Makalah Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Psiko-Fisik
Wednesday, July 10, 2019
Edit
A. Latar Belakang
Sebagaimana telah disinggung pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik, banyak sekali hal-hal yang seharusnya dibicarakan yang amat penting bagi kita dalam tahap awal pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik itu sendiri. Sesungguhnya terdapat banyak sekali problem yang semuanya bias dianggap penting yaitu: pengertian pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik, aturan dan tugas-tugas perkembangan, karekteristik pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik dalam masing-masing priode, beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa, solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik?
- Apa faktor-faktor yang besar lengan berkuasa terhadap pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik?
- Apa aturan dan tugas-tugas perkembangan?
- Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik dalam masing-masing periode?
- Jelaskan beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa?
- Apa solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa?
C. Tujuan Masalah
- Untuk menjelaskan apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang besar lengan berkuasa terhadap pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik
- Untuk mengetahui aturan dan tugas-tugas perkembangan
- Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik dalam masing-masing periode.
- Untuk mengetahui beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.
- Untuk mengetahui solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.
A. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Psiko-Fisik
1. Pengertian Pertumbuhan
Tumbuh yakni berbeda dengan perkambangan. Pribadi yang bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkambang. Oleh alasannya itu dibedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Dalam pribadi insan baik jasmaniah maupun rohaniah, terdapat dua bab yang berbada sebagai kondisi yang menjadikan pribadi insan berubah menuju kearah kesempurnaan. Adapun dua bab kondisional pribadi insan itu meliputi:
- Bagian pribadi material yang kuantitatif
- Bagian pribadi fungsional yang kualitatif,
Kenyataan itulah yang melahirkan perbadaan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan sanggup diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai akhir dari adanya imbas lingkungan dari tidak ada menjadi ada, dari sedikit menjadi banyak, dan sebaginya. Ini tidak berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, alasannya tidak selamnya material itu kuantitatif.
Dari uraian di atas dapatlah kita merumuskan arti perumbuhan pribadi sebagai akhir dari adanya imbas lingkungan.
2. Pengertian Perkembangan Psiko-fisik
Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mata fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik, perkembangan akan berlanjut terus hingga insan mengakhiri hayatnya. Sementara itu pertumbuhan hanya terjadi hingga insan mencapai kematangan fisik. Yang artinya, orang tak akan bertambah tinggi atau besar jika batas pertumbuhan tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan.
Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan ronah-ronah psiko-fisik pada bab ini akan penyusun fokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang mempunyai keterkaitan eksklusif dengan acara berguru siswa. Proses perkambangan tersebut meliputi:
- Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan bekerjasama dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).
- Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak.
- Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni proses perkambangan mental yang bekerjasama dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagi kelompok.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Dalam mempelajari perkembangan insan diharapkan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan (khususnya pematangan fungsi kognitif), proses berguru dan pembawaan atau bakat. Karena ketiga hal berkaitan erat dan saling besar lengan berkuasa dalam perkembangan kehidupan insan tak terkeculai para siswa sebagai penerima didik kita. Dikarenakan apabila fungsi kognitif, talenta dan proses berguru seseorang dalam keadaan positif, hamper sanggup dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, perkiraan yang menjanjikan ini belum tentu terwujud, alasannya banyak faktor yang besar lengan berkuasa terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju harapan bahagianya.
C. Hukum dan Tugas-Tugas Perkembangan
1. Hukum Perkembangan
Pengertian "hukum", dalam ilmu jiwa perkembangan, tidaklah sama dengan yang biasa dikelanal dalam dunia perundang-undangan peradilan. Adapun yang dimaksud aturan perkembangan yakni kaidah mendasar wacana realitas kehidupan bawah umur (manusia) yang telah disepakati kebenarannya menurut hasil pemikiran dan penelitian yang seksama. Adapun macam-macam aturan perkembangan sebagai berikut:
a. Hukum kodrat Ilahi
Tak sanggup diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada kehidupan. Karena hiduplah, anak insan bias berkembang. Sementara kehidupan itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari Alah.
b. Hukum mempertahankan diri
Setelah insan ditakdirkan hidup, kemudian ia secara naluriah berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk bias hidup secara singkat bisa dijelaskan bahwa perjuangan mempertahankan diri, pada dasarnya untuk memperoleh keselamatan. Sedang kselamatan, menyerupai halnya kehidupan, yakni modal pokok bagi pelaksanaannya proses perkembangan. Sekali lagi perjuangan mempertahankan diri merupakan sifat naluriah manusia. Tujuan pokoknya, biar ia selamat dan hidupnya berkelanjutan.
c. Hukum pengembangan diri
Ketika seorang anak berhasil mempertahankan diri, bersamaan itu muncul pula hasrat insaniahnya untuk membuatkan segala potensi yang dibawah semenjak lahir.
d. Hukum masa peka
Masa peka yang dimaksud ialah: suatu masa dimana sesuatu "fungsi" demikian baik perkembangannya, alasannya itu harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-baiknya.
e. Hukum tempo perkembangan
Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu, belum tentu sama dengan anak yang lain. Ada anak yang dalam perkembangannya kelihatan serba cepat, dan ada pula yang berlangsung amat lambat.
f. Hukum irama perkembangan
Hukum ini menyatakan bahwa, bahwa berlangsungnya perkembangan itu tidak selalu "ajeg" , konsisten dan merata pada setiap waktu. Kadang-kadang suatu proses perkembangan berjalan lancar, tapi ada pula dari keadaan biasa kemudian melonjak cepat, untuk akibatnya kembali biasa lagi atau turun.
g. Hukum sifat perkembangan
Menurut stone, perkembangan pribadi insan itu jika diamati dengan sungguh-sungguh akan tampak adanya sifat-sifat sebagai berikut:
- Stabil
- Sensitive
- Aktif
- Teratur
- kontinyu
h. Hukum kesatuan organis
Dalam garis besarnya. Dalam diri insan terdapat dua jenis organ yaitu fisik dan psikis, raga dan jiwa, atau jasmani dan rohani.
2. Tugas Perkembangan
Secara sederhana, kiprah oerkembangan yakni sesuatu yang diharapkan sanggup dicapai seseorang dalam tehap-tahap perjalanan hidupnya.
Adapun pendapat R.J.Havighurst, tugas-tugas perkembangan itu jika diperinci sepanjang hidup seseorang, maka akan diperoleh rumusan sebagai berikut:
a. Tugas perkembangan pada masa bayi dan kanak-kanak awal
- Balajar berjalan
- Balajar makan-makanan padat
- Balajar mengendalikan buang air kecil dan besar
- Balajar membeda-bedakan jenis kelamin dan menghargainya.
b. Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir
- Balajar wacana keterampilan psikis yang diharapkan dalam permainan yang ringan-ringan atau mudah.
- Membentuk sikap-sikap sehat terhadap dirinya, demi kepentingan organismenya yang sedang tumbuh.
- Balajar bergaul dan bermain bersama dengan teman-teman seusia.
- Balajar mengikuti keadaan dengan keadaan dirinya, sebagai laki-laki atau wanita.
c. Tugas perkembangan dalam masa remaja
- Menerima keadaan psikisnya, dan mendapatkan peranannya sebagai laki-laki atau wanita.
- Menjalin hubungan-hubungan gres dengan teman-teman sebaya, baik sesame jenis maupun lain jenis kelamin.
- Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya, juga dari orang-orang cendekia balig cukup akal lainnya.
- memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis, sekurangnya untuk dirinya sendiri.
d. Tugas perkembangan pada masa cendekia balig cukup akal awal
- memilih sahabat bergaul, baik sebagai calon suami maupun sebagai calon isteri.
- belajar hidup bersama dengan suami dan isteri.
- mulai hidup dalam sebuah keluarga yang dibinanya.
- belajar mengasuh anak-anak.
e. Tugas perkembangan pada masa setengah baya
- memperoleh tanggung jawab sebagai orang cendekia balig cukup akal yang berwarganegara dan hidup bermasyarakat.
- menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi keluarganya.
- membantu bawah umur remajanya untuk menjadi orang cendekia balig cukup akal yang bertanggung jawab.
- mengembangakan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang, sesuai dengan keahlian dan keinginannya.
f. Tugas perkembangan pada masa tua
- menyesuaikan diri dengan keadaan semakin berkurangnya kekuatan psikis dalam kesehatan.
- menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang semakin berkurang.
- menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami isteri.
- menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman atau kelompok seusia.
D. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-Fisik Dalam Masing-Masing Periode
1. Periodesasi yang menurut biologis
Yang dimaksud dengan periodesasi menurut biologis yakni para jago kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
a. Pendapat Kreatschmer
Ia membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) fase:
- Fullug speriode I, umur 0,0-3,0 tahun
- Streckung seperiode I, umur 3,0-7,0 tahun
- Fullug speriode II, unur 7,0-13,0 tahun
- Streckung seperiode II, umur 13,0 tahun keatas
- Pendapat Aristoteles
Ia merumuskan perkembangan anak dengan tiga fase Perkembangan yakni:
- Fase I, umur 0,0-7,0
- Fase II, umur 7,0-14,0
- Fase III, umur 14,0-21,0
c. Sigmund Freud
Psikologi ini membagi perkembangan anak menjadi 6 (enam) fase yaitu:
- Fase oral, umur 0,0-7,0 tahun
- Fase anal, umur 1,0-3,0 tahun
- Fase falis, umur 3,0-5,0 tahun
- Fase latent, umur 5,0-12/13,0 tahun
- Fase pubertas, umur 12/13,0-20,0 tahun
- Fase genital, umur20 tahun-ke atas
2. Periodesasi menurut Didaktis
Yang dimaksud dari tinjauan ini yakni dari segi keperluan atau materi apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa tertentu, para jago yang termasuk dalam kelumpok ini adalah:
- Johan Amos Comenius
- Jean Jacques Rousen
- Charles E. Skinner
3. Periodesasi menurut Psikologis
Pada bab ini, para jago membahas Segala perkembangan jiwa anak, beriorentasi dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut biologis atau dedaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan kejiwaan dalamlam kedudukannya yang murni. Tokoh utama pembahasan ini yakni psikolog dari Jerman Oswald Kroh, yang nantinya diikuti oleh para jago lainnya baik dari Jerman itu sendiri maupun dari Negara-negara lain.
E. Beberapa Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran tidaklah selalu berjalan mulus sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang hendak dicapai, banyak kritik-kritik tajam yang menghambat tercapainya perencanaan dan tujuan yang telah kita tetapkan, diantaranya mahasiswanya sendiri sebagai masukan masih mentah, kendala juga ada pada tenaga pengajar dan sistemnya, sarana dan manajemen pendidikannya.
1. Masalah di perguruan Tinggi
Penetapan SKS di perguruan tinggi menghadapi beberapa kasus antara lain kurangnya pengertian mengenai pengalihan kurikulum, kekeliruan dalam pembagian terstruktur mengenai kurikulum, belum adanya konsep sentralisasi, langkanya penasehat akademik, dan pelitnya dosen memberi nilai.
Sebagai pengelola fakultas dan jurusan beranggapan SKS yakni suatu sistem yang wujudnya hanya berupa wadah gres dimana semua usang Kuliah sistem usang dimasukkan. Pengertian yang keliru menyerupai ini tentu saja menjadikan masalah, alasannya sistem usang yang lima tahun mustahil dituangkan dalam suatu wadah yang hanya empat tahun dan hanya mempunyai maksimal 160 kredit.
2. Masalah sentralisasi
Masalah sentralisasi juga merupakan kendala yang mungkin tak tersadari. Dalam pelaksanaan di lapangan SKS yang masih agak absurd sanggup menjadikan banyak sekali masalah, yang paling mencolok diantaranya yakni penasehat akademik. Dalam SKS mahasiswa harus mengisi KRS pada waktu pendaftaran. Pengisian KRS dibimbing oleh seorang penasehat akademik yang bertugas pula untuk memberi penerangan mengenai Segala peraturan akademik yang ada, disamping kiprah memonitor perkembangan yang dibimbingnya.
3. Masalah banyak sekali segi
a. Dari segi mahasiswa
Sebagian besar mahasiswa yang duduk dibangku perguryan tinggi rata-rata berusia antara 18-23 tahun, dan kebanyakan mereka berasal dari golongan masyarakat yang ekonominya pas-pasan, kemudian ditambah lagi dengan proses penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengan Atas mereka yang kurang menunjang atau kurang bekerjasama dengan studinya diperguruan tinggi, latar belakang mahasiswa yang demikian terperinci merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan SKS. Terutama: jadwal acara akademik terstruktur, yaitu acara studi yang tidak bersiklus tetapi direncanakan oleh tenaga kerja.
b. Dari segi pengajar
Ditinjau daru sudut kualitas dan kuantitas, staf pengajar yang ada di Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang ada kini ini, nampaknya masih kurang memadai. Apalagi dilihat dari tingkat keaktifan pengajar dalam memperlihatkan kuliah yang keganyakan masih dibawah standar yang ideal dalam pelaksanaan SKS, yakni keaktifan pengajar dalam memperlihatkan kuliah satu semester missal: masih dibawah 10 kali perminggu.
c. Dari segi sarana dan manajemen pendidikan
Kekurangan cara untuk pembiayaan pengadaan sarana dan manajemen memang merupakan keluhan tradisional yang sering kita dengar dibeberapa Perguruan Tinggi Swasta maupun PTN, sehingga tak mengherankan jika sarana fisik, menyerupai perpustakaan, laboratorium, kekurangan ruang kuliah, maupun kemudahan lain. Merupakan salah satu kendala dari kelancaran dan keberhasilan dari pelaksana SKS.
F. Solusi Bagi Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa
1. Menyediakan bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa
Seperti kita ketahui diatas, usia mahasiswa rata-rata masih muda, belum mempunyai pemikiran yang cendekia balig cukup akal dan mengetahui seluk-beluk proses berguru yang baik di perguruan tinggi, untuk ini lperan " Bimbingan dan Penyuluhan" bagi mahasiswa di Perguruan tinggi mempunyai kiprah yang besardidalam menunjang kelancaran dan keberhasilan penerapan SKS.
2. Meningkatkan kuantitas maupun kualitas pengajar
Untuk menupang suksesnya penerapan SKS, nampaknya peningkatan-peningkatan kuantitas staf pengajar hingga mendekati rasio yang ideal dengan jumlah mahasiswa perlu menerima perhatian. Adapun untuk meningkatkan kualitas staf pengajar, usaha-usaha yang sudah ada menyerupai jadwal sertifikat mengajar, penataran-penataran perlu terus menerus ditingkatkan dan disempurnakan.
3. Sarana dan manajemen pendidikan
Sarana dan manajemen pendidikan ini tidak saja perlu kelengkapan yang memungkinkan pelayanan mahasiswa dengan lancer, cepat dan teratur, tapi juga perlu ditata alokasi penggunaan yang sebaik mungkin, sehingga penggunaan biaya untuk sarana dan manajemen tersebut sanggup berjalan efektif dan efisien.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik merupakan suatu proses perubahan dari satu keadaan memjadi keadaan yang lain, dan berlangsung pada diri seseorang secara terus menerus sepanjang hayat yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manisia berubah menuju ke arah kesempurnaan. Seperti halnya seorang anak wacana makna istilah keluarga mula-mula, ia tak akan tahu bahwa keluarga itu keseluruhan dari anggota-anggotanya.