatif akan cenderung mempunyai sikap dan sikap yang mengarah pada hal yang negatif (merasa inferior, pesimis dan lainlain). Konsep diri sebagai suatu sikap pandang terhadap diri sendiri merupakan dasar bagi tingkah laris individu. Bagaimana individu menerapkan perilakunya tergantung bagaimana ia memandang dirinya sendiri baik dimasa kini maupun masa yang akan datang.