Makalah Perubahan Sosial
Saturday, May 25, 2019
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
William F. Ogburn dalam Moore (2002), berusaha menawarkan suatu pengertian perihal perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial. Penekannya ialah pada efek besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Definisi lain dari perubahan sosial ialah segala perubahan yang terjadi dalam forum kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut ialah pada forum masyarakat sebagai himpunan kelompok insan dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 1990). Perubahan sosial terjadi lantaran adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat menyerupai contohnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, hemat dan kebudayaan. Sorokin (1957), beropini bahwa segenap perjuangan untuk mengemukakan suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan sosial tidak akan berhasil baik.
Perubahan sosial merupakan pecahan dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan meliputi semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat ialah sistem korelasi dalam arti korelasi antar organisasi dan bukan korelasi antar sel. Kebudayaan meliputi segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul lantaran interaksi yang bersifat komunikatif menyerupai memberikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan lantaran keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan berdasarkan Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, aturan susila istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan insan sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang meliputi unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara gres atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam lantaran terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin lantaran adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, kontradiksi dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat ialah lingkungan fisik sekitar, peperangan, efek kebudayaan masyarakat lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini ialah bagaimana perubahan sosial terjadi dan dampak apa yang ditimbulkan dalam dalam masyarakat jawaban perubahan social tersebut.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui bagaimana perubahan sosial terjadi dan dampak apa yang ditimbulkan dalam dalam masyarakat jawaban perubahan sosial tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan sosial sanggup diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola sikap ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang sanggup disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian menawarkan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal.
Perkembangan Teknologi Imformasi dan Komunikasi
Perkembangan Teknologi Imformasi dan Komunikasi
Perubahan itu sanggup mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas lagi, mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan, strukturstruktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan seterusnya.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu respons ataupun jawaban dialami terhadap perubahan-perubahan tiga unsur utama :
- Faktor alam
- Faktor teknologi
- Faktor kebudayaan
Kalau ada perubahan daripada salah satu faktor tadi, ataupun kombinasi dua diantaranya, atau bersama-sama, maka terjadilah perubahan sosial. Faktor alam apabila yang dimaksudkan ialah perubahan jasmaniah, kurang sekali memilih perubahan sosial. Hubungan korelatif antara perubahan slam dan perubahan sosial atau masyarakat tidak begitu kelihatan, lantaran jarang sekali alam mengalami perubahan yang menentukan, kalaupun ada maka prosesnya itu ialah lambat. Dengan demikian masyarakat jauh lebih cepat berubahnya daripada perubahan alam. Mudah tak ada korelasi pribadi antara kedua perubahan tersebut. Tetapi kalau faktor alam ini diartikan juga faktor biologis, korelasi itu bisa di lihat nyata. Misalnya saja pertambahan penduduk yang demikian pesat, yang mengubah dan memerlukan pola kekerabatan ataupun sistem komunikasi lain yang baru. Dalam masyarakat modern, faktor teknologi sanggup mengubah sistem komunikasi ataupun kekerabatan sosial. Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat majunya sudah niscaya sangat memilih dalam perubahan sosial itu.
A. Proses Perubahan Sosial
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan :
- invensi yaitu proses di mana ide-ide gres diciptakan dan dikembangkan,
- difusi, ialah proses di mans ide-ide gres itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan
- (konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social sebagai jawaban pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan inspirasi gres itu mempunysi akibat. Karena itu perubahan sosial ialah jawaban komunikasi sosial.
Beberapa pengamat terutama andal anthropologi memerinci dua tahap perhiasan dalam urutan proses di atas. Salah satunya ialah pengembangan penemuan yang terjadi telah invensi sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah proses terbentuknya inspirasi gres dari suatu bentuk hingga menjadi suatu bentuk yang memenuhi kebutuhan audiens akseptor yang menghendaki. Kami tidak memaaukkan tahap ini lantaran ia tidak selalu ada. Misalnya, jika penemuan itu dalam bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi sesudah konsekwensi, ialah menyusutnya inovasi, ini menjadi pecahan dari konsekwensi.
Yang memicu terjadinya perubahan dan sebaliknya perubahan sosial sanggup juga terhambat kejadiannya selagi ada faktor yang menghambat perkembangannya. Faktor pendorong perubahan sosial meliputi kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen serta masyarakat yang berorientasi ke masa depan. Faktor penghambat antara lain sistem masyarakat yang tertutup, vested interest, prasangka terhadap hal yang gres serta susila yang berlaku.
Perubahan sosial dalam masyarakat sanggup dibedakan dalam perubahan cepat dan lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak direncanakan. Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut. Bahkan suatu penemuan teknologi gres sanggup mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Dampak dari perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan reorganisasi sosial, teknologi serta cultural.
B. Penyebab Perubahan Sosial
1. Dari Dalam Masyarakat
a. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk ini meliputi bukan hanya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau sebaiiknya, tetapi juga bertambah dan berkurangnya penduduk
b. Penemuan-penemuan gres (inovasi)
Adanya penemuan teknologi baru, contohnya teknologi plastik. Jika dulu daun jati, daun pisang dan biting (lidi) sanggup diperdagangkan secara besar-besaran maka kini tidak lagi.
Suatu proses sosial perubahan yang terjadi secara besar-besaran dan dalam jangka waktu yang tidak terlalu usang sering disebut dengan penemuan atau innovation. Penemuan-penemuan gres sebagai lantaran terjadinya perubahan-perubahan sanggup dibedakan dalam pengertian-pengertian Discovery dan Invention
Discovery ialah penemuan unsur kebudayaan gres baik berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery gres menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui dan menerapkan penemuan gres itu.
a. Pertentangan masyarakat
Pertentangan sanggup terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok.
b. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Pemberontakan dari para mahasiswa, menurunkan rezim Suharto pada jaman orde baru. Munculah perubahan yang sangat besar pada Negara dimana sistem pemerintahan yang militerisme bermetamorfosis demokrasi pada jaman refiormasi. Sistem komunikasi antara birokrat dan rakyat menjadi berubah (menunggu apa yang dikatakan pemimpin berubah sebagai abdi masyarakat).
2. Dari Luar Masyarakat
a. Peperangan
Negara yang menang dalam peperangan niscaya akan menanamkan nilai-nilai sosial dan kebudayaannya.
b. Lingkungan
Terjadinya banjir, gunung meletus, gempa bumi, dll yang menimbulkan penduduk di wilayah tersebut harus pindah ke wilayah lain. Jika wilayah gres keadaan alamnya tidak sama dengan wilayah asal mereka, maka mereka harus beradaptasi dengan keadaan di wilayah yang gres guna kelangsungan kehidupannya.
c. Kebudayaan Lain
Masuknya kebudayaan Barat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia mengakibatkan terjadinya perubahan.
C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
1. Faktor-faktor Pendorong
- Intensitas hubungan/kontak dengan kebudayaan lain
- Tingkat Pendidikan yang maju
- Sikap terbuka dari masyarakat
- Sikap ingin berkembang dan maju dari masyarakat
2. Faktor-faktor Penghambat
- Kurangnya korelasi dengan masyarakat luar
- Perkembangan pendidikan yang lambat
- Sikap yang berpengaruh dari masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
- Rasa takut dari masyarakat jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
- Cenderung menolak terhadap hal-hal baru
D. Dampak Akibat Perubahan Sosial
Arah perubahan meliputi beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada banyak sekali bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa yang bermartabat.
Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang menawarkan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain ialah sebagai berikut, (1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang bisa menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas kerja itu sendiri, (2) adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, lantaran pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut insan itu ialah sebagai makhluk yang disebut homo deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas, (3) mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang bisa menawarkan penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek, (4) adanya atau tersedianya kemudahan dan pelayanan pendidikan dan pembinaan yang mempunyai spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua fihak yang membutuhkannya.
Modernisasi, memperlihatkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau membuat nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim dipertentangkan dengan konsep modern ialah tradisi, yang berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal menyerupai yang berlaku bagi nilai-nilai atau values. Sebagai pola atau kasus, seyogianya insan mengenakkan pakaian, ini merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak cenderung mengakui dan menganut nilai atau value ini. Namun, pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang disukai, yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan norma-norma yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke kelompok akan lebih cenderung beraneka ragam.
Spesifikasi norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses modernisasi ialah sebagai berikut, (1) ada norma-norma yang bersumber dari tradisi itu, boleh dikatakan sebagai penghambat kemajuan atau proses modernisasi, (2) ada pula sejumlah norma atau tradisi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan, disempurnakan, dilakukan pencerahan, atau dimodifikasi sehingga aman dalam menghadapi proses modernisasi, (3) ada pula yang betul-betul mempunyai konsistensi dan relevansi dengan nilai-nilai baru. Dalam kaitannya dengan modernisasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisi ini, maka ditampilkan spesifikasi atau kualifikasi masyarakat modern, yaitu bahwa masyarakat atau orang yang tergolong modern (maju) ialah mereka yang terbebas dari kepercayaan terhadap tahyul. Konsep modernisasi dipakai untuk menamakan serangkaian perubahan yang terjadi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat tradisional sebagai suatu upaya mewujudkan masyarakat yang bersangkutan menjadi suatu masyarakat industrial. Modernisasi memperlihatkan suatu perkembangan dari struktur sistem sosial, suatu bentuk perubahan yang berkelanjutan pada aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, tradisi dan kepercayaan dari suatu masyarakat, atau satuan sosial tertentu.
Modernisasi suatu kelompok satuan sosial atau masyarakat, menampilkan suatu pengertian yang berkenaan dengan bentuk upaya untuk membuat kehidupan masyarakat yang sadar dan aman terhadap tuntutan dari tatanan kehidupan yang semakin meng-global pada ketika kini dan mendatang. Diharapkan dari proses menduniakan seseorang atau masyarakat yang bersangkutan, manakala dihadapkan pada arus globalisasi tatanan kehidupan manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia) tidaklah sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata, tetapi dibutuhkan bisa merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara signifikan bagi eksistensi bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya. Adapun spesifikasi sikap mental seseorang atau kelompok yang aman untuk mengadopsi dan mengadaptasi proses modernisasi adalah,;
- nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat mencoba merencanakan masa depannya,
- nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi sumber daya alam, dan terbuka bagi pengembangan penemuan bidang iptek. Dalam hal ini, memang iptek bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk asing, namun dalam penerapannya memerlukan proses pembiasaan yang sering lebih rumit daripada membuatkan iptek baru,
- nilai budaya atau sikap mental yang siap menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status sosial, lantaran status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa gengsi pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa didasarkan pada konsep menyerupai apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland (Koentjaraningrat, 1985), yaitu achievement-oriented,
- nilai budaya atau sikap mental yang bersedia menilai tinggi perjuangan fihak lain yang bisa meraih prestasi atas kerja kerasnya sendiri.
Tanpa harus suatu masyarakat berubah menyerupai orang Barat, dan tanpa harus bergaya hidup menyerupai orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada salahnya untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli. Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu masyarakat tersebut. Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau mengajarkan bahwa sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di Asia menyerupai India dan Cina, yang diadopsi dan diubahsuaikan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara ini, menyerupai Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak menandakan bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian dan pengadaptasian nilai-nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India atau Cina.
Proses modernisasi hingga ketika ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat perkotaan (urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang Berkembang, menyerupai halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang berkembang menjadi pusat-pusat modernisasi yang diaktualisasikan oleh banyak sekali bentuk acara pembangunan, baik aspek fisik-material, sosio-kultural, maupun aspek mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan menyerupai ini, menjadikan kawasan perkotaan sebagai kawasan yang banyak menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi penduduk pedesaan, terutama bagi generasi mudanya. Obsesi semacam ini menjadi pendorong berpengaruh bagi penduduk pedesaan untuk beramai-ramai membanjiri dan memadati setiap sudut kawasan perkotaan, dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi. Fenomena demografis menyerupai ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber permasalahan bagi kebijakan-kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan masyarakat perkotaan. Sampai dengan ketika kini ini duduk kasus perkotaan ini masih memperlihatkan gelagat yang semakin ruwet dan kompleks.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan maka kesimpulan yang sanggup dipaparkan dalam makalah ini ialah :
- Perubahan sosial sanggup diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola sikap ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
- Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses di mana ide-ide gres diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses dimana ide-ide gres itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3) konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social sebagai jawaban pengadopsian atau penolakan inovasi.
- Perubahan sosial selalu menimbulkan perubahan dalam masyarakat, salah satunya ialah globalisasi yang menimbulkan banyak sekali dampak baik positif maupun negative dari sisi positif contohnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sanggup dinikmati seluruh kelompok sosial masyarakat.
B. Saran
Perubahan sosial dalam masyarakat tidak sanggup dibatasi oleh ruang dan waktu, olehnya itu kita sebagai pecahan dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan perubahan itu ke arah yang positif supaya budaya yang terbentuk dari perubahan sosial sanggup menawarkan manfaat bagi kelangsungan hidup insan yang makmur dan damai.
DAFTAR PUSTAKA;
- Aris Tanudirjo, Daud. 1993. Sejarah Perkembangan Budaya di Dunia dan di Indonesia. Yogyakarta:Widya Utama
- Gumgum Gumilar, 2001. Teori Perubahan Sosial. Unikom. Yogyakarta.
- Soekmono, R.tt. 1988. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta:Kanisius
- Suyanto, 2002. Merefleksikan Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Kompas, 17 Desember 2002, hal. 5.
DAFTAR ISI
Halaman
KAKAT PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Perubahan Sosial ................................................................... 4
B. Penyebab Perubahan Sosial .............................................................. 5
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ..................... 6
D. Dampak Perubahan Sosial ............................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa lantaran berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis sanggup menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas perihal proses perubahan sosial, penyebab perubahan sosil dan dampak yang ditimbulkan dari perubahan sosial.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menerima tantangan dan kendala akan tetapi dengan pemberian dari banyak sekali pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya menerima jawaban yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini sanggup menawarkan manfaat kepada kita sekalian.