Eksistensi Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
Friday, May 17, 2019
Edit
EKSISTENSI ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Hubungan Ilmu Pegetahaun dengan Iman dalam Islam
Hubungan Ilmu Pegetahaun dengan Iman dalam Islam
Hubungan ilmu pengetahuan dengan iman dan Islam dalam mIslam sangan kental, hal ini sanggup kita lihat pada kandungan ayat al-Qura’an pertama diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung informasi wacana ilmu pengetahuan, bahkan mendorong insan semoga berusaha mempunyai ilmu pengethuan dengan printah membaca sebagai kata awal dari ayat yang pertama diturunkan itu, yaitu ayat 1-5 dari surat al-‘Alaq (QS:96:1-5).
Karena ayat ini merupakan ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW., tentu belum ada teks ayat yang diturunkan sebelumnya kepada Nabi Muhammad SAW.,sehingga ayat ini memerlukan kajian mendalam secara filosofis ilmiah. Awalnya ayat ini diturunkan Allah SWT. melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, hanya satu kata saja, yaitu Iqra’? (Bacalah?). Mendengar perintah ini Nabi Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril. Apa yang mesti saya abaca? Jibril mengulangi perintah Iqra’ (Bacalah?) itu samapai tiga kali, setiap diulangi oleh Jibril dijawab oleh Nabi Muhammad SAW dengan tanggapan yang sama Apa yang mesti saya abaca? Setelah pertanyaan ketiga Apa yang mesti saya abaca? dari Nabi Muhammad SAW kepada Malaikat jibril, gres kemudian Malaikat Jibril memberikan ayat 1-5 surah al-‘Alaq secara lengkap kepada Nabi Muhammad SAW.: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah membuat insan dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Surah al-‘Alaq ayat 1-5 ini mengandung makna secara filosofis ilmiah yang mendorong kita merenungkan kandungan maknanya dibalik perintah membeca diawal ayat tersebut. Antara lain sanggup kita pahami sebagai berikut:
Ayat pertama: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Mengandung tiga hal popkok:
- Terdapat perintah membaca (Bacalah!), teks bacaan yang akan dibaca belum ada, berarti membaca itu bukan hanya membaca teks yang tersurat saja, akan tetapi juga yang tersirat wacana belakang layar dibalik penciptaan alam semesta, yaitu dengan meneliti dan menyimpulkan, yang juga belahan dari acara membaca.
- Nabi Muhammad SAW diperintahkan membaca dengan menyebut nama Tuhan, pada hal ayat-ayat yang menjelaskan nama Tuhan (Allah) (QS:10:3 dan QS:20:14) belum turun, walaupun dikala ayat ini diturunkan insan telah tahu bahwa nama Tuhan itu Allah, tapi insan tidak lagi menyembah AllahSWT. berarti ayat ini mendorong insan untuk mencari dan mengenal keberadaan Allah dan membuktikan keberadaan Allah itu melalui kemampuan meneliti
- Nama Tuhan yang diperintahklan menyebutnya dikala membaca itu ialah Tuhan yang membuat (alam semesta), berati Tuhan itu ialah Khakiq (yang menciptakan) makhluq (yang diciptakan), makhluq yang diciptakan itu kita kenal kini ialah seluruh alam semesta ini, baik yang sanggup ditangkap oleh panca indera insan (nyata) maupun yang tidak (gaib).
Dari ketiga hal pokok tersebut, dua diantaranya mengandung makna mistik (samar-samar), sebab ayat ini ayat yang pertama turun, maka ayat yang akan dibaca selain ayat ini belum ada,. Tuhan yang namanya diperintahkan menyebut nama-Nya belum dijelaskan dalam ayat ini, sebab ayat yang menjelasklan nama Tuhan, yaitu Allah SWT., (QS. 10:3, 20:14) yang turunnya jauh kemudian sesudah ayat ini diturunkan.
Walaunpun Nama Tuhan yang diperintahkan untuk disebut belum dijelaslan dalam ayat 1 surah al-‘alaq ini, akan tetapi salah satu dari sifat Tuhan telah dijelaskan yaitu al-Khaliq (Yang Maha Menciptakan alam semesta). Sifat Tuhan ini telah membuktikan sesuatu makna yang kongkrit, yaitu membuat alam semesta. Alam semesta inilah sebagai makrokosmos yang diperintahkan-Nya kepada Nabi Muhammad SW. dan umatnya untuk dibaca.
