Pengertian Kecemasan Berdasarkan Ahli

1. Pengertian / Definisi Kecemasan
Pengertian / Dedinisi Kecemasan | Kecemasan ialah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya ancaman yang mengancam (Kaplan & Sadock, 1997). Kecemasan ialah suatu ketidakseimbangan atau tegangan yang cepat mengusaha koping (Hudak & Gallo, 1997).
Menurut Purwanto (1998) kecemasan ialah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan perasaan kuatir, terancam atau datangnya ancaman berkaitan dengan perubahan contoh somatik dan otonomik yang karakteristik. Sedangkan Kartono (1997) beropini bahwa kecemasan sanggup juga diartikan semacam kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus atau baur dan memiliki ciri-ciri yang munajab pada kita. 

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas sanggup disimpulkan bahwa kecemasan ialah suatu respon dari setiap individu untuk melaksanakan sebuah koping kearah yang bersifat nyata atau menguntungkan individu tersebut

1.1 Gambaran Klinis Kecemasan
Gambaran klinik penderita dalam keadaan cemas pada umumnya ialah ketegangan, gelisah yang tampak pada ekspresi wajah dan sikap sulit untuk rasa santai, tidak sanggup beristirahat dengan tenang. Pada keadaan cemas berat akan tampak tremor pada jari-jari tangan, mata tampak melebar dan bibir dirasa kering. Kaplan dan Sadock (1997) menyampaikan sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir seluruh manusia. Perasaan cemas tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar. Seringkali disertai oleh tanda-tanda otonomik, menyerupai nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan.

1.2 Macam-Macam Kecemasan
Kartono (1997) membagi kecemasan dalam dua jenis yaitu:
1.2.1 Neurotis
Adalah kecemasan bersahabat dengan mekanisme-mekanisme pelarian diri yang negatif juga banyak disebabkan oleh perasaan bersalah dan berdosa, serta konflik-konflik emosional yang serius dan kronis berkesinambungan, putus asa dan tekanan batin.

1.2.2 Kecemasan Psikotis
Adalah kecemasan lantaran merasa terancam hidupnya dan kacau balau ditambah kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi psikis

1.3 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kecemasan
Kecemasan yang dialami seseorang sanggup dipengaruhi oleh beberapa macam faktor. Faktor-faktor yang menghipnotis kecemasan sanggup dibagi dua yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi Kartono (1997).

1.3.1 Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menghipnotis kecemasan seseorang, yaitu antara lain:
Pandangan Psikoanalitik
Menurut Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen yaitu id, ego dan super ego. Id menggambarkan dorongan insting dan impuls primitif. Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Sedangkan ego digambarkan sebagai perantara antara tuntutan dari id dan super ego. Kecemasan merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego perihal suatu ancaman yang perlu diatasi.
Pandangan Interpersonal
Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan stress berat pada masa pertumbuhan, menyerupai kehilangan, perpisahan yang mengakibatkan seseorang menjadi tidak berdaya.
Pandangan Perilaku
Kecemasan merupakan hasil putus asa dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para andal prilaku menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan impian untuk menghindarkan rasa sakit.
Faktor Keluarga
Menurut penelitian Stuart & Sundeen (1998) bahwa kecemasan sanggup berasal atau bersumber dari keluarga.
Faktor Biologis
Di dalam tubuh insan terdapat hormon yang menghipnotis keadaan emosional seseorang. Selain itu kondisi kesehatan seseorang juga dipengaruhi oleh hormon. Oleh lantaran itu sakit sanggup mengakibatkan kecemasan.

1.3.2 Faktor Presipitasi
Kecemasan ialah keadaan yang tidak sanggup dihindarkan atau juga dielakkan didalam memelihara keseimbangan kehidupan manusia. Pengalaman kecemasan seseorang tidak sama pada beberapa situasi. Ada beberapa faktor yang sanggup menjadi faktor presipitasi yang sanggup mengakibatkan kecemasan antara lain (Stuart & Sundeen, 1998):

Ancaman Integritas Diri
Ancaman integritas diri itu mencakup ketidakmampuan fisiologi menyerupai penyakit dan gangguan fungsi tubuh, selain itu juga gangguan terhadap kebutuhan dasar.

Ancaman Sistem Diri
Ancaman terhadap identitas diri, harga diri dan relasi interpersonal, kehilangan serta perubahan status dan peran.

1.4 Rentang Respon Kecemasan
Kecemasan berafiliasi dengan perasaan tidak niscaya dan tidak berdaya. Kondisi ini dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam relasi interpersonal. Tingkat kecemasan sendiri berdasarkan Stuart & Sundeen (1998) ialah sebagai berikut:

1.4.1 Cemas Ringan
Cemas ringan berafiliasi dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan mengakibatkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Respon kecemasan yang muncul antara lain: berafiliasi dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan mengakibatkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Respon kecemasan yang muncul antara lain: 
  • Respon fisiologis: Nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, tanda-tanda ringan pada lambung, muka berkerut dan pipi bergetar.
  • Respon kognitif: Lapang persepsi meluas, bisa mendapatkan rangsangan, konsentrasi pada persoalan dan menuntaskan persoalan secara selektif.
  • Respon sikap dan emosi: tidak sanggup duduk tenang, tremor halus pada tangan dan bunyi kadang kala meninggi.
Kriterianya ialah berdebar-debar, tegang, gelisah, banyak bicara dan bertanya, tremor halus pada tangan, tidak sanggup duduk hening dan bunyi kadang kala meninggi.

1.4.2 Cemas Sedang
Cemas sedang: lahan persepsi seseorang terhadap lingkungan menurun. Seseorang lebih memfokuskan pada hal penting dikala itu dan mengenyampingkan hal lain. Respon kecemasan yang muncul antara lain:
  • Respon Fisiologis: nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, verbal kering, anoreksia, diare / konstipasi dan gelisah.
  • Respon Kognitif: lapang persepsi menyempit, tidak bisa mendapatkan rangsangan dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.
  • Respon Perilaku dan Emosi: gerakan tersentak-sentak (meremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan lebih nyaman. 
Kriterianya ialah verbal kering, anoreksia, tubuh bergetar, ekspresi wajah ketakutan, gelisah, tidak bisa rileks, sukar tidur, meremas-remas tangan, banyak bicara dan volume bunyi meninggi. 

1.4.3 Cemas Berat
Cemas berat: seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan yang terperinci dan tidak sanggup berpikir perihal hal yang lain. Respon yang tampak antara lain:
  • Respon Fisiologis: nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat, sakit kepala, penglihatan kabur, tegang, palpitasi, sakit dada / rasa tercekik dan pucat.
  • Respon Kognitif: lapang persepsi sempit
  • Respon Perilaku dan Emosi: perasaan ancaman meningkat, bicara terlalu cepat, marah, ketakutan dan kehilangan kontrol.
Kriterianya ialah nafas pendek, rasa tercekik, sakit kepala, cepat tersinggung, marah, mual, bicara terus dan sukar dimengerti.

1.4.4 Panik
Panik: Lahan persepsi menjadi sangat sempit. Seseorang cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengenyampingkan hal lain. Seseorang tersebut tidak bisa berpikir keras lagi dan membutuhkan banyak pengarahan. Respon yang tampak antara lain:
  • Respon Fisiologis: nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, sakit kepala, berkeringat, penglihatan kabur, tegang, palpitasi, sakit dada dan motorik rendah.
  • Respon Kognitif: lapang persepsi sangat sempit dan tidak bisa menuntaskan masalah.
  • Respon Perilaku dan Emosi: perasaan ancaman meningkat, bicara terlalu cepat, blocking, agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi kacau.
Kriterianya adalah: nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, sakit kepala, penglihatan kabur, mual dan muntah, menyalahkan oranng lain, cepat tersinggung, sikap diluar kesadaran dan sukar tidur.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel