Pengertian Komunikasi Massa
Monday, July 8, 2019
Edit
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi insan (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang bisa melipat gandakan pesan-pesan komunikasi. Di Amerika Serikat, komunikasi massa sebagai ilmu gres lahir pada tahun 1940-an. Ketika itu para ilmuwan sosial mulai melaksanakan pendekatan-pendekatan ilmiah mengenai tanda-tanda komunikasi, adapun di Indonesia, tanda-tanda komunikasi yang memakai media massa gres dipelajari diperguruan tinggi sekitar tahun 1950-an.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa lnggris, mass communication sebagai singkatan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang memakai media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai saluran, yaitu media massa (mass media) sebagai singkatan dari media of mass communication (Susanto, 1974). (Wiryanto, 2004:67-69)
2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa.
Komunikasi Massa terdiri dari unsur: sumber (source), pesan (message), saluran (channel), peserta (receiver), serta imbas (effect). Menurut Lasswell unsur-unsur dalam komunikasi massa ialah sebagai berikut: (Wiryanto,2004:70-80)
a) Who (Sumber atau Komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa ialah forum atau organisasi atau orang yang bekerja dengan kemudahan forum atau organisasi (institutionalized person). Pengertian institutionalized dalam hal ini ialah stasiun televisi, sedangkan yang dimaksud dengan person ialah redaktur atau kerabat keija.
b) Says What(Pesan)
Wright (1977) memberikan karakteristik pesan dalam komunikasi massa sebagai berikut :
1. Publicity
Pesan-pesan bersifat terbuka untuk umum atau publik.
2. Rapid
Pesan dalam komunikasi massa sanggup mencapai pemirsa yang luas dalam waktu yang singkat serta terus-menerus.
3. Transient
Pesan dalam komunikasi massa bersifat sementara dan bukan permanent.
c) In Which Channel (Saluran atau Media)
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa, bisa juga disebut sebagai media penunjang untuk memberikan pesan.
d) To Whom (Penerima)
Unsur ini berkaitan dengan sasaran dalam komunikasi massa. Menurut Wright, peserta pesan dalam komunikasi massa mempunyai karakteristik seperti:
1. Large (besar)
Besamya mass audience bersifat relatif, menyebar di banyak sekali lokasi, dan tidak saling berinteraksi satu sama lain secara langsung.
2. Heterogen (beraneka ragam)
Sasaran komunikasi massa bersifat heterogen, yaitu sangat bermacam-macam dari banyak sekali lapisan masyarakat.
3. Anonim (tidak saling mengenal)
Baik komunikator maupun komunikan dalam komunikasi massa tidak saling mengenal satu sama lain.
e) With What Effect (Unsur Efek atau Akibat)
Efek merupakan perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri pemirsa sebagai akhir dari pesan-pesan media. Ada tiga jenis imbas yang sanggup timbul dalam diri pemirsa :
1. Efek Kognitif
Efek yang sanggup mengubah nilai yang ketika ini ada dan telah terpelihara di dalam masyarakat.
2. EfekAfektif
Efek ini merupakan proses yang berafiliasi dengan emosi dan perasaan seseorang, menyerupai ketakutan, kegelisahan, serta moral.
3. Efek Konatif
Efek konatif merupakan hasil ekspansi imbas kognitif dan afektif.
2.1.3 Efek Komunikasi Massa
Pendekatan Uses and Gratification memakai media untuk memuaskan media untuk pemuas kebutuhan. Umumnya kita Iebih tertarik bukan kepada apa yang kita Iakukan kepada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media kepada kita. Kita pemah terkejut mendengar beberapa orang dewasa memperkosa anak kecil sehabis menonton film porno eli suatu daerah di Indonesia atau beberapa orang perjaka berandalan yang memperabukan seorang perempuan di Boston sehabis menyaksikan adegan yang sama pada film malam ahad yang disiarkan televisi ABC.
Waktu menjelaskan perkembangan penelitian imbas komunikasi massa dan melihat pasang surut imbas media massa pada pandangan peneliti. Perbedaan pandangan ingin tidak saja disebabkan lantaran perbedaan Jatar belakang teoritis, historis tetapi juga perbedaan mengartikan "efek".14
Donald K. Robert (Scharmm dan Roberts, 1977:359) beranggapan bahwa imbas hanya "perubahan sikap insan sehabis diterpa pesan media massa". Karena fokusnya pesan, maka imbas harusnya berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Membatasi imbas hanya berkaitan dengan pesan media, akan mengesampingkan banyak sekali efek media massa. Menurut Steven M.Chaffee (Wilhoit dan Harold de Bock, 1980:78) ini ialah pendekatan pertama dalam melihat imbas media massa. Pedekatan kedua ialah melihat jenis perubahan yang teljadi pada diri khalayak komunikasi massa-penerima informasi, perubahan perasaan atau sikap dan perubahan sikap atau perubahan kogniti:f: afektif dan behavioral. (Rakhmat,2004:217-218)
2.2 Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media Massa ialah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan memakai alat-alat komunikasi mekanis menyerupai surat kabar, film, radio dan televisi. (Cangara, 1998:134-135)
Karakteristik media massa ialah:
- Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelolah media terdiri dari banyak orang.
- Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan teljadi obrolan antara pengirim dan penerima.
- Meluas dan serempak, artinya sanggup mengatasi rintangan waktu dan jarak, lantaran ia mempunyai kecepatan.
- Memakai peralatan tek:nis atau mekanis, menyerupai radio, televisi, surat kabar dan semacamnya.
- Bersifat terbuka, artinya pesannya sanggup diterima oleh s1apa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
Macam-macam Media Massa, yakni (Cangara, 1998:135-140)
>- Televisi
Di Indonesia, Televisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962, ketika akan dilangsungkan pesta olahraga Asian Games di Jakarta Dengan digunakannya satelit komunikasi Palapa semenjak tahun 1976, peinilikan media te1evisi di Indonesia menanjak sangat tajam. Pada tahun 1996 sudah ada 26 juta pesawat televisi.
>- Radio
Di Indonesia, radio pertama kali diperkenalkan o1eh pemerintah Belanda pada tahun 1920. Radio mempunyai kemampuan audio yang khas dengan mengandalkan perpaduan antar bunyi dan bunyi. Tahun 1994 sudah ada 34 juta pesawat radio di Indonesia yang dilayani oleh 49 stasiun radio
>- Film
Film dalam pengartian sempit ialah penyajian gambar lewat layar Iebar, dalam pengertian luas bias juga termasuk yang disiarkan televisi. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat defektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan dan penyuluhan.
);> Surat Kabar
Surat kabar bisa dikatakan sebagai media massa tertua. Surat kabar memi1iki keterbatasan lantaran hanya dinikmati o1eh mereka yang me1ek huruf. Salah satu kelebihan surat kabat ialah bisa memberi informasi yang lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi sehingga gampang diperoleh bila diperlukan.
2.3 Televisi
2.3.1 Karakter Televisi
Karakteristik televisi antara lain: (Elvinaro dan Erdinaya, 2004:127)
1. Audiovisual
Televisi mempunyai kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu sanggup didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.
2. Berpikir dalam gambar
Kita sanggup meneijemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. dan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebihkompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Frank Jetkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu: (Frank,1992:92-93)
- Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan wama.
- Fungsi televisi ialah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang.
- Pembuatan aktivitas televisi lebih usang dan mahal, apabila dibandingkan dengan aktivitas radio.
- Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu sesuatu yang nampak harus dibentuk semenarik mungkin.
- Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memangjauh lebih mahal.
- Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
- Komunikasinya bersifat satu arah.
- Umpan baliknya tertunda (delayed).
2.3.2 Keunggulan dan Kelemaban Televisi
Keunggulan dan kelemahan televisi mencakup : (://krisnamulawarman.com/broadcasting-karakteristik-televisi.html, diakses pada Selasa, 19.04.11, puku118:47 wib)
Keunggulan :
a. Daya Jangkau yang luas.
Jangkauan siaran televisi semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan adanya stasiun penyiaran lokal yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002). Hal ini didukung pula dengan harga televisi yang semakin murah,s ehingga siaran televisi semakin terjangkau oleh masyarakat.
b. Selektifitas dan Fleksibilitas
Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif (nonselective medium) dalam menjangkau audiensnya, sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit menjangkau segmen audiens yang khusus atau tertentu. Namun sebenamya televisi sanggup menjangkau segmen audiens tertentu tersebut lantaran adanya variasi komposisi audiens sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi.Siaran televisi berdasarkan Willis Aldridge mempunyai flexibility that's permits adaptation to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan pembiasaan terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan sanggup menciptakan variasi isi pesan iklan yang diubahsuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat.
Beberapa televisi nasional eli Indonesia memungkinkan adanya 'local break' untuk diisi dengan iklan lokal sesuai dengan sasaran audiens dan segrnen yang dituju.
c. Fokus perhatian
Karena sifatnya yang audio visual, maka audiens membutuhkan waktu khusus serta harns fokus dan memperhatikan tayangan pada ketika menyaksikannya.
d. Kreatifitas dan efek
Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin memperlihatkan aspek komersil secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh aktivitas yang tengah ditayangkan.
Dengan imbas dan kreatifitas ini menciptakan sesuatu yang sepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga mengakibatkan kesenangan dan hiburan bagi penonton.
e. Prestise
Televisi masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televisi menjadi suatu prestise tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil eli televisi akan lebih cepat dikenal, dan apabila sering tampil di
f. Mendemonstrasikan penggunaan produk
Tidak ada media Jain yang sanggup menjangkau konsumen secara serempak melalui indera indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton sanggup melihat dan mendengar yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka sedang memakai produk.
g. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value)
Seringkali penonton televisi merasa Jebih nyaman untuk duduk memperhatikan iklan televise daripada mencoba menghindarinya secara fisik maupun mental.
Kelemahan:
a. Dapat dilihat dan didengar oleh kelompok yang relatiflebih kecil
Bentuk dan ukuran televisi yang tidak portable mengakibatkan media iui hanya bisa dilihat pada daerah tertentu dengan audiens yang Jebih sedikit. Sedangkan, harganya yang cukup mahal menciptakan tidak semua masyarakat mempunyai media ini.
b. Biaya mahal
Produksi program/tayangan yang cukup rumit dan memakai peralatan serta teklmologi maju mengakibatkan biaya menjadi mahal untuk
c. Informasi terbatas
Perhitungan biaya tayang suatu aktivitas berdasarkan waktu yang sangat ketat (dalam hitungan detik) mengakibatkan durasi tayangan menjadi terbatas pula, sehingga informasi yang didapat oleh audiens menjadi turut terbatas. Wilis Algride me nyatakan :" ...there is little time to develop a selling argument or to include much information about the product".
d. Penghindaran
Ada kecenderungan audiens menghindari ketika tayangan yang tidak menarik diputar (zapping).
e. Tempat terbatas
Waktu untuk siaran aktivitas acara dan iklan merniliki waktu yang terbatas dan tidak bisa diperpanjang lagi. Apabila diperpanjang akan mempengaruhi kualitas aktivitas acara. Selain itu, PP No. 50 Th 2005, pasal 21 (5) menyatakan bahwa waktu siaran iklan forum penyiaran swasta paling banyak 20 persen dari seluruh waktu siaran setiap hari.
2.3.3 Pengaruh Televisi
Kehadiran televisi sanggup meningkatkan status sosial perniliknya. Di pedesaan, televisi telah membentuk jaringan-jaringan interaksi sosial yang baru. Pernilik televisi kini menjadi sentra jaringan sosial, yang menghimpun di sekitarnya tetangga dan penduduk desa seideologi.
Televisi telah menjadi sarana untuk menciptaka kekerabatan "patron-clienf' yang gres (Suparlan, I 979).
Dalam penelitian wacana imbas televisi pada masyarakat, Rusdi Muchtar (1979) melaporkan bahwa "Sebelum ada televisi, orang biasanya pergi tidur malam sekitar pukul delapan dan bangkit pagi sekali lantaran harus berangkat kelja ke daerah yang jauh. Sesudah te1evisi, banyak diantara mereka, terutama muda-mudi yang sering menonton te1evisi hingga malam, telah mengubah kebiasaan rutin mereka ada ".
Ini tidak hanya teljadi di Indonesia. Schramm, Lyle, dan Parker (1961)
memperlihatkan dengan cermat bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika (mereka menyebutnya "Teletown"). Penelitian yang sama te1ah di1akukan di lnggris (Himmelweit et al., 1958), Norwegia (Werner, 1971), dan
Jepang (Furu, 1971). Semuanya menuryukkan tanda-tanda yang disebut Joyce Cramond (1976) sebagai "displacement effectK' (efek alihan) yang ia definisikan sebagai "the reorganization of activities which takes place with the introduction of television; some activities may be cut down and others abandoned entirely to make time for viewing", atau yang berarti reorganisasi kegiatan yang teljadi lantaran masuknya televisi; beberapa kegiatan dikurangidan beberapa kegiatan lainnya dilarang sama sekali lantaran waktunya digunakan untuk menonton televisi.
Teori psikologi yang sanggup menjelaskan imbas prososial media massa ialah teori mencar ilmu sosial dari Bandura. Menurut Bandura, kita be1ajat bukan saja merupakan factor-faktor kognitif dan lingkungan, artinya kita bisa mempunyai keterampilan tertentu, hila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.
Permulaan proses mencar ilmu ialah munculnya insiden yang diamati secara eksklusif atau tidak eksklusif oleh seseorang. Peristiwa ini bisa berupa tindakan tertentu atau citra teladan pemikiran. Kita mengamati insiden tersebut dari mana saja, dan dalam hal ini televisi. Bila insiden itu sudah diarnati, terjadilah tahap pertama mencar ilmu sosial, yaitu perhatian.
Stimuli yang sanggup dijadikan teladan (modeling stimuli) diperhatikan lantaran sifat-sifat stimuli itu dan karakteristik orang yang menangkap stimuli. Menurut Bandura, insiden yang menarik perhatian ialah yang tampak menonjol dan sederhana, terjadi berulang-ulang, atau mengakibatkan perasaan positif pada pengamatnya (memenuhi kebutuhan psikologisnya). (Rakhmat, 2004:240-241).
Tayangan aktivitas "Opera Van Java" yang disiarkan setiap harinya sanggup mempengaruhi sikap penontonnya, ditambah dagelan dengan memakai adanya dalang, pemeran, sinden, lagu, topik/jalan kisah dan properti sanggup memenuhi kebutuhan pemirsanya akan hiburan, menciptakan dagelan tersebut mendapat perhatian besar dari penontonnya.
2.4 Program Acara Televisi
Jenis aktivitas acara yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi setiap harinya ada banyak sekali macam, tetapi program-program tersebut bias digolong kan menjadi dua jenis, yaitu : (Morissan, 2005 : 100-108).
2.4.1. Jumalistik
Program jurnalistik ialah aktivitas yang bertujuan untuk memberikan informasi, dan biasanya berbentuk news atau berita, tujuannya untuk memberi tambahan pengetahuan (informasi) kepada audience. Ciri aktivitas jurnalistik ialah bersumber dari permasalahan yang sedang hangat, aktual, disusun berdasarkan kaidah jurnalistik, dan disiarkan dalam kesempatan pertarna. Diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas insiden dan insiden yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Kejadian yang menyangkut sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu. Pada prinsipnya programjurnalistik mengandung unsur 5W+IH (what, when, who, why, where, dan how). Program Jurnalistik juga sanggup dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a Hard news
Yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran lantaran sifatuya yang segera untuk diketahui oleh khalayak. Peran televisi sebagai sumber. utama hard news bagi menyajikan hard news secara reguler yang ditayangkan dalam suatu aktivitas berita.
b. Soft news
Yaitu segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak harus segera ditayangkan. Misalnya news magazine, current affair, dan lain-lain. Berita lunak atau soft news bisa berupa perbincangan (talkshow) penyampaian banyak sekali pendapat, sabung argumentasi antar pengisi aktivitas pada topic tertentu. Kadang penonton di
studio atau di luar studio dilibatkan dalam siaran live. Tidak kurang juga siaran talkshow diselingi hiburan. Ataupun laporan-laporan khusus menyerupai perkembangan tren atau gaya hidup.
2.4.2. Artistik
Program Artistik biasanya disajikan dalam bentuk aktivitas hiburan.Musik,komedi, aktivitas panggung, dan sejenisnya merupakan aktivitas hiburan yang banyakdi produksi dengan lokasi studio TV ataupun dipanggung. Ciri dari programartistik ialah bersumber dari idea atau gagasan, mengutamakan keindahan, isipesan bisa .fiksi maupun nonfiksi, penyajiannya tidak terikat waktu, yangmenjadi sasaran ialah kepuasan pemirsa, improvisasi tidak terbatas,mengutamakan bahasa bebas (dramatis), refleksi daya khayal kuat. Pada prinsipnya aktivitas hiburan tidak membebani penonton untuk berpikir.Produksi dibentuk dengan dekorasi, tata artistik, tata lampu maupun propertimeriah. Demikian pula dengan aktivitas komedi, pengisi menghibur. Beberapa jenisprogram hiburan antara lain drama, yang merupakan pertunjukan yangmenyajikan kisah mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapaorang yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.Misalnya sinetron dan film. Permainan atau game show, yaitu suatu bentukprogram yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok(tim) yang saling bersaing memenangkan suatu bentuk permainan. Programpermainan dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan, dan realityshow. Musik, yang sanggup ditampilkan dalam dua format yaitu video klip ataukonser. Dan Pertunjukan, berupa lawak, sulap, dan juga pertunjukan lain sepertisrimulat, ketoprak, wayang golek, wayang orang, dan sebagainya. Program Sport atau olahraga juga termasuk dalam aktivitas hiburan, aktivitas initerdiri dari beberapa format, yaitu laporan olahraga, pertandingan olahraga,maupun instruksional salah satu cabang olahraga. Selain mengetengahkanberlangsungnya pertandingan, juga ditambah dengan keberadaan presenter dankomentator olah raga yang menglas dan membahas suatu pertandingan dariberbagai sisi. Terkadangjuga ditambahkan kuis untuk pemirsanya yangdiselipkan ditengah-tengah acara.Baksin juga menambahkan aktivitas keagamaan,variety show, ilmu pengetahuandan teknologi, penerangan umum, serta iklan(komersial dan layananmasyarakat) sebagai aktivitas hiburan. (Baskin, 2006 : 79- 80).
Sesuai dengan apa yang dikatakan Baksin diatas, maka aktivitas pendidikan yang termasuk dalam ilmu pengetahuan bisa dikategorikan sebagai aktivitas artistik, walaupun didalamnya juga terdapat beberapa unsur
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendapat banyak sekali pengalaman, hal ini disebabkan terintegrasinya kelima indra yang dimiliki, tetapi dengan menonton media audio visual kita akan mendapat informasi sebesar 10% dari informasi yang pernah diperoleh sebe1umnya, ini sebagai akhir timbulnya pengalaman tiruan (Simulated Experience) dari media audio visual tadi.
Simulated Experience yang didapat akan memberikan kesan mendalam bagi penonton, dan inilah salah satu karakteristik media televisi yang sangat baik dimanfaatkan untuk merencanakan aktivitas siaran, lantaran akan menciptakan khalayak penonton tertarik pada hal-hal yang gres serta mempunyai impian untuk mengetahni hal-hal yang 1ebih banyak. (Darwanto, 2007 : 118 -120)
Dokumenter juga termasuk dalam jenis aktivitas pendidikan, pengembangan sudut pandang dari fakta aktual. Dapat juga didefinisikan sebagai suatu kreatifitas dalam menginterpretasikan suatu fakta atau peristiwa. Produksi dokumenter selalu di 1uar studio. Jenis aktivitas yang serupa dengan documenter ada1ah feature, yang merupakan citra suatu sudut pandang secara subjektif.
Program "Opera Van Java" digo1ongkan kedalam aktivitas artistik.
Hal ini bisa dilihat dari jenis aktivitas tersebut yang merupakan komedi, tujuan aktivitas tersebut yang murni untuk menghibur, dan aktivitas tersebut di produksi dengan dekorasi, tata artistik, tata 1ampu maupun properti meriah, yang merupakan ciri-ciri dari aktivitas artistik.
2.4.3. Format Acara Televisi
Menurut Naratama (2006:63-66), Format Acara Televisi ialah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep aktivitas televisi yang akan menjadi Jandasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam banyak sekali kriteria utama yang diubahsuaikan dengan tujuan dan sasaran pemirsa aktivitas tersebut.
Format Acara Televisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Drama ( Fiksi )
- Others
- Tragedi c. Aksi
- Komedi e. Cinta
- Legenda
2. Non Drama
- Musik
- Magazine Show
- Talk Show
- Variety Show
- Re-packaging
- Game Show
3. Berita
- Features
- Sport
- News
Drama (Fiksi) ialah sebuah format aktivitas televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan kisah dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan imajinasi khayalan para kreatomya.
Non Drama (Non Fiksi) ialah sebuah format aktivitas televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan kisah fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu aktivitas aktivitas nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsure hiburan yang dipenuhi oleh agresi gaya dan musik.
Berita ialah sebuah format aktivitas televisi yang di produksi berdasarkan informasi dan fakta atau insiden dan insiden sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepantan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen.
Program "Opera Van Java" termasuk dalam format aktivitas drama dengan jenis lwmedi . Dalam penelitian ini dimensi yang dijadikan Variabel X ialah Tayangan Program "Opera Van Java", komponen-komponen tersebut ialah Pemeran, Sinden, Topik/Jalan Cerita, Properti dan Lagu.
2.5 Pengertian Komedi
Pengertian komedi berdasarkan Kamus Mudah Bahasa Indonesia ialah pertunjukan yang menggembirakan. (Hartono, 1992:83). Komedi ialah bentuk hiburan ringan yang dibentuk untuk memberikan kepuasan bagi pemirsa melalui gelak tawa. Komedi bisa dibentuk mulai dari yang melibatkan kontak fisik dan agresi yang dibesar-besarkan hingga ke bentuk satire yaitu komedi yang bertujuan menyindir kalangan tertentu. Orang suka tertawa, maka komedi menjadi aktivitas yang mernililci daya tarik utama yang sangat efektif untuk memikat pemirsa. Bentuk dari komedi antara lain: (://www.filmsite.org/comedvfilms.html (di saluran pada hari sabtu.26.03.11, pukul14:47 WIB);
1. Slapstick Comedy.
Slapstick Comedy pada dasamya cenderung hiper dan sangat lucu. Pemunculan karakter pemain sering berlebihan dan terlihat sedikit udik sehingga memancing tawa. Dialog yang diucapkan sering menghina orang yang menjadi korban lelucon tersebut. Dalam komedi ini juga dimunculkan agresi dan gerakan lucu yang berlebihan termasuk bentuk kekerasan fisik yang tidak membahayakan. Contoh Slapstick Comedy yang paling populer adalah
2. Situation Comedy.
Situation Comedy salah satu bentuk aktivitas tv yang paling bertahan usang sanggup digolongkan menjadi dua jenis utama: (1) pertunjukan lelucon (2) pertunjukan nyata atau realistis. Dalam kedua jenis komedi ini, sang pencipta drama berusaha mencapai keunikan dalam hal karakter, alur kisah dan setting.
Dalam komedi 1elucon, karakter dan situasi cenderung dibesar-besarkan dan memperlihatkan sesuatu yang tidak masuk budi serta sangat menggelitik melalui alur cerita, agresi dan dialog. Sebaliknya, komedi situasi realistis menyajikan atau menghadirkan karakter yang sanggup dipercaya dalam suatu situasi/keadaan.
3. Sophisticated Comedy.
Sophisticated Comedy ialah sebuah variasi dari komedi yang memakai tatakrama dan tujuannya ialah untuk menyindir kelemahan golongan masyarakat yang lebih tinggi. Sindiran dalam Sophisticated Comedy sangat memerlukan partisipasi mental dari pemirsa secara hati-hati lantaran makna yang bahwasanya mungkin tersembunyi dalam kerangka lelucon itu sendiri.
Sedikit sekali aktivitas menyerupai Sophisticated Comedy yang sukses menghibur banyak pemirsa. Dengan kata lain pemirsa dengan tingkat pendidikan tinggi yang sanggup memahami maksud dari pesan yang disampaikan dan menikmati tayangan tersebut lantaran dalam Sophisticated Comedy dibutuhkan perhatian khusus dari pemirsa dalam menyikapi maksud tersembunyi dari pesan yang disampaikan melalui satire atau sindiran dan Sophisticated Comedy identik dengan sindiran.
4. Gag Comedy
Gag Comedy didasarkan pada alur kisah yang cerdas dan bersifat anekdot dibandingkan dengan agresi fisik dan obrolan dramatis. Bentuk komedi ini umumnya terkait dengan materi yang dikenal oleh pemirsa.
Mengacu pada klarifikasi tersebut maka sanggup dikatakan bahwa parodi merupakan suatu bentuk dari sophisticated comedy. Ditandai dengan adanya sindiran terhadap kalangan atas dan lelucon dalam penyajiannnya, sehingga parodi dikategorikan sebagai sophisticated comedy. Berbagai jenis permasalahan bisa dijadikan objek untuk diparodikan.
5. Dark Comedy
Komedi yang berkaitan dengan hal-hal yang mengganggu, menyerupai kematian, narkoba, terorisme, pemerkosaan, dan perang. Beberapa dark comedy menyerupai dengan genre film horor.
6. Blue Comedy.
Komedi berdasarkan seksisme, rasisme dan pandangan homophobic, sering memakai kata-kata lelucon seksual dan bahasa profan.
7. Prop Comedy.
Prop Comedy ialah genre komedi yang memakai benda-benda lucu, atau objek konvensional digunakan dengan cara yang lucu. Istilah panggung dan film "prop", yang merupakan singkatan dari "properti". Properti dalam prop comedy ialah setiap benda yang komedian gunakan dengan cara yang buku atau tongkat, alat peraga kostum atau alat peraga yang digunakan menyerupai celana baju, maupun aksesoris lainnya yang sanggup digunakan menyerupai topi, dan alat peraga set atau alat peraga yang dibangun ke dalarn set menyerupai kursi, rumah, dan pagar.
8. Surreal Comedy.
Surreal Comedy ialah bentuk humor berdasarkan persepsi-persepsi aneh, situasi otoriter dan logika omong kosong.
9. Deadpan Comedy.
Tidak sepenuhnya bergaya komedi. Menceritakan lelucon tanpa perubahan ekspresi wajah atau perubahan emosi. Biasa diselipkan dalarn film-film.
10. Sketch.
Sebuah episode kecil komedi dipraktekkan dan direkarn. Biasanya satu Sketch berdurasi antara lima sarnpai sepuluh menit.
11. Musical Comedy. Suatu bentuk humor komedi altematif dimana sebagian besar berasal dari musik dan I atau Jirik.
12. Other Humor.Salah satunya ialah aktivitas yang mengikutsertakan pemirsa untuk bergembira ria dan menciptakan kalimat-kalimat 1ucu dan para master knis yang memakai jabatan mereka untuk menghibur dengan meteri komedi dalarn progarn mereka.
2.5 Konsep Loyalitas
Untuk rnendeskripsikan loyalitas penonton dalarn penelitian ini, peneliti rnengarnbil definisi dari teori wacana loyalitas rnerek (Brand Loyalty). Loyalitas rnerek rnerupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah rnerek. Ukuran ini rnarnpu rnernberikan garnbaran wacana rnungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke rnerek produk lain, terutarna jika pada rnerek tersebut di dapati adanya perbahan, baik rnenyangkut harga rnaupun atribut lainnya. (Stone,2001:103)
Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu rnerek tidak akan dengan rnudah rnernindahkan pernbeliannya ke rnerek lain, apa pun yang terjadi dengan rnerek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu rnerek rneningkat, kerentanan kelornpok pelanggan tersebut dari ancarnan dan serangan rnerek produk pesaing sanggup dikurangi. Dengan dernikian, brand loyality rnerupakan salah satu indicator inti dari brand equity yang terperinci terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jarninan perolehan keuntungan perusahaan di rnasa rnendatang. (Stone, 2001:103)
Loyalitas rnerek (Brand Loyality) ialah ukuran kesetiaan konsurnen terhadap suatu rnerek. Yang dirnaksud dengan loyalitas rnenurut Merlin Stone adalah:
"Loyality is best defined as a state of mind, a set of attitudes, belieft, desires and so on. Your benefit from customers' loyal behavior, but this result from their state of min. Loyality is also a relative state of mind; It precludes loyality to some other suppliers, but bot all of them, as a customer be loyal to you and more than one other competitor".
Sedangkan Jacob & Keyness mendefinisikan loyality sebagai "The non random purchase over time of one brand from a set of brands by a consumer using a deliberate evaluation process". (Oliver, 1997:389)
Pelanggan yang loyal pada umunmya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak altematif merek produk asing yang memperlihatkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari banyak sekali sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dalam kategori ini berarti merek tersebut mempunyai equity yang kuat.
Sehubungan dengan hal tersebut Alma menghubungkannya dengan menggolongkan beberapa karakteristik dari loyalitas yaitu ketika : (Alma,2004:274)
- Konsumen melaksanakan pembelian ulang secara teratur/regular,
- Konsumen membeli produk-produk lain bukan satu produk saja yang ditawarkan produsen,
- Konsumen merekomendasi teman-temannya untuk juga membeli produk yang sama ke daerah yang sama, dan
- Konsumen tidak gampang beralih ke produk saingan.
Dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang loyal ialah pelanggan yang telah mempunyai ikatan emosional yang berpengaruh dengan perusahaan dan memenuhi 4 kriteria di bawah ini: (Palupi, 2001:40)
- Pelanggan yang loyal ialah sasaran pelanggan yang telah ditetapkan, lantaran hal ini akan memudahkan pengembangan proses dan standar layanan yang memberi nilai pada pelanggan.
- Pelanggan yang loyal melaksanakan transaksi yang berulang - ulang dan berlanjut yang tentunya memastikan keuntungan perusahaan jangka panjang.
- Pelanggan yang loyal mengajak (banyak) orang lain untuk turut serta bertransaksi yang tentunya mengefisienkan biaya pemasaran dan pada ketika yang sama mengatifkan upaya pemasaran dari verbal ke verbal (word of mounth).
- Pelanggan yang loyal memberi umpan balik kepada perusahaan yang secara terperinci memperlihatkan peluang peluang peningkatan nilai.
Berdasarkan beberapa definisi wacana loyalitas merek, maka eli dalam penelitian ini, peneliti memanifestasikan dalam bentuk loyalitas menonton aktivitas "Opera Van Java" yang terdiri dari empat dimensi yaitu penonton yang secara rutin menonton aktivitas "Opera Van Java", penonton yang merekomendasikan "Opera Van Java" kepada teman-temannya, penonton yang tidak beralih kepada ke aktivitas lain di stasiun TV lain padajam yang sama, dan penonton yang juga memberikan umpan balik kepada aktivitas "Opera Van Java" baik melalui Facebook, Twitter dari aktivitas "Opera Van Java" atau ke website stasiun televisi Trans 7.
2.6 Teori Uses and Gratification
Teori ini dicetuskan oleh Elihu Katz, Michel Gurevitch dan Hadassa Hass (1973). Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Kepuasaan) ini menyatakan (mengasumsikan) bahwa orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang sanggup dipenuhi dengan (salah satu caranya) memakai (berlangganan, membaca, menonton atau mendengarkan) media massa.
Untuk memenuhi kebutuhan dan impian tersebut orang kemudian mernilih, media apa yang hendak digunakan, kemudian juga mernilih pesan apa (acara, rublik, berita) yang hendak "dinikmati". Tindakan mernilih atau memakai tersebut dilakukan lantaran orang mengharapkan kepuasan atau terpenuhinya keinginan. (Hamidi, 2007:77).
Uses and Gratification sebagai teori sanggup digunakan sebagai upaya untuk menemukan apakah pemenuhan kebutuhan atau impian publik terarah pada tipe media cetak atau elektronik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kebutuhan orang akan informasi lebih memakai media cetak, sedang kebutuhan orang akan hiburan lebih memakai media siaran (elektronik). (Hamidi, 2007:78)