Penggunaan Musik Dan Dampak Bunyi (Sound Effect) Dalam Produksi Aktivitas Kaset Audio
Saturday, May 9, 2020
Edit
PENGGUNAAN MUSIK DAN EFEK SUARA (SOUND EFFECT) DALAM PRODUKSI PROGRAM KASET AUDIO
MUSIK
Musik merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan mempunyai nilai artistic tinggi. Dalam siaran radio/program audio musik mempunyai peranan yang cukup penting. Dengan musik siaran yang disuguhkan menjadi lebih menarik, lebih hidup, dan lebih jelas. Oleh alasannya yaitu itu menentukan musik bukanlah pekerjaan yang mudah, hal ini menuntut suatu kecakapan dan pengertian yang khusus.
Dalam siaran radio/program audio, musik sanggup bangun sendiri sebagai kegiatan musik, tapi bias juga berfungsi sebagai bab dari siaran kata. Musik dalam produksi kegiatan audio berguna sebagai berikut:
- Tanda pengenal suatu acara
- Memberi warna pada suatu acara
- Menciptakan suasana, seperti: sedih, gembira, romantis, dan horror.
- Mempengaruhi secara psikologis
- Membentuk abjad suatu acara
- Membantu membuat flash back
- Memberikan pengutamaan pada suatu acara.
Dalam menentukan musik yang akan dipakai pada suatu kegiatan acara audio perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
- Akan dipakai untuk kegiatan apa?
- Jenis musik.
- durasi acara.
- tempo
- setting
- suasana
- aspek psikologi
Sehubungan dengan penggunaan musik dalam kegiatan audio Daniel Handoyo Sunyoto (1978:31-40) memperlihatkan fatwa sebagai berikut:
- Musik yang baik dalam sebuah produksi yaitu yang bisa membuat suasana yang sempurna sesuai dengan tujuan program.
- Musik sanggup mengaburkan pesan bila:
- musik dengan vokal yang tidak sesuai dengan tema naskah.
- Melodinya sangat terkenal, sehingga perhatian pendengar sanggup beralih dari teks kepada melodinya.
- Terlalu banyak musik, sehingga tekanan akan jatuh pada musik itu.
- Pemilihan jenis musik harus dilandaskan pada kepentingan untuk membantu memasukkan pesan. Oleh alasannya yaitu itu musik harus menjiwai suasana dan situasi.
- Untuk memudahkan pilihan musik , kita sanggup menggolongkan komponis dalam dua kelompok, yaitu introvert dan ekstrovert. Komponis ekstrovert lebih bisa membuat suasana dan perasaan.
Musik dal;am kegiatan audio sanggup dibedakan menjadi beberapa jenis menyerupai musik tema/tune, musik pembukaan (intro), musik transisi, musik jembatan, musik musik latar belakang, musik smash, dan musik penutup. Agar diperoleh citra yang lebih terperinci berikut akan diuraikan satu per satu.
1. Musik Tema (theme music)
Musik tema yaitu musik yang menggambarkan sopan santun atau situasi sesuatu program. Musik jenis ini sering juga dipakai sebagai musik pengenall studio (tune), yaitu musik yang dipakai setiap kali studio itu akan melaksanakan siaran/mengudara dan menutup studio.
2. Musik Pembukaan (intro music)
Musik pembukaan atau musik intro, merupakan musik yang mempunyai fungsi sebagai pembuka acara. Oleh alasannya yaitu itu musik pembukaan perlu menarik perhatian pendengar, sehingga pendengar akan terkesan bahwa kegiatan audio akan dimulai bila medengarkan musik tersebut.
3. Musik Transisi (transtition music)
Musik Transisi atau musik penyeling merupakan musik yang menghubungkan dua adegang yaitu adegang terdahulu ke adegang berikutnya dalam suatu program.
4. Musik jembatan (bridge music)
Musik ini merupakan bentuk khusus dari musik transisi, yaitu bagian musik yang berfungsi untuk menjembatani adegang yang satu ke adegang berikutnya.
5. Musik smash (smash music)
Musik smash yaitu suatu musik atau bunyi lainnya yang datangnya secara tiba-tiba, yang dimaksudkan untuk memperlihatkan kejutan.
6. Musik latar belakang (background music)
Musik latar belakang yaitu musik yang berfungsi untuk melatar belakangi/mengiringi bahan kegiatan yang sedang disiarkan. Mengingat fungsinya sebagai latar bnelakang, maka dalam memilih/menggunakan musik ini., harus betul-betul sesuai dengan bahan yang tengah disajikan. Penggunaan musik ini setidaknya akan menghidupkan dan mewarnai suasana.
7. Musik penetup (extro music)
Musik penetup atau extro, yaitu musik yang dipakai untuk mengakhiri program. Musik ini harus memperlihatkan kesan kerpada pendengar bahwa sesudah musik ini berakhir, maka kegiatan yang disajikan telah usai.
EFEK SUARA (SOUND EFFECT)
Selain kata dan musik, unsure kegiatan audio yang lain yaitu imbas bunyi atau sound effect yang sering disingkat (FX). Efek bunyi yaitu suara-suara tiruan atau bahwasanya yang menampilkan daya imajinasi dan penafsiran pengalaman wacana situasi yang sedang ditampilkan. Ada beberapa fungsi imbas bunyi yaitu untuk:
- Menetapkan lokasi atau setting. Suara-suara ayam, itik, kambing, akan menggambarkan lokasi pembicaraan di kawasan perkampungan petani
- menunjukkan waktu dalam setting. Misalnya bunyi burung hantu, jengkerik memperlihatkan waktu malam hari.
- Memberikan tekanan pada bab kegiatan dalam suatu adegan, menyerupai tegang, dan tenang,
- Memberikan cita rasa atau kesenangan pada seseorang. Misalnya bunyi angin sepoi-sepoi dengan ombak di pantai akan menggambarkan dua sampaumur yang saling merayu alasannya yaitu asmara.
- memberi arti pada pemunculan atau berakhirnya suatu adegan atau kejadian.
Pada dasarnya imbas bunyi sanggup dibedakan menjadi imbas pribadi (spot effect), actuality recorded effect, dan library record effect. Untuk lebih jelasnya ketiga jenis jenis itu akan diuraikan sebagai berikut:
1. Spot Effect (efek langsung)
Spot effect atau imbas pribadi yaitu imbas bunyi yang dibentuk secara pribadi di studio, maksudnya bunyi imbas ini dibentuk secara pribadi pada dikala rekaman berlangsung.
2. Actuality recorded effect
Efek bunyi ini merupakan imbas bunyi yang diperoleh /direkam pribadi di kancah/lokasi kejadian, dan dimanfaatkan sebagai imbas bunyi pada dikala rekaman. Misalnya bunyi kebisingan kendaraan, bunyi keramaian pasar, bunyi/suara binatang menyerupai ayam berkokok, anjing menggonggong, dsb.
3. Libarary recorded effect
Efek bunyi ini merupakan imbas bunyi buatan, yaitu imbas bunyi yang secara khusus dibentuk di studio dalam suatu piringan hitam atau pita magnetic untuk keperluan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA;
- Depdikbud. (1988/1989). Petunjuk Pembuatan dan Penggunaan Kaset Audio. Jakarta: Direktorat Sarana Pendidikan
- Handoyo Sunyoto, W. Daniel. (1978). Seluk Beluk Programa Radio. Yogyakarta: Kanisius..
- Sungkono. (1999) Pengembangan Media Audio. Yogyakarta: FIP INY.