Pengertian Kepemimpinan Dan Huruf Seorang Pemimpin
Friday, May 8, 2020
Edit
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan yakni suatu proses dimana seseorang berupaya menghipnotis sejumlah orang dan mengarahkan organisasinya untuk mencapai suatu tujuan, sehingga kekerabatan antara insan didalam organisasi tersebut lebih kohesif dan koheren. Atau suatu proses dimana seseorang berupaya menghipnotis sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam rangka menjalankan proses kepemimpinannya ini, mereka memakai sejumlah “pengetahuan” dan “keterampilan” yang dimilikinya, terlepas dari apakah pengetahuan dan keterampilan tersebut ditunjang oleh talenta bawaan dirinya atau hasil dari proses pembelajaran (formal dan/atau non-formal). Pengetahuan merupakan kombinasi dari pengalaman, informasi kontekstual, nilai dan wawasan para pakar yang dijadikan acuan, sebagai kerangka untuk mengevaluasi dan menggambungkan informasi dan pengalaman baru. Menurut John Locke, kita mempunyai kerangka ide dalam diri kita (gagasan pertama) yang kita gunakan untuk mengevaluasi informasi dan pengalaman gres (gagasan kedua). Menurut Peter F. Drucker, pengetahuan yakni informasi bagi seseorang sebagai landasan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam situasi perubahan, sehingga individu atau organisasi bisa bertindak dengan cara yang berbeda dan lebih efektif. Melalui pengetahuan dan informasi, seseorang diharapkan menghasilkan tindakan yang sempurna dan mengartikulasikan tindakan yang paling mungkin. Yaitu dengan menseleksi dan menilai banyak sekali alternatif tindakan serta bagaimana tindakan tersebut harus diimplementasikan biar sesuai dengan hasil atau kinerja yang diinginkan.
Terdapat 2 (dua) jenis pengetahuan yang perlu difahami oleh seorang pemimpin, yakni pengetahuan eksplisit dan pengetahuan implisit. Pertama, pengetahuan eksplisit, yaitu pengetahuan yang sanggup diartikulasikan ke dalam bahasa formal, termasuk pernyataan gramatikal (kata dan angka), ekspresi matematika, spesifikasi, manual, dan lain sebagainya. Pengetahuan eksplisit ini segera sanggup ditularkan terhadap orang lain, yaitu dengan gampang sanggup diproses oleh komputer, dikirimkan secara elektronik, atau disimpan dalam suatu database. Kedua, pengetahuan implisit, yakni pengetahuan pribadi yang telah tertanam dalam pengalaman individu dan melibatkan faktor-faktor tak berwujud, menyerupai keyakinan pribadi, perspektif, dan sistem nilai. Pengetahuan implisit sulit – namun bukan tidak mungkin - diartikulasikan kedalam bahasa formal, dikarenakan berisi wawasan subyektif, intuitif, dan firasat. Sebelum pengetahuan implisit sanggup dikomunikasikan, hal tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi kata-kata, model, atau nomor yang sanggup dimengerti. Terdapat dua dimensi pengetahuan implisit, yakni:
- Dimensi Teknik (prosedural) : yaitu suatu jenis keterampilan non-formal yang sering diungkap dalam istilah know-how . Misalnya keterampilan seorang pengrajin atau juru masak yang telah mengembangkan kekayaan keahlian dalam pengalamannya bertahun-tahun. Biasanya pengrajin tersebut sering mengalami kesulitan mengartikulasikan prinsip-prinsip teknik atau ilmunya ihwal keindahan atau cita rasa dari hasil karyanya. Pengalaman yang diperolehnya bersifat subjektif, pribadi, intuitif, firasat dan wangsit yang berasal dari totalitas pengalaman dan penghayatan setelah sekian usang bergumul dengan dimensi pengetahuan implisit ini.
- Dimensi kognitif : yaitu suatu keyakinan, persepsi, cita-cita, nilai, emosi dan model mental yang telah begitu mendarah daging pada diri seseorang, yang seolah merupakan faktor pemberian dan bawaan. Meskipun dimensi ini tidak gampang untuk diartikulasikan, namun secara pelan-pelan dan rahasia dimensi ini membentuk cara atau gaya seseorang dalam memandang dunia di sekitarnya.
PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN DAN MENJADI WIRAUSAHAWAN MENURUT PARA AHLI
Konversi yang berasal dari dua jenis pengetahuan, menyerupai tertuang dalam bagan di bawah ini:
Sosialisasi, yakni : konversi pengetahuan implisit ke implisit - yang merupakan mengembangkan pengalaman untuk membuat pengetahuan implisit, menyerupai terbentuknya model mental bersama dan keterampilan teknik. Dalam hal ini meliputi juga pengamatan, imitasi, dan praktek. Berbagi "pengalaman" yakni kunci dalam "transfer informasi" yang sanggup diterima secara implisit di benak orang lain;
- Internalisasi, yakni : konversi pengetahuan eksplisit ke implisit – yang merupakan peresapan pengetahuan eksplisit ke dalam pengetahuan implisit. Hal ini sering dikenal dengan istilah "learning by doing." Biasanya suatu pengetahuan diverbalisasikan atau digambarkan kedalam dokumen atau presentasi lisan.
- Eksternalisasi, yakni : konversi pengetahuan implisit ke eksplisit – yaitu suatu proses mengartikulasikan pengetahuan implisit ke dalam konsep eksplisit melalui metafora, analogi, konsep, hipotesis, atau model. Dalam hal ini seseorang mengekspresikan esensi dari pengetahuan ini edalam bahasa.
- Kombinasi, yakni : konversi dari pengetahuan eksplisit ke eksplisit – yaitu suatu proses mensistematisasikan konsep ke dalam sistem pengetahuan. Berupa pertukaran dan menggabungkan pengetahuan individu melalui media, dokumen, pertemuan, dan percakapan. Dalam hal ini dilakukan penggabungan dan kategorisasi suatu informasi
Fator lain yang perlu difahami oleh seorang pemimpin yakni berkenaan dengan keterampilan. Keterampilan atau skill (dalam bahasa Yunani techne) dipakai untuk memperlihatkan keahlian yang dikembangkan melalui kursus-kursus atau training dan pengalaman lainnya. Kursus dan training ini tidak hanya meliputi bidang bisnis atau keterampilan dalam konotasi kerajinan semata, akan tetapi juga keterampilan dalam banyak sekali bidang yang menuntut kinerja bermutu tinggi menyerupai di bidang seni, game, dan atletik. Faktor umum di semua jenis keterampilan yakni bahwa para pelaku harus mempunyai bekal keterampilan yang sesuai dengan tuntutan tugas.
Meskipun kepemimpinan merupakan faktor yang sanggup dipelajari, namun pengetahuan dan keterampilan tadi sanggup dipengaruhi oleh banyak sekali atribut budaya, menyerupai keyakinan, nilai-nilai, etika, dan huruf . Pengetahuan dan keterampilan akan menawarkan bantuan eksklusif kepada proses kepemimpinan, sedangkan atribut budaya akan membentuk huruf pemimpin yang membuat dirinya menjadi unik. Keyakinan yakni perkiraan dasar yang menjadi pegangan seseorang bahwa suatu ide atau konsep layak diperjuangkan dan diwujudkan menjadi kenyataan. Suatu keyakinan berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang memandu tindakan individu dan kelompok. Biasanya orang yang cukup kuat memegang keyakinannya sering berani mengambil risiko, dari yang ringan (low risk) hingga ketingkat yang berat (high risk).
Dengan demikian, keyakinan dan nilai-nilai yakni kekuatan internal yang membimbing seseorang, sedangkan norma, baik formal maupun informal, yakni kekuatan eksternal yang membimbingnya. Pada gilirannya, pengetahuan dan kepterampilan sebagai faktor eksternal secara eksklusif akan menghipnotis keyakinan dan nilai-nilai seseorang. Nilai merupakan salah satu komponen dari sikap yang membantu seseorang untuk menimbang dan menentukan bagaimana ia akan bertindak dan menentukan banyak sekali alternatif. Suatu nilai organisasi cenderung dipengaruhi juga oleh nilai pemimpinnya. Para pemimpin berupaya bahwa dengan bertukar pikiran, debat dan berdiskusi, ritual bersama, pembelajaran sosial, pengakuan, dan kekerabatan kerja, berharap bahwa nilai-nilai mereka juga akan menjadi bab dari nilai-nilai tim kerja. Istilah “etos” yakni roh (esprit d'corps), moral atau semangat kerja, yang akan memandu keyakinan suatu individu atau tim kerja yang merupakan nafas dari kepemimpinan.
Dalam merepresentasikan keunggulannya seorang pemimpin yang baik dan kuat perlu terlibat dalam keseluruhan proses kepemimpinan. Proses pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang baik yakni menjadi seorang yang terhormat dan berkarakter. Dalam hal ini huruf berkembang dari waktu ke waktu. Banyak orang berpikir bahwa sebagian besar huruf seseorang dibuat semenjak awal kehidupan. Namun, tidak seorangpun tahu persis bagaimana huruf awal seseorang berkembang, meskipun mungkin kita oke untuk menyampaikan bahwa huruf tidak sanggup berubah dengan cepat. Diantara kalangan psikolog hal ini menjadi perdebatan panjang diantara kelompok kausalis determinisme (psikodinamika dari Sigmund Freud) dan humanisme (Abraham Maslow dkk.). Biasanya sikap seseorang merupakan indikasi dari karakternya. Perilaku ini sanggup menjadi kuat atau lemah, baik atau buruk, benar atau salah akan dinilai dari karakternya. Seseorang dengan huruf yang kuat memperlihatkan dorongan, energi, tekad, disiplin diri, kemauan, dan mentalitas yang tangguh.
Seorang dengan huruf yang kuat akan menarik para pengikutnya, dan sebaliknya seseorang dengan huruf yang lemah akan memperlihatkan sifat kebalikannya, ia cenderung permisif, tidak teratur, bimbang dan tidak konsisten, suatu sifat yang akan menjauhkan dirinya dari pengikut. Organisasi membutuhkan pemimpin dengan huruf yang kuat dan baik, yaitu para pemimpin yang akan membimbing masa depan para pengikutnya dan yang akan memperlihatkan bahwa kepemimpinan mereka sanggup dipercaya. Dengan demikian, untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif seseorang harus menerima kepercayaan dari pengikutnya yang pada gilirannya para pengikut tersebut akan mengikuti pula visinya. Korn-Ferry International, yakni suatu organisasi bisnis yang bergerak di sektor jasa pencari dan penyedia tenaga eksekutif (head-hunters), dan organisasi tersebut telah mengadakan suatu survei mengenai apa yang diinginkan dari para pemimpin mereka. Kebanyakan para responden menyampaikan bahwa mereka menginginkan pemimpin yang etik dan bisa memberikan visi yang tajam ihwal masa depan. Dalam setiap organisasi, tindakan seorang pemimpin diharapkan bisa mengatur tempo percepatan laju organisasi. Perilaku demikian akan memenangkan kepercayaan, kesetiaan, dan menjamin vitalitas organisasi. Salah satu cara untuk membangun kepercayaan yakni dengan memperlihatkan huruf yang baik yang mengekspresikan rasa keyakinan, nilai-nilai, keterampilan, dan sifat. Keyakinan yakni prinsip yang berakar mendalam di dalam diri seseorang. Yaitu suatu perkiraan yang kita anggap benar mengenai orang lain, konsep, atau hal lain. Hal tersebut bisa berupa keyakinan ihwal kehidupan, kematian, agama, ihwal apa yang baik dan buruk, benar dan salah, ihwal hakikat insan dan lain sebagainya.
Sedangkan nilai yakni sikap mengenai harga diri, ihwal orang lain,tentang ide atau konsep, atau hal lainnya. Misalnya penilaian kita ihwal benda antik, rumah, persahabatan, kenyamanan pribadi, atau ihwal kekerabatan. Sebagai contoh, seseorang mungkin akan menghargai teman lebih dari privasinya sendiri, sementara yang lain mungkin sebaliknya. Nilai mempunyai kedudukan yang penting alasannya hal tersebut sanggup menghipnotis sikap seseorang untuk menimbang pentingnya alternatif. Adapun keterampilan yakni kemampaun untuk menimba pengalaman sepanjang hidup seseorang. Atau suatu kemampuan untuk berguru ihwal keterampilan gres yang bervariasi dari masing-masing individu. Beberapa keterampilan tiba hampir secara alami, sementara yang lain tiba melengkapi pengalaman kita melalui proses berguru dan berlatih. Terakhir yakni sifat, yang merupakan atribut untuk membedakan kualitas atau karakteristik dari seseorang, sedangkan huruf yakni jumlah total dari sifat-sifat ini. Terdapat ratusan huruf kepribadian, yang tentunya menarik untuk menjadi pembahasan tersendiri, dan terlalu panjang untuk dibahas dalam paparan rubrik ini. Sebaliknya, kita hanya akan fokus pada beberapa ciri yang sangat penting bagi seorang pemimpin. Semakin banyak sifat baik yang ditampilkan oleh seorang pemimpin, maka ia akan semakin dipercaya dan diyakini oleh para pengikutnya.
Karakter/Sifat Seorang Pemimpin
Berikut ini yakni 10 (sepuluh) huruf yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin masa depan, yang acapkali diungkapkan oleh para pakar terkemuka dalam bidang kepemimpinan, yakni:
- Jujur - Menampilkan ketulusan dan integritas dalam semua tindakannya. Dalam hal ini sikap manipulatif tidak akan menumbuhkan kepercayaan;
- Kompeten - Merupakan tindakan para pemimpin yang berbasis pada akalfikiran, sikap dan prinsip-prinsip moral. Atau tidak membuat keputusan menurut keinginan, perasaan, atau faktor emosional lainnya yang bersifat terlalu subyektif;
- Berpandangan ke depan - Memiliki tujuan dan visi masa depan. Pemimpin yang efektif membayangkan (memiliki obsesi dan imajinasi) apa yang mereka inginkan dan bagaimana mendapatkannya. Mereka biasanya menentukan prioritas yang berasal dari nilai-nilai dasar mereka. Suatu visi harus dimiliki oleh totalitas organisasi;
- Menginspirasi – bisa memperlihatkan dapat dipercaya dan orijinalitas dalam segala hal yang ia lakukan. Menunjukkan keteladanan dan ketahanan dalam mental, fisik, dan stamina spiritual, yang dengan bekal dapat dipercaya ini seorang pemimpin akan gampang menginspirasi orang lain untuk meraih puncak prestasi baru, dan akan mempertaruhkan reputasinya bila diperlukan;
- Cerdas – Gemar dan rakus membaca, haus belajar, dan senantiasa mencari kiprah yang menantang;
- Adil (fairness) - bisa memperlihatkan perlakuan yang adil bagi semua orang. Menyadari bahwa prasangka yakni musuh keadilan.Bersikap tenggang rasa dan peka terhadap perasaan, nilai-nilai, kepentingan, dan kesejahteraan orang lain;
- Berwawasan luas – Menyukai keragaman, kaya perspektif dan mempunyai pandangan jauh kedepan;
- Berani - Memiliki ketekunan untuk mencapai tujuan, meski menghadapi risiko atau rintangan yang berat. Selalu menampilkan ketenangan dan kepercayaan diri meski dalam kondisi stres;
- Lugas – Memiliki penilaian yang baik ihwal banyak sekali persoalan, dan menggunakannya untuk membuat keputusan yang terbaik pada waktu yang tepat; dan
- Imajinatif – Mampu melaksanakan perubahan pada waktu yang tepat, dengan memakai pemikiran, rencana, dan metode yang sempurna pula. Juga bisa menampilkan kreativitas dengan membuat tujuan gres yang lebih baik, sekaligus menemukan ide inovatif dan solusi atau resolusi gres untuk memecahkan masalah.
Disamping mempunyai 10 ciri huruf diatas, seorang pemimpin paling tidak perlu mengembangkan tiga hal penting berikut ini, yakni:
Membangun suatu standar
Seorang pemimpin harus bisa membangun suatu kerangka etika dalam sebuah organisasi. Tentu saja hal ini menuntut akad untuk mempertahankan iklim dan budaya yang diinginkan untuk diserap oleh anggota organisasi. Sesuatu yang ditunjukkan dengan contoh keteladanan akan gampang diterapkan menjadi aturan, tidak menyerupai pengetahuan, sikap etik akan dipelajari eksklusif melalui pengamatan ketimbang oleh indera pendengaran dari para pekerja. Dalam situasi kesibukan yang bergerak dengan cepat, adanya contoh yang eksklusif ditunjukkan didepan mata akan menjadi kepastian bagi para pekerja. Kemampuan membuat standar akan menumbuhkan kepercayaan dan keterbukaan kepada para pekerja yang pada gilirannya akan mendukung visi organisasi.
Memberikan sumbangan dan mengembangkan
Seorang pemimpin perlu membantu para pekerja dalam hal pembelajaran, pelatihan, dan pembinaan. Sikap ini akan membuat iklim kerja yang aman bagi para pekerja untuk bekerja dan belajar. Dengan kata lain, seorang pemimpin jangan hingga melewatkan kesempatan untuk mengajar atau bahkan berguru ihwal sesuatu yang baru. Kesediaan untuk menawarkan pendampingan memperlihatkan sikap kepedulian untuk terlibat dengan mendorong dan mengembangkan orang lain yang kurang berpengalaman. Para pekerja atau tim kerja yang dikembangkannya akan tahu bahwa mereka ikut mengambil risiko, berguru dengan membuat kesalahan, dan pada gilirannya menjadi pemenang pada momen terakhir.
I n t e g r a t o r
Seorang pemimpin mengatur banyak sekali acara yang berlangsung di seluruh organisasi dengan menawarkan pandangan ihwal masa depan dan bagaimana mempersiapkan kemampuan untuk mendapatkannya. Suatu keberhasilan sanggup dicapai bila ada kesatuan tekad dan usaha. Seorang integrator mempunyai indra keenam atau intuisi untuk memprediksi di mana suatu perkara akan muncul, dengan demikian arti dari kehadiran mereka akan sangat dirasakan selama masa krisis berlangsung. Meskipun demikian para pemimpin tetap akan menawarkan kepercayaan bahwa para pekerja atau tim kerja akan melaksanakan bantuan terbaik, dan bisa melaksanakan pekerjaan dalam koridor visi organisasi.
Disamping itu, terdapat dua kekuatan yang akan menentukan bagaimana seorang pemimpin bertindak dalam sebuah organisasi, yaitu adanya faktor budaya dan iklim organisasi. Sebagaimana sering disinggung, bahwa setiap organisasi mempunyai budaya sendiri yang khas. Budaya bisa merupakan kombinasi dari pandangan para pendiri, kepemimpinan masa lalu, kepemimpinan dikala ini, tempaan krisis, peristiwa, sejarah, dan ukuran keberhasilan. Semuanya merupakan penjumlahan dari rutinitas, ritual, dan "semua tata-cara melaksanakan sesuatu." Ritus yakni pola sikap normatif yang diharapkan berdampak pada apa yang dibutuhkan bagi performa yang baik dan mengarahkan sikap yang sempurna untuk setiap situasi. Sementara iklim kerja yakni warna organisasi, persepsi dan sikap bersama dari anggota organisasi. Adapun budaya yakni sifat yang berakar dalam organisasi yang merupakan kebiasaan formal dan informal, peraturan, tradisi, dan watak istiadat. Sedangkan iklim organisasi merupakan fenomena jangka pendek yang dibuat oleh kepemimpinan dikala ini. Iklim organisasi merupakan keyakinan ihwal "warna organisasi" yang dipandang oleh para anggotanya. Merupakan persepsi terhadap organisasi yang berasal dari acara yang terjadi dalam organisasi.
Kegiatan ini akan menghipnotis baik terhadap motivasi individu maupun tim kerja. Iklim organisasi juga berafiliasi dengan kepemimpinan atau gaya kepemimpinan, yakni berupa nilai-nilai, atribut, keterampilan, dan tindakan, serta prioritas yang dibuat oleh seorang pemimpin. Begitu juga dengan "iklim etika" sebagai nuansa organisasi ihwal acara yang mempunyai muatan etik atau aspek-aspek lingkungan kerja yang besar lengan berkuasa pada sikap etik. Iklim etika yakni perasaan para pekerja ihwal sikap yang benar atau salah, baik atau jelek dalam bekerja, atau ihwal bagaimana bersikap dan berperilaku dengan cara yang seharusnya, dalam hal ini sikap atau huruf seorang pemimpin yakni faktor yang paling penting yang sanggup menghipnotis iklim kerja dalam organisasi. Di sisi yang lain, budaya lebih mempunyai perspektif jangka panjang sebagai suatu fenomena yang kompleks. Budaya merupakan harapan bersama dan gambaran diri organisasi. Suatu nilai kedewasan (wisdom) yang membuat tradisi atau "cara kita melaksanakan sesuatu di tempat kerja." Hal demikian dilakukan secara berbeda oleh setiap organisasi. Suatu institusi yakni cerminan budaya, demikian pula seorang pemimpin secara individual tidak gampang untuk membuat atau mengubah budaya, alasannya budaya merupakan bab dari organisasi yang sudah berakar. Karenanya kiprah pemimpin yakni bagaimana memainkan kiprah kepemimpinannya dalam memelihara budaya organisasi dengan membuat iklim organisasi yang aman bagi pertumbuhan budaya organisasi yang baik.
Dengan demikian kiprah yang dimainkan oleh seorang pemimpin yakni serangkaian sikap yang diharapkan muncul dalam pekerjaan. Setiap kiprah mempunyai seperangkat tugas, wewenang dan tanggung jawab. Peran mempunyai dampak yang kuat terhadap sikap alasannya beberapa alasan, diantaranya yakni adanya aspek prestise yang menempel pada peran, disamping adanya rasa pujian baik ihwal prestasi maupun kemampuan dalam mengatasi tantangan. Suatu kekerabatan dan interaksi dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kiprah dan kiprah tersebut. Meskipun beberapa kiprah dilakukan secara tersendiri, akan tetapi sebagian besar kiprah dilakukan dalam kekerabatan dan berinteraksi dengan orang lain. Sementara kiprah akan menentukan siapa pemegang kiprah yang akan memainkannya. Dengan demikin banyak sekali kiprah dan sikap yang berkaitan dengan kiprah akan ditentukan oleh pola kekerabatan dan interaksi dalam organisasi. Artinya, kiprah dan sikap gres yang diharapkan dikala ini akan bergantung pada sejauh mana kekerabatan yang telah dijalin dan dikembangkan di masa lalu, baik oleh pemegang kiprah sebelumnya atau oleh pemegang kiprah sesudahnya. Dari kesinambungan kiprah inilah suatu iklim organisasi akan tercipta, yang pada gilirannya berkontribusi pada pembentukkan budaya organisasi.
Las but not least, sebagai seorang pemimpin, kita perlu mempunyai pemahaman yang jujur ihwal siapa diri kita , apa yang kita ketahui atau tidak , dan apa yang sanggup kita lakukan. Disamping itu partisipasi para pekerja yakni hal yang akan menentukan apakah seorang pemimpin dianggap berhasil atau tidak. Jika mereka merasa percaya terhadap para pemimpin mereka sebagai sosok kredibel yang mempunyai 10 ciri huruf diatas, maka dengan sendirinya para pekerja akan bekerja dengan penuh semangat. Dengan demikian untuk menjadi pemimpin yang sukses, kita harus meyakinkan pengikut kita, bukan hanya terhadap diri sendiri atau atasan saja , untuk merebut kepercayaan dari para bawahan kita, sehingga kita dianggap layak untuk diikuti oleh mereka. Pendek kata, kepercayaan dan keyakinan dalam kepemimpinan yakni prediktor yang paling sanggup dipercaya untuk menjamin kepuasan para pekerja dalam suatu organisasi. Apalagi jika hal tersebut ditunjang oleh komunikasi yang efektif oleh seorang pemimpin di tiga faktor penting, yaitu: pertama, membantu para pekerja memahami seni administrasi organisasi bisnis secara keseluruhan. Kedua, membantu para pekerja untuk memahami bagaimana mereka sanggup berkontribusi untuk mencapai tujuan utama organisasi bisnis. Dan terakhir, mengembangkan informasi atau pengetahuan (share knowledge) dengan para pekerja, terutama ihwal apa yang tengah dilakukan oleh organisasi bisnis, dan apa yang tengah dilakukan oleh para pekerja sendiri, sejalan dengan seni administrasi dan tujuan organisasi bisnis yang akan dicapai.
Fungsi/Manfaat Kepemimpinan
- Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader) Sering kali disebut sebagai eksekutif atau manajer. Fungsinya yakni menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, beliau memempin dan mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat keputusan-keputusan yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat kepemerintahan, mulai dari sentra hingga ke daerah-daerah memerlukkan fungsi tersebut.
- Pemimpin sebagai penengah Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di tangan pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. Dan bidang lainnya, umpamanya dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang mempunyai kiprah sebagai wasit.
- Pemimpin sebagai penganjur Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pengarah opini merupakkan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam bidang komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi. Penganjur yakni sejenis pemimpin yang memberi wangsit kepada orang lain. Seringkali ia merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.
- Pemimpin sebagai andal Pemimpin sebagai andal sanggup dianalogikan sebagai pelatih atau seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit sosial dimana beliau bekerja. Kepemimpinannya hanya menurut fakta dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini yakni guru, petugas sosial, dosen, dokter, andal hukum, dan sebagainya yang mencapai dan memelihara pengaruhnya alasannya mereka mempunyai pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain
- Pemimpin diskusi Tipe pemimpin yang menyerupai ini sanggup dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang mendapatkan peranannya sebagai pemimpin diskusi.
SUMBER ARTIKEL;