Pengertian Tipologi Dan Berdasarkan Parah Ahli
Friday, May 8, 2020
Edit
TIPOLOGI KEPRIBADIAN
Kepribadian merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh dan kompleks. Setiap orang mempunyai kepribadian tersendiri. Walaupun demikian para jago tetap berusaha untuk menyederhanakannya dengan cara melihat atau beberapa faktor dominan, atau ciri utama, atau melihat beberapa kesamaan. Atas dasar itu, maka semenjak usang para jago mengadakan pengelompokan kepribadian atau tipologi kepribadian.
Tipologi kepribadian yang tertua ialah yang bersifat jasmaniah, yaitu berdasarkan cairan badan. Hippocrates (400 sm), yang kemudian diperkuat oleh Galenus (150 SM), menyebarkan suatu teori tipologi kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang memilih temperamen seseorang, yaitu; empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah. Berdasarkan dominansi/kekuatan sesuatu cairan pada seseorang, maka ada empat tipe kepribadian, yaitu:
Tipologi lain yang masih bersifat jasmaniah ialah dari Kretchmer. Berdasarkan hasil penelitian empiris dengan sejumlah pasien yang mengalami gangguan psikis, Kretchmer pada tahun 1925 menyimpulkan adanya empat tipe kepribadian individu yang digolongkan berdasarkan bentuk tubuh.
Hampir sejalan dengan tipologi kretchmer ialah tipologi dari sheldon (1940). Berdasarkan penelitian empiris terhadap unsur-unsur jaringan tubuh dari embrio, sheldon menyimpulkan ada tiga tipe khas insan berdasarkan bentuk tubuh, yaitu
Tipologi lain diberikan oleh Carl Gustav Jung, seorang psikiatris dari Swiss. Kalau ketiga tipolgi yang telah diuraikan dimuka merupakan tipologi berdasarkan ciri-ciri jasmaniah, maka topologi Jung berdasarkan ciri-ciri psikis.
Berdasarkan kecenderungan hubungan sosialnya, maka jung membedakan dua tipe manusia, yaitu tipe Ekstrvert dan intovert. Seorang yang bertipe Eksravert, mempunyai ciri-ciri keputusan dan reaksi-reaksinya ditentukan oleh hubungan obyektif, bukan oleh hubungan subyektif. Perhatiannya lebih banyak tertuju ke luar, yaitu kepada lingkungan, lebih mendahulukan kepentingan lingkungannya daripada kepentingan dirinya, pribadinya terbuka, bersikap obyektif dan nyata. Seorang Intovert perhatiannya lebih tertuju kedalam dirinya, lebih banyak dikuasai oleh nilai-nilai subjektif. Apa yang dilakukannya banyak didasari oleh impian dan pemikirannya sendiri bersifat adikara dan diadaptasi dengan nilai-nilai dirinya.
Selanjutnya Jung juga menambahkan bahwa ada empat fungsi dasar pada individu, yaitu fungsi: berpikir berperasaan, pengindraan dan intuisi. Kalau dikombinasikan dengan kedua tipe diatas, maka ada Ekstavert pemikir, perasaan pengindra, intuisi; juga Introvert pemikir, perasa, pengindra, intuisi. Orang yang benar-benar Ekstavert atau Introvert jumlahnya tidak banyak, kebanyakan sifat diantaranya, yaitu Ambivert.
Tipologi lain dikembangkan oleh Spranger, seorang filsuf Jerman. Spranger mengelompokan individu atas dasar kecendrungannya akan nilai-nilai dalam kehidupan. Menurut Spranger ada empat tipe kepribadian atas dasar kecendrungan akan nilai
Individu yang mempunyai orientasi tidak produktif, ada beberapa bentuk;
Kepribadian merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh dan kompleks. Setiap orang mempunyai kepribadian tersendiri. Walaupun demikian para jago tetap berusaha untuk menyederhanakannya dengan cara melihat atau beberapa faktor dominan, atau ciri utama, atau melihat beberapa kesamaan. Atas dasar itu, maka semenjak usang para jago mengadakan pengelompokan kepribadian atau tipologi kepribadian.
Tipologi kepribadian yang tertua ialah yang bersifat jasmaniah, yaitu berdasarkan cairan badan. Hippocrates (400 sm), yang kemudian diperkuat oleh Galenus (150 SM), menyebarkan suatu teori tipologi kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang memilih temperamen seseorang, yaitu; empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah. Berdasarkan dominansi/kekuatan sesuatu cairan pada seseorang, maka ada empat tipe kepribadian, yaitu:
- Choleric (choler ialah empedu kuning). Yang mayoritas pada orang tersebut ialah empedu kuning. Seorang choleric mempunyai temperamen cepat marah, gampang tersinggung, tidak sabar dsb.
- Melancholic (melas dan choler ialah empedu hitam).Yang mayoritas pada orang melancholic ialah empedu hitam, ia mempunyai temperamen pemurung, penduka, gampang sedih, pesimis dan putus asa.
- Phelegmatic (phelegma ialah lendir). Seorang phelegmatic yang didominasi oleh lendir dalam tubuhnya, mempunyai temperamen yang serba lamban, pasif, malas, dan apatis.
- Sanguinic (sanguine ialah darah). Yang mayoritas pada orang ini darah, ia mempunyai sifat-sifat periang, aktif, dinamis, cekatan.
Tipologi lain yang masih bersifat jasmaniah ialah dari Kretchmer. Berdasarkan hasil penelitian empiris dengan sejumlah pasien yang mengalami gangguan psikis, Kretchmer pada tahun 1925 menyimpulkan adanya empat tipe kepribadian individu yang digolongkan berdasarkan bentuk tubuh.
- Asthenicus atau Leptosome, yaitu orang-orang yang berperawakan tinggi kurus. Orang berperawakan tinggi kurus, dada sempit, legan kecil panjang, otot-otot kecil, dagu sempit, perut kempis, muka cekung, kekurangan darah, mempunyai sifat kritis, mempunyai kemampuan berpikir abstrak, suka melamun, sensitif.
- Pyknicus, seorang yang berperawakan pendek gemuk, tubuh bulat, muka bulat, lengan lembut bulat, dada kembung, perut gendut. Mereka mempunyai sifat periang, suka humor, populer, hubungan sosial luas, banyak kawan, suka makan.
- Athleticus, seorang yang bertubuh tinggi besar, berbadan kukuh, otot-otot besar, dada bidang, dagu tebal. Seorang Athlelicus bahagia pada pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik, mereka ialah pemberani, agresif, gampang menysuaikan diri, berpendirian teguh.
Hampir sejalan dengan tipologi kretchmer ialah tipologi dari sheldon (1940). Berdasarkan penelitian empiris terhadap unsur-unsur jaringan tubuh dari embrio, sheldon menyimpulkan ada tiga tipe khas insan berdasarkan bentuk tubuh, yaitu
- Endomorphic, berbadan pendek gemuk dengan ciri-ciri kepribadian yang disebutnya sebagai viscerotonia, yaitu: bahagia makan, hidup mudah, tak banyak yang dipikirkan, rasa kasih sayang, bahagia bergaul, toleran, rileks.
- Mesomorphic, berbadan tinggi besar dengan ciri kepribadian somatonia, yaitu bahagia akan kekuatan jasmaniah, aktif, agresif, energik.
- Ectomorphic, berbadan tinggi kurus dengan ciri kepribadian cerebrotonia yaitu suka berpikir, melamun, bahagia menyendiri, pesimis, gampang terharu.
Tipologi lain diberikan oleh Carl Gustav Jung, seorang psikiatris dari Swiss. Kalau ketiga tipolgi yang telah diuraikan dimuka merupakan tipologi berdasarkan ciri-ciri jasmaniah, maka topologi Jung berdasarkan ciri-ciri psikis.
Berdasarkan kecenderungan hubungan sosialnya, maka jung membedakan dua tipe manusia, yaitu tipe Ekstrvert dan intovert. Seorang yang bertipe Eksravert, mempunyai ciri-ciri keputusan dan reaksi-reaksinya ditentukan oleh hubungan obyektif, bukan oleh hubungan subyektif. Perhatiannya lebih banyak tertuju ke luar, yaitu kepada lingkungan, lebih mendahulukan kepentingan lingkungannya daripada kepentingan dirinya, pribadinya terbuka, bersikap obyektif dan nyata. Seorang Intovert perhatiannya lebih tertuju kedalam dirinya, lebih banyak dikuasai oleh nilai-nilai subjektif. Apa yang dilakukannya banyak didasari oleh impian dan pemikirannya sendiri bersifat adikara dan diadaptasi dengan nilai-nilai dirinya.
Selanjutnya Jung juga menambahkan bahwa ada empat fungsi dasar pada individu, yaitu fungsi: berpikir berperasaan, pengindraan dan intuisi. Kalau dikombinasikan dengan kedua tipe diatas, maka ada Ekstavert pemikir, perasaan pengindra, intuisi; juga Introvert pemikir, perasa, pengindra, intuisi. Orang yang benar-benar Ekstavert atau Introvert jumlahnya tidak banyak, kebanyakan sifat diantaranya, yaitu Ambivert.
Tipologi lain dikembangkan oleh Spranger, seorang filsuf Jerman. Spranger mengelompokan individu atas dasar kecendrungannya akan nilai-nilai dalam kehidupan. Menurut Spranger ada empat tipe kepribadian atas dasar kecendrungan akan nilai
- Theoretic atau insan toeritis, mereka yang mendasarkan tindakan-tindakannya atas dasar nilai-nilai teoritis atau ilmu pengetahuan. Tipe ini mempunyai dorongan yang besar untuk meneliti,mencari kebenaran,rasa ingin tahu,pandangan yang objektif wacana dirinya dan dunia luar.
- Ekonomi, mendasarkan aktifitasnya atas dasar nilai-nilai ekonomi, yaitu prinsip untung rugi. Perilakunya selalu diwarnai oleh dorongan-dorongan ekonomi, melihat manfaat sesuatu benda bagi kehidupan, segala sesuatu dilihat dari manfaat atau kegunaannya terutama untuk dirinya.
- Aesthetic yaitu mereka yang menimbulkan nilai-nilai keindahan (estetika) sebagai dasar dari contoh hidupnya. Sifat-sifat individu dari tipe ini adalah, bahagia akan keindahan, bentuk-bentuk simetris, harmonis, segala sesuatu dipandang dari sudut keindahan.
- Sociatic mereka yang lebih mengutamakan nilai-nilai sosial atau hubungan dengan orang lain sebagai contoh kehidupannya. Beberapa sifat tipe ini, menyenangi orang lain, simpatik, baik, meninjau duduk perkara dari hubungan antar manusia.
- Politic, yaitu mereka yang menimbulkan nilai-nilai politik sebagai contoh hidupnya. Ia mempunyai dorongan untuk menguasai orang lain, menjadi insan terpenting dalam kelompoknya.
- Relegious, mengutamakan nilai-nilai spritual hubungan dengan Tuhan. Perilakunya didasari oleh nilai-nilai keagamaan, keimanan yang teguh, penyerahan diri kepada Tuhan.
Individu yang mempunyai orientasi tidak produktif, ada beberapa bentuk;
- Receptive atau penerima. Tipe ini mempunyai perkiraan bahwa sumber kekuatan ada di luar dirinya, ia tidak bisa apa-apa, yang bisa ia lakukan ialah mendapatkan apa yang dibentuk dan dihasilkan oleh orang lain.
- Eksploitative atau pemeras. Tipe ini hampir sama dengan tipe pertama, bahwa sumber kekuatan ada diluar dirinya, tetapi cara menguasainya bukan dengan cara mendapatkan tetapi harus merebutnya. Semboyan dari tipe orang ini ialah “mangga curian lebih lezat dari yang ditanam sendiri”.
- Hoarding atau Tertutup. Individu yang bertipe ini punya anggapan bahwa sumber kekuatan ada pada dirinya. Karena ia merasa berpengaruh dan bisa sendiri, maka ia tidak membutuhkan sarana, pendapat ataupun kerjasama dengan orang lain, dirinya tertutup untuk dunia luar.
- Marketing Personality atau Pribadi Pasar. Tipe ini bertolak dari anggapan yang sama dengan tipe ketiga, bahwa sumber kekuatan ada dalam dirinya, tetapi caranya ialah menjual atau memasarkan apa yang ia miliki. Pribadi Pasar ini, menyerupai halnya pedagang ia berusaha menjual apa yang laris di pasaran dengan harga tinggi. Makara pribadinya berubah-ubah sesuai dengan pasaran, atau situasi kondisi yang memintanya.