Teori Psikologi Dan Ilmu Jiwa
Monday, July 8, 2019
Edit
Psikologi
1. Istilah “ilmu jiwa” dan “psikologi”
Psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa yunani berarti “jiwa” , dan kata logos yang berarti “ilmu”, sehingga istilah “ilmu jiwa” merupakan terjemahan belaka dari istilah “psikologi”. Ada beberapa perbedaan arti dalam penggunaan kata ilmu jiwa dan psikologi :
1. ilmu jiwa merupakan istilah sehari-hari yang dikenal tiap irang, yang mempunyai arti luas sehingga lebih dipahami oleh orang. Sedangkan psikologi merupakan suatu istilah ilmu pengetahuan/scientific sehingga dipergunakan pada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmu tertentu
2. ilmu jiwa dipakai dalam arti yang lebih luas dari pada psikologi. Ilmu jiwa mencakup segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khayalan, dan spekulasi mengenai jiwa itu. Psikologi mencakup pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis melalui metode ilmiah.
Sehingga ilmu jiwa belum tentu psikologi tetapi psikolgi merupakan ilmu jiwa. Contohnya jika kita memahami sifat kepribadian seseorang berarti kita sudah melaksanakan acara ilmu jiwa.kegiatan tersebut dikatakan psikologi apabila dilengkapi dengan metode yang lebih objektif menyerupai tes, wawancara, dan observasi yang teratur dilakukan oleh orang yang terlatih.
Psikologi modern tidak sanggup disamakan dengan ilmu jiwa menyerupai yang dipelajari oleh plato dan aristoteles.psikologi modern bukan merupakan cabang ilmu filsafat atau ilmu rohaniah melainkan suatu ilmu pengetahuan alam yang eksata.Hal ini disebabkan lantaran jiwa insan bukan merupakan suatu rohaniah yang terlepas dari raga insan yang kasmaniah. Menurut psikologi modern jiwa insan dengan raganya tidak sanggup dipisakan begitu pula ilmu jiwa (psikologi) dalam arti modern sebenarnya suatu ilmu jiwa raga, sehingga ilmu jiwa raga meripakan ilmu pengetahuan alam yang eksakta yang sejajar dengan ilmu pengetahuan biologi atau fisiologi. Disamping itu juga merupakan ilmu pangetahuan social sehingga pengunaan istilah ilmu jiwa lebih luas dan terbatas. Maka kiranya sudah terperinci istilah psikologi menunjuk pada ilmu pengetahuan ilmu rohaniah, ilmu eksakta dan ilmu social zaman modern.
2.Sejarah ilmu jiwa
Sejarah perkembangan ilmu jiwa berasal dari eropa barat yang jadinya lahir psikologi modern termasuk psikologi social. Dalam pemikiran insan yang bersifat filsafat bercorak atmistis , dalam arti jiwa insan dianggap sebagai suatu yang konstan dan tidak berubah yang sanggup dianalisis kedalam unsur-unsurnya bekerja terpisah antara yang satu dengan yang lainnya.Pandangan atomistis itu pada zaman lampau merupakan cabang ilmu filsafat dan belum berdiri sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan yang atonom dengan menggunakan metode penelitian yang otonom pula dan hal yang terakhir yang gres terjadi ketika lahirnya anutan experimental psychology yang tidak hanya berfilsafah mengenai tanda-tanda kejiwaan tetapi juga menelitinya secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah sehingga lahirlah psikologi modern.
Dengan demikian dalam sejarah ilmu perkembangan jiwa pada umumnya sanggup dibagi dalam 2 kepingan yaitu :
- Sejarah ilmu jiwa ketika masih bertaraf cabang ilmu pengetahuan filsafat
- Sejarah ilmu jiwa ketika sudah menjadi ilmu pengetahuan otonom yang berdiri sendiri pada era ke-19 yang kemudian disebut psikologi.
3.Plato
Menurut plato jiwa insan terbagi menjadi 2, yaitu:
- jiwa rohaniah yang tidak akan pernah mati dan berasal dari dunia abadi, yang berpokok pada rasio dan kebijaksanaan insan dan merupakan kepingan jiwa yang tertinggi. Tugasnya yaitu menemukan kebenaran abadi yang terletak dibalik kenyataan didunia dengan cara berfikir dengan rasio dan mengingat ide-ide yang benar yang berasal dari dunia abadi itu.
- jiwa badaniah yang akan gugur tolong-menolong dengan jiwa insan jiwa ini dibagi 2 lagi yaitu kemauan dan perasaan, kemauan yaitu jiwa badaniah yang berusaha untuk menaati rasio kecerdasan, sedangkan nafsu perasaan merupakan jiwa badaniah yang senantiasa melawan ketentuan-ketentuan dari rasio kecerdasan manusia. Dengan demikian, maka jiwa insan mempunyai tiga macan daya atau kemampuan, yaitu kecerdasan, kemauan,dan nafsu daya perasaan. Pandangan ini disebut juga trikotomi dari jiwa insan yang mmpunyai kawasan kecerdasan dikepala, kemauan didada, dan nafsu perasaan diperut. Selain itu kemampauan tersebut juga melahirkan kebajikan yang khas, yakni kebajikan kecerdasan ialah budi, kebajikan kemauan ialah keberanian dan kebajikan nafsu perasaan ialah kesederhanaan. Selanjutnya kebajikan ini dihubungkan pula dengan kebajikan dari golongan insan tertentu, kebajikan budi dimiliki oleh kaum filsuf, kebajikan keberanian dimiliki kaum militer dan kebajikan kesederhanaan dimiliki kaum tani dan pedagang-pedagang kecil. Oleh lantaran itu, suatu Negara yang ideal seharusnya diperintah oleh kaum filsuf, dipertahankan oleh kaum militer dan penduduknya harus terdiri atas kaum tani dan pedagang kecil.
4. aristoteles
Menurut Aristoteles ilmu jiwa yaitu ilmu yang mengenai gejala-gejala hidup, sehingga tiap-tiap makhluk yang hidup itu sebenarnya mempunyai jiwa sedangkan berdasarkan plato hanya insan yang mempunyai jiwa.
Menurut aristoteles ada 3 macam jiwa yag bertingkat tarafnya :
- Taraf paling rendah dimiliki oleh jiwa tumbuh-tumbuhan yang disebutnya jiwa vegetative.
- Taraf selanjutnya yaitu jiwa binatang atau jiwa sensitif.
- Taraf yang terakhir yaitu jiwa insan atau jiwa intelektif yang mempunyai taraf kehidupan yang tertinggi.
Pembagian taraf kehidupan diatas berdasarkan atas taraf-taraf daya kemampuan masing-masing jiwa itu, antara lain :
Jiwa vegetatif yang terendah hanya berkemampuan :
- Memperoleh dan mencerna makanan
- Berkembang biak jiwa sensitive dengan khusus berkemampuan :
- perasaan
- Dapat bergerak dari tempatnya
- Dapat mengamat-amati (wahrnehmen)
Jiwa insan atau jiwa intelektif mempuntyai daya kemampuan khas :
- Ia berkecerdasan
- Ia berkemauan
Karena mempunyai rasio kecerdasan dan kemampuan itulah sehinnga disebut dikotomi dari jiwa manusia. Selain itu inovasi aristoteles mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu jiwa yaitu perumusannya mengenai dalil-dalil asosiasi dalam ingatan orang. Menurut aristoteles dua atau lebih ingatan gampang terasosiasi apabila ingatan tersebut berdasarkan insiden yang dahulunya telah berlangsung :
1.) Pada waktu yang sama,
- Dengan berurutan waktu,
- Dengan persamaan artinya,
- Dengan berlawanan artinya
- Descartes
Menurut Descartes insan terdiri atas dua macam zat yang berbeda secara hakiki, yaitu :
- Res Cogitans, atau zat yang sanggup berfikir, ialaha zat yang bebas tidak terikat pada aturan alam, dan bersifat rohaniah.
- Res Extensa atau zat yang mempunyai luas, ialah materi, tidak bebas, terikat dan dikuasai oleh aturan alam.
Jiwa insan terdiri atas roh itu, sedangkan badannya terdiri atas zat materi. Kedua zat itu berbeda dan terpisah kehidupannya dan dihubungkan yang satu dengan yang lain melalui sebuah kelenjar di alama otak jiwa insan berpokok pada kesadaran insan atau pikirannya yang bebas sedangkan raganya tunduk kepada hukum-hukum alamiah dan terikat kepada nafsu-nafsunya.
Menurut pendapat Descartes, ilmu jiwa yaitu ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala pemikiran atau gejala-gejala kesadaran manusia, terlepas dari badannya. Raga insan yang terdiri atas materi dipelajari oleh ilmu pengetahuan yang lain, terlepas dari jiwanya. Menurut Descartes tidak mempunyai jiwa hanya dipelajari oleh ilmu pengetahuan alamiah yang mempelajari materi.
Metode sosiometri bukanlah merupakan metode yang mutlak, menyerupai juga metode lainnya, mempunyai batas kemampuan dalam memperlihatkan keadaan-keadaan sebenarnya. Begitu pula metode sosiometri hanyalah member citra mengenai situasi saling korelasi antar anggota kelompok pada ketika itu saja.
Selain itu, tidak pada tiap-tiap kelompok akan diperoleh keterangan sosiometri yang sanggup dipercaya. Hal ini bergantung pada kerjasama dari anggota kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyan sosiometri dengan sejujur-jujurnya berdasarkan keadaaan yang sebenarnya. Pada jadinya kelompok-kelompok yang serba besar jumlah anggotanya, diman kemungkinan interaksinya kecil saja.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Psyche” dan “ ology”. Secara etimologis “Psyche” berarti jiwa, roh, sukma atau nafas hidup. Dan “ology” berarti ilmu pengetahuan atau studi. Kaprikornus Psikologi secara etimologis berarti ilmu perihal jiwa, ilmu perihal roh, atau sukma tau ilmu perihal nafas hidup.
Ada beberapa keberatan perihal penggunaan istilah ilmu jiwa atau menartikan psikologi sebagai ilmiu perihal jiwa, yaitu ;
- Keberatan pertama yaitu apabila kita menggunakan istilah ilmu jiwa kemudian timbul pertanyaaan pertama apakah jiwa sama halnya kita mengunakan istilah ilmu bumi dan ilmu alam kemudian timbul pertanyaan pakah bumi atau alam itu. Jawabannya mungkin tidak terlalu sulit lantaran sanggup diamati secara langsung, diraba, dilihat dan sebagainya. Tetapu untuk memeberi tanggapan apakah jiwa itu sungguh sulit lantaran jiwa tidak sanggup diamati secara langsung, tidak sanggup diraba, tidak diketahui bentuk dan warnanya.
- Dalam prngguanaan istilah jiwa bahwa jiwa merupakan sebagian daripada manusia, salah satu aspek hidup pada kehidupan individu alasannya yaitu disamping jiwa ada badan. Oleh lantaran itu beropini bahwa yang dipelajari oleh psikologi bukan hanya jiwanya tetapi juga individu merupakan kesatuan jasmani rohani yang tidak sanggup dibagi atau dipecah.
Lingkungan mempunyai dua pengertian, yaitu :
- Lingkungan dalam pengertian unwelt. Umwelt merupakan lingkungan sekitar individu, yaitu segala sesuatu yang berada di sekitar individu.
- Lingkungan dalam pengertian umgebung. Umgebung merupakan lingkungan yang berarti terhadap individu. Lingkungan ini majemuk antara lain :
- Lingkungan alam atau natural environment merupakan lingkungannnya yang terdiri atas benda-benda atau factor-faktor alamiah menyerupai : alat-alat yang kita pakai, baju, rumah , kendaraan, makanan, air, dsb.
- Lingkungan social merupakan lingkungan yang berupa korelasi dengan individu yang lain, korelasi antara insan menyerupai insan menyerupai kelompok-kelompok keluarga, sekolah, organisasi.
- Lingkungan budaya atau lingkungan kulturil merupakn lingkungan yang berafiliasi dengan hasil kreasi insan menyerupai bahasa, kesenian, adat istiadat dsb.
- Lingkungan spiritual merupakan lingkungan yang berafiliasi dengan bagaimana seharusnya insan berafiliasi denagn penciiptanya (Tuhan ), lingkungan yang berafiliasi dengan keimanan, keyakinan dan kepercayaan kepada yang gaib.
- Lingkungan ekonomi merupakan lingkungan yang berafiliasi dengan pengaturan kesejahteraan hidup materiil manusia.
Secara definitive psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari acara atau tingkah laris dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Yang di perkuat oleh jago menyerupai Woodworth dan Marquis, Crow dan Crow, Sartain, Benhard dan Bernhard, dan Ernest Hilgart. Mneurut definisi mereka ternyata bahwa studi psikologi tidak hanya terbatas pada insan tetapi juga pada binatang namun bukanlah tujuan tamat malinkan untuk memahami acara individu manusia.
2. Kegiatan individu sanggup dikelompokkan dalam beberapa jenis kegaiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan motoris atau motoric activity. Meliputi acara dalam gerakan atau perbuatan jasmania misalnya, berjalan , memukul, melambaikan tangan, mengedipkan mata. Kegiatan itu ada yang disadari lantaran merupak perintah dari sentra saraf otak, dan ada juga tidak disadri lantaran tidak diperintah oleh otak dan merupak acara reflex.
- Kegiatan kognitif. Merupakn acara yang berafiliasi dengan pengenalan dunia luar. Contohnya mengamati, mendengar, mencium, mengingat, menghayal dsb.
- Kegiatan konatif. Merupakan acara yang berafiliasi dengan motif untuk mencapai tujuan. Contohnya keinigin, cita-cita, tujuan hidup dsb.
- Kagiatan afektif merupakan keiatan yang menyatakan emosi atau perasaaan tertentu, contohnya bersedih, bergembira, murka , mencintai dsb.
- Kegiatan yang disadari dan tidak disadari. Kegiatan yang tidak disadari contohnya salah tulis, salah ucap, salah baca, dsb. Kegiatan yang disadari contohnya belajar, dsb.
3. Kegiatan insan menjadi objek ilmu pengetahuan
Kegiatan insan bukan hanya dipelajari dalam psikologi tetapi juga dalam antropologi, sosiologi,sejarah, phisiologi, dsb.
- Antropologi fisik memepelajari sifat-sifat alamiah dari kelompok besar ras di dunia.
- Antropologi budaya memepelajari kebudayaan insan dan pengaruhnya terhadap kepribadian manusia
- Sejarah mempelajari acara insan dari zaman lampau, kini dan masa akan datang.
- Phisiologi mempelajari organ-organ tubuh insan sebagai suatu organisme.
4. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Syarat ilmu pengetahuan antara lain :
1. Mempunyai objek formil, yaitu kagiatan dan objek materilnya sama dengan objek materil ilmu social lainnya.
2. Metode ilmiah yang dipakai psikologi yaitu :
a) Meode eksperimen
b) Metode perkembangan
c) Metode studi kasus
3. Sistematika percabanagn psikologi :
a) Psikologi teoritis, yaitu :
i. Psikologi umum
ii. Psikologi khusus (psikologi perkembangan, social, asing komparatif, diferensial, kepribadian)
b) Psikologi praktis, psikologi yang mempelajari tingkah laris individu di dalam bidang kehidupan tertentu.
4. Terminologi, yaitu menggunakan istilah menyerupai molekul, kohesi, adhesi, dsb.Demikian pula psikologi meempunyai istilahseperti intelegensi, minat, motivasi frustasi, konflik, dsb.
5. Applied, yaiu penerapan psikologi dalam banyak sekali kehidupan.
5. Tujuan mempelajari psikologi
Dapat membantu seseorang supaya sanggup lebih memahami indinidu baik individu yang lain maupun individu diri sendiri
6. Aplikasi psikologi
Beberapa aplikasi psikologi dalam banyak sekali bidang :
1. Dalam bidang pendidikan. Bidang masalah aplikasi psikologi dalam pendidikan antara lain :
- Masalah perkembangan dan pertumbuhan
- Masalah belajar
- Masalah kesehatan mental
- Masalah evaluasi dan pengukuran
2. Dalam bidang guidance dan counseling, ada beberapa jenis guidance :
- Psykological guidance, yaitu derma terhadap individu yang mangalami gangguan mental dan emosional.
- Family dan marriage guidance, yaitu bimbingan khusus melayani atau membantu menghadapi kesulitan dalam kehidupan keluarga atau perkawinan.
- Educational guidance counseling, yaitu bimbingan untuk murid yang mengalami kesulitan dengan fungsinya sebagai murid di sekolah.
- Vocational, yaitu bimbingan yang melayani atau membantu individu yang mengalami ksulitan dalam pekerjaan atau jabatan
3. Dalam bidang industry/perusahaan, mencakup 3 hal yaitu :
- Kepemimpinan perusahaan, mengusahakan kelancaran perusahaan menyeleksi pegawai menentukan barbagai bakat, memeberikan latihan khusus untuk meningkatkan skill dan pengetahuan pegawai, dsb.
- Penyuluhan pegawai, yaitu membantu memecahkan masalah yang dihadapi pegawai, memahami kemajuan dan memeperbaiaki ketrampilan atau skillnya.
- Human engineering, yaitu pegawai yang membutuhkan derma dalam perjuangan mmeperoleh penyesuain dengan alata-alat atau mesin baru, perubahaan dalam tata kerja, manajeman, administrasi,dsb.
4. Dalam bidang klinis (pengobatan, yaitu dipakai dalam perjuangan penyembuhan atau pengobatan individu-individu yang menderita gangguan atau sakit mental.er
Bab II
Interaksi individu dengan lingkungan
1.Persoalan-persoalan pokok psychology
Persoalan-persoalan yang timbul dalam psychology yaitu apakah yang sebenarnya hendak diketahui oleh psychology dari acara atau tingkah laris individu tersebut.
Apakah yang hendak ditemukan ? atau perihal apa dari tingkah laris individu yang dipelajari oleh psychology ? dengan singkat, apakah parsoalan-persoalan pokok dalam psychology dalam mempelajari tingkah laris individu
Secara sederhana, persoalan-persoalan pokok dari psychology sanggup dirumuskan dalam tiga buah pertanyaan saya yaitu : what (apa), why (mengapa), dan how (bagaimana) perihal tingkah laris individu. “what (apa) yang diperbuat individu” kegitan-kegiatan apa saja yang dicapainya ? “why (mengapa) individu berbuat demikian ? “how (bagaimana) individu berbuat ?. artinya proses apakah yang dilalui dalam mencapai hasil-hasil tertentu ? dengan perkataan lain, masalah psychology yaitu goal (what) apa yang dituju dan apa yang diperbuat, motive (why) yaitu ganjal an yang eksklusif menimbulkan individu berbuat dan raute (how) atau cara melaksanakan tindakan dalam mencapai tujuan tersebut.
Sebagai teladan contohnya : seorang anak yang gres pulang dari sekolah minta makan kepada ibunya lantaran lapar. Ibunya menyajikan kuliner diatas meja makan lengkap dengan lauk pauknya. Setelah memilih-milih kuliner yang disukainya, makanlah sianak dengan lahapnya. Dalam masalah what, why, dan how dari tingkah laris anak tersebut, sanggup dirumuskan kira-kira sebagai berikut : “ apakah yang diperbuat oleh anak itu ? “ (what ). Ia sedang makan, siang untuk mengenyangkan perutnya yang sedang lapar. “ mengapa ia berbuat demikian ?”(why) lantaran terdorong rasa laparnya. “bagaimana ia berbuat ?’(how). Ia minta makan kepada ibunya, sesudah makan terhidang ia duduk dikursi, kemudian mengambil kuliner yang disukainya dan makan dengan lahapnya hingga perutnya merasa kenyang.
2.YANG DIPERBUAT INDIVIDU DALAM BERHUBUNGAN DENGAN LINGKUNGANNYA
Dari masalah why, yaitu apa yang diperbuat individu, ada satu tanggapan yang umum yaitu “ ia berinteraksi dengan lingkungannya “. Interaksi individu dengan lingkungannya ini mempunyai pengertian luas, artinya individu tidak hanya berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan luar yang Nampak (jasmaniah). Akan tetapi juga dalam acara yang tidak Nampak (bersifat rohaniah). Orang yang sedang melamun, pada hakikatnya ia sedang berinteraksi dengan lingkungannya, hanya tidak nampak lantaran termenung merupakan acara yang rohaniah.
Persoalan selanjutnya adalah, bagaimanakah bentuk interaksi tersebut? Atau apa yang diperbuat individu dalam interaksinya? Secara umum sanggup dikelompokkan dalam 4 (empat) jenis bentuk acara individu dalam intersksinya dengan lingkungan, yaitu :
1.Individu menggunakan lungkungan (uses the environment).
Dalam kegiatan-kagiatan / tindakan-tindakannya individu mengambarkan sesuatu yang ada dilingkungannya. Untik kelangsungan hidupnya, individu menggunakan kuliner dan minuman untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Para mahasiswa menggunakan kecakapan –kecakapannya yang telah diperolahnya untuk mengikuti kulia dengan baik.
2.Individumenentang lingkungannya (resist the environment).
Disamping individu menggunakan lingkungannya sebagaimana telah disebutkan diatas, untuk menjaga kelangsungan hidupnya, individu harus menentang atau melawan atau menghindari lingkungan. Individu harus mempertahankan diri terhadap lingkungan-lingkungan yang mengganggu hidupnya atau berbahaya. Cara-cara individu mempertahankan dirinya sanggup dibagi dalam dua bentuk yaitu bentuk prlawanan (resistance). Atau dalam bentuk penghindaran (avoidance). Beberapa teladan dari bentuk interaksi ini, yaitu contohnya jika hari hujan, kita menggunakan payung atau jas hujan, menggunakan baju tebal dan hangat pada cuaca dingin.
3.Individu beradaptasi dengan lingkungannya (adjustment)
bentuk penyesuaian diri/adjustment ini ada dua kemungkinan, yaitu individu mengubah dirinya sendiri gar interaksi dengan lingkungannya lebih baik. Bentuk yang pertama disebut penyesuaian autoplastis, dan yang kedua disebut penyesuaian alloplas. Seorang mahasiswa yang akan menempati kamarnya yang gres berusaha untuk mengubah, mengatur dan menyusun segala sesuatu isi kamarnya supaya ia merasa betah dalam kamarnya, dan sanggup mencar ilmu dengan baik. Dipasangnya hiasan-hiasan pada dinding dengan warna-warna yang cocok. Ini yaitu salah satu teladan dari bentuk penyesuaian alloplastis.
Contoh bentuk penyesuaian autoplastis contohnya seorang cowok yang beruaha mencar ilmu bahasa sunsda lantaran pacarnya yaitu seorang bandung asli, sedang ia sendiri berasal dari Kalimantan.
Tidak selamanya perjuangan penyesuaian diri ini berhasil baik, kadang kala individu mengalami kegagalan dalam memperoleh penyesuaian. Kegagalan dalam penyesuian diri disebut maladjustment.
4.Individu turut serta dengan acara yang sedang berlangsung (participation)
Dalm acara percakapan-percakapan, permainan-permainan nyanyian-nyanyian dan sebagainya, individu harus turut ambil kepingan atau turut serta dengan acara yang siftnya dawlam keadaan membisu (statis) maupun merupakan suatu proses ynag dinamis atau bergerak, baik yang sedang be eksklusif maypun yang telah berlangsung.
Dalam pergaulan-pergaulan social acara partisipasi ini merupakan slah satu syarat untuk tercapainya interaksi social yang efisien.
3.Formula interaksi.
Dalam proses berlangsungnya interaksi ada 2 pihak atau unsure yang berperan yaitu individu disatu pihak dan lingkungan dipihak lain.
Individu member efek kepada lingkungan dan lingkungan member efek kepada individu. Individu memperoleh sesuatu dari lingkungan dan lingkungan memperoleh sesuatu dari individu. Begitu insiden timbale balik saling besar lengan berkuasa itu terjadi dalam setiap acara individu
Dengan merumuskan dengan formula sebagai berikut :
W – O – W atau L – I – L dimana
W = world atau lingkungan
O = organism atau individu
Kaprikornus world atau lingkungan member efek kepada organism atau individu dan individu member efek kepada lingkungan.
Lingkungan member rangsangan atau stimuli kepada individu jika tunggal (jika tunggal = stimuli dan dalam bentuk jamaknya = stimulus). Stimulus yang diberikan oleh lingkungan ini majemuk bentuknya, antara lain dalam bentuk suara, cahaya, wujud, bau-bauan, tekanan, rasa dan sebagainya. Dalam diri individu terdapat alat-alat yang berfungsi untuk mendapatkan stimulus tersebut dan mengirimkannya kepusat kesadaran dan kemudian individu memperlihatkan respoon (jawaban) atau reaksi kepada lingkungan.
Alat-alat akseptor dalam diri individu itu disebut receptors (alatdria) yaitu yang mendapatkan tenaga-tenaga dari lingkungan (stimulus). Alat-alat ndria itu antara lain mata sebagai alt akseptor rangsang (stimulus berupa cahaya, indera pendengaran sebagai alat akseptor suara, kulit sebagai alat akseptor tekanan (oerba), pengecap sebagai alt pengecap,hidung sebagai alat pencium bau-bauan dan sebagainya. Perangsang (stimulus) yang hingga kea lat indera (receptors) dilanjutkan ke syaraf sensoris yang kemudian memberikan ke otak sebagai sentra kesadaran. Dari otak kemudian disampaikan kepada syaraf motoris yang melanjutkan kepada effectors. Yang dimaksud dengan effectors yaitu organ-organ individu untuk mengadakan reaksi (respon), contohnya otot-otot, kelenjer-kelenjer dan sebagainya. Kaprikornus dalam individu terdapat receptors sebagai alat akseptor rangsang (stimulus) dari lingkungan dan effectors sebagai alat untuk memperlihatkan respon kepada lingkunganya. Dengan demikian individu sanggup mendapatkan stimulus dan memberkan reaksi atau respon kepada lingkungannya. Dengan singkat, suatu insiden interaksi sanggup dirumuskan sebagai berikut :
W – S – O – W atau L – S – I – R – L
Artinya world atau lingkungan memperlihatkan stimulus atau perangsang kepada organism atau individu dn individu memperlihatkan respon atau tanggapan kepada lingkungan.
a.structure, permanent characteristic ( structure dan karekteristik yang menetap ) yang dimaksid dengan structure, permanent characteristic yaitu seluruh kecakapan dan karekteristik individu yang telah tetap sebagai hasil interaksi antara pembawaan dan lingkungan.
Yang termasuk kedalam factor ini yaitu antara lain : umur, kelamin, pendidikan, pengalan, struktur, falsafah hidup, agama dan sebagainya. Contoh : seorang laki-laki akan memperlihatkan reaksi yang berbeda dengan seorang perempuan ketika menunggu kelahiran bayinya ( pikiran dan perasaan )
Yang termasuk kedalam factor ini yaitu antara lain : umur, kelamin, pendidikan, pengalan, struktur, falsafah hidup, agama dan sebagainya. Contoh : seorang laki-laki akan memperlihatkan reaksi yang berbeda dengan seorang perempuan ketika menunggu kelahiran bayinya ( pikiran dan perasaan )
b.Temporary state (keadaan sementara)
yang dimaksud dengan keadaan sementara yaitu suatu situasi dalam diri individu yang bersifat sementara. Contoh dari keadaan sementara contohnya sakit, murka , sedih, gembira, lapar, lelah dan sebagainya. Seseorang yang sedang lapar akan lain reaksinya dengan orang yang tidak lapar kalau kepada mereka di hidangkan makanan
c.aktivity in process (kegiatan yang sedang berlangsung)
individu-individu yang sedang melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu tetu akan mengarahkan segalanya untuk mencapai tujuannya. Ia memusatkan segalanya baik pikiran, tenaga, kemauan, tindakan-tindakan dan sebagainya. Untuk percapaian tuhjuan itu segal rangsangan-rangsangan yang tiba dari luar yang menghalangi acara akan dihindarkan dan sebaliknya perangsang yang membantu kegiatannya akan didekati atau dipergunakan. Oleh alasannya yaitu itu acara yang sedang dilakukan individu itu akan menghipnotis responnya terhadap rangsangan yang hingga kepadanya
teladan : seprang prajurit yang sedang dalam pertempuran, lantaran semangatnya yang menyala-nyala, maka ia tidak menghiraukan luka-lukanya.
4.INTERAKSI SECARA EFISIEN
Persoalan selanjutnya yaitu bagaimanakah supaya interaksi itu berlangsung secara efesien artinya bisa mencapai tujuan dengan hasil yang baik. Seorang pedagang tentu menghedaki supaya dagangannya menarik minat para langganannya. Seorang yang sakit pergi ke dokter menghendaki supaya cepat sembuh.
Contoh-contoh diatas memperlihatkan bahwa individu senantiasa supaya sanggup berinteraksi secara efisien dengan lingkunagannya. Tetu saja majemuk caranya tergantung dari situasi, individu, tujuannya dan sebagainya. Ada 2 faktor utama yang harus diperhatikan individu supaya terjadi interaksi yang efesien yaitu :
a.selectivity atau daya memilih
yaitu kesanggupan individu untuk mengadakan pemilihan-pemilihan yang tepat didalam tindakan-tindakannya supaya supaya interaksinya berlangsung secara efisien. Dalam pemilihan ini individu seharusnya sanggup untuk menentukan stimulus yang tepat receptor (alat indera) yang sesuai dan respon yang sesuai dengan situasi acara individu.
Seorang mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah, hendaknya ia sanggup menentukan perangsang yang tepat, mana yang harus dicatat, dan dimana yang tidak, harus menentukan alat indera yang tepat respon atau reaksi yang tepat sesuai dengan situasi kuliah
b.Set.
yang dimaksud dengan set yaitu samoai sejauh manakah kesiapan individu untuk melaksanakan suatu tindakan (kegiatan). Beberapa jenis set (kesiapan) yang harus diperhatikan diantaranya yaitu :
mental set atau kesiapan mental yaitu keadaan siap mental atau kerohaniah untuk melaksanakan tindakan. Dengan mental yang siap maka individu akan bertindak dan bekerja lebih cepat (Quickness), teliti (Accuracy), dan efesien (Eficiency).
Goal set, yaitu kesiapan individu untuk memahami tujuan yang akan dicapai. Makin terperinci dan dipahami tujuan, makin efesien tindakan individu.
Situation set, artinya keadaan siap untuk mengenal, sadar dan memahami situasi dimana kita berada dan situasi itu kita berhubungan.
Physical set, artinya keadaan siap jasmani untuk melaksanakan suatu tindakan atau tindakan.
Dengan memperhatikan 2 faktor diatas maka formula interaksi yang telah disebutkn diatas sanggup disusun sebagai berikut :
W – S – Q – R – W
Dimana abjad “ W “ memperlihatkan prinsip selectivity dan set dalam cirri individu.
BAB III
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDIVIDU
1.Pembawaan (Heradity)
Factor pertama yang menentukan perkembangan individu yaitu pembawaan (heredity natura). Pembawaan melliputi segala potens yang dimiliki individu sejakmasa kosepsi. Tiap individu, binatang ataupun tumbuhan memulai kehidupan sebagai organism yang bersel tunggal yang kecil sekali, garis tengahnya ± 1/200 inch (1/80 cm ).
Tiap-tiap sel tersebut mempunyai inti sel (nucleus) yang sangat kecil sekali. Inti sel benih berlainan dengan sel-sel tubuh yang lain secara fisiologis maupun secara ohemis sel-sel tubuh mempunyai fungsi menggerakkan otot, menghubungkan syaraf, menahan keseimbangan dan sebagainnya. Sedangkan sel benih mempunyai fungsi yang istimewa dan khusus, yaitu fungsi pertumbuhan (pembentukan organism yang baru). Tiap sel benih mempunyai 48 lembar cromosom yang berpasangan menjadi 24 pasang sehingga terjadi perpaduan yang diikuti oleh pembelahan menjadi 2 organisme.
Pada umumnya hanya satu organism yang berhasil hidup, maka akan lahir 1 orang anak. Akan tetapi kedua-duanya berhasil sanggup mempertahankan hiduppnya ; maka nanti akan lahir kembar (2 orang anak). Kembar yang demikian itu yaitu berasal dari satu sel telur disebut identicaltwins (kembar identik). Tetapi ada kemungkinan pula kembar ini terjadi bukan berasal dari 1 sel telur tetapi ada 2 sel yang pada ketika yang sama dibuahi oleh 2 sperma kembar yang berasal dari satu sel telur disebut flaternal twins (kembar bersaudara)
Tiap organisme insan mempunyai 24 pasang chromosom diantara 24 pasang chromosom ini ada 1 chromosom yang menentukan jenis kelamin (chromosom yang ke 24). Bentuk chromosom yang ke 24 berlainan pada laki-laki dan wanita. Pria mempunyai pasangan XY sedang perempuan mempunyai pasangan XX. Bila tejadi perpaduan chromoson terjadi pasangan XY maka anak yang akan lahir berjenis kelamin laki-laki dan bila terjadi pasangan XX maka akan berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian yang menentukan jenis kelamin yaitu chromoson kelamin yang berasal dari pria, alasannya yaitu chromoson kelamin perempuan kedu-duanya sama.
Tiap-tiap chromoson mempunyai sejumlah gen-gen (gens). Dalam 1 sel telur yang telah dibuahi terdapat 10.000 hingga 15.000 gen. gen-gen inilah merupakan factor-faktor dasar dalam pembawaan. Gen-gen inilah yang akan menentukan sifat-sifat individu baik fisis maupun phycis
Adapun oleh orang renta kepada anaknya yaitu sifat-sifat structural ( structural, permanent state). Bukan tingkah laris yang diperoleh sebagai hasil mencar ilmu atau pengalaman. Penurunan sifat-sifat ini mengikuti beberapa prinsip-prinsip yaitu :
1).prinsip reproduksi
Prinsip ini berarti bahwa penurunan sifat hanya berlangsung dengan melalui sel benih dan bukan sel-sel yang lain.
Sifat-sifat yang diturunkan yaitu sifat- sifat stukturil dan bukan kecakapan hasil mencar ilmu atau hasil usaha
2).prinsip konformitas
Arti dari prinsip ini yaitu bahwa dalam setiap proses penurunan sifat akan mengikuti pola-pola pada jenis (species) generasi sebelumnya. Keseragaman yang diikuti dalam proses hereditas ini yaitu pola species (jenis), pola ras, bangsa, suku bangsa, keluarga, phase-phase pertumbuhan dan perkembangan dan sebagainya. Sebagai teladan contohnya keturunan orang-orang eropa akan memilikii ciri-ciri yang seragam, demikian pula dengan orang-orang negro, arab dan lain sebagainya.
3).Prinsip variasi
Karena jumlah gen-gen dalam setiap chromoson amat banyak, maka kombinasi gen-gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian untuk setiap proses punurunan sifat akan terjadi penurunan sifat yang bervariasi.
4).Prinsip regresi filial.
Prinsip ini dikemukakan oleh Sir Francis Gilton, yang berarti bahwa penurunan sifat cenderung menuju kearah rata-rata. Anak-anak akan cenderung mempunyai sifat rata-rata pada umumnya.
2)LINGKUNGAN (ENVIRONMENT).
Factor kedua yang juga sangat penting peranannya dalam perkembangan dan pembentukan individu yaitu factor lingkungan (environment) atau natura. Yang dimaksud dengan lingkungan yaitu segal hal yang merangsang kepada individu sehinnga individu turut terlibat karenanya.
Hal-hal yang merupakan lingkungan individu pada garis besarnya sanggup dibedakan dalam :
2.1.Lingkungan dalam (internal environment)
Hal-hal yang pada mulanya berasal dari luar individu yang kemudian masuk kedalam tubuh dan bersatu dengan sel-sel tubuh individu menyerupai makana, minuman, udara, dan sebagainya. Merupakan lingkungan dalam satu internal atau innes environment dari individu. Kedalam lingkungan dalam ini termasuk pula hormone-hormon serta banyak sekali cauran tubuh yang dihasilkan oleh kelenjer-kelenjer tubuh.
2.2.Lingkungan luar (external environment)
Segala yang merangsang dan melihat individu yang berasal dari luar individu termasuk lingkungan luar individu tak usah selalu yang berada disekitar individu, tetapi mungkin berada jauh dari individu, asal memperlihatkan rangsangan dan menimbulkan individu terlihat kepadanya. Untu mudaknya oke kita urutkan beberapa lingkungan luar individu tersebut :
a.Lingkungan alam (physical environment)
yang dimaksud dengan lingkungan alam yaitu segala sesuatu disekitar individu yang berupa benda-benda alam atau fisik. Yang termasuk kedalam lingkungan alam adlah antara lain makanan, minuman , pakaian , rumah, iklim, cuaca, tumbuh-tumbuhan, mobil, binatang, alat-alat rumah, tangga, udar , dan sebagainya. Demikian pula perkembangan dan pertumbuhan serta tingkah laris individu dipengaruhi oleh lingkungan ala mini.
b.Lingkungan social (social environment)
insan sebagai makhluk social, mempunyai kemampuan untuk hidup dan berinteraksi bersama insan lainnya. Individu tidak sanggup hidup dengan tepat tanpa berinteraksi dangan individu lainnya. Interaksi antar individu ini merupakan lingkungan social bagi individu. Demikianlah tingkah laris individu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan socialnya.
c.Lingkungan budaya (cultural environment)
kebudayaan yaitu segala sesuatu hasil ciptaan insan sebagai perjuangan untuk mempertahankan hidupnya. Sebagai hasil kebudayaan contohnya ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan teknologi, peraturan-peraturan, bahasa, kesenian, olahraga, dan sebagainya. Hasil ciptaan insan (kebudayaan) itu merupakan lingkungan bagi individu dan menghipnotis tingkah lakunya.
d.Lingkungan spiritual (spiritual environment)
sebagai makhluk berkeTuhanan individu juga selalu berada dan dibesarkan dalam suatu lingkungan spiritual tertentu, sesuai dengan jenis agama atau kepercayaan yang dianut oleh keluarganya atau masyarakat sekitarnya. Ada lingkungan spiritual islam, Kristen, hindu, budha dan kepercayaan-kepercayaan tertentu.
e.Lingkungan efektif
yang dimaksud dengan lingkungan yang efektif yaitu segala yang merupakan lingkungan atau berada dilingkungan yang sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya atau kebutuhan perkembangan individu, sesuatu yang mempunyai arti yang positif bagi individu.
Contoh-contoh lain dari lingkunagan efektif yaitu potongan-potongan kayu kecil bagi bawah umur yang berumur 3-4 tahun, sepasang kerbau dengan bajaknya bagi petani, buku-buku ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, alat-alat suntik bagi dokter, mesin tik bagi seprang juru tik dan sebagainya.
3.INTERAKSI PEMBAWAAN DENGAN LINGKUNGANNYA
Sekarang timbullah pertanyaan manakah diantara factor pembawaan dan lingkungan ini yang paling kuat.untuk menjawab pertanyaan tersebut, oke kita lihat teladan dibawah ini.
Contoh I
Professor A mengadakan percobaan terhadap seekor kera. Ia menciptakan lingkungan yang sebaik-baiknya menyediakan alat-alat yang paling baik serta menggunakan metode-metode yang baik pula untuk melatih seekor monyet supaya sanggup berbicara menyerupai manusia. Tetapi hasilnya sangat mengecewakan sekali.
Hasilnya tak lebih daripada raungan-raungan serta teriakan-teriakan yang tak sanggup dimasukkan kedalam bunyi bahasa, apalagi membentuk pengertian perihal lambang-lambang bahasa. Mengapa demikian ? jawabannya sederhana sekali, alasannya yaitu monyet tidak mempunyai pembawaan untuk sanggup berbicar menyerupai manusia.
Dari teladan diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa pembawaan tanpa lingkungan yang efektif tak mengakibatkan perkembangan yang diharapkan. Kaprikornus baik pembawaan maupun lingkungan yaitu merupakan factor-faktor yang sama pentingnya.
Perkembangan individu yaitu hasil interaksi antara pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang baik dan lingkungan yang baik diperlukan akan menghasilkan individu yang baik, sesuai yang diharapkan.
4.KEMATANGAN (MATURATION)
Pembawaan dan lingkungan yaitu factor-faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu. Interaksi antara factor-faktor tersebut tidak terjadi sekehendak hati, tetapi dipengaruhi oleh factor ketiga yaitu factor kematangan (maturation) atau waktu (time).
Yang dimaksud dengan kematangan yaitu siapnya suatu fungsi kehidupan baik fisik maupun psyclus berkembang dan melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya. Bagaimana kayaknya pembawaan seorang individu dan betapapun baiknya lingkungan yang tersedia baginya belum mencapai kematangan untuk berfungsi, maka sustu fungsi kehidupan belum sanggup berkembang.
Contoh :
Seorang bayi yang cukup sehat berasal dari keluarga yang sehat pula dan dibesarkan serta dipelihara dalam lingkungan yang sangat baik, mutu kuliner dan sebagainya, baik dengan perjuangan yang bagaimana pun tentu akan sia-sia untuk menyuruh bayi yang gres berumur 5 bulan itu untuk berjalan. Apa sebabnya ? alasannya yaitu bayi yang normal rata-rata akan berjalan pada umur 12 tahun atau dengan perkataan lain kematangan berjalan pada umur 12 tahun. Bayi yang berumur 5 bulan belum matang untuk berjalan.
Setiap individu mempunyai masa-masa kematangan yang berlainan demikianlah aspek-aspek kehidupan tertentu mempunyai masa kematangan yang berlainan. Setiap individu mempunyai irama dan tempo perkembangan tertentu. Sampai pada batas tertentu masa kematangan sesuatu aspek kehidupan individu dapay dipercepat walaupun kemungkinan sanggup memperlihatkan ekses-ekses tertentu.
Untuk memudahkan pemahaman interaksi dari factor-faktor yang telah diuraikan diatas, oke kita nyatakan dalam sebuah formula sebagai berikut :
P ( I ) = F . ( H . E . T ) atau I = F . ( P . L . K )
Keterangan :
- P = Person
- I = Individu
- F = fuction (product) I
- H = Heredity P = pembawaan
- E = environment = L = Lingkungan
- T = Times = waktu = K = Kematangan
BAB III
INTEGRASI SOSIAL
Penyesuaian diri
Sebagai titik tolak ingin kami mulai dari pengertian ALLport perihal kepribadian manusia, yang kami rumuskannya sebagai berikut : keperibadian yaitu organisai dinamis dari system pisiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang khas dalam menyasuaikan dirinya dalam lingakungannya.
Perharikan kepingan rumusan yang cetak miring itu. Pribadi insan tidak sanggup dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan sick ( suatu individu saja ) tanpa sekaligus melekatkan hubungannya dengan lingkungannya. Justru kepribadian itu menjadi kepribadian apabila keseluruhan system psiko-fisiknya, termasuk talenta kecekapan diri impian kegiatannya, menyatakan dirinya dengan khas di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Hubungan utama antara individu insan dan lingkungannya,yaitu insan senantiasa berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Lingkungan dalan ini melaluai, baik lingkungan fisik,yaitu alam benda-benda yang konkret,maupun lingkungan psikis,yaitu jiwa-raga,orang-orang dalam lingkungan.ataupun lingkungan rohani, yaitu objective Geist,berari keyakinan-keyakinan, ide-ide,filsafat-filsafat yang terdapat dilingkungan individu itu,baik yang dikandung oleh orang-orangnya sendiri dilingkungannya maupun yang tercantum dalam buku-buku atau hasil kebudayaan lain.
Penyesuaian diri dalam artinya pertama disebut juga penyesuaian diri yang autoplastis (auton = sendiri, plastis = dibuat ), sedangkan penyesuaian diri yang kedua juga disebut penyesuaian diri yang aloplastis (alo = yang lain ).jadi,penyesuan diri ada artinya yang “Pasif “,dimana acara kita ditentukan oleh lingkungan, dan ada artinya yang “aktif”,dimana kita pengaruhi lingkungan.
Rumusan
Rumusan H.Bonner (3) dalam bukunya, Social Psychology, yang dalam garis besarnya berbunyi sebagai berikut : Interaktif social yaitu suatu korelasi antara dua atau lebih individu insan ,di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,mengubah,dan memperbaiki kelakuan individu yang lain , atau sebaliknya. Rumusan ini dengan tepat menggambarkan kelangsungan timbale-baliknya integrasi social antara dua atau lebih insan itu.
Kelangsungan interaksi social ini,sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, ternya merupakan proses yang kompleks, tetapi padanya sanggup kita beda-bedakan beberapa factor yang mendasarinya,baik secara tunggal maupun bergabung ,yaitu (vide Bonner, Social Psychologi, no.3) :
- Faktor imitasi
- Faktor sugesi
- Faktor identifikasi
- Faktor simpati
Marilah kita tinjau keempat factor itu masing-masing.
A. Faktor imitasi
Telah diuraikan dalam perkembangan ilmu jiwa social mengenai pendapat Gabriel Tard, yang beranggapan bahwa seluru kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan factor imitasi saja. Walaupun pendapat ini ternyata berat sebelah,namun peranan imitasi dalam interaksi sosisl itu tidak kecil . Misalnya saja jika kita amati bagaimana seorang anak mencar ilmu berbicara.
Malahan tidak hanya berbicara saja,yang merupakan alat komunikasi yang terpenting. Misalnya tingkah laris tertentu , cara member hormat, cara menyatakan terima kasih, cara menyatakan kegirangan orang apabila bertemu dengan seorang mitra yang usang yang tidak dijumpainya, cara-cara member kode tanpa bicara dan lain-lain cara verbal itu kita pelajari pada mulainya cara mengimitasinya. Juga cara-cara berpakain ,gejala “mode” yang gampang mengajar itu, dipelajari orang dengan jalan imitasi.
Peranan faktor imitasi dalam interaksi sosial juga mempunyai segi-segi yang negatif . Yaitu pabila hal-hal yang diimitasikan itu mungkinlah salah satunya segi-segi yang negative.Yaitu apabila hal-hal yang diimitasi itu mungkinlah salah ayaupun secara moral dan yuridis harus ditolak .Apabila teladan demikian diimitasi orang banyak, proses imitasi itu sanggup mengakibatkan terjadinya kesalahan kolektif yang mencakup jumlah serba besar.
Imitasi bukan menjadi dasar pokok dan semua interaksi sosial menyerupai yang diuraikan oleh Gabriel Tarde, melaikan merupak suatu segi dari proses interaksi sosia, yang menerangkan mengapa dan bagaimana sanggup terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laris diantara orang banyak.Dangan cara imitasi , pandangan dan tingkah laris ,seseorang mewujudkan kelompok masyarakat,dan dengan demikian pula seseorang itupun lebih melebihkan dan meluasakan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
B. Faktor Sugesti
Artinya sugest dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi social hamper sama. Bedanya ialah,bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya, sedangkan pada sugesti, seseorang memerikan pandangan atau perilaku diri dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain diluarnya.
Sugesti dalam ilmu jiwa sosial sanggup kita rumuskan sebagai suatu proses di mana seorang individu mendapatkan suatu cara pengalihatan atau pedoman-pedoman tingkah laris dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Syarat-syarat terjadinya sugeste ?
- sugesti lantaran kendala berfikir
- sugesti lantaran keadan pikiran terpecah-pecah,
- sugesti lantaran otoritas
- sugesti lantaran mayoritas
- sugesti lantaran “ will to belive”
a. Sugesti lantaran kendala berfikir.
Dalam proses sugesti terjadi tanda-tanda bahwa orang yang dikenainya mengambil oper pandangan-pandangan dari pada orang lain tanpa memberinya pertimbangan-pertimbangan kritik terlebih dahulu.Orang yang kena sugesti itu menelan saja apa yang dianjurkan orang lain . Hal ini tentulah lebih gampang terjadi apabila ia ,pada waktu dikenai sugesti, benda dalam keadaan ketika cara-cara berfikir kritis itu sudah agak terhambay-hambat. Dan hal ini sanggup terjadi ,misalnya ,apabila orang itu sudah lelah berfikir , tetapi juga apabila peruses berfikir secara itu dikurangi dayanya kerena sedang mengalami rangsangan-rangsangan emosiaonal.
Misalnya : Rapat-rapat partainya atau rapat-rapat raksasanya kerap kali diadakan pada malam hari, di waktu orang sudah capai dari pekerjaan nya. Selanjutnya merekapun senantiasa memasukkan dalam program rapat itu hal-hal yang menarik perhatian ,merangsang emosi dan kekaguman , sehingga gampang terjadi sugesti kepada orang banyak itu.
b.Sugesti lantaran pikiran terpecah-pecah (disosiasi)
sugesti gampang terjadi pada diri orang apabila ia mengalami disosiasi dalam pikirannya, yaitu apabila pikiran orang itu mengalami keadaan terpecah belah. Hal ini sanggup terjadi,misalnya,apabila orang bersangkutan menjadi galau lantaran ia dihadapkan kepada kesulitan-kesulitan hidup yang terlalu kompleks bagi daya penampungnya. Apabila orang, lantaran suatu hal, menjadi bingung, maka ia lebih gampang terkena oleh sugesti orang lain yang mengetahui jalan keluarnya dari kesulitan-kesulitan yang ia hadapi itu.
Lapangan sosial kawasan sugesti itu memegang peranan penting sekali ialah, lapangan iklan dan reklame.
Dalam korelasi ini terdapatlah keadaan-keadaan tertentu, dimana sugesti reklame dan iklan sanggup berlangsung dengan relatif mudah.Pengaruh sugesti itu sanggup diperoleh lantaran factor otoritas dan faktor mayoritas.
c.Sugesti lantaran otoritas atau prestise
Dalam hal ini orang-orang cenderung akan mendapatkan pandangan-pandangan atau sikp-sikap tertentu apabila pandangan atau perilaku tersebut dimiliki oleh orang-orang yang jago dalam lapangannya, sehingga dianggap otoritas pada lapangan tersebut ataupun dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai prestise social yang tinggi.
d.Sugesti lantaran mayoritas
Dalam hal ini orang banyak kerp kali cenderung akan mendapatkan suatu pandangan atau ucapan apabila ucapan itu sokong oleh mayoritas, oleh sebagian besar dari golongannya, kelompoknya, atau masyarakatnya.Mereka cenderung untuk mendapatkan pandangan itu tanpa pertimbangan lebih lanjut, karena, kalau kebanyakkan sudah beropini demikian.
e.Sugesti lantaran “will to believe”
Mengenai sugesti terdapat pula suatu pendapat, bahwa sugesti.
D.Faktor Simpati
Simpati sanggup dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasinal, tetapi berdasarkan evaluasi perasaan, menyerupai juga pada proses identifikasi. Orang tiba-tiba merasa dirinya tertarik kepada orang lain seolah-olah dengan sendirinya, dan tertariknya itu bukan lantaran salah satu cirri tertentu, melainkan lantaran keseluruhan cara-cara bertingkah laris orang tersebut.
Gejala identifikasi dan simpati itu sebenarnya sudah berdekatan. Tetapi dalam hal simpati yang timbale balik itu akan dihasilkan suatu korelasi kerja sama, dimana orang yang satu ingin lebih mengerti orang yang lain demikian jauhnya, sehingga ia sanggup merasa berfikir dan bertingkah laris seolah-olah ia yaitu orang lainnya itu.
Pada simpati dorongan utama yaitu ingin mengerti dan ingin kolaborasi dengan orang lain, sedangkan pada identifikasi dorongan utamanya ialah ingin mengikuti jejaknya, ingin mencontoh ingin mencar ilmu dari orang lain yang dianggapnya sebagai ideal.
Simpati hanyalah sanggup berkembang dalam suatu korelasi kolaborasi antara dua atau lebih orang, yang menjamin terdapatnya saling mengeti itu.
Mutual understanding tidak sanggup dicapai tanpa adanya simpati.
Introyeksi
Suatu tanda-tanda yang lain, yang berdekatan pula dengan simpati, ialah apa yang disebut introyeksi, suatu istilah yang berasal dari psikologi Freud menyerupai juga istilah identifikasi. Gejala introyeksi itu tidak begitu sering terjadi dalam pergaulan social menyerupai factor-faktor dasar lainnya sehingga tidak disebut sebagai factor tersendiri.
Dalam interaksi social, saling efek atau saling mengubah tingkah laris antar insan itu marupakan kelangsungan yang kompleks, tetapi diantaranya sanggup kita beda-bedakan factor-faktor imitasi,sugesti, identifikasi, dan simpati yang masing-masingnya, sendiri atau dalam adonan dengan yang lain, mempunyai peranan.
Dalam pada itu, imitasi dan sugesti merupakan gejala-gejala yang menerangkan bagaimana terjadinya bahwa suatu sikap, gagasan, atau pandangan sanggup disebarkan dengan cepat sekali diantara orang banyak, walaupun mungkin tidak begitu mendalam. Sedangkan identifikasi dan simpati merupakan kelangsungan-kelangsungan yang agak memakan waktu, tetapi dalam pada itu perubahan sikap, norma atau impian pada diri orang yang terjadi karenanya merupakan perubahan yang lebih mendalam dan lebih mengenai inti-inti pribadi individu.
Situasi social
Situasi social yaitu tiap-tiap situasi dimana terdapat saling korelasi antara insan yang satu dengan yang lain.
A.Situasi Kebersamaan
Pada situasi ini, individu-individu yang turut serta didalam situasi tersebut belum mempunyai saling korelasi yang teratur menyerupai yang terdapat pada situasi kelompok social. Situasi kebersamaan itu merupakan situasi dimana berkumpul sejumlah orang yang sebelumnya tidak kenal mengenal, dan interaksi social yang kemudian terdapat antara mereka itu tidak beberapa mendalam.
B.Situasi Kelompok Sosial
Situasi ini merupakan situasi dimana kelompok, dimana kelompok social kawasan orang-orangnya berinteraksi itu merupakan suatu keseluruhan tertentu, contohnya suatu perkumpulan, suatu partai, dan anggota-anggotanya sudah mempunyai saling korelasi yang lebih mendalam antara yang satu dengan yang lain, saling korelasi yang tidak berlaku pada hari itu saja mereka berkumpul, tetapi saling korelasi itu sudah terdapat sebelumnya.
Eksperimen situasi kebersamaan F.H.Allport (1916-1919)
Dalam eksperimen ini ternyata bahwa situasi kebersamaan itu, togetherness situation itu, pada dirinya sendiri sudah sanggup dipengaruhi tingkah laris insan dengan cara demikian sehingga menjadi berlainan dibandingkan dengan tingkah laris insan itu dalam keadaan sendirian.
Eksperimen Rosenbaum dan Blake
Eksperimen ini dilakukan untuk menyidik akhir dari situasi perilaku dan tingkah laris yang dinyatakan oleh seseorang didalam keadaan tersebut apabila menghadapi masalah yang sama. Dengan kata lain, gampang atau tidakkah terjadi imitasi dalam keadaan kebersamaan itu.
Eksperimen Asch
Pada eksperimen berikut, yaitu eksperimen Asch (2) 1952, akan nyata betapa besar peranan sugesti dalam situasi social pada umumnya dan di dalam situasi keadaan kebersamaan pada khususnya. Dalam pada itu diteliti antara lain peranan dari sugesti mayoritas.
Dalam eksperimen-eksperimen Asch ini terdapat tiga variable, yaitu:
- Jumlah mayoritas,
- Jumlah minoritas,
- Taraf kesukaran tugas,
keadaan-keadaan lain dalam eksperimen-eksperimen itu sama, dan senantiasa seorang saja yang diuji dalam eksperimen itu.Orang tersebut bertugas untuk menilai dan membandingkan panjang garis yang satu terhadap yang lain dari majemuk gambar yang diproyeksikan pada dinding ruangan eksperimen.
Kesimpulan eksperimen
Segala kesimpulan dari eksperimen-eksperimen yang digambarkan itu sanggup dikatakan sebagai berikut :
- Dari eksperimen allport ternyata bahwa situasi sosisl pada diri sendiri (an sich) sudah mempunyai efek tertentu terhadap kegiatan-kegiatan individu dibandingkan dengan kegiatan-kegiatannya yang sama apabila dalam keadaan sendirian, yaitu bahwa situasi kebersamaan mempunyai efek menyamaratakan pendapat-pendapat orang yang terlibat didalamnya.
- Dari eksperimen Rosembaum dan blake ternyata bahwa situasi togetherness itu, sebagai bentuk situasi social, dan perilaku keragu-raguan individu mengenai apa yang harus ia lakukan, sangat memudahkan terjadinya imitasi dan sugesti terhadap tingkah laris orang dalam keadaan yang sama
- Dari eksperimen asch ternyata bahwa efek sugesti (mayoritas) terhadap evaluasi individu dalam keadaan kebersamaan itu besar apabila individu itu ragu-ragu dalam penilaiannya. Sugesti (mayoritas) tidak besar lengan berkuasa apabila individu dengan terperinci mengetahui apa yang harus ia lakukan. Pengaruh sugesti (mayoritas) dalam keadaan tadi akan diperkecil apabila terdapat pula sugesti minoritas yang berlawanan dengan sugesti dominan dalam keadaan yang sama.
BAB IV
MOTIVASI
Motivasi merupakan suatu kegiatan-kegiatan individu dan bukanlah suatu acara yang berdiri sendiri akan tetapi selalu ada yang mendorongnya dan selalu ada yang dituju. Ataupun dengan perkataan lain acara individu selalu mempunyai motif dan tujuan (goal atau incetive).
Motivasi merupakan suatu kegiatan-kegiatan individu dan bukanlah suatu acara yang berdiri sendiri akan tetapi selalu ada yang mendorongnya dan selalu ada yang dituju. Ataupun dengan perkataan lain acara individu selalu mempunyai motif dan tujuan (goal atau incetive).
1. Pengertian Motif.
Motif atau drives merupakan satu kesatuan tenaga (complex state) dalam diri individu yang mendorong individu tersebut melaksanakan acara mencapai suatu tujuan. Ada beberapa motif dasar (biological drives) yang dimiliki individu insan dan juga binatang.
2. Pengelompokan Motif.
Keseluruhan “kesatuan tenaga” yang mendorong individu melaksanakan acara pada umumnya sanggup dikelompokkan kedalam (a) motif dasar (basic motive) atau dorongan-dorongan biologis (biological drivers) dan (b) motif sosial (social motives).
Motif Dasar (Biological drives).
Motif Dasar atau Biological Drives merupakan motif yang berasal dari dari kebutuhan-kebutuhan biologis. Motif ini merupakan motif yang tidak dipelajari artinya telah dimiliki semenjak dari lahir atau timbul tanpa perjuangan mencar ilmu dari individu . datau dengan kata lain motif ini bedifat istinktif atau bersifat naluriah.
Beberapa motif dasar (biological drives) yang dimiliki individu, insan dan juga binatang diantaranya :
- Motif dasar untuk makan, minum, bernafas, (hunger, thirst, breath)
- Motif dasar untuk proteksi diri/rasa kondusif (security drives)
- Motif dasar untuk beristrahat dan bergerak (rest and activity drives)
- Motif dasar untuk menyebarkan keturunan (self drives)
Motif Sosial (social motives).
Manusia yaitu makhluk social, dalam kehidupannya selalu berada bersama orang lain atau selalu berada dalam relasinya dengan orang lain. Selain dari itu juga insan yaitu mahluk cerdik lantaran kedua aspek ini mempunyai kemungkinan untuk mencar ilmu dari orang lain. Dengan jalan mencar ilmu kehidupan insan akan lebih berkembang lebih jauh sesuai dengan factor-faktor yang dimungkinkan oleh lingkungannnya. Dan insan juga tidak hanya menetap pada motif dasar akan tetapi berkembang pada motif-motif social, letak geografis dan tingkat peradaban adat istiadat serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungan social masyarakat.
Motif social yang umum (common social motives).
Walaupun motif social ini bervariasi pada setiap lingkungan sosial, namun ada beberapa motif social yang secara umum ditemukan pada banyak sekali lingkungan social diantaranya yaitu :
- Motif untuk dikenal (need for recognition).
- Motif untuk dibutuhkan (need to be needed).
- Kebiasaan (habit).
- Disamping motif social menyerupai tersebut diatas masih banyak lagi motif-motif social yang umum yang lain, diantaranya motif untuk memperoleh penghargaan, motif untuk berkelompok, motif untuk memperoleh status,dsb
Motif-motif sosial yang berafiliasi dengan sistem nilai-nilai (value sistem)
- Organic needs (kebutuhan-kebutuhan organ).
- Emergency motives (kebutuhan-kebutuhan darurat) dan dalam motif ini di bagi dalam 4 kepingan :
- Escape motive atau motif untuk melepaskan diri dari bahaya. Jenis motif ini timbul pada waktu individu berada dalam situasi yang mengancam hidupnya atau berbahaya bagi kelagsungan hidupnya.
- Combat motive atau motif untuk melawan/mempertahankan diri.
- Effort motive atau Masteri Motive yaitu motif untuk mengatasi rintangan.
- Pursuit motive atau motif untuk belajar, motif ini mendorong individu untuk mengejar mencapai objek.
3.Objective motive (motof obyektif).
Motif ini timbul dan diarahkan untuk sanggup berafiliasi secara efektif dengan lingkungan yaitu termasuk dalam motif ini yaitu :
- Expleration motive atau motif menyidik yaitu untuk memperoleh suatu kebenaran yang lebih obyektif.
- Manipulatoin motive atau motif menyidik yaitu menggunakan sesuatu dari lingkungan sehingga sanggup mempunyai kegunaan bagi dirinya dan bagi kelang sungan hidupnya.
- Interest atau niat yaitu memusatkan acara mental dan perhatian terhadap suatu obyek yang banyak bersangkut paut daru dari individu.
3. Pengukuran Motif.
Pada suatu ketika mungkin acara individu tidak hanya didorong oleh satu motif, tetapi oleh sejumlah motif atau mungkin pula acara individu tersebut didorong oleh motif-motif yang paling kuat, Kaprikornus setiap motif itu mempunyai kekuatan dan kekuatan sanggup berbeda pada setiap individu dan setiap acara yang sesuai dengan arti incentive atau gool yang akan dicapainya bagi individu tersebut.
5. Usaha-usaha Membangkitkan Motivasi.
Diatas kita telah dipaparkan betapa pentingnya kiprah motif dalam acara individu.Agar sesuatu perjuangan memperlihatkan hasil yang efektifmaka diperlakukan adanya motif yang kuat.
Dengan demikian motif ini perlu diperkuat atau dibangkitkan.Beberapa perjuangan untuk membangkitkan atau memperkuat motivasi yaitu :
- Konpotisi / persaingan (compotition) yaitu kompotisi dengan prestasi sendiri, berusaha memperbaiki prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
- Pace making gool atau tujuan dari suatuperbutan bermotif seringkali jauh untuk mencapai suatu tujuan.
- Tujuan yang terperinci yaitu motif yang mendorong individu untuk mencapai tujuan.
- Minat yang besar yaitu motif akan timbul bila individu mempunyai minat yang besar. Maka untuk membangkitkan motif kuta harus mungusahakan adanya minat yang besar.
- Kesempatan untuk sukses yaitu sukses sanggup mengakibatkan rasa puas, rasa bahagia dan rasa kepercayaan terhadap diri sendiri. Kegagalan sanggup memperlihatkan imbas yang sebaliknya.
BAB V
MOTIF DAN SIKAP
Motif dan perilaku merupakan pengertian-pengertian yang utama dalam uraian acara dan tingkah laris manusia, baik secara umum maupun secara khusus dalam interaksi social.
5.Motif manusia.
Motif insan merupakan pendorong, keinginan, hasrat, dan tenaga pencetus lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melaksanakan sesuatu dan motif itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laris kita.
6.Motif tunggal, motif bergabung
Motif kegiatan-kegiatan kita sanggup berupa motif tunggal maupun motif bergabung. Misalnya mendengar berita informasi RRI itu mungkin mempunyai motif yang umum dan mungkin pula bermotif yang lain. Misalnya mendengarkian informasi tentu yang berafiliasi dengan kantor kita.
7.Motif biogenetis
Motif ini merupakan motif yang berasal dari kebutuhan organisme orang demi kelangsungan hidupnya secara biologis, dan motif ini bercorak universal dan kurang terikat dengan lingkungan kebudayaan kawasan insan itu kebetulan berada dan berkembang. Motif ini juga orisinil didalam diri oaring, dan berkembang dengan diri sendirinya.
8.Motif sosiogenetis
Motif ini yaitu motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kawasan orang itu berada dan berkembang, motif ini tidak berkembang sendirinya, akan tetapi berdasarkan interaksi sosoial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Motif ini juga banyak sekali dan berbeda-beda yang terdapat diantara corak kebudayaan di dunia.
9. Motif teogenetis
Motif ini barasal dari interaksi antara insan dengan Tuhan saperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-sehari dimana ia berusaha merealisasi norma-norma agam tertentu.
10. Motif teogenetis kiprah motif dalam pengamatan
Pada umumnya peranan motif ini yaitu segala tingkah laris insan besar sekali pada suatu acara yang sederhana menyerupai dalam hal pengamatan.
11.Eksperimen
Dalam motif ini sesungguhnya insan itu mempunyai peranan yang besar dalam proses pengamatan, telah pula dibuktikan dengan sekali eksperimen. Diantaranya akan memperoleh dua eksperimen yaitu eksperimen Harggard dan Rose.
12. Kesimpulan eksperimen.
Dari kedua eksperimen ini bahwa apabila orang berhadapan dengan suatu lapangan pengamatan yang kurang terperinci strukturnya, maka dengan gampang sekali penafsiran dari rangsangan yang mereka amati itu dipengaruhi oleh acara atau motif yang pada waktu itu bekerja yang nyata pada diri orang.
13. Attitude
Pengertian attitude sanggup kita terjemahkan dengan perilaku tehadap dengan objek tertentu, yang merupakan perilaku pandangan atau perilaku perasaan, tetapi perilaku itu cenderung untuk bertindak sesuai dengan perilaku yang objektif. Manusia juga sanggup mempunyai perilaku yang attitude terhadap macam-macam hal contohnya : untuk seorang muslim atau yahudi yang sungguh-sungguh bahwa daging babi itu haram, tak disukai, atau dianggap kotor, attitude mungkin juga diarahkan terhadap benda-benda, orang-orang tetapi juga peristiwa, lembaga-lembaga atau norma-norma, nilai-nilai dll.
14. Attitude social atau individual
Peranan attitude dalam kehidupan insan yaitu peranan besar, lantaran telah dibuat pada diri insan dan merupakan attitude social.
Attitude individual berbeda dengan attitude social, yaitu :
- bahwa attitude individual dimiliki oleh seorang demi seorang saja contohnya kesukaan terhadap bintang-bintang tertentu
- bahwa attitude individual berkenaan dengan objek-objek yang bukan merupakan objek perhatian social
15. Ciri-cirri attitude
- attitude bukan dibawa orang semenjak dilahirkan, melainkan dibuat atau dipelajari sepanjang orang itu dalam perkembangannya dengan objeknya.
- attitude sanggup berubah-ubah lantaran itu attitude sanggup dipelajari orang atau sebaliknya
- attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung korelasi tertentu terhadap suatu objek.
- objek attitude sanggup merupakan sesuatu hal tertentu, tetapi sanggup juga merupakan hal-hal tersebut.
- attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.
16. Memahami attitude
Untuk sanggup memahami attitude dapt menggunakan beberapa metode eksklusif dan tak eksklusif dan terdapat lagi metode tes tersusun eksklusif dan tersusun tak langsung.
- metode eksklusif yaitu dimana orang itu secara eksklusif meminta pendapat atau anggapannya mengenai objek tertentu.
- Pada metode tak eksklusif orang diminta supaya menyatakan dirinya mengenai objek attitude yang diselidiki.
- Attitude ialah dikonstuksikan terlebih dahulu berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
- Attitude tidak tersusun ialah wawancara, daftar pertanyaan biasa, pengertian biografi atau karangan.
17. Pembentukan dan perubahan attitude
Pembentukan attitude ini tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukan senantiasa, Pembentukan senantiasa terjadi eksklusif dalam interaksi manusia.
18. Faktor-faktor ekstern ialah
Melihat factor-faktor ektern maka pada garis besarnya attitude dapt dibuat atau diubah
- adnya interaksi kelompok dimana terdapat korelasi timbal balik yang eksklusif antara manusia
- kaarena komunikasi, diman terdapat hubungan-hubungan eksklusif dari suatu pihak.
19. Interaksi kelompok yaitu merupakan acara individu dalam bermasyarakat maupun dilingkup keluarganya.
20. Perubahan attitude dalam situasi kontak antar kelompok.
Perbuatan attitude dalam situasi kontak antara dua kelompok berbeda dengan situasi dimana individu dilibatkan secara aktif untuk turut serta dalam interaksi intensif dan cukup lama.
21. Beberapa eksperimen
Masalah dalam eksperimen ini diselidiki oleh Hovland. Berdasarkan-berdasarkan hasil eksperimennya memperoleh kesimpulan bahwa :
- Apabila isi komunikasi itu rumit maka komunikasi yang harus menarik kesimpulan.
- Juga apabila isi komunikasi itu tidak ada hubungannya yang erat dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar, maka komunikator hendaknya menarik kesimpulan.
22. Kesimpulan umum.
- Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak
- Orang banyak belum mengetahui benar atau ragu-ragu perihal isi dan fakta-fakta attitude baru
- Attitude yang dibuat itu tidak melampaui jauh isinya
- Argument dua pihak lebih bertahan terhadap kontra propaganda daripada argument sepihak
- Bila attitude yang dibuat melampaui aing bagi frame of reference orang-orang, akan terjadi boomerang atau oembentukan attitude sebaliknya.
23. Prasangka social
Prasangka social merupakan prasangka orang-orang terhadap golongan insan tertentu, golongan rasa tau kebudayaan berlainan dengan golongan orang yang berprasangka itu.
24. klarifikasi prasangka social
Adanya prasangka social itu sanggup ditunjukkan pada majemuk pada masyarakat merdeka di dunia
25. Stereotip
Adanya prasangka social itu bergandengan pula dengan adanya yang disebut “ steroetip “ yang merupakan citra atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan tabiat pribadi orang golongan lain yang bercorak negative.
26. Metode penilaian
Metode ini banyak sekali macam konstruksinya menyerupai metode likers, Thourstone, dan Guttman yang kami tidak bicarakan di seni tetapi dipelajari menyerupai psikologi social.
27. Terjadinya prasangka social.
Terjadinya prasangka social menyerupai ini sanggup juga disebut pertumbuhan prasangka social dengan tidak sadar dan yang berdasarkan kekurangan pengetahuan dan pengertian-pengertian akan fakta kehidupan yang sebenarnya dari golongan-golongan orang yang dikenakan streotip.