Defenisi Perpustakaan Khusus
Saturday, June 8, 2019
Edit
Mengenal Fungsi dan Pekerjaan Rutin di Perpustakaan Khusus
1. PERPUSTAKAAN KHUSUS
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai pengertian perpustakaan khusus, kiprah dan fungsinya serta tata kerja rutin pengelola perpustakaan.
1.1 Pengertian Perpustakaan Khusus
Karakteristik yang membedakan jenis perpustakaan yang ada, yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah tinggi tinggi dan perpustakaan khusus ialah pada jenis layanan dan jenis koleksinya. Karena perpustakaan khusus biasanya menjadi penggalan dari suatu lembaga, maka jenis layanan pada perpustakaan jenis ini lebih ditekankan pada layanan yang menunjang forum yang membawahinya. Demikian pula dengan jenis koleksinya, perpustakaan sebaiknya memenuhi kebutuhan informasi staf dan lembaganya untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi.
1.2 Tugas dan Fungsi
Tugas perpustakaan khusus ialah menunjang pelaksanaan aktivitas forum menurut visi dan misi forum induk. Untuk kiprah tersebut, pengelola perlu memonitor perkembangan kantor, memenuhi kebutuhan forum akan informasi, dengan menyediakan susukan baik ke pangkalan data local maupun internasional.
Fungsi perpustakaan khusus tidak jauh berbeda dengan jenis perpustakaan lain, yaitu sebagai daerah sirkulasi informasi, pendidikan, pelestarian ilmu pengetahuan dan budaya, sentra dokumentasi dan rekreasi.
2 PEKERJAAN DI PERPUSTAKAAN
Tugas rutin pekerjaan pengelola perpustakaan dibedakan dalam 3 urutan, dimulai dari pengadaan, pengolahan hingga pelayanan. Dalam makalah ini pembahasan lebih ditekankan pada kegiatan pengadaan dan pengolahan.
2.1 Pengadaan
Dalam pengadaan koleksi, kegiatan dimulai dari seleksi materi pustaka, pemesanan atau pembelian eksklusif dan penerimaan koleksi. Sebelum semua kegiatan ini dilakukan, perpustakaan perlu mengadakan survei perihal kekuatan koleksi dan survei mengenai kebutuhan pengguna perpustakaan. Kepala perpustakaan ialah penanggung jawab kegiatan seleksi pustaka.
2.1.1 Dasar-dasar Pengadaan
Kesalahan dalam membeli materi pustaka mengakibatkan pemborosan dana, waktu dan tenaga. Koleksi tidak akan dibaca dan memenuhi rak buku. Oleh alasannya ialah itu, seleksi perlu dilakukan oleh sebuah tim khusus, yang terdiri atas staf senior dari banyak sekali penggalan yang mempunyai wawasan luas perihal kegiatan organisasinya. Mereka dipilih dan diangkat paling tidak untuk masa kerja 2 atau 3 tahun. Tim seleksi mempunyai kiprah dan kewajiban untuk menilai, menentukan dan memberi masukan mengenai pustaka yang akan menjadi koleksi pustaka atau yang akan dikeluarkan (disiangi) dari koleksi perpustakaan.
Pemilihan materi pustaka dilakukan melalui sarana khusus, menyerupai katalog penerbit, bibliografi subjek khusus, resensi buku, CD-ROM, internet atau masukan dari pengguna. Untuk mencocokkan data bibliografi atau verifikasi, sanggup dipakai katalog penerbit terbaru, atau bibliografi nasional maupun internasional. Bentuk materi pustaka itu sendiri berbentuk tercetak dan tidak tercetak. Bahan tercetak sanggup berupa buku (monograf), buku untuk memperkaya wawasan dan buku rujukan (referens), dan materi bukan buku, menyerupai terbitan terpola (jurnal/majalah, surat kabar), peta, brosur/ pamflet, dan sebagainya. Bahan tidak tercetak yang umumnya, menyerupai koleksi CD (compact disc), video, bentuk mikro, perlu dikoleksi.
Pengadaan koleksi diperoleh dari pembelian, tukar menukar, hadiah, titipan atau menerbitkan sendiri.
1. Pembelian
Pembelian materi pustaka dilakukan menurut hasil seleksi yang telah dilakukan oleh Tim seleksi. Cara pembelian ialah melalui penerbit, took buku langsung, pemesanan melalui agen, atau pemesanan secara tetap (standing order). Untuk terbitan terpola dipertimbangkan harga langganannya. Apabila harga langganannya terlalu mahal dan tidak ada jurnal alternatifnya, sedangkan peminatnya banyak, maka jurnal tersebut wajib dilanggan.
2. Tukar menukar
Cara pengadaan ini dilakukan dengan cara aktif menghubungi forum lain, untuk menukarkan materi pustaka yang tidak dijadikan koleksi dengan materi pustaka dari forum yang dihubungi. Bahan pustaka tersebut harus sesuai dengan kebutuhan forum induk.
3. Hadiah
Perpustakaan sanggup menambah koleksi melalui penerimaan hadiah dari forum lain atau perorangan, dengan syarat bahwa sebaiknya hadiah diubahsuaikan dengan kebutuhan perpustakaan. Hadiah yang tidak sesuai sanggup dipakai sebagai materi pertukaran koleksi atau disumbangkan bagi yang memerlukan. Baik hadiah yang berasal dari pertolongan maupun dari undangan perpustakaan sendiri, pengelola sebaiknya mengirimkan ucapan terimakasih.
4. Titipan
Biasanya, koleksi yang dititipkan di perpustakaan ialah milik orang-orang yang tidak tahu lagi, tidak menginginkan lagi menyimpan koleksinya atau memang ingin biar masyarakat sanggup mengakses koleksinya dengan lebih mudah. Umumnya, mereka ialah orang-orang yang pernah bersahabat pada forum terkait, sehingga menaruh kepercayaan untuk menyimpankan buku-bukunya.
5. Menerbitkan sendiri
Perpustakaan atau bahkan forum induk sanggup menerbitkan buku, contohnya buku berisi informasi perihal lembaga, perihal produk atau jasa yang dihasilkan, dan lain sebagainya.
2.1.2 Pengembangan koleksi
Pengembangan koleksi perlu dilakukan secara periodic dengan melaksanakan evaluasi. Dari hasil evaluasi, petugas perpustakaan sanggup mengetahui keadaan kasatmata koleksi perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hasil tersebut juga dipakai sebagai alat kontrol dari kebijakan pengembangan koleksi, dan menentukan kebijakan perawatan koleksi perpustakaan. Tujuan lain ialah untuk menghemat daerah dan memberi daerah untuk koleksi yang mutakhir dan mengakibatkan koleksi pustaka lebih akurat, relevan , mutakhir dan lebih menarik.
Evaluasi sanggup dilakukan dengan inventarisasi (stock opname). Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan koleksi ditinjau dari segi kuantitas dan segi pemanfaatan koleksi serta segi kondisi fisik pustaka. Kegiatan ini sanggup dilakukan setahun sekali atau dua tahun sekali, dengan mengerahkan seluruh staf perpustakaan yang diubahsuaikan dengan kebijakan perpustakaan. Memeriksa pustaka yang masih tercatat sesuai dengan katalog perpustakaan, biasanya disebut dengan istilah shelflist. Mencatat apakah masih ada di rak, dipinjam atau hilang.
Kegiatan yang sering terlupakan ialah pemeliharaan koleksi. Pada kenyataannya, banyak perpustakaan (tentu saja tidak semua) yang tidak melakukannya. Hal ini bisa dimaklumi alasannya ialah pekerjaan ini tidak rutin dilakukan, hanya pada waktu-waktu tertentu, jadi seringkali terlupakan. Kegiatan pemeliharaan koleksi meliputi :
a. Reproduksi
Koleksi yang tergolong langka (baik koleksi yang sulit dan jarang ditemukan; koleksi yang berharga mahal; koleksi yang sering digunakan) sebaiknya dilestarikan dengan memproduksi ulang. Caranya: fotokopi; membuatnya dalam bentuk mikro; menciptakan duplikasi dari pustaka bukan buku.
b. Penyiangan (weeding)
Kegiatan ini merupakan proses berkesinambungan dan dilakukan secara teratur untuk mengeluarkan pustaka dari jajaran koleksi. Penyiangan dilakukan terhadap pustaka dalam banyak sekali format yang dianggap: 1) Nilai atau kandungan informasinya sudah kadaluwarsa, tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang mutakhir; 2) Pustaka yang isinya sudah tidak lengkap, sudah dalam keadaan rusak berat dan mustahil diperbaiki kembali; 3) Sudah ada edisi gres yang lebih lengkap dan mutakhir informasinya; 4) Pustaka sudah tidak pernah dipinjam lebih dari 5 tahun semenjak pertama berada di perpustakaan dan jumlahnya terlalu banyak; 5) Pustaka yang disensor.
c. Penjilidan
Penjilidan ulang dilakukan terhadap koleksi yang sampulnya rusak; koleksi yang terlalu tipis; koleksi yang jilidannya lepas; atau sekumpulan majalah lepas.
d. Laminasi
Pustaka yang mempunyai sampul yang ringkih dan gampang koyak, atau sampul kain yang gampang dihinggapi hewan-hewan kecil menyerupai rayap, sebaiknya diberi pelindung plastik. Sebelumnya sanggup dilakukan penyemprotan dengan materi kimia (coating).
Selain melaksanakan tindakan pemeliharaan, perpustakaan perlu mengetahui faktor-faktor perusak pustaka, sehingga sanggup mengambil tindakan pencegahan dan jika terlanjur terjadi, gampang mengatasinya. Faktor tersebut ialah :
faktor fisik : perlakuan kurang sempurna oleh manusia, abu dan kotoran dan cahaya matahari yang eksklusif mengenai pustaka, musibah (banjir, kebakaran).
faktor kimiawi atau iklim : kelembaban udara tinggi, suhu udara yang fluktuatif,reaksi kimia yang terjadikarena proses oksidasi dan hidrolisa materi pustaka, dan pencemaran udara.
faktor hayati : jamur (cendawan), serangga (kecoak danngengat), dan binatang pengerat terutama tikus. Untuk mengatasi ini, bisa dilakukan fumigasi, yaitu mengasapi materi pustaka biar jamur tidak tumbuh, binatang dan renik perusak lainnya mati.
Tindakan pencegahan yang minimum sanggup dilakukan ialah mengatur suhu ruangan. Suhu ruangan yang ideal untuk mencegah kerusakan materi pustaka ialah 20ºC – 24ºC, dengan kelembaban 45% - 60% RH (relatif humidity). Untuk memperoleh suhu ini diharapkan ‘air conditioning’ (AC) pada ruang perpustakaan. Selain itu perlu dipasang ‘thermohygrometer’ untuk mengukur kelembaban udara. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan, pemasangan AC sebaiknya selama 24 jam. Turun naiknya suhu udara akan mempengaruhi turun naiknya kelembaban ruangan, dan hal ini akan mempercepat kerusakan materi pustaka.
Untuk menjaga keamanan dan mencegah kehilangan dan kerusakan materi pustaka diharapkan : Locker, meja pendaftaran pengunjung yang diawasi atau dijaga oleh seorang staf perpustakaan (secara bergiliran), cermin kontrol untuk mengawasi tingkah laris dan kegiatan pengguna di perpustakaan atau pintu ‘turnstyle’ untuk mengatur arus keluar masuk pengguna perpustakaan.
2.1.3 Tata kerja pengadaan
Pekerjaan rutin dalam kegiatan pengadaan koleksi dimulai dari penyeleksian, pemesanan, penerimaan hingga inventarisasi.
a) Menyeleksi daftar pustaka dari banyak sekali sumber dan sarana pemilihan, katalog penerbit, toko buku, tinjauan buku, rekan kerja di lingkungan internal, masyarakat umum yang menjadi pelanggan, dan sebagainya.
- Menyeleksi buku yang berasal dari hadiah atau tukar-menukar. Jika subjek tidak sesuai dengan kebijakan pengembangan koleksi, sebaiknya buku di hibahkan kepada perpustakaan forum lain.
- Mengecek daftar tersebut apakah sudah dimiliki perpustakaan, sekaligus mengecek bibliografi atau verikasi dan diubahsuaikan dengan dana yang tersedia. Pengecekan dilakukan pada daftar desidarata, katalog, daftar pesan dan daftar bibliografi.
b) Pemesanan
- Jika membeli melalui agen, ketik daftar pesanan 2 rangkap (satu untuk disimpan dalam jajaran katalog, satu sebagai daftar desiderata, dan satu untuk dikirim ke agen).
- Jika membeli melalui toko buku online, umumnya catatan hasil pesanan yang dilengkapi dengan harga buku dan biaya pengiriman akan dikonfirmasi oleh took buku tersebut tidak usang sehabis transaksi dilakukan.
c) Penerimaan
- Setelah buku datang, periksa faktur (invoice) dengan daftar pesanan. Jika cocok, keluarkan kartu pesan dan sisipkan ke dalam buku. Jika tidak cocok lantaran tidak pesan atau lantaran buku cacat, kembalikan buku ke distributor untuk ditukar.
- Menyusun kartu pesan ke dalam jajaran daftar ‘buku dalam proses’.
d) Inventarisasi
- Menginventarisasi buku ke dalam buku induk. Buku induk berisi informasi perihal nomor induk (nomor ditulis juga pada buku), tanggal pencatatan, data buku yaitu nama penulis, judul buku, edisi dan tahun terbit, penerbit, harga buku jika hasil pembelian dan sumber buku jika hasil hadiah atau tukar menukar, dan keterangan.
- Bubuhi cap perpustakaan dan cap registrasi.
2.2 Pengolahan
Setelah materi pustaka diterima dari penggalan pengadaan, materi pustaka mulai diolah. Kegiatan ini perlu dilakukan secara cermat, mulai dari mencatat data bibliografi, menganalisis subjek, menentukan nomor kelas dan titik susukan (point access), pembuatan perlengkapan fisik pustaka menyerupai label, sampul plastik, kartu dan kantong buku. Setelah materi pustaka siap, pengelola menyusunnya di rak, demikian pula dengan kartu katalognya yang disusun di lemari katalog, hingga pengawasan dan penilaian koleksi. Pengolahan yang baik akan memudahkan sistem temu kembali (retrieval system) dokumen secara cepat dan tepat.
2.2.1 Dasar-dasar Pengolahan
Dalam pembuatan katalog deskriptif yaitu kegiatan mencantumkan semua informasi mengenai buku, mulai dari judul buku, penulis, penerbitan, edisi, hingga deskripsi fisik dipakai AACR2. Kegiatan pengindeksan subjek ialah penentuan tajuk untuk setiap koleksi, sementara itu penulisan tajuk entri ialah kegiatan yang penting lantaran menentukan kemudahan susukan pada suatu dokumen, di sini dipakai DDC. Tahap terakhir pengolahan ialah memasukkan dan mencetak data dalam kartu katalog, serta mencetak daftar pengerakan (shelflist) untuk kepentingan stock opname. Pada pokoknya, pedoman yang dipakai ialah :
- Anglo-American Rules 2nd ed. (AACR2) untuk menciptakan deskripsi bibliografi, atau Peraturan Katalogisasi Indonesia, edisi 4 (Perpustakaan Nasional, 1994)
- Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan, edisi 4 (Perpustakaan Nasional,1994) untuk menentukan tajuk subjek pustaka
- Dewey Decimal Classification (DDC) 21st ed. untuk menentukan nomor panggil pustaka
- Dasar-dasar analisis untuk pengindeksan subjek dokumen. Disadur dari karya A.G. Brown “An Introduction to subject indexing section 2: subject analysis” (London, 1982)
2.2.2 Tata Kerja Pengolahan
Tata kerja rutin pengolahan dimulai dari pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek, melengkapi fisik buku hingga penyusunannya di rak.
a) Menerima buku atau materi pustaka lain dari Bagian Pengadaan disertai lembar kerja dan daftar pengiriman.
b) Pengatalogan
- Catat data buku ke dalam lembar kerja. Keterangan yang perlu dicatat ialah keterangan menyerupai yang dicatat dalam buku induk, ditambah deskripsi fisik buku dan catatan eksemplar. Sisipkan lembar kerja pada buku.
- Membuat deskripsi bibliografi (gunakan AACR2), menentukan tajuk subjek (gunakan Daftar Tajuk Subjek), pertolongan notasi kelas (gunakan DDC).
- Setelah lembar kerja dicek, masukkan data ke dalam komputer dan cetak kartu katalog.
- Keluarkan kartu pesan dari jajaran ‘buku dalam proses’, sisipkan ke dalam buku.
c) Melengkapi fisik buku
- Lengkapi buku dengan perlengkapan fisik, yaitu sampul plastik jika perlu dan label nomor panggil.
- Untuk keperluan layanan sirkulasi, lengkapi buku dengan kartu dan kantong buku, serta lembaran atau slip tanggal kembali.
d) Penyusunan
- Susun buku di rak menurut nomor pembagian terstruktur mengenai (kegiatan ini disebut shelving). Ada 2 cara menyusun koleksi, yaitu penempatan relatif (berdasarkan nomor kelas/subjek) dan penempatan tetap (berdasarkan nomor urutan pada rak). Susunan bisa terpisah-pisah menurut ukuran buku, dan kegunaan buku (misalnya buku rujukan, buku biasa, dll). Untuk koleksi audiovisual sebaiknya disimpan dalam ruangan ber-AC.
- Susun kartu katalog di laci katalog menurut jajaran entri judul buku berabjad, pengarang berabjad, subjek berabjad dan nomor klasifikasi. Kemudian, susun kartu shelflist, yaitu katalog khusus untuk dipakai dalam stock opname.
2.2.3 Prosedur Pengolahan Majalah dan Surat Kabar
Perbedaannya dengan pengolahan buku, majalah dan surat kabar tidak perlu mengalami proses pengkatalogan dan perlengkapan fisik sepertipada buku atau pustaka lain.
- Kirim pesanan berlangganan pada distributor sesuai kebijakan perpustakaan, sanggup berlangganan beberapa bulan, setahun atau bahkan lebih. Jika waktu langganan selesai, sanggup diperpanjang.
- Jika majalah dan surat kabar datang, periksa fisik dan alamat tujuan. Jika cocok, catat pada lembaran kardeks, jika tidak, kembalikan / klaim ke agen. Kardeks berisi keterangan perihal judul majalah/surat kabar, alamat penerbit, frekuensi terbit, volume serta nomor dan catatan perihal penerimaan selama satu tahun.
- Bubuhi cap perpustakaan dan cap tanggal penerimaan.
- Jika ada nomor yang belum diterima, kirim surat tagihan pada agen.
- Susun majalah dan surat kabar pada rak display menurut alfabetis judul majalah atau surat kabar.
- Simpan edisi usang dalam box bersama edisi sebelumnya yang diletakkan di rak yang berbeda. Biasanya,majalah yang dianggap penting dijilid dalam jumlah edisi tertentu
2.3 Layanan
Sistem layanan dibedakan 2 jenis, yaitu layanan terbuka dan layanan tertutup. Layanan terbuka mempersilakan pengguna menentukan sendiri pustaka yang diminati dari rak buku atau pustaka lainnya, sedangkan layanan tertutup tidak mengizinkan pengguna eksklusif ke rak. Dalam penggalan ini, pembahasan layanan akan dibatasi.
2.3.1 Dasar-dasar Layanan Pengguna
Layanan merupakan kiprah penting, lantaran penggalan inilah yang memegang peranan dalam memberikan informasi kepada pengguna. Pengguna ialah seluruh karyawan serta orang luar yang diberi izin untuk memperoleh layanan.
Salah satu unsur penting dalam layanan ialah petugas. Ia diberi wewenang untuk melayani pengguna sehingga diharapkan mempunyai persyaratan sebagai berikut, yang tercantum pula dalam isyarat etik pustakawan :
- Sikap ramah dan sabar
- Pengetahuan yang luas terutama yang relevan dengan forum daerah bekerja, menyerupai visi dan misi lembaga, kegiatan setiap penggalan di dalam lembaga. Petugas juga perlu mengikuti setiap pertemuan yang berkaitan dengan kegiatan lembaga, berdiskusi dengan karyawan lainnya serta mengikuti perkembangan profesinya, yaitu perpustakaan dan informasi.
- Keterampilan dan keahlian dalam memakai bahan-bahan yang tersedia, termasuk mengakses materi elektronik.
- Ketelitian
2.3.2 Jenis Layanan Pengguna
Jenis layanan di perpustakaan khusus diubahsuaikan dengan kebutuhan pengguna. Karena sifat pengguna yang homogen, kebutuhan informasinya kurang lebih sama, sehingga petugas perpustakaan sanggup dengan lebih gampang memenuhi kebutuhan pengguna. Layanan yang disebutkan di sini, ialah layanan minimal atau layanan dasar perpustakaan, jenis layanan lainnya sangat tergantung pada forum induk masing-masing :
- Ruang baca. Suasana yang hening dan nyaman perlu diupayakan biar pengguna sanggup membaca dengan tenang.
- Sirkulasi. Layanan yang menyangkut peminjaman dan pengembalian buku/bahan pustaka.
- Layanan rujukan, menyediakan buku-buku rujukan (referens) menyerupai kamus, ensiklopedi, direktori, buku tahunan, sumber ilmu bumi, sumber riwayat hidup, bibliografi, indeks dan abstrak, dan melayani menjawab pertanyaan yang diajukan.
- Pendidikan Pemakai. Perpustakaan perlu dan wajib menunjukkan layanan orientasi dan pendidikan pemakai kepada staf baru, biar bisa memanfaatkan perpustakaan guna mendukung kegiatan yang bekerjasama dengan pekerjaan mereka. Kegiatan diadakan secara rutin bergantung kepada masa penerimaan pegawai baru. Kepala perpustakaan bertugas menjelaskan secara umum kegiatan dan layanan di perpustakaan, bagaimana memakai katalog perpustakaan/OPAC, susunan pustaka di rak, dan peraturan perpustakaan yang harus ditaati.
3. Promosi Perpustakaan
Meskipun perpustakaan di sebuah forum mempunyai pengguna yang sudah pasti, yaitu staf forum tersebut, belum tentu mereka memanfaatkannya, baik dalam hal jumlah maupun tingkat pemakaiannya. Untuk mengetahuinya diharapkan survei khusus. Bagaimanapun juga, perpustakaan perlu dipromosikan.
Hakikat tujuan promosi ialah membina dan menyebarkan kepercayaan pengguna kepada perpustakaan. Dengan rasa percaya, pengguna bukan saja mengenal perpustakaan dengan baik, tetapi menyayangi perpustakaan, sehingga mereka akan memanfaatkannya secara optimal dan bahkan menjaganya.
Promosi merupakan salah satu unsur dari pemasaran yaitu product, price, place, promotion dan processing. Unsur pertama di perpustakaan ialah berupa jasa, khususnya layanan informasi. Perpustakaan harus sanggup menentukan menyerupai apa layanan informasi yang dibutuhkan staf forum terkait. Untuk melaksanakan layanan tersebut, perlu diperhitungkan pula biaya yang diharapkan dan juga harga informasi tersebut, yang umumnya hasil darikemas ulang. Place, atau daerah pemasaran dilakukan ialah perpustakaan itu sendiri, mulai dari lokasi, gedung, perabotan hingga staf perpustakaan. Lokasi yang strategis, rambu-rambu di dalam gedung dan performa perpustakaan yang baik menentukan keberhasilan promosi. Promosi ialah mengkomunikasikan keberadaan perpustakaan. Unsur terakhir ialah processing, yaitu pengolahan dan penyajian data. Statistik di perpustakaan setidaknya meliputi jumlah pengguna setiap harinya, jumlah peminjaman, data koleksi (jumlah, jenis dan data per subjek, jumlah buku rusak dan hilang), inventaris dan data perihal kebutuhan staf akan informasi (dapat diligat dari jumlah dan jenis pertanyaan referensi). Pencatatan statistik yang baik akan sangat membantu pimpinan dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan.
Agar tujuan promosi tercapai, perpustakaan sebaiknya melaksanakan ke-lima unsur pemasaran tersebut yang merupakan satu kesatuan. Promosi sanggup dilakukan dengan cara :
- menerbitkan informasi perihal perpustakaan : accession list (daftar pelengkap pustaka), bulletin perpustakaan, brosur, indeks artikel, dan informasi lainnya
- memajang buku atau pustaka non buku di ruang/rak pamer
- mengadakan pendekatan proaktif ke pimpinan : untuk memperoleh kewenangan mengelola perpustakaan dan berkoordinasi dengan seluruh penggalan dilembaga induk, serta mendapat kemudahan yang diharapkan untuk pengembangan perpustakaan secara keseluruhan
- mengadakan pendekatan proaktif ke pengguna : untuk mengetahui kebutuhan informasi dan kepuasan pengguna
4. Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan perpustakaan perlu dilakukan perpustakaan biar tidak tertinggal dengan dunia luar yang dinamis sekaligus menjaganya biar tetap sejalan dengan tujuan forum induk. Umumnya ada 3 aspek yang perlu dikembangkan dalam perpustakaan, yaitu pengembangan koleksi, pengembangan sarana simpan dan temu kembali koleksi, dan pengembangan staf. Karena kegiatan pengembangan selalu memanfaatkan hasil penelitian, dengan demikian hal-hal yang perlu diteliti ialah :
- Survei pengguna. Survei yang dilakukan ialah penelitian kebutuhan pengguna dan kepuasan pengguna terhadap perpustakaan.
- Stock opname. Survei dilakukan untuk mengetahui kekuatan koleksi yang dimiliki, mulai dari mutu, harga dan tingkat keterpakaiannya, dan bagaimana cara menginformasikannya.
- Penelitian perkembangan teknologi informasi. Survei dilakukan untuk mengetahui kemajuan teknologi, mulai dari spesifikasi, harga, kualitas hingga pemeliharaannya, biar perpustakaan sanggup memanfaatkan teknologi yang mudah dan sesuai dengan kebutuhan.
- Penjajagan kerjasama dan jaringan dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan forum induk. Hendaknya selalu disadari bahwa tidak ada satu pun perpustakaan yang sanggup memenuhi kebutuhan semua orang dengan hanya mengandalkan koleksi sendiri. Lembaga yang dimaksud ialah forum pemerintahan, forum LSM, penerbit dan toko buku, universitas, atau perpustakaan-perpustakaan lain menyerupai Perpustakaan Nasional.
- Penelitian kinerja staf perpustakaan. Seluruh staf dibagian mana pun, tidak hanya pengelola perpustakaan, sebaiknya diteliti tingkat kinerjanya. Dengan demikian, sehabis mereka mengetahui tingkat prestasi masing-masing, mereka sanggup diarahkan untuk pengembangan selanjutnya. Staf yang mempunyai kemauan untuk maju dan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik ialah asset perusahaan yang sangat berharga.
Daftar Pustaka;
- Sedijoprapto, Endang I. 2001. Perpustakaan khusus : keberadaannya dalam dalam institusi serta dasar-dasar pengelolaannya. Jakarta: CV. Maju Bersama.
- Stueart, Robert D. dan Barbara B. Moran. 1987. Library management. 3rd ed. Littleton, Colorado.
- Wendell, Laura. 2001. Perpustakaan untuk kita semua! : cara memulai dan mengelola sebuah perpustakaan dasar. Jakarta: Coca-cola Foundation Indonesia.
- Wijayanti, Luki. 2000. Tata kerja perpustakaan. Makalah dipresentasikan pada Pendidikan Suspajarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan 11 Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan, Jakarta, Oktober-November.