Tantangan Dan Peluang Pembangunan Trasfortasi

TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG PEMBANGUNAN
Pembangunan transportasi pada PJP I telah sanggup meningkat­kan ketersediaan prasarana dan sarana serta kemudahan transportasi, di samping peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan transportasi. Pertumbuhan transportasi baik transportasi darat, laut, maupun udara cukup besar selama PJP I. Demikian pula, penyediaan prasarana jalan dan kemudahan lainnya. Dalam PJP II nanti diperkirakan kebutuhan transportasi akan semakin besar. Untuk sanggup memenuhi kebutuhan transportasi secara lebih baik, maka perlu dikenali adanya banyak sekali tantangan, kendala, dan peluang yang akan dihadapi.

1. Tantangan
Dalam memasuki PJP II masih banyak wilayah di Kepulauan Nusantara yang belum terlayani oleh jasa transportasi, khususnya wilayah pedalaman, daerah perbatasan, serta sebagian besar daerah timur Indonesia. Permasalahan yang dihadapi tidak hanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi, tetapi juga kemudah­an pergantian antarmoda transportasi. Mengingat sifat geografi negara Indonesia, pemenuhan kebutuhan jasa transportasi nasional tidak sanggup hanya bertumpu pada salah satu moda transportasi saja, tetapi harus merupakan integrasi dari banyak sekali moda transportasi sehingga pelayanan jasa transportasi sanggup efisien dan memenuhi kebutuhan masyarakat dan keperluan pembangunan. Dengan demikian, tantangan pembangunan transportasi yakni bagaimana membuat sistem transportasi yang andal, berkemampuan tinggi, efisien, dan bisa menghubungkan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan wilayah Nusantara sehingga mendukung terbentuk­nya kemampuan daya saing yang tinggi dalam segala aspek pada tingkat internasional.

Upaya untuk melayani jasa transportasi di wilayah pedalaman dan daerah terpencil telah dilakukan melalui pengembangan sistem transportasi perintis, baik transportasi darat, laut maupun udara. Pembangunan prasarana jalan di seluruh pelosok tanah air telah memperlancar roda perekonomian dan membuka wilayah yang terisolasi dan terbelakang. Pembangunan jalan telah menghu­bungkan daerah produksi dengan daerah pemasarannya. Namun, banyak daerah yang masih terisolasi, terutama di daerah timur Indonesia. Selain itu, jaringan jalan belum sepenuhnya menjangkau daerah kurang pintar di tingkat kabupaten dan desa. Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan berperan penting sebagai pengganti dan penunjang angkutan jalan raya, bahkan bagi banyak masyarakat Indonesia memakai angkutan tradisional telah membudaya dan besar peranannya dalam melayani kebutuhan angkutan di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan perlu ditingkatkan sehingga sanggup diperluas jangkauan pelayanannya, terutama dalam menem­bus keterisolasian dan mengatasi duduk kasus kemiskinan di wilayah yang tertinggal. Oleh lantaran itu, dalam PJP II merupakan tantang-an pula bagaimana meningkatkan jaringan transportasi darat yang mencakup angkutan sungai, danau, dan penyeberangan bisa menjangkau seluruh daerah terpencil dan daerah pedalaman, ter­utama di daerah timur Indonesia.

Dalam kaitan pengembangan sistem transportasi darat, pertumbuhan penduduk, dan kecenderungan bermukimnya pen­duduk di wilayah perkotaan menuntut penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang hebat dan sanggup melayani kebutuhan mobilitas penduduk perkotaan. Pertumbuhan perkotaan yang cepat belum sanggup diimbangi oleh sistem transportasi yang ada. Trans­portasi perkotaan ditandai oleh kemacetan dan polusi yang tinggi. Oleh lantaran itu, dalam pembangunan transportasi merupakan tantangan pula untuk membuat sistem transportasi perkotaan yang andal, aman, nyaman, terjangkau oleh masyarakat banyak, dan bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar serta berpolusi rendah.

Angkutan kereta api merupakan sarana transportasi yang sempurna untuk melayani kebutuhan masyarakat, terutama yang berpengha­silan rendah serta kebutuhan pengangkutan barang dalam jumlah besar secara cepat, aman, dan efisien. Angkutan kereta api diban­ding dengan moda angkutan yang lain mempunyai keuntungan, yaitu tarifnya bersaing dan daya angkutnya yang besar. Pada kenya­taannya tingkat pelayanan jasa angkutan kereta api masih rendah dibandingkan dengan moda angkutan lainnya. Hal ini disebabkan oleh prasarana dan sarana kereta api yang belum memadai untuk melayani undangan jasa angkutan kereta api, selain juga mutu pelayanannya yang masih belum memuaskan pengguna jasa. Dengan demikian, menjadi tantangan pula meningkatkan pelayanan angkutan kereta api semoga bisa melayani kebutuhan masyarakat serta mendorong gerak perekonomian secara efektif dan efisien.

Indonesia merupakan negara maritim sehingga transportasi laut mempunyai peranan yang penting dalam menghubungkan Kepulauan Nusantara dan menggerakkan perekonomian. Penyeleng­garaan transportasi laut dikembangkan untuk mendukung ekspor nonmigas dan kelancaran perdagangan sehingga cukup umur ini penye­diaan kapasitas angkutan barang antarpulau dan ekspor-impor sepenuhnya mengikuti prosedur pasar. Kebijaksanaan itu terus berhasil mendukung peningkatan ekspor nonmigas, tetapi sebagai akhirnya peranan armada nasional, baik angkutan dalam negeri maupun luar negeri menurun, lantaran tersaingi kapal-kapal asing. Dalam jangka panjang, sebagai negara bahari, Indonesia memerlu­kan armada nasionalnya sendiri dan tidak hanya bergantung kepada armada asing. Oleh lantaran itu, tantangan di masa mendatang, terutama dalam menghadapi globalisasi ekonomi dan kecen­derungan regionalisasi blok-blok perdagangan internasional, yakni bagaimana armada nasional sanggup tumbuh bermetamorfosis armada yang tangguh, mandiri, dan bisa bersaing secara inter­nasional.