Teori Lengkap Pendidikan Agama Islam
Teori Lengkap Pendidikan Agama Islam
Perintah mebaca dalam ayat pertama itu tidak hanya mengandung pengertian perintah membaca teks goresan pena saja, akan tetapi juga meliputi membaca yang tersirat dengan melaksanakan penelitian, sepereti mengamati, memperhatikan (observasi) mengumpulkan data, menganalisa data sampai membuat kesimpulan dari yang diamati, kemudian mengungkapkannya baik secara verbal maupun tulisan, sampai menjadi sebuah ilmu pengetahuan alam (IPA), menyerupai matematika, fisika, kimia, biologi dan sebagainya
Dengan melaksanakan penelitian secara menyeluruh universal terhadap alam semesta melahirkan teori makro ilmu pengetahuan tantang alam semsta yang diciptakan Tuhan secara makro, maka insan akan mengenal Tuhannya (Allah SWT.) melalui jembatan ilmu pengetahuannya: Pikirkanlah wacana apa saja yang diciptakan Allah SWT. (niscaya engkau akan samapai kepada mengenal-Nya). Jangan pikirkan wacana zat-Nya, pasti engkau tidak akan samapai kepada mengenal-Nya!
Ayat kedua Dia yang membuat insan dari segumpal darah Mengandung teori mikro ilmu pengetahuan, sebab insan merupakan mikro dari makrokosmos alam semsta yang luas ini. Setelah insan diperintahkan membaca alam semesta (makrokosmos), pada ayat kedua ini insan diberitahu, bahwa Allah SWT. pulalah yang telah membuat insan dari segupal darah, berarti Manusia juga harus mengenal dirinya dari apa ia diciptakan? dan siapa yang menciptakannya? Usaha untuk mengenal diri itu, mendorong menusia untuk mempunyai ilmu pengetahuan wacana insan itu sendiri, yang melahirkan ilmu pengetahuan wacana manusia, menyerupai ilmu kedokteran, ilmu jiwa. ilmu pendidikan, Ilmu hukum, ekonmi dan ilmu sosial lainnya. Dengan mengenal dirinya sendiri, insan akan lebih bersahabat lagi mengenal Tuhanya, Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya!
Ayat ketiga Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha pemurah. Mengandung arti, bahwa menbaca itu, baik membaca teks yang tersurat, maupun membaca yang tersirat, dalam arti meneliti, tidak cukup dilakukan satu kali saja, mestilah dilakukan berulang kali, bahkan terus menerus, sebab fenomerna alam sifatnya relative dan dinamis. Semakin dibaca fenomena alam ini semakin terbukti ke-Maha Besaran, ke-Maha Kuasaan dan ke–Maha Pemuharan-Nya Allah SWT. kepada hamba-Nya menusia, yang melahirkan kesadaran setiap insan untuk mensyukuri semua nikmat-Nya. Dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya kepada insan yang bersyukur itu, sebagaimana firman-Nya dalam QS:14:7), Dan (ingat juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kau syukuri nikmat yang Kami berikan kepadamu, pasti akan Kami tambah nikmat Kami kepadamu, dan jika kau mengingkari (kufur) nikmat itu, maka bahu-membahu azab-Ku sangat pedih
Ayat keempat Dia Yang mengajarkan kepada insan (ilmu pengetahuan) dengan perantaraan kalam (alat tulis). Mengandung arti bahwa hanyalah menusia diantara makhluk-Nya yang diberi-Nya keterampilan menulis atau mencatat apa yang diketahui menurut pengalamannya sebagai ilmu. Imu yang masih berada dalam pengetahuan dan belum ditulis, belum sanggup diakui eksistensinya sebagai suatu ilmu, ilmu itu gres diakui eksistensinya sebagai suatu disiplin ilmu manakala pengelaman dan pengetahuan itu telah dituangkan dalam bentuk goresan pena ilmiah. Ilmu pengetahuan yang semata-mata menurut kepada pengalaman dan pengetahuan manusia, sifatnyan relative (berubah) dan terbatas, kesudahannya disebut ilmi insaniah (ilmu manusia). Dengan semata-mata kemampuan ilmu pengetahuan untuk mebuktikan adanya Tuhan, insan hanya sanggup menyimpulkan bahwa Tuhan Yang Maha Pencipta itu ada, menurut pengkajian terhadap makrokosmos dan mikrokosmos alam semesta ciptaan-Nya, akan tetapi insan tidak tahu siapa Tuahn itu? atau siapa nama-Nya? Karena yang berhak memberitahu kepada insan siapa yang kuasa itu? dan siapa nama-Nya? Hanyalah Tuah itu sendiri. Ayat 5 surat al-‘alaq berikutnya menjelaskan tanggapan atas pertanyaan itu
Ayat kelima: Dia yang mengajarkan kepada insan apa yang tidak diketahuinya. Mengandung arti bahwa untuk mengatasi keterbatasan ilmu insan yang bersifat relative (tidak mutlak), Tuhan mengajarkan secara eksklusif ilmu-Nya (al-Qur’an) kepada manusia, yang disebut dengan ilmu ilahiyah (ilmu Tuhan), semoga insan sanggup mengetahui apa-apa yang tidak sanggup diketahuinya melalui kemampuan ilmiahnya, menyerupai siapa nama-Nya (Lihat QS: 3:10 dan QS:20:14), dalam ayat ini diajarkn-Nya kepada insan bahwa nama Tuhan itu ialah Allah). Ilmu yang diajarkan Tuhan itu ialah kalam-Nya (perkataan-Nya) berupa wahyu-Nya menyerupai kitab Zabur, taurat, Bibel dan al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada para Nabi dan Rasul-Nya insan pilihan-Nya. al-Qur’an ialah ilmu Allah yang telah disepurnakan-Nya (telah dicukupkan-Nya) dari kitab-kitab sebelumnya, yang diturunkan-Nya kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir tiutus-Nya senagai Nabi dan rasul-Nya, yaitu Muhammad Rasulullah SAW. Rasul Pilihan-Nya inilah yang diberi-Nya otoritas untuk menjelaskan wahyu (al-Qur’an) itu bagaimana dipraktekna dalam kehidupan yang disebut dengan al-Hadis
Pengertian Akhlak Islamiyah
Pengertian Akhlak Islamiyah
Berdasakan analisis kita terhadap ayat al-Qur’an yang pertama diturunkan Allah SWT, yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5 ini, sanggup kita pahami bahwa al-Qur’an tidak hanya menjelaskan bahwa kekerabatan Islam dan ilmu pengetahuan itu mempunyai hubunag yang sangat erat sekali. Akan tetapi lebih dari itu, yaitu Islam dengan al-Qur’an sebagai kitab sucinya ialah sebagai sumber wangsit yang mendorong insan untuk menggali dan menyebarkan ilmu pengetahuan untuk membuktikan keberan iman kepada Allkah SWT dan kebenaran anutan Islam, sehingga kekerabatan ilmu pengetahuan dengan Iman dan Islam semakin terang terbukti secara ilmiah
- Al-Qur’an Sumber Inspirasi Ilmu Pengetahua
Banyak ayat-ayat al-Qur’an membicarakan wacana penciptaan alam semesta, penciptaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya, sepperti penciptaan tumbuhan (nabati), benatang ternak (hewani) dan penciptaan penciptaan insan (insani). Dengan demikian sanggup dikatakan Al-Qur’an sebagai sumber wangsit Ilmu pengetahuan. Pembicaraan wacana penciptaan makrokosmos dan mikrokosmos itu dalam al-Qur’an hanya memuat informasi universal yang mendorong insan melaksanakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut dan detail wacana peroses penciptaan dan kegunaan alam semseta itu diciptana Allah SWT. sehingga insan sanggup mengambil manfaat dari alam semesta ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam melaksnakan kiprah ke-khalifahannya untuk menyembah Allah SWT, sebab memang apa saja yang diciptakan Allah SWT adfalah untuk manusia, sebagaimana dalam firman-Nya QS:2:21-22 dan 2
- Insprisasi Ilmiah yang muncul dari Nama-nama Surat dalam al-Qur’an
Dilihat dari nama-nama surat dalam al-Qur’an terdapat 44 dari 116 surat dengan nama alam dan insiden alam, sebab pada umumnya ayat-ayat yang terdapat dalam surat tersebut membicarakan fenomena alam sesuai dengan arti yang terkandung dalam nama surat tersebut, sebagai berikut: QS:2: Al-Baqarah (sapi betina),QS:4:Al-Nisa’(wanita),QS:5:Al-maidah(hadangan/makanan), QS:7: Al-A’raf (Tempat tertinggi), QS:13: Al-Ra’du (gurun), QS:16: Al-Nahl (lebah), QS:18: Al-Kahfi (gua), QS:24: Al-Nur (cahaya), QS:27: Al-Naml (semut), QS:29: Al-‘Angkabut (laba-laba), QS:43: Al-Zukhruf (perhiasan), QS:43: Al-Dukhan (kabut), QS:45: Al-Jatsiyah (bukit-bukit pasir), QS:51: Al-Zilzalah (angina yang menerbangkan), QS:52: Al-Thur (bukit), QS:53: Al-Najm (bintang), QS:54: Al-Qamar (bulan), QS:56 Al-Waqi’ah (hari kiamat), QS:57: Al-Hadid (besi), QS:68: Al-Qalam (pena/alat tulis), QS:72: Al-Jin (Jin), QS:75: Al-Qiyamah (hari kiamat), QS:76: Al-Insan (manusia), QS:77: Al-Mursalat (malaikat yang diutus), QS:79: Al-Nazi’at (malaikat-malaikat yang mencabut), QS:81: Al-Takwin (yang menggulung), QS:82: Al-Infithar (yang terbelah), QS:84: Al-Insyiqaq (yang terbelah), QS:85: Al-Buruj (gugus bintang), QS:89: Al-Fajr (fajar), QS:90: Al-Balad (negeri), QS:91: Al-Syams (matahari), QS:92: Al-Lail (malam)QS:92: Al-Dhuha (Waktu dhuha), QS:95: Al-Tin (buah tin), QS:96: Al-‘Alaq (segumpal darah), QS:99: Al-Zilzalah (kegoncangan), QS:100: Al-‘Adiyat (kuda perang yang berlari kencang), QS:101: Al-Qari’ah (hari kiamat), QS:103: Al-‘Ashr (masa), QS:105: Al-Fil (gajah), QS:111: Al-Lahb (gejolah api), QS:115: Al-Falaq (subuh), QS:116: Al-Nas (manusia)
- Inspirasi Ilmiah yang timbul dari Ayat-ayat al-Qur’an
Allah SWT. menjelaskan wacana keberadaan-Nya sebagai Khaliq (Yang Maha Mencipta) dalam ayat-ayat al-Qur’an sering mengajak insan semoga memperhatikan, memikirkan dan merenungkan wacana penciptaan langit dan bumi, dan fenomena tanda-tanda alam, sehingga menusia sanggup mengakui keberadaan Allah SWT. itu secara logis (rasional), bukan secara dogmatis (irrasional). Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut adalah: QS:2:29, 228, QS:4:1, QS:5:18, QS:6:1, 73, 101, QS:7:54, 185, QS:9:36, QS:10:3, 5-6, QS:11:7, QS:14:19, 32, QS:16:3-4, 48, 81, QS:17:99, QS:20:4, QS:21:33, QS:23:91, QS:24:45, QS:25:3, 54, 59, QS:26:66, QS:27:60, QS:29:44, 61, QS:30:8, 21, QS:31:10-11, 25, QS:32:4, QS:36:36, 81, QS:39:5, 38, QS:41:9, QS:43:9, 12, QS: 45:22, QS:46:33, QS:53:45, QS:55:3, 14 -15, QS:57:4, QS:64:3, QS:65:12, QS:67:2-3, 14, QS:71:15, QS:75:38, QS:768:2, QS:92:2, QS:96:1-2, QS:113:2.
- Al-Qur’an Sumber Inspirasi untuk Menemukan Ilmu Yang ‘amaliyah dan Amal yang Ilmiyah
Sering pula Allah SWT. mengungkapkan dalam al-Qur’an wacana bukti-bukti keberadaan-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Mencipta, semoga insan merenungkan, meneliti mengambil manfaat dari hasil penelitian itu untuk meningkatkan kualitas ilmu insan menjadi ilmu yang amaliyah (shaleh) dan amal menjadi amal shaleh yang ilmiyah, antara lain dijelaskan dalam: QS:2:73, 187, 221, 242, QS:3:103, 164, QS:5:89, QS:6:61, 63, 118, QS:7:37, QS:8:2, QS:9:65, QS:10:18, QS:11:1, QS:22:52, QS:24:59, QS:27:93, QS:30:21-25, 46, QS:31:31, QS:38:29, QS:40:13, 81, QS:41:3, 37, 39, 44, QS:41:29, 32QS:45:6, :QS:62:2.
DAFTAR PUSTAKA;
- Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahanny
- Amin Rais, Al-Islam dan IPTEK, Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998.
- M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1998
- Izharman, BPKM Pendidikan Agama Islam, 2004