Penyebab Penyakit Jantung
Friday, July 5, 2019
Edit
PENYAKIT JANTUNG KORONER
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Sirkulasi darah ialah suatu penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu belahan sistem sirkulasi. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah yang mengalir di dalamnya.
Cor (jantung) ialah organ yang sangat penting bagi kehidupan lantaran berfungsi sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh. Walaupun banyak berisi darah, cor tidak bisa menyerap nutrisi dari darah tersebut. Nutrisi cor disuplai oleh arteri coronaria yang merupakan cabang pertama dari aorta ascendens. Kelainan pada arteri ini sanggup mengganggu acara cor bahkan sanggup mengakibatkan kerusakan pada cor tersebut.
Penyakit jantung ialah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah. Jika orang mendengar ia kena penyakit jantung, biasanya kebanyakan orang akan berpikir orang tersebut sakit jantung atau jantungnya sakit. Namun sebenarnya, jenis-jenis penyakit jantung itu sendiri bervariasi, menyerupai : jantung koroner, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, sakit di dada (anginan) dan penyakit jantung rematik..
Penyakit jantung koroner merupakan yang paling tertinggi yang di derita orang-orang. Umumnya orang-orang yang mempunyai penyakit jantung kebanyakan menderita penyakit jantung koroner. Penyakit ini menyerang pembuluh darah dan sanggup mengakibatkan serangan jantung. Serangan jantungdikarenakan pembuluh arteri yang tersumbat, yang menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung.
Pada tahun 1997, penyakit jantung koroner (PJK) mengakibatkan 466.101 simpulan hayat dan hingga ketika ini tetap merupakan penyebab utama simpulan hayat di Amerika Serikat. Begitu pula di Indonesia, diperkirakan jumlahnya akan bertambah dari tahun ke tahun. Melihat fakta tersebut, sangat dibutuhkan untuk mengetahui kriteria diagnostik PJK semoga sanggup menegakkan diagnosis dengan tepat.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk membahas secara mendetail perihal penyakit jantung koroner, sehingga diketahui penyebab yang menyatakan penyakit jantung koroner tersebut ialah penyakit yang berbahaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi jantung dan pembuluh darah
Jantung ialah organ beronggga dan mempunyai empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di belahan tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletatak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungai mediastinum. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium, miokardium dan endokardium.
Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang mensuplai jantung dengan darah. Arteri koroner itu lebih spesifiknya menunjukkan oksigen-oksigen yang terdapat di dalam darah ke otot – otot jantung yang terdapat di dinding jantung. Hal ini sangat perlu dipertahankan semoga seseorang sanggup bertahan hidup lantaran oksigen-oksigen ini akan digunakan untuk respirasi otot jantung semoga jantung sanggup terus memompa darah ke seluruh belahan tubuh. Jika oksigen-oksigen ini tidak sanggup disalurkan dengan baik ke otot-otot jantung, maka jantung akan menjadi lemah dan tidak sanggup menyediakan darah ke seluruh belahan tubuh. Hasilnya, orang tersebut akan meninggal lantaran proses-proses biologis di dalam dirinya tidak sanggup dilakukan lantaran organ-organ tubuh tidak mendapat nutrisi dan oksigen dari darah.
Dalam penyakit jantung koroner, arteri koroner ini menjadi semakin sempit dan kadang kala terblokir. Hal ini mengakibatkan darah tidak sanggup disalurkan dengan baik ke otot-otot jantung. Pada tahap awal, mungkin si penderita masih sanggup bernafas dengan normal dan darah yang mengalir ke otot jantung masih cukup. Namun, ketika ia melaksanakan acara yang melelahkan menyerupai berolahraga atau memarahi orang lain, arteri koroner yang menyempit tidak sanggup mensuplai darah yang cukup ke otot-otot jantung. Padahal, pada ketika ini, jantung memerlukan darah lebih semoga tubuh mendapat energi yang cukup untuk melaksanakan acara yang melelahkan itu. Si penderita bisa jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri, dan bahkan bisa eksklusif meninggal dunia.
Etiologi Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini usang kelamaan diikuti oleh banyak sekali proses menyerupai penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di kawasan tersebut mengalami kekurangan fatwa darah dan sanggup menimbulkan banyak sekali akhir yang cukup serius, dari Angina Pectoris(nyeri dada) hingga Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang sanggup mengakibatkan simpulan hayat mendadak.
Faktor Resiko
Ketika periode globalisasi mengakibatkan informasi semakin gampang diperoleh, negara berkembang sanggup segera menggandakan kebiasaan negara barat yang dianggap cermin contoh hidup modern. Sejumlah sikap menyerupai mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup insan terutama di perkotaan. Padahal kesemua sikap tersebut sanggup merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung.
Faktor yang mengakibatkan terkena resiko penyakit jantung sebagai mana dikemukakan di dalam Satu Kongres Kardiolog di Munich Jerman yaitu :
- Smooking atau Merokok - yg paling berbahaya berdasarkan mereka
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit gula atau Diabetes
- Satu bagan pembagian lemak => waist to hip ratio
- Pola Makan yang salah
- Kegiatan fisik yang berlebihan
- Mengkonsumsi Alkohol
- Banyaknya lemak di dalam darah
- Faktor psikososial
Para mahir beropini bahwa perubahan gaya hidup sanggup mengurangi risiko jantung hingga 80%.
Patofisiologi
Angina pektoris
Penyebab angina pektoris adalahsuplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium dibandingkan kebutuhan. Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat; pada jantung yang sehat, arteria koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung; namun jika arteria koroner mengalami kekakuan atau menyempit (akibat arterosklerosis, dll.) dan tidak sanggup berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemi miokardium; sel-sel miokardium mulai memakai glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Cara ini tidak efisien dan mengakibatkan terbentuknya asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri yang berkaitan dengan angina pektoris. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali ke proses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina pektoris mereda. Dengan demikian, angina pektorismerupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat.
Infark miokardium
Infark miokardium ialah nekrosis miokard akhir gangguan fatwa darah ke otot jantung. Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner; prosesnya mula-mula berawal dari rupturnya plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya infark miokard tergantung pada jenis arteri yang oklusi dan fatwa darah kolateral.
BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit jantung koroner (PJK) adalahpenyakit yang menyerang arteri coronaria dengan kelompok utama, yaitu penyakit angina pektoris dan infark miokard.
AnginaPectoris
Adanya Angina Pectoris sanggup dikenal secara:
- Kwalitas nyeri dada yang khas yaitu perasaan dada tertekan, merasa terbakar atau susah bernafas.
- Lokasi nyeri yaitu restrosternal yang menjalar keleher, rahang atau mastoid dan turun ke lengan kiri.
- Faktor penggerak menyerupai sedang emosi, bekerja, sehabis makan atau dalam udara dingin.
a. Stable Angina Pectoris
Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak sanggup dipenuhi lantaran terdapat stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul bila melaksanakan suatu pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya penggerak dibagi atas beberapa tingkatan :
- Selalu timbul sehabis latihan berat.
- Timbul sehabis latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km)
- Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m)
- Angina timbul jika gerak tubuh ringan (jalan biasa)
Diagnosa
- Pemeriksaan EKG
- Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa investigasi radionuclide)
- Angiografi koroner.
Terapi
- Menghilangkan faktor pemberat
- Mengurangi faktor resiko
- Sewaktu serangan sanggup dipakai
- Penghambat Beta
- Antagonis kalsium
- Kombinasi
b. Unstable Angina Pectoris
Disebabkam primer oleh kontraksi otot poles pembuluh koroner sehingga mengakibatkan iskeia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga sekarang belum diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin, Katekolamin Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat, sehingga terbangun pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh koroner ialah variant (prinzmental).
Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja. Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini oleh lantaran sanggup mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara investigasi teknik nuklir kita sanggup melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark.
Nitrogliserin subligual takaran tinggi.
- Untuk frokfikaksis sanggup digunakan pasta nitrogliserin, nitrat takaran tinggi ataupun antagonis kalsium.
- Terapi
- ila terdapat bersama aterosklerosis berat, maka diberikan kombinasi nitrat, antagonis kalsium dan penghambat Beta.
- Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff Surgery (CBGS)
Infark miokard akut (IMA)
Gambaran Klinis:
Kebanyakan pasien dengan infarkmiokard akut mencari pengobatan lantaran rasa sakit di dada. Namun demikian ,gambaran klinis bisa bervariasi dari pasien yang tiba untuk melaksanakan investigasi rutin, hingga pada pasien yang merasa nyeri di substernal yang hebat dan secara cepat bermetamorfosis stress berat dan eadem pulmonal, dan ada pula pasien yang gres saja tampak sehat kemudian tiba-tiba meninggal.
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit menyerupai angina,tetapi tidak menyerupai angina yang biasa, maka disini terdapat rasa pemfokusan yang luar biasa pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina ,maka ia tabu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat ,sering pada jam-jam awal dipagi hari. Nitrogliserin tidaklah mengurangkan rasa sakitnya yang bisa kemudian menghilang berkurang dan bisa pula bertahan berjam-jam malahan berhari-hari. Nausea dan vomitus merupakan penyerta rasa sakit tsb dan bisa hebat, terlebih-lebih apabila diberikan martin untuk rasa sakitnya.
Rasa sakitnya ialah diffus dan bersifat mencekam, mencekik, mencengkeram atau membor. Paling kasatmata didaerah subternal, dari mana ia menyebar kedua lengan, kerongkongan atau dagu, atau abdomen sebelah atas (sehingga ia menyerupai dengan kolik cholelithiasis, cholesistitis akut ulkus peptikum akut atau pancreatitis akut) .(4,7,9)
Terdapat laporan adanya infark miokard tanpa rasa sakit. Namun hila pasien-pasien ini ditanya secara cermat, mereka biasanya menerangkan adanya gangguan pencernaan atau rasa bengkak didada yang kurang jelas yang hanya sedikit menimbulkan rasa tidak enak/senang. Sekali-sekali pasien akan mengalami rasa napas yang pendek (seperti orang yang kelelahan) dan bukanya tekanan pada substernal.Sekali-sekali bisa pula terjadi cekukan/singultus akhir irritasi diapragma oleh infark dinding inferior. pasien biasanya tetap sadar ,tetapi bisa gelisah, cemas atau bingung. Syncope ialah jarang, ketidak sadaran akhir iskemi serebral, alasannya cardiac output yang berkurang bisa sekali-sekali terjadi.Bila pasien-pasien ditanyai secara cermat, mereka sering menyatakan bahwa untuk masa yang bervariasi sebelum serangan dari hari 1 hingga 2 ahad ) ,rasa sakit anginanya menjadi lebih parah serta tidak bereaksi baik tidak terhadap pemberian nitrogliserin atau mereka mulai merasa distres/rasa tidak lezat substernal yang tersamar atau gangguan pencernaan (gejala -gejala permulaan /ancaman /pertanda). Bila serangan-serangan angina menghebat ini bisa merupakan petunjuk bahwa ada angina yang tidak stabil (unstable angina) dan sebenarnya dibutuhkan pengobatan yang lebih agresif.
Bila diperiksa, pasien sering menunjukkan wajah pucat bagai debu dengan berkeringat , kulit yang hambar .walaupun bila tanda-tanda klinis dari stress berat tidak dijumpai.
Nadi biasanya cepat, kecuali bila ada blok/hambatan AV yang komplit atau inkomplit. Dalam beberapa jam, kondisi klinis pasien mulai membaik, tetapi demam sering berkembang. Suhu meninggi untuk beberapa hari, hingga 102 derajat Fahrenheid atau lebih tinggi, dan kemudian perlahan-lahan turun ,kembali normal pada simpulan dari ahad pertama.
Pengobatan:
Sasaran pengobatan IMA pertama ialah menghilangkan rasa sakit dan cemas. Kedua mencegah dan mengobati sedini mungkin komplikasi (30-40%) yang serius menyerupai payah jantung, aritmia, thrombo-embolisme, pericarditis, ruptur m. papillaris, aneurisma ventrikel, infark ventrikel kanan, iskemia berulang dan simpulan hayat mendadak. Untuk sakit diberikan sulfas morphin 2,5-10 mg IV.
Pethidin kurang efektif dibandingkan Morphin dan sanggup mengakibatkan sinus tachycardia. Obat ini banyak digunakan pada infark inferior dengan sakit dada dan sinus bradycardia. Dosis 25-50 mg sanggup diulang sehabis 2-4 jam dengan perlahan-lahan .
Pada sakit dada dengan lMA terutama infark anterior dengan sinus tachycardia dan tekanan darah sistolik di atas 100 - 100 mm Hg B-Blocker sanggup dipakai. Dosis kecil B-Blocker mulai dengan 1/2 - 5 mg Inderal. IV. Dikatakan bahwa pemberian B-Blocker dalam 5 jam pertama bila tidak ada kontra indikasi sanggup mengurangi luasnya infark (1,4,7,12) Nitrat baik sublingual maupun transdermal sanggup digunakan bila sakit dada pada hari-hari pertama.
Nifedipin,C-antagonist yang sering digunakan bila diduga penyebabnya ialah spasme koroner, khusus angina sehabis hari ke-2 dan sebelum pulang. Istirahat, pemberian 02,diet kalori rendah dan gampang dicernakan dan pasang infus untuk siap gawat.
Pemberian anti koagulansia hanya pada penderita yang harus dimobilisasi agak usang menyerupai gagal jantung, stress berat dan infark anterior yang luas. Sekitar 60-70% dari infark tidak terdapat komplikasi dan dianjurkan penanganan sehabis 2-3 ahad untuk uji asuh jantung beban(ULJB) yang dimodifikasikan.
Kalau normal untuk rehabilitasi biasa tetapi kalau absurd semoga diperiksa arteriogram koroner untuk mengetahui sempurna keadaan pembuluh darah koronernya semoga sanggup ditentukan sikap yang optimal.
Bila ada komplikasi pada IMA dicoba untuk mengklasifikasi penderita ini dalam subset klinik dan hemodinamik (Forrester) untuk pengobatannya.
Pembatasan ekspansi Infark:
Seperti telah diterangkan bahwa perfusi miokard dan kebutuhan metabolik dilarang dirugikan oleh pengobatan. Keadaan yang mungkin memperluas infark harus dicegah atau eksklusif diperbaiki menyerupai : Tachykardia, Hipertensi, Hipotensi, Aritmia dan Hipoxemia
Menghadapi keadaan tersebut diharapkan seni administrasi pengobatan yaitu :
Upaya menurunkan kebutuhan 02 miokard dengan cara :
- B.Blocker
- menurunkan afterload penderita dengan hipertensi
- Membantu sirkulasi dengan IABC
Mengurangi iskemia miokard dengan memperbaiki perfusi atau fatwa kolateral ditingkatkan sehingga persediaan 02 miokard meningkat. .
- Pengobatan dengan thrombolitik streptokinase, Tissue plasminogen activator (Actylase).
- Calcium antagonist
- Peningkatan perfusi koroner dengan IABC
Streptokinase intra vena memberi thrombolyse dalam 50% para penderita bila diberikan dalam waktu 6 jam sehabis timbul tanda-tanda infark. Dosis : 250.000 U dalam 10 Menit, diikuti dengan infus dengan takaran antara 850.000 hingga 1.700.000 U selama 1 jam. Sebaiknya diberikan Hydrocortison IV-l00 mg sebelum streptokinase diberikan. Heparin diberikan 2 jam sehabis streptokinase infus berakhir.(2,3,12,13)
Actylase, recombinant human tissue-type plasminogen activator (rt-PA) .
Actylase ialah suatu materi thrombolitik yang unik dengan teknologi DNA rekombinan dan dinyatakan sebagai materi yang bisa menghambat terjadinya oklusi pembuluh darah koroner dengan cara mengakibatkan lysisnya thrombus sebelum terjadi infark jantung total. Bahan ini mempunyai sifat spesifik dimana tidak menghipnotis proses koagulasi sistemik. Disamping itu materi ini tidak mengakibatkan allergi lantaran berasal dari protein insan secara alami.
Untuk mendapat materi ini secara alami tentu tidak mudah, lantaran untuk mendapat 1 gr human tissue plasminogen acti vater dibutuhkan 5 ton jaringan manusia.
Cara membuatnya ialah dengan teknik Recombinant DNA dan metode fermentasi sel jaringan. (genetic engineering).
Cara kerja actylase ialah fibrin spesifik dan berikatan dengan fibrin guna mengaktifkan perobahan plasminogen menjadi plasmin. Afinitasnya besar pada fibrin dan tidak aktif di darah.
Kerja actylase cepat yaitu 1-2 menit setelah pemberian 10 fig.
Indikasi: Thrombo-oklusi koroner, pulmoner, deep vein thrombosis peripheral arterial occlusion.
Kontra indikasi:
- Adanya diathese hemorrhagis
- Adanya perdarahan internal baru
- Perdarahan cerebral.
- Trauma atau operasi yang baru
- Hipertensi yang tidak terkontrol
- Bacterial endocarditis
- Acute pancreatitis.
Pencegahan PJK
Untuk pencegahan penyakit jantung koroner hindari obesitas/kegemukan dan kolesterol tinggi. Mulailah dengan mengkonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, padi-padian, makanan berserat lainnya dan ikan. Kurangi daging, makanan kecil (cemilan), dan makanan yang berkalori tinggi dan banyak mengandung lemak jenuh lainnya. Makanan yang banyak mengandung kolesterol tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan mengakibatkan aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung dan stroke.
Berhenti merokok merupakan sasaran yang harus dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan. Merokok mengakibatkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang memicu penyakit jantung dan stroke. Perokok mempunyai peluang terkena stroke dan jantung koroner sekitar dua kali lipat lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok.
Kurangi minum alkohol. Makin banyak konsumsi alkohol maka kemungkinan stroke terutama jenis hemoragik makin tinggi. Alkohol sanggup menaikan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah dan mengakibatkan kejang arteri.
Lakukan Olahraga/aktivitas fisik. Olahraga sanggup membantu mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah yang merupakan faktor risiko lain terkena jantung dan stroke
Kendalikan tekanan darah tinggi dan kadar gula darah. Hipertensi merupakan faktor utama terkena stroke dan juga penyakit jantung koroner. Diabetes juga meningkatkan risiko stroke 1,5-4 kali lipat, terutama apabila gula darahnya tidak terkendali.
Hindari penggunaan obat-obat terlarang menyerupai heroin, kokain, amfetamin, lantaran obat-obatan narkoba tersebut sanggup meningkatkan risiko stroke 7 kali lipat dibanding dengan yang bukan pengguna narkoba.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit Jantung koroner ialah penyakit jantung yang menyangkut gangguan dari pembuluh darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan perhatian serta pengenalan dari faktor resiko yang ada pada penderita serta tindakan yang segera sanggup diambil terhadap penderita tersebut dalam waktu yang singkat semoga tidak terjadi komplikasi yang sanggup membawa akibatyang tidak di inginkan. Dengan memperhatikan banyak sekali aspek yang berkaitan infark miokarddapat ditanggulangi sehingga terhindar dari komplikasi yang lebih buruk. Berbagai jenis pengobatan sudah dikembangkan hingga ketika ini, hanya penggunaannya perlu mendapat perhatian sesuai dengan subset klinik yang dihadapi Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit yang menyerang arteri coronaria dengan kelompok utama, yaitu penyakit angina pektoris dan infark miokard.
SUMBER;
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com