Pengertian Ibadah Khusus
Sunday, May 12, 2019
Edit
IBADAH KHUSUS
Dalam istilah lain ibadah khusus disebut pula dengan ibadah mahdhah alasannya yaitu pembahasannya khusus perihal ibadah hablumminallah yang terkandung dalam rukun Islam sebagai tiang untuk tegaknya bangunan Islam sebagaimana dalam Hadits:
Dari Umar bin Khattab r.a., dia berkata…..: Rasulullah SAW bersabda: “Islam yaitu engkau bersyahadat bahwa tidak ada ilah yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad yaitu utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, shaum Ramadhan dan berhaji ke Baitullah jika kau kuasa menempuh perjalanannya”. Orang itu berkata: “Engkau benar”. Maka kami heran, dia yang bertanya, dia pula yang membenarkannya. (HR. Muslim)
Pembahasan perihal syahadatain (dua kalimah syahadat) telah dikupas pada kepingan ‘Aqidah Islamiyah, maka pembahasan kepingan ini dimaulai dari shalat.
1. Fungsi Shalat Dalam Kehidupan
Shalat ialah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan niyat yang disertai takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadat kepada Allah Swt. berdasarkan rukun dan syarat dan yang telah ditentukan. Sebelum shalat didirikan diwajibkan melaksanakan suatu aktivitas pra shalat sebagai syarat sahnya ibadah shalat tersebut secara syar’i (hukum), aktivitas tersebut yaitu thaharah dan tazkiyah.
1.1. Thaharah
Thaharah berarti membersihkan sedangkan Tazkiyah berarti menyucikan. Maka pemakaian kata thaharah dan tazkiyah dalam konteks pembahasan ini yaitu berkaitan dengan ibadah mahdhah (ibadah khusus yang tergabung dalam rukun Islam) yang wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim.
Thaharah ialah membersihkan fisik kita dari hadas dan najis dengan air mutlak (air yang zatnya bersih, membersihkan benda lainnya), alasannya yaitu dharurat, sanggup diganti dengan tayamum, yaitu manyapu muka dan tangan hingga dua mata siku dengan tanah yang higienis , sebagaimana dalam QS. al-Maidah (5):6.
Sabda Rasul: الطهر نصف الامان (رواه احمد الترمزى ومسلم) Adapun kebersihan itu ialah sebagian dari Iman (HR. Ahmad, Tarmuzi dan Muslim). Pokok-pokok dan tata cara thaharah dijelaskan oleh Allah Swt. secar sistematis dalam Q.S. 5:6 di atas.
Perkembangan ilmu kesehatan telah menerangkan kebenaran fatwa Islam perihal kesucian lahir. Suatu barang yang tidak higienis mestilah dibersihkan dengan air. Meningkatkan tubuh dari keadaan tak higienis (berhadas besar/kecil) kepada status bersih, berdasarkan Islam juga dengan membergunakan air. Air itu haruslah bersih, yaitu air yang higienis lagi mebersihkan. Dalam fikih Islam dikenal dengan Air mutlak, yaitu air yang higienis zatnya dan membersihkan bagi benda-benda yang lainnya. Tharaha yaitu merupakan syarat sahnya shalat. Q.S. 4:43 dan QS. 5:6:
1.2. Tazkiyah
Tazkiyah ialah menyucikan jiwa dari segala macam bentuk kemusyrikan dengan menghayati/meyakini makna syahadatain dan mengucapkannya dengan penuh kesadaran dan keinsafan, bahwa semua yang dikerjakan hanya untuk menyembah Allah SWT. yang membentuk niyat di dalam hati. Niyat yaitu rukun pertama dari setiap ibadah, apapun bentuk ibadah yang dilaksanakan maka, niyatnya hanya untuk menyembah Allah SWT. semata. Maka Tazkiyah berfungsi meyucikan jiwa kita dari syirik beserta sifat-sifat fujur yang menempel di hati, dengan Niyat hanya kerana Allah SWT. semata (QS.91:7-9). Niyat sebagai rukun yang mutlak ada pada setiap perbuatan sanggup ditrima Allah SWT. sebagai ibadah. Tempat niyat itu di hati, maka niyat ibadah ialah menyengaja untuk melaksanakan sesuatu ibadah alasannya yaitu untuk menyembah Allah SWT. semata yang diikuti dengan pelaksanaannya. Misalnya niyat shalat subuh, yaitu menyengaja di dalam hati untuk mendirikan shalat subuh dua raka’at, fardu alasannya yaitu untuk menyembah Allah SWT. Contoh lain dalam ibadah mu’amalah, contohnya niyat menikah, yaitu menyengaja di dalam hati untuk menikah alasannya yaitu Allah SWT. (untuk menyembah Allah SWT.) , maka menikah yang diniyatkan alasannya yaitu Allah akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Teori Lengkap Pendidikan Agama Islam
Teori Lengkap Pendidikan Agama Islam
Niyat alasannya yaitu Allah SWT. berfungsi sebagai tazkiyah di dalam hati (jiwa), alasannya yaitu niyat itu hakekat dari syahadatain. Disini niyat mengembalikan posisi motivasi kecintaan hati kepada motovasi hidup hanya kerena mengasihi Allah SWT. semata, hanya untuk mencari ridha Allah SWT. semata. (QS.2:165 dan 207).
Dengan syadatain,: واشهد ان محمد لرسول الله اشهد ان لا اله الا الله (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW yaitu Rasulu Allah SWT.), berarti seorang Muslim telah mensucikan batinnya, perasaannya, pikirannya, dan hawa nafsunya dari segala yang mengotorinya, puncak tertinggi yang mengotori batin itu ialah syirik. Orang yang ber-syahadatain disebut orang yang mempunyai kesucian rohani/kesucian hati, yaitu hatinya hanya diisi dengan motivasi hanya untuk menyembah Allah SWT. semata, sebagaimana yang diajarkan dan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
2. Fungsi dan Hikmah Shalat dalam Kehidupan
2.1. Lingkaran Gerakan shalat dan Realitas Kehidupan
Apabila diperhatikan dengan cermat dan dimaknai gerakan shalat yang dimuali dengan tegak berdiri betul dengan perilaku siap, dilanjutkan dengan takbiratul-ihram dengan mengankat kedua tangan, ruklu’, bangun dari ruku’, sujud, bangun dari sujud, sujud lagi yang diteruskan setiap raka’atnya, kemudian tasyhud dan diakhiri dengan dua salam dengan memutar kepala ke kanan pada salam pertama dan memutar kepala kekiri pada salam kedua sebagai simpulan dari prosesi gerakan shalat. Dalam bulat Gerakan Shalat terdapat nilai-nilai kehidupan , yaitu disamping bernilai oralah raga, sekaligus juga merupakan cerminan realitas bulat kehidupan seorang muslim yang menggambarkan bentuk perilaku hidup selalu ingat akan kebesaran Allah SWT. dengan mengucapknan الله اكبر pada setiap perpindahan gerakannya membentuk perilaku hidup yang tangguh, ulet, shabar, tegar dan pantang mengalah kepada dinamika (perobahan) kehidupan, hanya mengalah dan berserah diri kepada Allah SWT. semata. Dapat dimaknai pada citra bulat gerakan shalat berikut:
A1 = Kepala, A2= Kaki: Membentuk garis tegak lurus 180 derajat. Diwaktu kita mencapai keberhasilan hidup pada puncak karir/kejayaan hidupnya, kita tetap merasa kecil dihadapan Allah SWT. kita selalu taqwa dan syukur dan mengakui kebesaran Allah swt.
B1 = Kepala, B2 = Pinggang: Membentuk garis datar separoh tegal lurus 90 derajat. Kita sadar tidakakan selamanya hidup jaya, di waktu karir menurun, merasa kecil dihadapan Allah, selalu tawakkal, tidak frustasi, selalu mengakui kebesaran Allah.
C1 = Kepala, C2 = Pinggang: Membentuk garis menukik 45 derajat. Diwaktu hidup hidup kita jatuh, pekerjaan/karir/kekayaan tidak ada lagi, bahkan kesehatanpun tidak ada lagi, bahkan kita tetap tegas/sabar menghadapinya, selalu merasa kecil dihadapan Allah swt., justeru itu kita selalu menghadapi / mendapatkan dengan penuh taqwa dan tawakkal kepada Allah swt. ia selalu mengucapkan “Allahu Akbar”, dan kita tidak pernah berputus asa, kecewa dan frustasi.
D1 = Kepala, D2 = Pinggang dan D3 = Lutut: Ini yaitu keadaan hidup yang didambakan oleh setiap kita pribadi Muslim, yaitu hidup pertengahan. Hidup yang penuh keselamatan dan keberkatan, hidup yang penuh tauhid dan mengikuti gaya hidup Nabi Muhammad saw. Hidup yang penuh persaudaraan dengan sesama manusia, sehingga setiap berjumpa dengan insan lain ia selalu mengucapkan salam perdamaian Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh ke kanan dan kekiri.
Walaupun dalam keadaan berada pada puncak kejayaan, atau berada pada keadaan tidak berjaya, perilaku hidup orang yang shalat selalu dalam keseimbangan dalam kesederhanaan menyerupai keadaan duduk tasyahud dalam shalat.
2.2. Shalat Sebagai Media Berzikir Untuk Mencapai Khusyu’ ketengan Hati (Relaksasi)
Sebagian besar dari bacaan shalat yaitu bermuatan zikir, antara lain zikir takbir, tahmid, tasbih dan tahlil. Untuk berzikir inilah salah satu dari fungsi shalat yang sanggup dinikmati oleh setiap insan yang membutuhkan ketengan jiwa (ketengan nafsu/syahwat, ketengan perasaan dan ketengan pikiran), sebagai mana yang dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya QS.13:28 dan QS.29:45.
Zikir di dalam Shalat mempunyai tiga aspek zikir secata total dan simultan, yaitu zikir qauli (bacaan shalat) , zikir qalbi (memamahami arti bacaan shalat) dan zikir fi’li (gerakan shalat). Zikir yang diucapkan di dalam shalat secara khusyu’ akan mempengaruhi jiwa kita untuk tetap terbiasa berzikir di luar shalat. Zikir di luar shalat ini terbagi pula kepada tiga bentuk, yaitu zikir yang terprogram, zikir situasional kasuistik dan zikir kuntiniu (setiap saat).
2.3. Shalat Sebagai Media Berdo’a untuk Mencapai Khusyu’
Shalat itu yaitu juga sebagai media untuk berdo’a dengan khusyu’ memohon pertolongan kepada Allah SWT. perihal problematika kehidupan yang tengah di alami, atau sebagai media untuk mengadukan, memberikan setiap keluhan dan semua muatan dan beban kehidupan kepada Allah SWT., QS.2:186, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.: الصلاة الدعاء (Shalat itu yaitu media untuk do’a).
Secara etimologis do’a berarti berharap, memohon, dan meminta. Terminologi do’a dalam Islam ialah memohon perihal sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan kepada Allah SWT.. Do’a sebagai ruh (jiwa), puncak dan otaknya ibadah. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW.: الدعاء روح العبا دة (Do’a itu ruhnya ibadah), الدعاء مخ العبا دة (Do’a itu otaknya ibadah). Sepertiga dari bacaan shalat yaitu do’a. Dalam terminology hadis, shalat bearti do’a (permohonan) Muslim kepada Allah Swt. Shalat berarti kekerabatan eksklusif seorang Muslim dengan Tuhannya (Allah Swt.), Shalat berarti Mikrajnya seorang Muslim kepada Tuhannya (Allah Swt.). Diantara do’a-do’a yang eksklusif dikabulkan Allah SWT. yaitu do’a di dalam shalat. Di dalam shalat terdapat di beberapa bacaan shalat yang bermuatan do’a memohon kepada Allah SWT., yaitu do’a pada bacaan iftitah, do’a pada bacaan al-fatihah, do’a pada bacaan ayat, do’a pada bacaan ruku’/sujud, do;a pada bacaan duduk antara dua sujud dan do’a pada bacaan tahyat.
2.4. Hikmah Shalat Dalam Kehidupan
2.4.1. Hikmah Shalat Bagi Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Allah Yang bertanggung Jawab Kepada Allah SWT.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. tidak sanggup melepaskan ketergantungan hidupnya dari Allah SWT., alasannya yaitu insan akan bertanggung jawab kepada Allah SWT. atas segala amal perpuatannya. Maka insan selalu butuh pinjaman Allah SWT. dan hidayah-Nya melalui shalat sebagaimana dicontohkan dan dipraktekan oleh Nabi Muhammad SAW. Dari seluruh amal perbuatan insan dalam hidupnya, shalatlah yangpertama sekali dipertanggung jawabkan kepada Allah di darul abadi kelak. Apabila shlalat kita baik, maka amal kita diterima, dan jika shalat kita tidak baik, maka amal kita tidak diterima Allah SWT di darul abadi kelak. (Hadis Shahih).
2.4.2. Hikmah Sahalat Bagi Manusia Sebagai Makhluk Individu (pribadi)
Sebagai makhluk individu insan membutuhkan kesehatan jasmani dan rohani. Maka pesan yang tersirat shalat bagi insan dilihat sebagai makhluk pribadi akan membentuk fisik yang sehat, alasannya yaitu gerakan shalat yaitu merupakan olah raga untuk menjaga kesehatan tubuh. Dilihat dari segi kesehatanh jiwa, shalat yaitu terapi mental untuk menghilangkan stres dan depresi mental, alasannya yaitu shalat yaitu kawasan peristirahatan jiwa (relaksasi).
2.4.3. Hikmah Shalat Bagi Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya secara sendiri-sendiri, sehingga insan butuh berhubungan dengan orang lain dan melaksanakan interaksi sosial untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) dirinya di tengah-tenga lingkungan masyarakat. Maka Shalat merupakan tindakan prventif terhadap perbuatan keji dan mungkar, yang kuat kepada kekerabatan sosial, Q.S. 29:45. Shalat berjama’ah, mendidik persatuan dan kesatuan dalam kepemimpinan yang bertanggung jawab. Shalat juga mendidik diri supaya selalu berpakaian higienis dan suci, selalu menutup aurat, sopan, sehingga tumbuh dalam diri rasa malu. Hadis Rasul: Malu itu separohnya iman. Q.S. . 7:26, 33:59, 24:30-31.
2.4.4. Hikmah Shalat Dalam Bidang Ekonomi
Kewajiban berwudhuk dengan air bersih, disyaratkan suci pakaian dan tempat, diwajibkannya menutup aurat, diwajibkannya shalat jum’at dan diutamakannya shalat jama’ah di Masjid/Mushalla, maka shalat memotivasi pertumbuhan ekonomi bidang perjuangan industri air higienis dan perdagangan air minum, perjuangan industri/perdagangan tekstil, sajadah dan alat pembersih tikar, shalat juga memotivasi pertumbuhan teknologi bangunan serta perjuangan industri dan perdagangan materi bangunan.
2.4.5. Langkah-Langkah Mencapai khusyu’ di dalam Shalat
2.4.5.1. Sempurnakan thaharah dan tazkiyah.
2.4.5.2. Begitu hingga di tikar sajadah, jangan eksklusif takbir, tenangkan nafsu (keinginan-keinginan) hati, (emosi) dan pikiran agak sesaat (sejenak) sambil mengingat-ingat hal-hal yang akan mengganggu kita sewaktu shalat.
2.4.5.3. bangun posisi anggota tubuh dengan sepurna sesuai dengan penempatannya secara benar sesuai dengan shalatnya Rasullah SAW., menyerupai melipat tangan ke dada susudah takbir, dengan posisi tangan kiri menempel di antara dada dan lambung (tepat di ulu hati) dan ajun memegang pergelangan tangan kiri.
2.4.5.4. Bacalah bacaan shalat secara tepat makhrajil-huruf dan tanda bacanya dengan menghayati makna (artinya) secara khusyu’, sebagaimana dalam QS. al-Nisa’ (4):43.
2.4.5.5. Ketahui tempat-tempat berzikir dan berdo’a di dalam bacaan shalat, jika sedang membaca bacaan zikir rasakan anda sedang berzikir yang eksklusif didengar Allah SWT., dan jika sedang membaca bacaan yang mengandung do’a rasakan bahwa anda sedang berdo’a yang eksklusif didengar Allah SWT.
2.4.5.6. Rasakan ketika anda membaca bacaan do’a tahyat, bahwa jiwa anda sedang mi’raj (naik) kepada Allah untuk memohon sesuai dengan isi do’a tahyat tersebut.
2.4.5.7. Sempurnakanlah gerakan shalat dengan tuma’ninahnya (berhetni dengan tenang sejenak) sambil menghayati bacaan yang dibaca, dilanjutkan dengan do’a di dalam hati beberapa ketika ketika sedang sujud.
2.4.5.8. Tutuplah shalat dengan salam secara tepat baik lafalnya maupun gerakannya.
2.4.5.9. Sesudah shalat, jangan eksklusif bangun atau pergi, berzikirlah terlebih dahulu secara tenang, dan akhiri dengan do’a secara masing-masing sesuaikan do’a dengan kebutuhan kita ketika itu.
TUGAS DAN LATIHAN:
- Tulislah makalah dengan judul: CARA MENCAPAI SHALAT KHUSYU’ DAN FUNGSI SHALAT DALAM KEHIDUPAN
- Tulislah minimal 15 pertanyaan beserta jawabannya pada materi Thaharah dan tazkiyah, fungsi shalat dan hikmahnya dalam kehidupan!
DAFTAR PUSTAKA;
- MA., LLB., Islamologi, Mutiara Jakarta, 1986
- Ash-Shieddieqy, TM., Hasbi, Prof. DR., Pedoman Shalat, Bulan Bintang Jakarta, 1986
- _________________________________, Pedoman Zikir dan Do’a, Bulan Bintang, Jakarta, 1974
- Departemen Agama RI., al-Qur’an dan terjemahnya, PT. Intermasa, Jakarta, 1978
- Gazalba, Sidi. Drs., Asas Agama Islam, Seri Islam 2, Bulan Bintang Jakarta, 1984
- Majid, Najahi., Drs., Shalat Lengkap dan Mutiara yang Dikandungnya, Aneka Ilmu Semarang, 1979
- Salim, Hadiyah, Mukhtarul Hadis, PT. Al-Ma’arif Bandung, 1985