Hubungan Keaktifan Bertanya Dengan Berpikir Kreatif

Hubungan Keaktifan Bertanya dengan Berpikir Kreatif 
Keaktifan bertanya sanggup menantang anak untuk berpikir kreatif, membantu anak untuk mengklarifikasi konsep dan problem yang bekerjasama dengan pelajaran. Di mana dengan keaktifan bertanya para siswa maka bertujuan bisa berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan adab yang berlaku secara mulut serta bisa menghargai pemikiran orang lain dengan sempurna dan kreatif untuk banyak sekali tujuan dalam pemecahan masalah. 

Keaktifan bertanya itu sendiri tidak terjadi begitu saja, akan tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor menyerupai penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu antara lain yakni peneliti yang dilakukan oleh Murni Wahyu Katyawati mengenai kekerabatan antara keaktifan bertanya siswa dengan kemampuan membaca siswa yang menyatakan sesungguhnya ada kekerabatan yang positif dan signifikan antara keaktifan bertanya siswa dengan kemampuan membaca siswa (Murni Wahyu Katyawati, 2006: 28). Dalam penelitian lain, Desy Desy Arisandi menyatakan terdapat kekerabatan hubungan antara keaktifan bertanya siswa di dalam kelas dengan restasi berguru fisika (Arisandi, 2004: 31). 

Faktor lain yang juga mempunyai imbas terhadap keaktifan bertanya siswa ialah berpikir kreatif menyerupai dalam penelitian mengenai kekerabatan keaktifan bertanya dengan berpkir kreatif pada siswa smp sendangrejo madiun yang dilakukan oleh sulistyani (2010) menghasilkan bahwasannya keaktifan bertanya memperlihatkan santunan terhadap berpikir kreatif siswa sebanyak 35%, sedangkan penelitain yang dilakukan oleh Vivi dak Rorle (2007: 52) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan faktor pendukung yang sanggup meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran 

Keaktifan bertanya siswa sanggup dengan gampang diterapkan apabila didukung oleh adanya berpikir kreatif, hal tersebut sejalan dengan pendapat. Menurut Hamalik (2004: 35) menyatakan bahwa hal yang paling fundamental yang dituntut dalam proses pembelajaran ialah keaktifan bertanya siswa. Keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran akan menimbulkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. 

Aktivitas yang timbul dari siswa akan menimbulkan pula terbentuknya pemikiran yang kreatif dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi berguru pada siswa. Menurut Treffinger dalam Alexander (2007) yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dibutuhkan untuk memecahankan masalah, khususnya problem kompleks. Hal demikian sanggup dipahami alasannya tanpa kemampuan berpikir kreatif, individu sulit menyebarkan kemampuan imajinatifnya sehingga kurang bisa melihat banyak sekali alternatif solusi masalah. 

Hal ini menggambarkan bahwa keterampilan berpikir kreatif memungkinkan seorang individu memandang suatu problem dari banyak sekali perspektif sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi kreatif dari problem yang akan diselesaikan. Menurut Alexander (2007) keaktifan bertanya bekerjasama pada pembelajaran siswa yang berlangsung. Keaktifan bertanya sanggup menghipnotis hasil berguru siswa dan menghasilkan berpikir kreatif siswa. Dalam berpikir kreatif dibutuhkan ketika menganalisis atau mengidentikasi masalah, memandang problem dari banyak sekali perspektif, mengeksplorasi ide-ide atau metode penyelesaian masalah, dan mengidentifikasi banyak sekali kemungkinan solusi dari problem tersebut. 

Terdapat kekerabatan keaktifan bertanya dalam pengembangan berpikir kreatif juga dikemukakan Robinson dalam McGregor (2007) bahwa pengembangan berpikir kreatif memerlukan keaktif bertanya. Menurut Alexander keaktifan bertanya yang dirancang dengan baik akan memperlihatkan kesempatan bagi tumbuhnya banyak sekali keterampilan berpikir, termasuk berpikir kreatif. Hal ini juga ditegaskan oleh Pehnoken (1997) bahwa keaktifan bertanya sanggup menyebarkan keterampilan kognitif umum yang sanggup dipakai untuk menyebarkan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif itu sendiri merupakan kemampuan untuk membuat gagasan-gagasan gres dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak bisa membuat wangsit gres pun sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan cara berpikir kreatif. 

Hal tersebut sesuai dengan apa yang di kemukankan oleh para jago sejarah mencatat bahwa ada saat-saat kreativitas tumbuh subur; misalnya, Islam pada zaman Abasiyah, Itali pada waktu Renaissance. Sudah diketahui juga, di negara-negar totaliter kreativitas dalam dunia sains dihidupkan, tetapi kreativitas dalam dunia sastra atau ilmu-ilmu sosial dihambat. Berpikir kreatif hanya berkembang pada masyarakat terbuka, toleran terhadap ide-ide "gila", dan memperlihatkan kesempatan kepada setiap orang untuk menyebarkan dirinya. Masyarakat yang menuntut kepatuhan membuat otoritas, meminta keseragaman dalam berprilaku, menghargai kesetiaan primordial, tetapi membunuh prestasi yang menonjol, sukar untuk melahirkan pemikiran-pemikiran kreatif. 

Perilaku keaktifan bertanya yang dilakukan oleh siswa membuat suatu pemikiran kreatif yang di miliki. Dimana Berpikir kreatif siswa akan terwujud jika siswa aktif bertanya, sebaliknya keaktifan bertanya akan membuat siswa berpikir kreatif dalam suatu pemecahan masalah. Keaktifan bertanya merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan prestasi berguru siswa, alasannya di dalam proses aktivitas berguru mengajar tanpa adanya keaktifan bertanya siswa, maka berguru tidak akan mencapai hasil yang maksimal dan semakin aktif bertanya dimana akan besar lengan berkuasa pada berpikir kreatif siswa untuk memcahkan suatu masalah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel