Pengertian Kekuasaan Dan Wewenang Berdasarkan Ahli

Pengertian Kekuasaan
  1. Menurut Ossip K. Flechtheim : “Kekuasaan sosial yaitu keseluruhan dari kemampuan, korelasi – korelasi dan proses – proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak lain … untuk tujuan – tujuan yang ditetapkan pemegang kekuasaan.
  2. Menurut Robert M. MacIver : “Kekuasaan sosial yaitu kemampuan untuk mengendalikan tingkah laris orang lain, baik secara eksklusif dengan jalan memberi perintah, maupun secara tidak eksklusif dengan mempergunakan segala alat dan cara yang tersedia.
  3. Menurut Max Weber kekuasaan itu sanggup diartikan sebagai suatu kemungkinan yang menciptakan seorang pemain drama didalam suatu korelasi sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
  4. Jadi kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi tingkah laris seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laris itu menjadi sesuai dengan impian dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.

Pengertian Kewenangan

  1. Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization : Wewenang yaitu jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada suatu jabatan.
  2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The Principles of Management : Authority yaitu suatu hak untuk memerintah / bertindak.
  3. Menurut G. R. Terry : Wewenang yaitu kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang mempunyai wewenang itu
  4. Jadi kewenangan adalah dasar untuk melakukakan suatu tindakan, perbuatan dan melaksanakan kegiatan/aktivitas perusahaan. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu organisasi.

Contoh Kekuasaan dan Kewenangan dalam Organisasi
Kekuasaan sangat menempel dengan adanya sebuah kewenangan, semua organisasi baik itu organisasi politik maupun organisasi pendidikan mempunyai sifat kekuasaan dan kewenangan.

Contoh aktual dalam tataran organisasi pendidikan sanggup terlihat dari pemilihan seorang Rektor di Perguruan Tinggi Negeri. Seorang Rektor dipilih oleh beberapa aspek yaitu banyaknya bunyi dan pinjaman yang ia sanggup dari intern kampus yaitu yang diwakilkan oleh Wali Amanat dan faktor luar kampus yaitu bunyi pinjaman dari seorang Menteri Pendidikan Nasional. Jika seseorang ingin menjadi seorang Rektor di PTN maka ia harus mempunyai kekuasaan dan kewenangan yang sangat besar dalam mencari pinjaman dari Wali Amanat. Namun power besar sekalipun yang dimiliki seorang calon Rektor di dalam sebuah PTN tidaklah cukup untuk menjadi seorang Rektor alasannya yaitu bunyi lainnya ditentukan oleh bunyi dari seorang Menteri Pendidikan Nasional.

Dari teladan diatas sanggup disimpulkan bahwa kekuasaan dan kewenangan seseorang sangat besar lengan berkuasa bagi kekuasaan dan kewenangan orang lain di kelompok yang berbeda. Pada hal ini yaitu kekuasaan dan kewenangan seorang Menteri Pendidikan Nasional sangat besar lengan berkuasa terhadap pemilihan seorang Rektor di Perguruan Tinggi Negeri.
Basis kekuasaan yang dipergunakan oleh seseorang dalam berkuasa sangat bermacam-macam jenisnya menyerupai coercive (paksaan), information, reference, connection, kewibawaan, dll. Coba jelaskan masing-masing dan berikan contohnya!  
Referent Power (kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan yang timbul alasannya yaitu karisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik.
Contoh : Kekuasaan referensi sanggup terlihat dari seorang Presiden Soekarno. Soekarno mempunyai power dan kharisma yang sangat besar yang menjadikannya seseorang yang penting pada zaman kemerdekaan dulu. Kharisma seorang Soekarno sanggup terlihat ketika ia berpidato, ketika ia berpidato tidak ada rakyat Indonesia yang berani berbicara dan semua orang tunduk mendengarkan pidatonya yang sangat berapi-api dan aben semangat kemerdekaan ketika itu. Tak hanya didalam negeri kharisma seorang seorang Soekarno terlihat, hal ini terbukti dengan banyaknya jalan raya yang diabadikan memakai namanya menyerupai di negera Mesir. Beberapa Presiden Negara besar menyerupai Amerika, Rusia dan beberapa Negara Arab pun sangat menghormati kharisma dan kekuasaan serta kewenangan seorang Soekarno presiden pertama Indonesia.
Expert Power (kekuasaan kepakaran), yakni kekuasaan yang menurut alasannya yaitu kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu, sehingga menimbulkan sang bawahan patuh alasannya yaitu percaya bahwa pemimpin mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran konseptual dan teknikal.
Contoh : Kekuasaan kepakaran sanggup terlihat dari seorang dokter di sebuah rumah sakit. Seorang dokter sanggup bekerja di rumah sakit memerlukan proses yang panjang yaitu dengan lamanya pendidikan yang ia tempuh di Perguruan Tinggi dan beberapa praktek lapangan yang telah ia lakukan, Seorang dokter bekerja tidak hanya sendiri namun dibantu oleh beberapa ajun dokter dan suster yang mempunyai kemampuan yang berbeda dan dibawah kemampuan dokter ahlinya. Asisten dan suster yang membantu dokter tersebut sangat menghormati dan mematuhi perintah dokter tersebut alasannya yaitu ia meyakini bahwa dokter tersebut mempunyai kemampuan dan ilmu yang lebih dibandingkan dirinya. Hal ini membuktikan bahwa keahlian, kemampuan dan keilmuan yang dimiliki seorang dokter andal bisa menciptakan seorang ajun dokter dan suster menjadin patuh dan tunduk terhadap setiap perintah dokter tersebut.
Legitimate Power (kekuasaan sah), yakni kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga.
Contoh : Kekuasaan sah sanggup terlihat dari kekuasaan dan kewenangan seorang kepala sekolah di suatu sekolah. Jabatan sebagai kepala sekolah didapat oleh seseorang menurut kemampuan dan perjuangan yang dilakukannya. Kepala sekolah merupakan jabatan tertinggi dalam sebuah sekolah yang membawahi bawahan menyerupai guru dan tenaga kependidikan. Segala peraturan dan kewenangan yang dimiliki dan dikeluarkan oleh kepala sekolah menjadi suatu aturan yang harus dipatuhi tanpa terkecuali oleh semua pegawai di sekolah tersebut. Hal ini membuktikan bahwa jabatan seseorang disebuah organisasi mempengaruhi dan menciptakan patuh orang-orang yang bersentuhan dengan kebijakan dari orang yang mempunyai jabatan tersebut.
Reward Power (kekuasaan penghargaan), yaitu kekuasaan untuk memberi laba positif atau penghargaan kepada yang dipimpin. Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau kiprah yang dilakukan orang lain.
Contoh : Kekuasaan pernghargaan sanggup terlihat dari sebuah kebijakan sertifikasi guru. Seorang guru yang telah tersertifikasi maka sanggup memperbaiki kualitas ekonomi yang dimilikinya alasannya yaitu dengan didapatkannya sertifikasi tersebut maka honor dan tunjangan yang dapatkannya akan meningkat dan bertambah. Kebijakan sertifikasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah yaitu untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas guru disekolah. Pemerintah mengharapkan dengan ditingkatkannya honor dan tunjangan bagi guru yang tersertifikasi maka akan sebanding dengan produktifitas para guru dalam bekerja. Hal ini membuktikan bahwa penghargaan (sertifikasi) yang didapatkan oleh seorang guru sanggup berakibat positif terhadap peningkatan kinerja seseorang dalam bekerja.
Coercive Power (kekuasaan paksa), yakni kekuasaan yang didasari alasannya yaitu kemampuan seorang pemimpin untuk memberi eksekusi dan melaksanakan pengendalian. Yang dipimpin juga menyadari bahwa apabila beliau tidak mematuhinya, akan ada imbas negatif yang bisa timbul. Pemimpin yang bijak yaitu yang bisa memakai kekuasaan ini dalam konotasi pendidikan dan kode yang positif kepada anak buah. Bukan hanya alasannya yaitu rasa senang-tidak senang, ataupun faktor-faktor subyektif lainnya.
Contoh : Kekuasaan paksaan sanggup terlihat dari teladan sikap pengawasan yang dilakukan oleh seorang pengawas sekolah kepada kepala sekolah dan guru. Pengawasan yang dilakukan mencakup beberapa aspek mulai dari kinerja sampai sikap yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memimpin sekolah dan sikap guru dalam mengajar dikelas. Jika dalam acara pengawasan itu terlihat hal yang negatif atau jelek yang dilakukan oleh pegawai disekolah maka laporan tersebut sanggup mempengaruhi jabatan yang telah dimiliki dan banyak sekali eksekusi mulai dari pengurangan hak honor atau tunjangan, penurunan jabatan dan mutasi tempat kerja sampai pemecatan jabatan jika pelanggaran yang dilakukannya itu sangat berat dan melanggar hukum. Hal diatas menggambarkan jika eksekusi dari suatu kebijakan akan memaksa seseorang untuk tunduk dan patuh terhadap peraturan dan memaksa pegawai tersebut biar tidak melaksanakan hal yang negatif dan melanggar aturan serta biar meningkatkan produktifitasnya dalam bekerja.
Information Power (kekuasaan informasi), yaitu kekuasaan yang diperoleh seseorang dengan memegang informasi penting yang dimiliki oleh orang yang kita kuasai.  
Contoh : Tak sanggup dipungkiri jika sebuah informasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan organisasi. Apalagi informasi itu sanggup memperkuat kekuasaan seseorang disuatu organisasi atau kelompok. Sebuah informasi sanggup memperkuat kekuasaan sanggup digambarkan ketika seseorang yang mempunyai jabatan di sebuah organisasi dan ia mengetahui rivalnya melaksanakan suatu kesalahan atau tindakan aturan dan sanggup dijerat eksekusi jika diketahui oleh orang lain, maka informasi penting tersebut sanggup kita gunakan untuk menjinakkan kekuasaan rival kita di organisasi atau kelompok lain. Contoh lain dari kekuasaan informasi yaitu seorang gubernur yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan sangat besar di suatu provinsi bisa terjatuh dari dingklik jabatannya jika seseorang atau forum menyerupai KPK mempunyai informasi atau berkas bukti korupsi Gubernur tersebut. Hal diatas menggambarkan bahwa informasi menjadi hal yang penting dalam penentu kekuasaan dan kewenangan seseorang disuatu forum atau organisasi.
Connection Power (kekuasaan hubungan), yaitu kekuasaan yang diperoleh seseorang menurut korelasi kekerabatan atau relasi.  
Contoh : Dalam menjaga jabatan yang dimilikinya seorang pemimpin pemerintahan contohnya Gubernur akan menentukan bawahannya menyerupai sekretaris, kepala dinas, kepala kasi dan pemimpin di beberapa kantornya menurut korelasi kekerabatan baik itu korelasi keluarga, kolegial dan korelasi politik yang tentunya satu tujuan dan tidak akan bersikap kontra atau oposisi terhadap Gubernur tersebut. Hal ini dilakukan biar setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur tersebut akan disetujui dan hal ini dilakukan guna menjaga jabatannya di Pemerintahan tersebut biar bertahan lebih usang alasannya yaitu dengan banyaknya orang-orang yang kontra dan oposisi maka akan menghambat dan sanggup besar lengan berkuasa negatif terhadap keberadaan pemimpin di sebuah organisasi pemerintahan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa korelasi keluarga, kolegial dan korelasi politik sanggup mempengaruhi seseorang dalam memperoleh jabatan disuatu organisasi.
Kekuasaan yang berhasil akan terlihat dari kepatuhan yang diperlihatkan oleh seseorang atau kelompok, dalam terminologi kebudayaan kepatuhan itu sangat abstrak. Coba anda jelaskan kekuasaan dan kepatuhan dalam terminologi budaya?

Dari denah disamping menerangkan adanya jenjang atau kasta yang berlaku di masyakarat. Level tertinggi yaitu pada seorang Raja. Di beberapa kawasan menyerupai D.I. Yogyakarta kekuasaan dan kewenangan seorang Raja sangat penting dan dihormati.

Perkataan Raja harus dipatuhi oleh semua orang yang ada di lingkungan tersebut tanpa terkecuali, bisa dibilang perkataan Raja yaitu hal yang mutlak dan perintah kedua sehabis perintah dari Tuhan. Namun di beberapa kawasan yang tidak menganut sistem pemerintahan kerajaan perkataan seorang Raja atau Gubernur terkadang tidak dipatuhi dan bahkan dilanggar.

Contoh lainnya yaitu di beberapa Negara yang masih menganut sistem kasta menyerupai Negara India bahwa seorang Presiden mempunyai kapasitas yang sama dengan seorang Raja yaitu kekuasaan dan kewenangan yang tinggi dibandingan jabatan pemerintahan lainnya. Setelah Presiden maka masuk ke sistem kasta lainnya menyerupai pemuka agama budha dan hindu yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan yang tinggi dibandingkan profesi menyerupai dokter, pengacara, petani dan begitu selanjutnya sampai buruh yang berada di kasta atau level terbawah.

Kesimpulannya yaitu bahwa kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta insan dalam masyarakat. Dalam hal ini yaitu pola pikir insan di lingkungan masyarakat tertentu dalam mematuhi aturan yang telah dibentuk oleh pemimpinnya, jika ia tidak mematuhi maka ia akan merasa berdosa dan takut akan mendapat hukuman. Hal ini membuktikan bahwa kebudayaan di setiap kawasan mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang dalam jabatan tertentu.
Peran penyeimbang (shockbleker) kadang dibutuhkan seseorang dalam menjalankan kekuasaannya, coba anda jelaskan kenapa hal itu dibutuhkan?

Peran penyeimbang (shockbleker) diharapkan dalam menjalankan kekuasaan dan kewenangan seseorang dalam sebuah organisasi atau kelompok. Peran penyeimbang disini sanggup diartikan sebagai katalisator yaitu yang bisa membantu mempercepat dan membangun kekuasaan dan bisa memperlambat atau menghentikan kekuasaan.

Contoh penyeimbang (shockbleker) dapat tergambar dari seseorang pimpinan di dalam sebuah perusahaan dalam membangun dan menjalankan kekuasaannya sering menentukan seseorang yang andal dalam bidangnya dan bisa mengendalikan emosinya menyerupai menentukan sekretaris yang handal dan cekatan dan menentukan wakil manager atau staf yang bisa menawarkan masukan positif terhadap pembangunan perusahaan dan bisa mengambil langkah-langkah strategis ketika perusahaan tersebut sedang dalam masalah.

Related:


    Sama halnya dengan seorang Presiden yang menentukan wakilnya yang berharap bisa menyeimbangkan kepribadian dan wataknya dalam bertindak dan berkuasa menyerupai Wapres Moh. Hatta yang sabar, kalem dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan yang bersanding dengan seorang Presiden Soekarno yang penuh semangat, berapi-api dan cepat dalam mengambil tindakan dan terkadang tergesa-gesa.

    SUMBER;
    A. Buku dan Karya Tulis Ilmiah

    • Budiarjo, Miriam, 2003. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
    • Engkoswara. 2010, Administrasi Pendidikan. Bandung. Alfabeta
    • Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Rosdakarya: Bandung. 1996
    • Muhammad, A. (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara


    B. Internet

    Related Posts

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel