Pengertian Kewirausahaan Dan Menjadi Wirausahawan Berdasarkan Para Ahli

Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan yaitu proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan kreativitas dan penemuan dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu perjuangan yang bisa menghasilkan keuntungan atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi tersebut menitikberatkan kepada aspek kreativitas dan inovasi, lantaran dengan sifat kreativitas dan inovatif seseorang sanggup menemukan peluang. Pada pecahan ini, akan dikemukakan lebih mendalam mengenai huruf seorang wirausaha berdasarkan pendapat para pakar kewirausahaan maupun pebisnis itu sendiri.

Karakter Wirausahawan
Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi syarat- syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, menyerupai inovatif, kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan instruksi etik pasti mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi.

Dalam suatu penelitian perihal Standarisasi Tes Potensi Kewirausahaan Pemuda Versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya 11 ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu:
  1. Motivasi berprestasi
  2. Kemandirian
  3. Kreativitas
  4. Pengambilan resiko (sedang)
  5. Keuletan
  6. Orientasi masa depan
  7. Komunikatif dan reflektif
  8. Kepemimpinan
  9. Locus of Controll
  10. Perilaku instrumental
  11. Penghargaan terhadap uang.
Memiliki Kreatifitas Tinggi 
Menurut Teodore Levit, kreativitas yaitu kemampuan untuk berfikir yang gres dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas yaitu berfikir sesuatu yang gres (thinking new thing), oleh lantaran itu menurutnya, kewirausahaan yaitu berfikir dan bertindak sesuatu yang gres atau berfikir sesuatu yang usang dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam Suryana (2003 : 24) mengungkapkan bahwa, ide-ide kreativitas sering muncul dikala wirausaha melihat sesuatu yang usang dan berfikir sesuatu yang gres dan berbeda.

Oleh lantaran itu, kreativitas yaitu membuat sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi yaitu kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s liveDari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu: 
  • Kreativitas yaitu membuat sesuatu yang asalnya tidak ada.
  • Hasil kerjasama masa sekarang untuk memperbaiki masa kemudian dengan cara baru.
  • Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Rahasia kewirausahaan yaitu dalam membuat nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan penemuan untuk memecahkan duduk masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) sesudah itu melahirkan inovasi.


Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus mempunyai jiwa akad dalam usahanya dan tekad yang bundar di dalam mencurahkan semua perhatianya pada perjuangan yang akan digelutinya, didalam menjalankan perjuangan tersebut seorang wirausaha yang sukses terus mempunyai tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam membuatkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja Modul Pembelajaran Kewirausahaan 35 keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa perjuangan yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh lantaran itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap perjuangan dan pekerjaannya.

PENGERTIAN,TUJUAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman yaitu : rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, ekonomis dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”.
Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :
  1. Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat,
  2. Yu : berani, ksatria,
  3. Jin : murah hati, menyayangi dan bersikap baik terhadap sesama,
  4. Re : bersikap santun, bertindak benar,
  5. Makoto : ikhlas setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih,
  6. Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
  7. Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang lantaran mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas.

Mandiri atau Tidak Ketergantungan

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk membuat seuatu yang gres dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk membuat peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan pandangan gres dan pikiranya terutama didalam membuat peluang perjuangan didalam dirinya, ia sanggup mampu bangkit diatas kaki sendiri menjalankan perjuangan yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu membuat hal yang gres dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, membuatkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara gres untuk menghasilkan barang dan jasa yang gres yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara gres untuk menunjukkan kepuasan kepada konsumen.

Berani Menghadapi Risiko
Richard Cantillon, orang pertama yang memakai istilah entrepreneur di awal masa ke-18, menyampaikan bahwa wirausaha yaitu seseorang yang menanggung risiko.Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya lantaran sudah diperhitungkan. Oleh lantaran itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung akad yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15).

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DAN KARAKTER SEORANG PEMIMPIN

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko yaitu orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha yaitu orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada perjuangan yang kurang menantang. Oleh lantaran itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan yaitu pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah lantaran tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi lantaran ingin berhasil. Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung pada :
  1.  Daya tarik setiap alternatif
  2. Kesediaan untuk rugi
  3. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu jawaban yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan jawaban yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menunjukkan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.

Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu mempunyai sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan memakai kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasajasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa gres dan berbeda sehingga ia menjadi aktivis yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang mempunyai jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk membuat nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk mendapatkan kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil mempunyai kemampuan untuk memakai efek tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus mempunyai taktik perantara dan negotiator daripada diktaktor. Semangat, sikap dan kemampuan wirausaha tentunya

Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu kemampuan untuk memanagerial perjuangan yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola perjuangan dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu yaitu merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh

Memiliki Kerampilan Personal Wirausahawan jago mempunyai ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:
  1. Pertama Percaya diri dan sanggup bangkit diatas kaki sendiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui perjuangan yang dilaksanakannya.
  2. Kedua, mau dan bisa mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut.
  3. Ketiga, mau dan bisa bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih sempurna dan effisien.
  4. Keempat, mau dan bisa berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan banyak sekali pihak, terutama kepada pembeli.
  5. Kelima, menghadapi hidup dan menangani perjuangan dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
  6. Keenam, menyayangi acara usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
  7. Ketujuh, mau dan bisa meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melaksanakan ekspansi dan pengembangan perjuangan dgn resiko yang moderat.

Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menimbulkan wirausaha gagal dalam menjalankan perjuangan barunya:
  • Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan mengelola perjuangan merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
  • Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
  • Kurang sanggup mengendalikan keuangan. Agar perusahaan sanggup berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan yaitu memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan menjadikan perusahaan tidak lancar.
  • Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
  • Lokasi yang kurang memadai. Lokasi perjuangan yang strategis merupakan faktor yang memilih keberhasilan usaha
  • Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan akrab kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan sanggup menjadikan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
  • Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap perjuangan akan menjadikan perjuangan yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
SUMBER-SUMBER ARTIKEL;
  • Adair, John, Kepemimpinan yang Memotivasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008
  • Cocheu Ted, Making Quality Happen: How Trainig Can Turn Strategy into Real Improvement. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. 1993.
  • Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum Performance: Sistem Motivasi Terbaik bagi Kinerja Karyawan. Jakarta; Bhuana Ilmu Populer
  • Djokosantoso Moeljono, Beyond Leadership, 12 Konsep Kepemimpinan, Jakarta, Elex Media Komputindo, 2004.
  • Domingo, Rene T, Quality means Survival: Caveat Vendidor Let The Seller Beware. Singapore:Prentice Hall. 1997.
  • Froggatt, Wayne. 2004. Choose to be Happy: Panduan Membentuk Sikap Rasional dan Realistik. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel