Pengertian Persepsi, Nilai Dan Perilaku Berdasarkan Para Ahli

PERSEPSI
Pengertian Persepsi 
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti ihwal apa yang diindera.Dengan kata lain persepsi yaitu proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif besar lengan berkuasa dalam proses persepsi.
Pengertian persepsi berdasarkan para hebat :
  • Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk membuat citra keseluruhan yang berarti.
  • Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; memperlihatkan definisi persepsi yaitu proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses derma arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh alasannya yaitu itu, setiap individu memperlihatkan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.
  • Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melaksanakan pengamatan untuk sanggup mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka dibutuhkan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum yaitu pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Dari pendapat tersebut sanggup disimpulkan bahwa pengertian persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu sanggup memahami dan mengerti ihwal stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses berguru individu.
Jenis-jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera mengakibatkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan yaitu kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang dipakai untuk melihat yaitu mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan memakai indra lain untuk mengenali lingkungannya, contohnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya menurun sanggup memakai alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya.

Persepsi ini yaitu persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan menghipnotis bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. 
Contoh dari persepsi visual bias dilihat dari gambar-gambar berikut ini :
  • Sebuah pertunjukan dengan penonton-penonton disampingnya, atau daerah perumahan-perumahan? 
  • Bisakahanda menemukan empat orang dalam gambar ini?
Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran yaitu kemampuan untuk mengenali suara. Dalam insan dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Tidak semua bunyi sanggup dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies sanggup mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia sanggup mendengar dari 20 Hz hingga 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran sanggup menjadi rusak
Persepsi perabaan
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi menjadi 3 bagian, yaitu serpihan epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung serpihan dalam, contohnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap banyak sekali rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di akrab epidermis.
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, yaitu penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk binatang penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada masalah sistem olfaktori aksesori, fase cair.Pada organisme yang hidup di air, menyerupai ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, menyerupai halnya pengecapan, yaitu suatu bentuk kemosensor. 
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi yaitu suatu bentuk kemoreseptor eksklusif dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat menyerupai makanan atau racun. Pada insan dan banyak binatang vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa. Sensasi pengecapan klasik meliputi manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak.Pengecapan yaitu fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor pengecapan pada insan ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.
Proses Persepsi Dan Perilaku Konsumen
Proses persepsi ini merupakan suatu urut-urutan mengenai bagaimana persepsi itu bias masuk ke diri orang masing-masing. Persepsi masing-masing orang akan menghasilkan pemahaman yang sama, tergantung dari bagaimana penyampaian informasi kepada pihak yang bersangkutan tersebut. Berikut ini merupakan bentuk salah satu citra dari sebuah persepsi yang di pahami oleh seseorang, sehingga menjadikan acara yang biasa disebut dengan sikap konsumen.
  • Faktor yang mempenngaruhi Persepsi 
  • Faktor Internal 
yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang meliputi beberapa hal antara lain :
Fisiologis.
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan menghipnotis dan melengkapi perjuangan untuk memperlihatkan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga sanggup berbeda.
Perhatian.
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan akomodasi mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan menghipnotis persepsi terhadap suatu obyek.
Minat. 
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau sanggup dikatakan sebagai minat.
Kebutuhan yang searah. 
sanggup dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek/ pesan yang sanggup memperlihatkan balasan sesuai dengan dirinya.
Pengalaman dan ingatan.
Pengalaman sanggup dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang sanggup mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
Suasana hati. 
Keadaan emosi menghipnotis sikap seseorang, mood ini memperlihatkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang sanggup menghipnotis bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
Faktor Eksternal
merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut sanggup mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan menghipnotis bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang menghipnotis persepsi yaitu :
Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. 
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya kekerabatan suatu obyek, maka semakin gampang untuk dipahami. Bentuk ini akan menghipnotis persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan gampang untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
Warna dari obyek-obyek
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih gampang dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
Keunikan dan kekontrasan stimulus. 
Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
Intensitas dan kekuatan dari stimulus.
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih kalau lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa menghipnotis persepsi.
Motion atau gerakan. 
Individu akan banyak memperlihatkan perhatian terhadap obyek yang memperlihatkan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi yaitu berturut-turut: emosi, impresi dan konteks.
Emosi; akan menghipnotis seseorang dalam mendapatkan dan mengolah informasi pada suatu saat, alasannya yaitu sebagian energi dan perhatiannya yaitu emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan alasannya yaitu gres bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan dagelan temannya sebagai penghinaan.

Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu menghipnotis persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau bunyi yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih gampang dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan menghipnotis bagaimana ia dipandang selanjutnya.

Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memperlihatkan ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memperlihatkan makna yang berbeda.

2. SIKAP
Pengertian Sikap
Perilaku / Sikap Organisasi yaitu suatu disiplin ilmu yang mempelajari ihwal sikap tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi ihwal organisasi.

Manifestasi sikap itu tidak sanggup eksklusif dilihat, tetapi hanya sanggup ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup.Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu.Dapat diartikan juga sikap yaitu kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.Sikap bukanlah perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap.Sikaprelatif lebih menetap atau jarang mengalami perubahan.

Menurut beberapa hebat mendefinisikan :
  • Petty, cocopio, 1986 dalam Azwar S., 2000 : 6, Sikap yaitu penilaian umum yang dibentuk insan terhadap dirinya sendiri,orang lain, obyek atau issu.
  • Soekidjo Notoatmojo, 1997 : 130, Sikap yaitu merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek .
  • Heri Purwanto, 1998 , Sikap yaitu pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara bahu-membahu membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu : 
  1. Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang sanggup diharapkan dari obyek tertentu. 
  2. Afektif (affective) Menyangkut duduk kasus emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu. 
  3. Konatif (conative) Komponen konatif atau komponen sikap dalam struktur sikap memperlihatkan bagaimana sikap atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
Tentunya ada faktor yang sanggup menghipnotis sikap, antara lain :
  • Adanya akumulasi pengalaman dari tanggapan-tanggapan tipe yang sama.
  • Pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda.
  • Pengalaman (baik / buruk) yang pernah di alami.
  • Hasil peniruan terhadap sikap pihak lain secara sadar / tidak sadar.
Untuk mengubah suatu sikap, kita harus ingat bagaimana sikap dengan pola-polanya terbentuk.Sikap bukanlah diperoleh dari keturunan, tetapi dari pengalaman, linkungan, orang lain, terutama dari pengalaman dramatis yang meninggalkan kesan yang sangat mendalam.Dikarenakan sikap sebagian besar berkaitan dengan emosi, kita lebih gampang mempengaruhinya dengan emosi pula, yaitu dengan pendekatan yang ramah tamah, penuh pengertian (empathy) dan kesabaran.

Karakteristik Sistem Sikap :
  • Sikap ekstrem (sulit berubah).
  • Multifleksitas : gampang berubah secara kongruen,nanun sulit berubah secara inkongruen dan sebaliknya.
  • Konsistensi (sikap yang stabil).
  • Interconnectedness : keterikatan suatu sikap dengan sikap lain dalam suatu kluster.
  • Konsonan : sikap yang saling berderajat selaras akan lebih cenderung membentuk suatu kluster.
  • Fungsi Sikap
Untuk melihat lebih lanjut mengenai sikap berguru bekerjsama ada sesuatu yang melatarbelakangi mengapa siswa mengambil sikap. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi sikap, sebagai berikut:
1) Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuan (instrumental function).
Seseorang mengambil sikap tertentu terhadap objek atas dasar pemikiran hingga sejauh mana objek sikap tersebut sanggup dipakai sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment), alasannya yaitu dengan mengambil sikap tertentu seseorang akan sanggup beradaptasi dengan keadaan lingkungannya.
2) Sikap sebagai pertahanan ego
Kadang-kadang orang mengambil sikap tertentu terhadap sesuatu objek alasannya yaitu untuk mempertahankan ego atau akunya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertentu terhadap objek demi pertahanan egonya. Misalnya orang bau tanah mengambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar), hal tersebut mungkin alasannya yaitu dengan sikap keadaan ego atau aku-nya sanggup dipertahankan.
3) Sikap sebagai verbal nilai
Yang dimaksud ialah bahwa sikap seseorang memperlihatkan bagaimana nila-nilai pada orang tua. Sikap yang diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada pada diri orang tersebut.
4) Sikap sebagai fungsi pengetahuan
Ini berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu objek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu akan besar lengan berkuasa pada sikap orang itu terhadap objek tersebut.

3. NILAI
Pengertian Nilai
Pandangan/anggapan/kepercayaan mengenai sesuatu itu baik atau jelek Mengandung kepercayaan: suatu tindakan atau perbuatan dianggap patut ataupun tidak,berdasarkan pertimbangan baik secara individu maupun masyarakat Kepercayaan, mitos, ritual keagamaan sanggup jadi sumber data untuk mendiagnosa organisasi . Nilai dalam perkembangan organisasi yaitu nilai yang berorientasi pada humanism, menghagai pendapat, dan segala macam bentuk konflik yang terjadi harus di angkat ke permukaan.

·Jenis – Jenis Nilai
Berkaitan dengan kriteria pengambilan keputusan, Anderson menjelaskan bahwa nilai-nilai yang kemungkinan menjadi aliran sikap para pembuat keputusan itu sanggup dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu :
  1. Nilai-nilai Pribadi Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejahteraan atau kebutuhan fisik atau kebutuhan finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakan- oleh para pembuat keputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.
  2. Nilai-nilai politik. Pembuat keputusan mungkin melaksanakan penilaian atas altematif budi yang dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematif itu bagi partai politiknya atau bagi kelompok-kelompok klien dari tubuh atau organisasi yang dipimpinnya.
  3. Nilai-nilai organisasi. Para pembuat keputusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di dalamnya’ Organisasi, semisal badan-badan administrasi, memakai banyak sekali bentuk ganjaran dan hukuman dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh organisasi.
  4. Nilai-nilai kebijaksanaan. Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para pengambil keputusan politik ini semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh pertimbangan-penimbangan demi laba politik, organisasi atau pribadi.
Fungsi Nilai 
a. Nilai berfungsi sebagai standart, yaitu standart yang memperlihatkan tingkah laris dari banyak sekali cara, yaitu :
  1. Membawa individu untuk mengambil posisi khusus dalam duduk kasus social.
  2. Mempengaruhi individu dalam menentukan ideologi politik atau agama.
  3. Menunjukkan gambaran-gambaran self terhadap orang lain
  4. Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan orang lain.
  5. Merupakan sentra pengkajian ihwal proses-proses perbandingan untuk menentukan individu bermoral dan kompeten.
  6. Nilai di gunakan untuk menghipnotis orang laina tau mengubahnya
  7. Nilai sebagai standart dalam proses rasionalisasi yang sanggup terjadi pada setiap tindakan yang kurang sanggup di terima oleh pribadi atau masyarakat dan meningkatkan self-esteem.
b. Nilai berfungsi sebagai rencana umum (general plan) dalam menuntaskan konflik dan pengambilan keputusan.
c. Nilai berfungsi motivasional. Nilai mempunyai komponen motivasional yang kuat menyerupai halnya komponen kognitif, afektif, dan behavioral.
d. Nilai berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu di arahkan secara eksklusif kepada cara bertingkah laris serta tujuan tamat yang berorientasi pada penyesuaian. Nilai berorientasi penyesuaian bekerjsama merupakan nilai semu alasannya yaitu nilai tersebut di perlukan oleh individu sebagai cara untuk beradaptasi dari tekanan kelompok. Di dalam proses penyesuaiannya pertama-tama individu mengubah nilai secara kognitif ke dalam nilai yang sanggup di pertahankan secara social maupun personal, dan nilai yang demikian niscaya akan gampang untuk penyesuaianm diri dengan nilai yang berbeda.
e. Nilai berfungsi sebagai ego defensive. Di dalam prosesnya nilai mewakili konsep-konsep yang telah tersedia sehingga sanggup mengurangi ketegangan dengan lancer dan mudah.
f. Nilai berfungsi sebagai pengetahuan dan aktualisasi diri. Nilai sebagai modal tingkah laris atau cara bertin dak secara eksplisit maupun implisit melibatkan fungsi aktualisasi diri. Fungsi pengetahuan berarti pencarian arti kebutuhan untuk mengerti, kecenderungan terhadap kesatuan persepsi dan keyakinan yang lebih baik untuk melengkapi kejelasan dan konsepsi.

3.4 Nilai Lintas Kultur
Dapat dilihat melalui 2 macam kerangka berpikir, yaitu:
  • kerangka hofstede yang mempunyai lima dimensi penilaian terdiri dari: 
  • jarak kekuasaan 
  • individualisme vs kolektifisme
  • maskulinitas vs mefinitas 
  • pengindraan ketidakpastian
  • orientasi jangka panjang vs orientasi jangka pendek 
  • kerangka Globe , yang mempunyai delapan dimensi penilaian terdiri dari:
  • ketegasan
  • orientasi masa depan
  • perbedaan gender
  • penghindaran ketidakpastian
  • jarak kekuasaan
  • individualisme maupun kolektifisme
  • orientasi kinerja 
  • orientasi kemanusiaan 
DAFTAR PUSTAKA
  • https://sewakarya.blogspot.com//search?q=nilai-nilai-dan-jenis-jenis-pengambilan
  • https://sewakarya.blogspot.com//search?q=nilai-nilai-dan-jenis-jenis-pengambilan 
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel