Pengertian Dan Teori Difusi
Tuesday, June 4, 2019
Edit
Difusi Akulturasi Asimilasi Dan Inovasi Kebudayaan
A. DIFUSI
Pengertian Difusi
Proses difusi (diffusion) yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.
Bentuk-bentuk Difusi
Salah satu bentuk difusi yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi lantaran dibawa oleh kelompok-kelompok insan yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain di dunia. Hal ini terutama terjadi pada jaman prehistori, puluhan ribu tahun yang lalu, ketika insan yang hidup berburu pindah dari suatu tempat ke tempat lain yang jauh sekali, ketika itulah unsur kebudayaan yang mereka punya juga ikut berpindah.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan dari suatu kelompok insan dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga sanggup terjadi lantaran adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu sampai jauh sekali. Individu-individu yang dimaksud yaitu golongan pedagang, pelaut, serta golongan para andal agama. 5 Bentuk difusi yang lain lagi yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi ketika individu-individu dari kelompok tertentu bertemu dengan individu-individu dari kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu sanggup berlangsung dengan 3 cara, yaitu :
a. Hubungan symbiotic
Hubungan symbiotic yaitu kekerabatan di mana bentuk dari kebudayaan itu masing-masing hampir tidak berubah. Contohnya yaitu di tempat pedalaman negara Kongo, Togo, dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat; ketika berlangsung aktivitas tukar barang hasil berburu dan hasil hutan antara suku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu itu, kekerabatan mereka terbatas hanya pada tukar barang barang-barang itu saja, kebudayaan masing-masing suku tidak berubah.
b. Penetration pacifique (pemasukan secara damai)
Salah satu bentuk penetration pacifique yaitu kekerabatan perdagangan. Hubungan perdagangan ini memiliki akhir yang lebih jauh dibanding kekerabatan symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan absurd yang dibawa oleh pedagang masuk ke kebudayaan penemrima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur absurd oleh para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja, dan kadang kala dengan paksa.
c. Penetration violante (pemasukan secara kekerasan/tidak damai)
Pemasukan secara tidak hening ini terjadi pada kekerabatan yang disebabkan lantaran peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awal dari proses masuknya kebudayaan absurd ke suatu tempat. Proses selanjutnya yaitu penjajahan, di sinilah proses pemasukan unsur kebudayaan absurd mulai berjalan.
Ada juga difusi yang disebut stimulus diffusion. Stimulus diffusion yaitu proses difusi yang terjadi melalui suatu rangkaian pertemuan antara suatu deret suku-suku bangsa. Konsep stimulus diffusion juga kadang dipergunakan ketika ada suatu unsur kebudayaan yang dibawa ke dalam kebudayaan lain, di mana unsur itu mendorong (menstimulasi) terjadinya unsur-unsur kebudayaan yang dianggap 6 sebagai kebudayaan yang gres oleh warga penerima, walaupun gagasan awalnya berasal dari kebudayaan absurd tersebut.
Proses difusi
Proses difusi terbagi dua macam, yaitu:
- Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut pribadi menyebar dari suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.
- Difusi tak pribadi terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian gres masuk ke lingkup kebudayaan penerima.
Difusi tak pribadi sanggup juga menjadikan suatu bentuk difusi berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.
Contoh-contoh difusi
Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia yaitu banyak sekali kata yang ada dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri merupakan pola hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari bahasa absurd dan bahasa-bahasa daerah, menyerupai Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain.
Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, mengakibatkan terjadinya difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang mengakibatkan munculnya kosakata gres dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu :
- Difusi ekstern yaitu perembesan kosakata absurd oleh Bahasa Indonesia yang mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak dari difusi ekstern ini terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang memadukan banyak sekali unsur bahasa absurd sehingga berkembang menjadi menjadi 7 bentuk kata-kata baru, menyerupai : gerilyawan, ilmuwan, sejarawan, Pancasilais, agamis, dan lain-lain.
- Difusi intern yaitu timbulnya kekerabatan timbal balik antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana, pangan dll) atau dengan bahasa Sunda (kata-kata nyeri, pakan, tahap, langka) mengenai perembesan kosakata.
B. AKULTURASI
1. Pengertian Akulturasi
Akulturasi (acculturation atau culture contact) yaitu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok insan dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan absurd dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan absurd itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi yaitu bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan gres tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
2. Masalah yang Timbul dalam Akulturasi
Dalam meneliti akulturasi, ada lima golongan problem mengenai akulturasi, yaitu :
problem mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
problem mengenai unsur-unsur kebudayaan absurd apa yang gampang diterima, dan unsur-unsur kebudayaan absurd apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima.
problem mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang gampang diganti atau diubah, dan unsur-unsur apa yang tidak gampang diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
problem mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima, dan individu-individu apa yang sukar dan lambat mendapatkan unsur-unsur kebudayaan asing.
problem mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisis sosial yang timbul sebagai akhir akulturasi.
3. Hal-hal Penting Mengenai Akulturasi
Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh para peneliti yang akan meneliti akulturasi yaitu :
keadaan masyarakat peserta sebelum proses akulturasi mulai berjalan.
Bahan mengenai keadaan masyarakat peserta tolong-menolong merupakan materi perihal sejarah dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila ada sumber-sumber tertulis, maka materi itu sanggup dikumpulkan dengan memakai metode yang biasa digunakan oleh para andal sejarah. Bila sumber tertulis tidak ada, peneliti harus mengumpulkan materi perihal keadaan masyarakat peserta yang kembali sejauh mungkin dalam ruang waktu, contohnya dengan proses wawancara. Dengan demikian, seorang peneliti sanggup mengetahui keadaan kebudayaan masyarakat peserta sebelum proses akulturasi mulai berjalan. Saat inilah yang disebut “titik permulaan dari proses akulturasi” atau base line of acculturation.
4. Individu-individu dari kebudayaan absurd yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
Individu-individu ini disebut juga agents of acculturation. Pekerjaan dan latar belakang dari agents of acculturation inilah yang akan memilih corak kebudayaan dan unsur-unsur apa saja yang akan masuk ke dalam suatu daerah. Hal ini terjadi lantaran dalam suatu masyarakat, apalagi jika masyarakat itu yaitu masyarakat yang luas dan kompleks, warga hanya mengetahui sebagian kecil dari kebudayaannya saja, biasanya yang berkaitan dengan profesi dan latar belakang warga tersebut.
Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan absurd untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima.
Hal ini penting untuk mengetahui citra yang terang dari suatu proses akulturasi. Contohnya yaitu apabila kita ingin mengetahui proses yang harus dilalui oleh kebudayaan pusat untuk masuk ke dalam kebudayaan daerah, maka saluran-salurannya yaitu melalui sistem propaganda dari partai-partai politik, pendidikan sekolah, garis hirarki pegawai pemerintah, dan lain-lain.
Bagian-bagian dari masyarakat peserta yang terkena efek unsur-unsur kebudayaan absurd tadi
Kadang, unsur-unsur kebudayaan absurd yang diterima tiap golongan-golongan dalam masyarakat berbeda-beda. Oleh lantaran itu, penting untuk mengetahui bagian-bagian mana dari masyarakat peserta yang terkena efek unsur-unsur kebudayaan absurd tersebut.
5. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing, Terbagi menjadi 2 reaksi umum, yaitu reaksi “kolot” dan reaksi “progresif”. Reaksi “kolot” yaitu reaksi menolak unsur-unsur kebudayaan asing, yang pada hasilnya akan mengakibatkan pengunduran diri pihaknya dari kenyataan kehidupan masyarakat, kembali ke kehidupan mereka yang sudah kuno. Reaksi “progresif” yaitu reaksi yang berlawanan dengan”kolot”, reaksi yang mendapatkan unsur-unsur kebudayaan asing.
C. ASIMILASI
1. Pengertian Asimilasi
Asimilasi atau assimilation yaitu proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan insan dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul pribadi secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Secara singkat, asimilasi yaitu bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru.
2. Golongan yang Mengalami Proses Asimilasi
Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi yaitu golongan dominan dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas; sehingga lambat laun kebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.
3. Faktor-faktor yang Menghambat Terjadinya Asimilasi
Asimilasi ini umumnya sanggup terjadi apabila ada rasa toleransi dan simpati dari individu-individu dalam suatu kebudayaan kepada kebudayaan lain . Sikap toleransi dan simpati pada kebudayaan ini sanggup terhalang oleh beberapa faktor, yaitu :
- Kurangnya pengetahuan perihal kebudayaan yang dihadapi
- Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain
- Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
D . INOVASI
1. Pengertian Inovasi
- Adalah proses sosial budaya yang mendapatkan unsur-unsur kebudayaan gres dan mengesampingkan cara-cara usang yang telah melembaga.
- Proses penyesuaian dari penemuan gres dengan kebutuhan masyarakat melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalammasyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari efek kebudayaan luar, penemuan berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk penemuan menjadi terbuka lantaran didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan. Oleh alasannya yaitu itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka cukup umur ini.
Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi cukup umur ini begitu cepat dan begitu tersebar luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam kebudayaan modern pada periode teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan untuk penemuan merupakan ciri dari insan yang sanggup survive dan sanggup bersaing. Persaingan di dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh lantaran kita tidak mengenal lagi batas-batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya. Betapa besar peranan penemuan di dalam dunia modern, menuntut tugas dan fungsi pendidikan yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru