Konsep Penilaian Proyek
Thursday, July 25, 2019
Edit
PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE
A. KONSEP EVALUASI PROYEK
1. Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi Proyek, juga dikenal sebagai studi kelayakan proyek (atau studi kelayakan bisnis pada proyek bisnis), merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis), apakah sanggup dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), dengan menurut banyak sekali aspek kajian. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah suatu proyek sanggup dilaksanakan dengan berhasil, sehingga sanggup menghindari keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar untuk aktivitas yang ternyata tidak menguntungkan.
Dilihat dari kapan penilaian dilakukan pada proyek, sanggup dibedakan 4 jenis penilaian proyek:
- Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan (pre-project evaluation);
- Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-construction project evaluation);
- Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan (on-going project evaluation).
- Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-project evalution study).
2. Hal-Hal yang Perlu Diketahui dalam Evaluasi Proyek
Sebelum dilakukan suatu penilaian proyek, perlu diidentifikasikan hal-hal berikut:
- Ruang Lingkup Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja proyek akan beroperasi (mission statement of business).
- Cara aktivitas proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani sendiri, atau ditangani juga oleh (beberapa) pihak lain?
- Evaluasi terhadap aspek-aspek yang memilih keberhasilan seluruh proyek, yakni mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek.
- Sarana yang diharapkan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti:
- material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga fasilitas-fasilitas pendukung menyerupai jalan raya, transportasi, dan sebagainya.
- Hasil aktivitas proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.
- Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
- Langkah-langkah planning untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing aktivitas tersebut.
3. Perbedaan Intensitas Evaluasi Proyek
Tidak setiap proyek akan diteliti dengan intensitas yang sama. Beberapa proyek mungkin harus diteliti dengan sangat mendalam, dengan meliputi banyak sekali aspek yang berpengaruh. Beberapa lainnya mungkin cukup diteliti pada beberapa aspek saja. Bahkan ada yang diteliti secara sederhana dan tidak formal.
Beberapa faktor memilih intensitas studi penilaian proyek:
- Besarnya dana yang ditanamkan: semakin besar dana yang ditanamkan, intensitas studi akan semakin mendalam.
- Tingkat ketidakpastian proyek: semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, fatwa kas, dan lain-lain, maka biasanya studi penilaian proyek akan semakin hati-hati.
- Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek: semakin kompleks faktor-faktor yang mempengaruhi proyek, semakin hati-hati dan mendalam studi penilaian proyek tersebut.
4. Lembaga-Lembaga yang Membutuhkan Evaluasi Proyek:
Telah dijelaskan pada pecahan sebelumnya, bahwa kegagalan proyek sanggup merugikan: investor, pihak penyedia pembiayaan, pemerintah. Oleh lantaran itu, mereka lah lembaga- forum yang membutuhkan penilaian proyek.
- Pemilik proyek (investor) dan calon kawan usaha: akan memperhatikan prospek usaha, yakni tingkat keuntungan yang diharapkan beserta tingkat risiko investasi. Biasanya, semakin tinggi tingkat keuntungan diiringi dengan semakin tinggi risiko proyek.
- Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, perusahaan modal ventura, underwriter jika melalui bursa efek, forum kredit ekspor barang modal, dan forum donor yang mungkin ikut membiayai proyek): memperhatikan segi keamanan dana yang mereka pinjamkan, lantaran mereka mengharapkan supaya bunga dan angsuran pokok derma sanggup dibayarkan sempurna pada waktunya. Oleh lantaran itu, mereka akan memperhatikan rujukan fatwa dana selama jangka waktu derma tersebut.
- Pemerintah: berkepentingan atas manfaat atau dampak dari proyek terhadap perekonomian nasional maupun dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat.
5. Dua Jenis Evaluasi Kelayakan
Untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan, penilaian kelayakan proyek dilakukan dalam dua tahap:
- Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-evaluation study) Tujuan Evaluasi Pendahuluan yaitu untuk mengetahui faktor-faktor pengambat kritis (critical factors) yang sanggup menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini yaitu penghapusan planning investasi, revisi planning investasi, atau meneruskan penilaian planning investasi proyek ke tahap berikutnya, yakni studi kelayakan proyek.
- Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study)
Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek:
- aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek;
- aspek produksi, teknis dan teknologis;
- aspek administrasi dan sumberdaya manusia; dan
- aspek keuangan dan ekonomi.
6. Tahapan-Tahapan Evaluasi Proyek
Evaluasi Proyek sanggup dibagi menjadi beberapa tahap:
- Tahap Penemuan ide, yakni penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek. Jika terdapat lebih dari satu ide, maka biasanya pengambil keputusan akan dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) intuisi bisnis dari pengambil keputusan; (2) pengambil keputusan memahami teknis dari proyek; (3) keyakinan bahwa proyek bisa menghasilkan laba.
- Tahapan Penelitian; yakni meneliti beberapa alternatif proyek dengan banyak sekali metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah data menurut metode yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai; menyimpulkan hasil hingga pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian.
- Tahap Evaluasi (Evaluasi Pendahuluan dan Evaluasi Kelayakan Proyek). Evaluasi berarti membandingkan sesuatu menurut satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria ini sanggup bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hal yang diperbandingkan dalam penilaian kelayakan proyek biasanya yaitu manfaat (benefit) dengan seluruh biaya yang akan timbul.
- Tahap Pengurutan Usulan yang Layak. Apabila terdapat lebih dari satu usulan planning proyek yang dianggap layak, dan jika administrasi mempunyai keterbatasan dalam menjalankan proyek-proyek tersebut, maka administrasi sanggup memilih prioritas usulan yang layak menurut kriteria-kriteria pengurutan (ranking) yang telah ditentukan.
- Tahap Rencana Pelaksanaan. Setelah ditentukan planning proyek mana yang akan dijalankan, perlu dibentuk planning kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek; mulai dari penentuan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan; jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana; ketersediaan dana dan sumberdaya lainnya; kesiapan manajemen, dll.
- Tahapan Pelaksanaan, yakni tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika proyek selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan. Dalam operasionalisasi ini, diharapkan juga kajian-kajian untuk mengevaluasi operasionalisasi proyek. Hasil penilaian ini sanggup dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk selalu mengkaji ualng proyek secara terus-menerus.
B. DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN ASPEK-ASPEK EVALUASI PROYEK
Evaluasi Proyek mengkaji kelayakan proyek dari banyak sekali komponen proyek: pasar, internal perusahaan, dan lingkungan.
Suatu aspek mungkin terkait dengan aspek lainnya dalam Evaluasi Proyek. Misalnya:
- Aspek pemasaran membutuhkan data-data dan perkiraan dari aspek pasar dan persaingan, serta aspek-aspek lingkungan;
- Aspek administrasi akan membutuhkan data-data dan perkiraan dari seluruh internal perusahaan dan seluruh aspek lingkungan.
- Aspek sumberdaya insan membutuhkan data-data dan perkiraan dari aspek teknik dan teknologi, pasar dan pemasaran, dan administrasi untuk memilih jumlah dan spesifikasi tenaga kerja dan jadwal pengembangannya.
- Aspek keuangan akan membutuhkan data-data dan perkiraan dari aspek pasar, pemasaran, manajemen, teknik dan teknologi untuk memilih besar pendapatan dan biaya yang harus ditanggung tubuh usaha.
Modifikasi terhadap aspek-aspek studi kelayakan yaitu dimungkinkan, disebabkan oleh batasan-batasan dalam penelitiannya, seperti:
- Apakah planning bisnis hanya terbatas pada suatu produk gres atau pada planning pembentukan SBU atau yang lainnya.
- Apakah pasar yang dituju berskala internasional, nasional, atau lokal.
- Apakah produk yang akan dihasilkan berupa barang atau jasa atau adonan keduanya.
- Apakah analisis akan dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif atau adonan keduanya.
C. IDENTIFIKASI KESEMPATAN BERUSAHA
Identifikasi kesempatan perjuangan merupakan langkah pertama dalam studi kelayakan. Cara- cara yang sanggup dipakai untuk identifikasi kesempatan perjuangan sanggup dilakukan dengan modus-modus berikut:
Mempelajari impor. Impor memperlihatkan bahwa masih terdapat (sebagian) pasar yang masih belum bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri. Bila impor ini mempunyai kecenderungan yang semakin meningkat, bisa diprediksi bahwa masih terdapat seruan dari dalam negeri untuk produk/jasa tersebut.
- Menyelidiki keberadaan material lokal. Jumlah material yang melimpah, dengan harga yang murah dan/atau mutu yang baik merupakan kesempatan yang sanggup dimanfaatkan.
- Mempelajari keterampilan tenaga kerja. Beberapa industri, menyerupai contohnya industri kerajinan atau industri berbasis pengetahuan, menempatkan tenaga kerja sebagai faktor yang sangat penting. Tersedianya tenaga kerja yang berketerampilan mungkin sanggup dipakai untuk membuat produk yang sejenis, namun terdiferensiasi dibandingkan produk yang telah ada di pasaran.
- Mempelajari Industri. Berbagai kesempatan sanggup diperoleh dalam industri yangsedang berkembang. Misalnya, meningkatnya jumlah dan harga ekspor udang galah berkualitas super memperlihatkan bahwa masih terbukanya kesempatan perjuangan pada bidang pembudidayaan udang maupun industri hulunya (misalnya: bidang pakan udang, pembibitan udang, pembuatan bak udang, dsb)
- Eksploitasi Kemajuan Iptek. Perubahan teknologi memungkinkan investor memanfaatkan kesempatan itu sebelum pihak lain memulainya. Langkah masuk mendahului pesaing ke pasar yang gres mungkin sanggup memperlihatkan first mover advantage yang jika di-manage, akan menjadi competitive advantage yang menguntungkan.
- Mempelajari kekerabatan antar industri. Pertumbuhan suatu industri hampir bisa dipastikan akan membuat kesempatan bagi industri lainnya. Contoh, pertumbuhan industri pembudidayaan kerang mutiara memperlihatkan kesempatan bagi industri pembibitan dan pakan kerang mutiara (industri hulu) maupun industri kerajinan berbasis mutiara dan perdagangan mutiara (industri hilir). Identifikasi kesempatan ini sanggup dilakukan dengan menganalisa bagaimana input dan output industri tersebut saling terkait.
- Menilai rencana/program pembangunan. Rencana atau Program Pembangunan Nasional maupun Daerah atau masterplan pembangunan yang dilakukan pemerintah, atau proyek-proyek besar oleh swasta akan membuat kebutuhan akan produk/jasa lain yang belum ada.
- Melakukan pengamatan di tempat lain. Pembangunan di daerah, wilayah, maupun negara lain mungkin sanggup diterapkan di tempat kita.