Transportasi. udara didukung oleh adanya bandar udara serta kemudahan keselamatan penerbangan. Meskipun telah banyak kemaju­an, akhirnya kemudahan tersebut secara umum masih belum memadai dan tidak seluruhnya memenuhi standar persyaratan keselamatan penerbangan. Selain itu, jumlah pesawat udara juga terbatas dan banyak yang sudah bau tanah sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan dan operasional yang cukup tinggi. Efisiensi pelayanan transportasi udara juga masih rendah ibarat tampak pada faktor muatannya. Oleh lantaran itu, tantangan yang dihadapi sektor transportasi udara yakni bagaimana menyelenggarakan transportasi udara yang sanggup mendapatkan amanah dalam memenuhi kebutuhan jasa transportasi udara dalam negeri dan luar negeri secara bersaing sehingga bisa memanfaatkan terbukanya pasar dunia, meningkatnya perekonomi­an Indonesia, daerah Asia Tenggara dan Asia Pasifik, serta perkembangan ekonomi dunia pada umumnya.

Jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan dikala ini mencapai 27 juta jiwa dan tersebar di 27 pro­pinsi. Sudah menjadi konsensus nasional bahwa kemiskinan harus segera diatasi. Kemiskinan terjadi antara lain lantaran tingkat pen­didikan dan tingkat kesehatan yang rendah serta kekurangmampuan penduduk miskin untuk meningkatkan usahanya. Salah satu penye­bab keadaan di atas yakni rendahnya tingkat pelayanan transporta­si. Dengan demikian, tantangan berikutnya yakni bagaimana semoga pembangunan transportasi berperan dalam upaya mengentaskan masyarakat dari kemiskinan melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi, khususnya yang sanggup dijangkau oleh penduduk miskin.

Pembangunan transportasi memerlukan sumbangan yang berpengaruh dari industri transportasi, baik yang diusahakan oleh Pemerintah (BUMN) maupun swasta. Namun, industri transportasi nasional yang ada belum berdiri di atas landasan yang kukuh dan masih sangat bergantung pada masukan sumber daya dari luar negeri, baik itu berupa modal, teknologi, materi baku maupun suku ca­dang. Di samping itu, pengembangan industri transportasi juga kurang menerima sumbangan dari dunia perbankan, terutama dalam membantu pendanaan investasi industri transportasi. Oleh alasannya yakni itu, menjadi tantangan dalam pembangunan transportasi bagaimana semoga industri transportasi nasional sanggup tumbuh dan berkembang secara efisien dan berdaya saing tinggi.

2. Kendala
Pembangunan transportasi dalam Repelita VI dalam menjawab banyak sekali tantangan ibarat diuraikan di atas harus memper­hitungkan beberapa kendala.

Wilayah yang luas dan terdiri atas kepulauan menjadikan pengembangan transportasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Pembangunan transportasi yang merata ke seluruh penjuru tanah air membutuhkan jaringan prasarana dan sarana yang penyediaannya memerlukan investasi yang besar. Kemampuan Pemerintah sangat terbatas, untuk menyediakan dana investasi bagi pembangunan jaringan transportasi yang menjangkau seluruh wilayah tanah air dalam suatu sistem transportasi yang andal, efi­sien, dan terjangkau oleh rakyat banyak. Di pihak lain keikutsertaan swasta dalam pembangunan prasarana transportasi juga belum berkembang.

Kendala itu juga mempengaruhi mutu pelayanan transportasi yang banyak dikeluhkan. Hal itu juga disebabkan oleh belum memadainya kualitas sumber daya insan yang menyelenggara­kan aktivitas transportasi serta masih terbatasnya penerapan tek­nologi yang memungkinkan penyelenggaraan transportasi yang efisien.

Kendala dana investasi, serta sumber daya manusia, dan tek­nologi juga menghambat pertumbuhan industri transportasi dalam negeri yang efisien dan berdaya saing.

Dari segi kelembagaan juga masih ada hambatan yang menghambat berkembangnya sistem transportasi yang terpadu antarmoda serta yang menjadikan belum optimal dan efisiennya penyelenggaraan transportasi nasional.

3. Peluang
Selain banyak sekali hambatan ada pula peluang yang sanggup dikembangkan untuk mendukung pembangunan transportasi di masa depan.

Hasil pembangunan dalam PJP I merupakan landasan yang berpengaruh dan menjadi modal bagi pembangunan transportasi pada tahap selanjutnya. Kesejahteraan masyarakat dan aktivitas ekonomi yang meningkat akan mendorong pertumbuhan sektor transportasi.

Dunia perjuangan telah berkembang pesat dan telah menjadi pendu­kung pertumbuhan ekonomi. Kemampuan perjuangan nasional yang makin besar akan mendorong keikutsertaan perjuangan swasta yang makin besar dalam pengembangan transportasi, bukan hanya dalam pengusahaan transportasi, melainkan juga dalam pembangunan prasarana, ibarat jalan raya, kereta api, pelabuhan laut, dan bandar udara. Hal itu akan didukung pula oleh kualitas sumber daya insan yang terus meningkat dengan meningkatnya derajat pendidikan serta ketersediaan teknologi yang sanggup meningkatkan keekonomisan investasi di bidang transportasi.

SUMBER;
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4590033009607805970#editor/target=post;postID=1368158650785483696;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=4;src=link

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel