Perbedaan Dan Persamaan Fungsi Dan Proses Manajemen

Perbedaan dan Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi yaitu suatu potongan dari jadwal yang dipergunakan untuk mengerjakan kiprah tertentu dan letaknya dipisahkan dari potongan jadwal yang menggunakannya. Proses yaitu serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang terang dan sanggup ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.

3.1 Perbedaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi administrasi merupakan kiprah dalam mencapai tujuan tertentu yang akan dikerjakan, sedangkan proses administrasi merupakan sebuah aktifitas yang harus dilakukan dengan memperhatikan fungsi yang akan dikerjakan. Perbedaan fungsi dan proses manajemen

3.2 Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi dan proses administrasi keduanya selalu mempunyai suatu perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, dan kepemimpinan. Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manajer harus sinkron dengan fungsi dan tujuan yang melalui suatu proses

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa fungsi dan proses membuktikan perbedaan yang fundamental dan mempunyai tujuan yang tidak sama dalam pengembangan ilmu manajemen. Misalnya, dalam perencanaan dan pengembangan administrasi yang melalui proses akan berbeda tujuan pencapaiannya dalam mengaplikasikannya. Persamaan fungsi dan proses administrasi yang merupakan pengendalian dalam sistem perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian menuju pada kiprah manajer dalam melaksanakan kerjanya, keduanya mengorganisir untuk mencapai tujuan organisasi.

Siklus Manajemen
Manajemen yaitu pencapaian banyak sekali sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Daft, 2000). Siklus administrasi yaitu proses pencapaian banyak sekali sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi yang digambarkan pada suatu bagan. Berikut yaitu siklus manajemen.

Menetapkan sesuatu yang harus dilakukan anggota organisasi untuk menuntaskan pekerjaannya. Perencanaan juga memerlukan adanya kiprah manajer dalam mengarahkan pekerjaan yang harus dilakukan.

b. Organizing (Pengorganisasian)
Mendistribusikan atau mengalokasikan kiprah pada semua anggota organisasi, membagi kekuasaan dan memutuskan hubungan kerja antar anggota organisasi.

c. Actuating (Pelaksanaan)
Menggerakkan organisasi secara efektif dan efisien ke arah pencapaian tujuan. Proses ini diharapkan adanya sarana komunikasi, kepemimpinan, perundingan, serta pemberian instruksi.

d. Controlling (Pengawasan)
Manajer mengadakan pengawasan atau pengendalian biar jalannya organisasi sesuai planning yang ditetapkan. Pengawasan atau pengendalian ini juga sanggup dilakukan biar mendapat hasil yang lebih baik.

Tujuan dari siklus administrasi ini yaitu untuk membuktikan proses dari administrasi yang digambarkan dalam sebuah bagan. Proses ini di mulai dari pembuatan perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan, hingga terakhir melaksanakan pengendalian.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa siklus administrasi ini terdiri dari 4 proses yang antara 1 proses dengan yang lain sangat berkaitan. Setelah melaksanakan perencanaan mengenai apa yang harus dilakukan, kemudian mengorganisir dengan membagi tugas. Pelaksanaan dilakukan sehabis mengorganisir, dengan menggerakan organisasi ke arah tujuan. Agar jalannya organisasi tetap berada planning yang di buat, maka manajer melaksanakan pengendalian.

Tingkat dan Kompetensi Manajerial
Sebuah organisasi niscaya membutuhkan manajer, yaitu anggota organisasi yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan dalam sebuah organisasi (Robbins & Stephen, 1999). Organisasi yang baik membutuhkan lebih dari satu manajer untuk mengkoordinasikan sumber daya mereka. Menurut Daft (2000), perusahaan besar umumnya mempunyai banyak manajer pada tiga tingkat yang berbeda. Setiap tingkat mempunyai porsi kompetensi tersendiri.

a. Manajer puncak (Top manager)
Manajer puncak (top manager) mempunyai tanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan taktik untuk mencapai tujuan, memonitor dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta membuat keputusan yang menghipnotis keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan dalam jangka panjang dan memperhatikan banyak sekali tren lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari organisasi.

Di antara tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer puncak yaitu mengkomunikasikan visi bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan memelihara semangat perjuangan yang sanggup membuat perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat. Para manajer puncak harus melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang unik dari setiap karyawan. Mereka mempunyai jabatan ibarat presiden, ketua, administrator eksekutif, chief executive officer (CEO), dan executive vice president. Dalam bidang kesehatan, manajer puncak misalnya administrator rumah sakit dan wakil administrator rumah sakit.

Agar suatu organisasi sanggup berjalan efektif dan efisien dibutuhkan seseorang yang mempunyai kompetensi manajer untuk mengelolanya. Keahlian yang sangat dibutuhkan dalam mendukukng kompetensi manajer puncak ialah keahlian konseptual (conceptual skill). Keahlian konseptual merupakan kemampuan kognitif untuk melihat organisasi secara keseluruhan dan keterlibatan di antara banyak sekali bagiannya (Daft, 2000). Keahlian konseptual melibatkan pemikiran manajerial, pengolahan informasi, dan kemampuan perencanaan.

Keahlian konseptual ini melibatkan pengetahuan yang sesuai dengan organisasi secara keseluruhan dan bagaimana organisasi sesuai dengan industri, masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang lebih luas. Ini berarti kemampuan untuk berpikir strategis dengan mengambil pandangan yang luas dan jangka panjang. Manajer puncak harus memandang elemen-elemen signifikan dalam sebuah situasi dan pola konseptual yang luas. Banyak tanggung jawab manajer puncak, ibarat pengambilan keputusan, pengalokasian sumber daya dan inovasi, memerlukan pandangan yang lebih luas.

Seorang manajer puncak harus mempunyai pengetahuan yang meluas dalam banyak sekali aspek di masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas pada satu aspek, melainkan berkembang dan merinci. Menjadi manajer puncak harus selalu mengasah pengetahuannya yang diubahsuaikan dengan fenomena di masyarakat. Selain itu, manajer puncak layak memliki ilham untuk memilih taktik dan kebijakan yang tepat sehingga pada penerapannya suatu organisasi lebih terarah dan jelas. 

Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan pula kreatifitas seorang manajer puncak dalam menilai kemampuan setiap karyawan. Dengan mengetahui keunikan karyawannya, akan mendukung keberhasilan taktik dan kebijakan yang diterapkan pada organisasi. Seluruh kompetensi di atas juga harus disertai dengan legalitas kebijakan yang tinggi, sehingga kinerja manajer puncak menjadi fokus dan tujuan organisasi sanggup dicapai.

b. Manajer menengah (Middle manager)
Manajer menengah (middle manager) bekerja pada tingkat menengah organisai dan bertanggung jawab atas unit bisnis dan departemen utama. Contoh manajer menengah yaitu kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian kualitas, dan administrator laboratorium riset. Pada bidang kesehatan misalnya bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, dan bidang farmasi.

Manajer menengah bertanggung jawab mengimplementasikan taktik dan kebijakan keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak. Umumnya manajer menengah berkutat dengan persoalan operasional dan diharapkan membangun hubungan yang baik dengan rekan di sekeliling organisasi, mendorong kerja tim, dan memecahkan konflik.

Manajer menengah juga memposisikan diri sebagai manajer proyek (project manager) yang bertanggung jawab atas proyek pekerjaan temporer yang melibatkan partisipasi banyak orang dari banyak sekali fungsi dan level dalam organisasi, dan mungkin juga dari luar perusahaan. 

Menjadi seorang manajer menengah yang berperan sebagai tingkatan yang menunjang manajer puncak juga harus mempunyai kompetensi manajer yaitu keahlian komunikasi (communication skill). Keahlian komunikasi yaitu kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta secara efektif sebagai anggota kelompok (Daft, 2000). Keahlian ini diperihatkan dengan cara seorang manajer berafiliasi dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk memotivasi, memfasilitasi, mengkoordinasi, memimpin, berkomunikasi, dan menuntaskan konflik.

Seorang manajer dengan keahlian insan akan memungkinkan bawahannya untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa merasa dipermalukan dan mendorong partisipasi. Keahlian ini sangat dibutuhkan manajer menengah untuk memerhatikan kebutuhan emosional para karyawan mereka dan tidak hanya kebutuhan fisik yang berkaitan dengan kiprah pekerjaan. Namun pada tingkat manajer menengah, kompetensi yang dimiliki juga meliputi kompetensi manajer puncak dan lini depan. Karena menjadi manajer menengah berafiliasi dengan tingkat di atasnya (manajer puncak) dan juga di bawahnya (manajer lini depan).

Kompetensi manajer diantaranya pengetahuan yang memadai untuk mendukung kinerja manajer puncak. Ketrampilan menjalin hubungan yang baik juga dibutuhkan. Ketrampilan untuk berafiliasi dengan rekan di sekeliling organisasi sehingga akan tercapai hubungan yang aman bagi kerjasama dalam organisasi. Manajer menengah juga harus bisa memotivasi rekan kerjanya sehingga mendorong kerja tim dalam suatu organisasi.

Menjadi manajer menengah layak mempunyai kemampuan dalam memecahkan konflik. Sikap berhati-hati serta kemampuan pengelolaan perubahan yang terjadi pada organisasi sangat diperlukan. Hal tersebut akan mendukung keberhasilan proses perundingan dengan banyak sekali pihak biar konflik sanggup teratasi.

c. Manajer lini depan (First-line manager)
Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka berada pada level administrasi pertama atau kedua dan mempunyai jabatan ibarat manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok karyawan non-manajerial. 

Perhatian utama mereka yaitu aplikasi peraturan dan mekanisme untuk mencapai produksi yang efisien, memperlihatkan proteksi teknis, dan memotivasi bawahan. Tenggat waktu pada tingkatan ini yaitu singkat, dengan tekanan pada pencapaian tujuan setiap hari. Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melaksanakan pengawasan para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. 

Manajer lini depan juga mempunyai andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian taktik yang telah ditetapkan. Pada manajer lini depan, lebih tertuju pada hubungan eksklusif dengan masyarakat. Dalam bidang kesehatan, contoh manajer lini depan ibarat dokter, dokter gigi, apoteker, perawat. 

Manajer lini depan membutuhkan kompetensi manajer berupa keahlian teknis (technical skill). Keahlian teknis merupakan pemahaman dan kefasihan dalam melaksanakan kiprah tertentu. Keahlian teknis meliputi penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang dipakai di dalam fungsi tertentu (Daft, 2000). Misalnya rekayasa, manufaktur, atau keuangan. Keahlian teknis juga meliputi pengetahuan khusus, kemampuan analisis, dan penggunaan alat dan teknik yang tepat untuk menuntaskan persoalan dalam bidang disiplin ilmu tertentu. Dalam pelaksanaannya termasuk dalam pengaturan waktu untuk melaksanakan kiprah pada bidang tertentu.

Manajer lini depan harus bisa menerapkan dengan terang dan tepat wacana pengaplikasian jadwal organisasi. Maka dari itu manajer lini depan harusnya mempunyai kemampuan koordinasi. Dalam mengkoordinasi kerjasama baik dengan sesama rekan dalam organisasi, luar organisasi, maupun dengan masyarakat. Koordinasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang berhasil pada pengaplikasian segala jadwal organisasi. 

Pengetahuan juga menjadi kompetensi yang sebaiknya dimiliki manajer lini depan, pengetahuan secara ilmu yang menjadi dasar bidangnya, juga seni bila berhadapan dengan masyarakat. Memposisikan diri dengan baik dalam menangani dan menerapkan jadwal pada masyarakat, biar tujuan organisasi sanggup tercapai dan berhasil. Berkaitan dengan pengaplikasian program, manajer lini depan berperan penting dalam output dari sebuah organisasi, menghasilkan produk baik barang maupun jasa sebagai hasil pencapaian tujuan organisasi. 

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa manajerial dibagi menjadi 3 tingkat yaitu manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle manager), manajer lini depan (first-line manager). Dalam sebuah organisasi, ketiga tingkatan tersebut saling berkaitan biar organisasi sanggup berjalan lancar. Dalam prosesnya, dibutuhkan kompetensi berdasar tingkatan, diantaranya keahlian konseptual (conceptual skill), keahlian komunikasi (communication skill), dan keahlian teknik (technical skill). Kesesuaian kompetensi pada tiap tingkatan akan mewujudkan kinerja organisasi efektif dan efisien.

Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Manajer
1 Peran dan Tugas Manajer
Suatu kiprah (role) yaitu serangkaian asumsi dan sikap seorang manajer (Daft, 2000). Peran dibagi kedalam tiga kategori yakni kiprah informasional, kiprah interpersonal, dan kiprah mengambil keputusan. Setiap kiprah mencerminkan acara yang diambil manajer untuk menuntaskan kiprah manajer yakni memecahkan masalah, menggerakkan orang, dan mengambil keputusan. Setiap menajalankan kiprahnya manajer tidak sanggup mengerjakan seorang diri dan seorang manajer niscaya sangat membutuhkan orang lain untuk sanggup membantunya dalam menuntaskan segala tugasnya.

Dalam Daft (2000), Mintzberg menyatakan bahwa manajer yang hanya berkomunikasi atau hanya merancang saja tak akan pernah menuntaskan apapun, sementara manajer yang hanya melaksanakan karenanya melaksanakan segala sesuatunya sendiri. Maksudnya yaitu segala hal yang terjadi pada suatu organisasi penyelesaian selesai berada ditangan seorang manajer. Menurut Mintzberg, terdapat sepuluh kiprah manajer yang dibagi menjadi tiga, yakni:

a. Peran informasional (Informational roles)
Peran informasional menggambarkan banyak sekali acara yang dipakai untuk menjaga dan membuatkan sebuah jaringan informasi. Pengembangan jaringan informasi sanggup dilakukan dengan cara memperbanyak kerjasama dengan banyak sekali pihak di luar organisasi. Berbagai hal yang harus dilakukan seorang manajer untuk meningkatkan kiprah informasionalnya sebagai seorang manajer, yakni:
1) Monitor
Monitor meliputi pencarian informasi terbaru dari banyak sekali sumber. Manajer memperoleh dan mencari informasi dari orang dan membaca cepat materi tertulis biar sanggup mengikuti perkembangan dengan baik, memantau kontak interpersonal individu di dalam organisasi tersebut. Tugas manajer sebagai monitor yaitu mengawasi setiap kegiatan yang terjadi suatu organisasi. Contohnya seorang manajer keuangan pada suatu organisasi bertugas memantau keuangan dan laba organisasi, mengamati perubahan inflasi dan deflasi.

2) Penyebar informasi (Disseminator)
Penyebar isu meliputi penerimaan informasi dari luar organisasi yang dilanjutkan dengan memperlihatkan informasi kepada anggota di dalam organisasi. Tugas manajer pada kompetensi penyebar informasi yaitu memberikan informasi kepada para anggota organisasi lainnya melalui memo dan laporan serta acara telepon. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mempermudah proses komunikasi. Contohnya seorang manajer keuangan akan memberitahukan seluruh jajaran direksi apabila terjadi inflasi dan deflasi yang sanggup menghipnotis kegiatan perekonomian organisasi tersebut.

3) Juru bicara (Spokesperson/Spokesman)
Juru bicara meliputi pemberian informasi mengenai banyak sekali kegiatan organisasi kepada pihak luar melalui kegiatan pidato, seminar, dan pertemuan. Seorang manajer yang baik harus bisa berbicara di depan orang banyak supaya maksud dan tujuan manajer sanggup terealisasi sesuai harapan. Tugas manajer sebagai juru bicara yaitu sebagai pembicara kepada pihak luar organisasi mengenai banyak sekali kegiatan yang sedang dikelola oleh organisasi tersebut. Contohnya seorang manajer sumber daya hanya mempunyai kewenangan berbicara mengenai kompetensi pekerja saja dan tidak berhak berbicara mengenai perekonomian maupun logistik pada suatu forum.

b. Peran interpersonal (Interpersonal role)
Peran interpersonal meliputi hubungan dengan orang lain dan berkaitan dengan ketrampilan interpersonal. Seorang manajer yang baik harus mempunyai ketrampilan dalam menjaga hubungan komunikasi dengan orang lain supaya segala sesuatu yang direncanakan manajer sanggup terwujud. Berbagai hal yang sanggup dilakukan seorang manajer untuk sanggup meningkatkan kiprah komunikasi dengan orang lain antara lain:
1) Simbol kepemimpinan (Figurehead)
Simbol kepemimpinan meliputi penanganan acara upacara dan simbolis untuk departemen atau organisasi. Manajer mewakili organisasi dalam kapasitas manajerial formalnya sebagai kepala unit. Salah satu kiprah manajer ibarat menyambut tamu ibarat tamu di luar organisasi yang tiba dengan tujuan untuk menjalin kerjasama. Tugas manajer yang lainnya yaitu menandatangani banyak sekali dokumen legal untuk keberlangsungan organisasi. Dokumen legal dalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat vital, sehingga sangat membutuhkan manajer untuk menguatkan legalitas dokumen tersebut. Contohnya kerjasama dua organisasi sanggup terjalin apabila kontrak kerjasama telah ditandatangani oleh pimpinan kedua organisasi tersebut.

2) Pemimpin (Leader)
Pemimpin meliputi hubungan dengan bawahan, termasuk mengarahkan dan memotivasi bawahan, melatih, menasehati, dan berkomunikasi dengan bawahan. Seorang manajer yang baik yaitu seorang manajer yang peduli terhadap banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang di dalam organisasi yang dipimpinnya, apabila bawahannya melaksanakan kesalahan, sebagai manajer yang baik harus mengingatkan kemudian mengarahkan biar tidak mengulang kesalahan lagi. Tugas manajer sebagai pemimpin yaitu bertanggung jawab kepada setiap kegiatan di dalam organisasi. Contohnya pimpinan rumah sakit menjalankan aktivitasnya yakni memimpin rumah sakit biar sanggup terkelola dengan baik.

3) Penghubung (Liaision)
Penghubung berkenaan untuk memelihara jaringan informasi baik di dalam maupun di luar organisasi melalui surat, telepon, pertemuan, dan alat komunikasi elektronik lainnya. Manajer beperan sebagai penghubung maksudnya yaitu kiprah manajer yang berafiliasi dengan orang di luar organisasi kemudian menghubungkan orang tersebut dengan setiap orang yang berada di dalam organisasi, begitu pula sebaliknya. Tugas manajer sebagai penghubung yaitu menjaga hubungan dengan pihak luar organisasi supaya kerjasama tetap terjalin dengan baik. Contohnya pimpinan rumah sakit yang menginginkan pelayanan rumah sakit ditingkatkan kemudian pimpinan tersebut memberikan kepada Wakil Direktur Pelayanan supaya sanggup disampaikan kepada manajer pelaksana untuk sanggup segera terlaksana.

c. Peran pengambilan keputusan (Decisional role
Peran pengambilan keputusan berafiliasi dengan banyak sekali kejadian dimana manajer harus membuat sebuah pilihan dan mengambil tindakan. Peranan ini sering menutut ketrampilan konseptual dan kemanusiaan. Para manajer terus memikirkan masa depan dan cara mencapainya. Para manajer sadar akan persoalan dan mencari solusi yang sanggup menuntaskan persoalan tersebut. Peran manajer sebagai pengambil keputusan sanggup ditingkatkan melalui beberapa cara, yakni:

1) Penanganan gangguan (Disturbance handler)
Penanganan gangguan meliputi pemecahan konflik antar bawahan atau antar manajer departemen dengan departemen lainnya melalui tindakan korektif selama perselisihan atau krisis, menyesuaikan diri dengan krisis di lingkungan organisasi. Tugas manajer sebagai penanganan gangguan yaitu meredam permasalahan dan memperlihatkan penyelesaian atas permasalahan tersebut. Contohnya dikala terjadi isu terkini paceklik materi baku sehingga materi baku sukar didapat, manajer logistik harus pintar dalam mengelola persediaan materi baku hingga cukup untuk beberapa dikala ke depan.

2) Pembagi sumber daya (Resource allocator)
Pembagi sumber daya berafiliasi dengan keputusan mengenai bagaimana membagi orang, waktu, peralatan, anggaran, dan sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer harus memutuskan pengalokasian anggaran proyek penentuan prioritas penanganan keluhan pelanggan. Seorang manajer harus bisa menganalisis setiap kemampuan orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidangnya. Apabila seorang manajer tidak bisa menganalisis kemampuan setiap orang yang bekerja di organisasinya, maka kesalahan dalam bekerja tidak sanggup dihindari. Oleh sebab itu, seorang manajer harus peka terhadap kemampuan setiap orang di sekelilingnya. Tugas manajer sebagai pembagi sumber daya yaitu seorang manajer sumber daya harus bisa menempatkan pekerjanya sesuai dengan kompetensi setiap individu. Contohnya lulusan sarjana ekonomi ditempatkan pada potongan keuangan sedangkan lulusan aturan ditempatkan pada potongan legalitas di dalam organisasi.

3) Perunding (Negotiator)
Perunding meliputi perundingan formal dan penawaran untuk mencapai hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manajer yang bersangkutan, ibarat mewakili kepentingan departemen selama perundingan kontrak, penjual, pembelian, dan anggaran. Seorang manajer harus bisa melaksanakan perundingan supaya organisasi yang dipimpinnya tidak merugi. Kehandalan seorang manajer dipertaruhkan apabila tidak bisa melaksanakan perundingan dengan organisasi lain yang sanggup berdampak kerugian organisasinya. Tugas manajer sebagai perunding yaitu mengajukan persyaratan yang sanggup menguntungkan organisasi. Contohnya seorang manajer logistik melaksanakan tawar-menawar harga dengan perusahaan yang menjual materi baku supaya perusahaan yang dikelolan manajer tersebut tidak mengalami kerugian.

4) Enterpreneurship
Enterpreneurship berafiliasi dengan mencari peluang dalam kegiatan untuk memajukan organisasi dengan cara mencari perubahan, menanggapi perubahan, dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Seorang manajer harus bisa mencari celah perjuangan supaya organisasinya tetap berjalan. Usaha yang sanggup dilakukan oleh manajer supaya organisasinya tetap berjalan yaitu melalui banyak sekali kegiatan ibarat mengajukan proyek yang mempunyai nilai bisnis, mengidentifikasi ide baru, mendelegasikan tanggung jawab ide kepada organisasi lain yang sanggup memberi peluang usaha. Tugas manajer sebagai Enterpreneurship yaitu mencari taktik untuk memajukan organisasi yang dikelola, utamanya dalam bidang ekonomi. Contohnya seorang manajer pelayanan rumah sakit memperlihatkan akomodasi pelayanan kepada pasien dan keluarga ibarat cafeteria, warung telekomunikasi (wartel), toko obat di dalam gedung rumah sakit yang mempunyai peluang bisnis bagi pihak rumah sakit.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa berdasarkan Mintzber terdapat sepuluh kiprah yang digolongkan menjadi tiga kiprah utama yakni kiprah informasional, kiprah interpersonal dan kiprah mengambil keputusan. Tiap kiprah utama mempunyai rincian peran.

2 Tanggung Jawab Manajer
Di dalam organisasi, tidak semua orang membuat keputusan yang sama. Beberapa jenis keputusan ditangani oleh manajer puncak. Berbagai jenis keputusan tersedia untuk individu pada banyak sekali tingkatan dan wilayah yang berbeda. Tipe tanggung jawab manajer berupa keputusan sesuai dengan tingkatan manajer dibagi menjadi tiga yakni:

a. Manajer puncak
Pada administrasi puncak mempunyai tanggung jawab berupa keputusan yang tidak terprogram dan keputusan yang niscaya pada keadaan yang tidak pasti. Keputusan yang tidak terprogram yaitu keputusan yang tidak terlalu sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Program ini bukan sebuah pedoman atau standar operasional. Keputusan ini dibentuk tidak berdasarkan pengalaman melainkan melalui suaru hati. Contohnya sebuah dua orang pekerja perusahaan sistem data elektronik (EDS) di Iran yang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara sebab korupsi dan berakibat EDS bangkrut. Ross Perot sebagai pendiri EDS harus berani memutuskan untuk menyelamatkan para pekerjanya, meskipun hal tersebut tidak wajib dilakukannya.

Keputusan yang niscaya pada keadaan yang tidak niscaya yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya tidak diketahui pada dikala dibuat. Contohnya Ross Perot memutuskan untuk menyelamatkan para pekerjanya dari pemecatan, hingga Ross Perot tidak sanggup memperkirakan tingkat keberhasilan usahanya tersebut. 

b. Manajer tengah
Pada administrasi tengah mempunyai tanggung jawab berupa keputusan tidak terprogram, keputusan yang terprogram, keputusan beresiko dan keputusan yang pasti. Keputusan yang tidak terprogram yaitu keputusan yang tidak terlalu sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi. Program ini bukan sebuah pedoman atau standar operasional. Keputusan ini dibentuk tidak berdasarkan pengalaman melainkan melalui bunyi hati.

Keputusan yang terprogram yaitu keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya Wakil Direktur Pelayanan rumah sakit Dr. Soetomo yang memutuskan untuk memperlihatkan layanan jasa ibarat antar jemput pasien dan akomodasi kamar dengan banyak sekali tipe.

Keputusan yang beresiko yaitu keputusan yang mempunyai beberapa alternatif kemungkinan tingkat keberhasilan pada dikala dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Contohnya sebuah perusahaan alat musik ibarat Hewlett-Packard menghabiskan uang untuk penelitian dan pengembangan (R&D), hal tersebut mengandung resiko. Apabila penelitian tidak mempunyai hasil, maka hanya kerugian yang didapat.

Keputusan yang niscaya yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada dikala dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Tingkat keberhasilan keputusan ini sangat tinggi. Contohnya perusahaan pena BIC yang hanya menjual bolpoin dan pena yang relatif murah bisa menghasilkan tiga juta pena per hari dan meraih laba jutaan dolar per tahun. 

c. Manajer lini depan
Pada manajer lini depan mempunyai tanggung jawab berupa keputusan yang terprogram dan keputusan yang pasti. Keputusan yang terprogram yaitu keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya mekanik kendaraan beroda empat balap mengerti sekali terhadap tindakan yang harus dilakukan ketika kendaraan beroda empat balap berhenti pada pit. 

Keputusan yang niscaya yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada dikala dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Tingkat keberhasilan keputusan ini sangat tinggi. Contohnya ketika seseorang sedang dioperasi maka anestesiolog (orang yang memperlihatkan suntik bius) akan memperlihatkan obat bius kepada pasien sesuai dosis yang telah ditentukan apabila hal tersebut sesuai dengan aturan maka pasien tidak akan mencicipi sakit pada dikala dioperasi.

Maka dari uraian di atas, berdasarkan Barney & Griffin (1992), tanggung jawab manajer digolongkan berdasarkan tingakatan manajer yakni manajer atas, manajer tengah dan manajer lini depan.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa seorang manajer harus bisa memahami banyak sekali kiprah manajer bersama segala tugasnya ketika menjalankan aktivitasnya. Pada pembagian kiprah tersebut terdapat sepuluh kiprah yang dilengkapi dengan kiprah dari tiap peran. Seorang manajer harus melengkapi tanggung jawab tiap menjalankan kiprah dan tugasnya, supaya organisasi sanggup berjalan sesuai dengan harapan.

How to be a good manager
Bidang administrasi yaitu profesi yang dinamis, menarik, dan menyegarkan, tetapi hal ini juga membutuhkan pengetahuan individu dan keterampilan. Inilah yang membuat pekerjaan manajer yang begitu meyenangkan, namun begitu mengintimidasi. Berdasarkan penelitian dan pengalaman seorang manajer, ada sepuluh atribut utama bahwa seseorang harus bisa menguasai seni administrasi dan secara umum sanggup dipandang sebagai manajer yang baik, mampu, layak, dan terhormat (Gualco, 2010). Berikut ini kesepuluh atribut utama: 

a. Pengetahuan
Akumulasi dan pemanfaatan pengetahuan yaitu ciri khas manajer yang baik. Hal ini dikarenakan tanpa pengetahuan ibarat itu akan sulit untuk unggul pada tanggung jawab sentral dari manajer yakni untuk membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat dan untuk alasan yang tepat. Manajer tahu pekerjaan mereka, perusahaan mereka, dan industri mereka, serta mengerti misi dan budaya organisasi mereka. Mereka berpendidikan tinggi serta mempunyai informasi wacana masa depan industri yang baik.

b. Keterampilan organisasi yang luar biasa
Manajer yang baik melaksanakan banyak sekali kiprah dan bertanggung jawab dalam rangka memenuhi harapan. Mereka memerlukan tiga keterampilan organisasi yang luas yaitu, kemampuan untuk merencanakan banyak sekali hal, kemampuan untuk mendelegasikan atau memutuskan yang sudah direncanakan, dan kemampuan untuk mengatur waktu. Ketiga keterampilan tersebut sanggup membantu dalam menuntaskan pekerjaan seorang manajer, dan sanggup menjadi suatu kunci untuk menjadi manajer yang baik.

c. Kerja keras
Hampir semua “orang hebat” yang kita temui dalam hidup yaitu mereka yang mencapai sukses spektakuler dan mencapai ambisi fenomenal, yaitu mereka yang mempunyai talenta besar di bidang mereka. Mereka bekerja keras serta bertanggung jawab dengan tugasnya untuk suatu talenta tepat yang mereka miliki. Manajer yang baik mempunyai tujuan dan tekad serta bersedia untuk berkorban dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer.

d. Membuat pekerjaan menyenangkan
Kesenangan yaitu emosi dasar dan kebutuhan insan untuk melaksanakan sesuatu yang mereka anggap menyenangkan bagi mereka. Seorang manajer harus menjadikan pekerjaanya sebagai acara yang sangat digemari, supaya pekerjaan mereka tidak menjadi sesuatu yang membosankan. Segala sesuatu jika didasari oleh rasa senang, niscaya akan menghasilkan sesuatu yang baik.

e. Orang yang baik
Seorang manajer akan mengalami kegagalan dalam hidupnya dan pekerjaannya apabila tidak mengatasi persoalan ini. Sesuatu yang terwujud dalam perasaan iri hati, keserakahan, egoisme, penghinaan, dan benci. Seorang manajer harus peduli dan saling menghormati dengan karyawannya supaya mereka merasa nyaman dalam bekerja.

f. Menampung informasi dengan baik
Seorang manajer yang baik tidak menutup diri dari segala informasi yang ada, namun justru terbuka dan selektif pada banyak sekali informasi yang diterima. Begitu juga dalam proses pengambilan keputusan, sebaiknya menimbang segala aspek dalam pengambilan keputusan. Saran atau aspirasi dari bawahan tidak secara eksklusif ditolak, tetapi menampung dengan olahan yang baik, sehingga keputusan yang diambil yaitu sebuah keputusan yang profesional.

g. Memfokuskan waktu dan energi
Seorang manajer harus berkonsentrasi pada sejumlah isu yang signifikan, tidak hanya seberapa terampil manajer, namun penting juga dalam memfokuskan energi dan peluang. Dengan banyak sekali macam persoalan yang dihadapi, seorang manajer haruslah bisa membuat prioritas yaitu fokus pada hal yang mempunyai prioritas tertinggi dibanding lainnya. Dengan begitu dalam penyelesaian persoalan akan mempunyai energi yang memadai, diubahsuaikan dengan prioritas yang dibuat. Hal tersebut merupakan efisiensi waktu dari kiprah manajer yang baik.

h. Mengidentifikasi persoalan dengan kompetensi
Manajer bukanlah seseorang yang melaksanakan suatu keputusan hanya dari organisasi yang dibawahi. Namun ide dan kreatifitas seorang manajer sangatlah diperlukan. Dengan adanya isyarat dari pemikiran seorang manajer itu sendiri, maka kebijakan yang diambil yaitu hasil dari proses pematangan penyelesaian masalah. Hal tersebut menghasilkan keputusan yang akurat seorang manajer yang baik.

i. Memberikan arah perbaikan yang terbuka
Menjadi manajer yang baik sanggup dijadikan contoh bagi bawahan untuk sanggup meningkatkan kualitas pekerja. Seorang manajer diharapkan bisa menjadi pendorong, dalam arti memperlihatkan motivasi positif bagi bawahan untuk lebih mencar ilmu dan berlatih membuatkan diri. Manajer senantiasa tidak tertutup untuk mentransfer ilmu yang patut dimiliki, sehingga berdampak baik juga pada koordinasi kerja, serta sanggup tercipta pekerja yang mempunyai kompetensi baik dan terus berkembang.

j. Pengaruh
Kemampuan memakai banyak sekali bentuk kekuasaan untuk menghipnotis tingkah laris karyawan dengan banyak sekali cara. Manajer yang baik harus bisa menghipnotis karyawan untuk melaksanakan pengorbanan pribadi demi kebaikan perusahaan.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa hal yang perlu diketahui oleh seorang manajer yaitu tugas, peran, tanggung jawab, dan kewenangannya sebagai manajer. Selain itu, seorang manajer harus bisa menjadi panutan atau contoh yang baik untuk para karyawan atau bawahannya. Serta mempunyai sifat diatas yang telah dijelaskan, ibarat diantaranya berpengetahuan yang luas dan mempunyai keterampilan organisasi yang baik.

Berbagai Bidang Kajian Manajemen
Bidang kajian administrasi yang dimaksudkan pada potongan ini merupakan pembahasan secara rinci dan spesifik dari ruang lingkup administrasi yang telah disinggung ringkas pada potongan satu. Bidang kajian administrasi meliputi:
a. Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya insan yaitu suatu ilmu yang mengatur hubungan dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh individu (tenaga kerja) secara efisien dan efektif sehingga tujuan bersama perusahaan, karyawan, dan masyarakat sanggup tercapai dengan maksimal. Manajemen sumber daya insan didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan yaitu insan bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen sumber daya insan juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, penilaian kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.

Manajemen sumber daya insan melibatkan semua keputusan dan praktek administrasi yang menghipnotis secara eksklusif sumber daya manusianya. Tujuan dari administrasi sumber daya insan yaitu memperlihatkan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi wacana administrasi personalia akan memperlihatkan langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas).

Manajemen sumber daya insan sekaligus merupakan seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan sumber daya atau karyawan dalam rangka mencapai tujuan individu maupun organisasi. Manajemen sumber daya insan merupakan proses yang terdiri dari:
  1. Pengadaan
  2. Pengembangan
  3. Kompensasi
  4. Intregrasi
  5. Pemeliharaan
  6. Pensiun
Manajemen sumber daya insan ini mempunyai kekhususan dibandingkan dengan administrasi secara umum atau administrasi sumber daya lain. Karena yang di-manage yaitu manusia, sehingga keberhasilan atau kegagalan administrasi sumber daya ini akan mempunyai dampak yang sangat luas.

Manajemen sumber daya insan atau administrasi personalia yaitu pentingnya sumber daya insan atau tenaga kerja dalam organisasi dan pemanfaatannya dalam banyak sekali fungsi dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya insan diharapkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya insan dalam organisasi, dengan tujuan memperlihatkan kepada organisasi suatu satuan kerja yang efektif.

b. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu administrasi dan pemasaran. Manajemen Pemasaran yaitu sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian jadwal yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah:
  1. Pemasaran yaitu kegiatan insan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Kotler, 1997).
  2. Pemasaran yaitu sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Amstrong, 1994).
Konsep inti pemasaran meliputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, dan kepuasan. Kebutuhan yaitu suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan yaitu kehendak yang berpengaruh akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan yang lebih mendalam. Permintaan yaitu keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.

Kepuasan atau tercapainya keinginan konsumen menjadi tolak ukur dalam inti pemasaran untuk proses penilaian keberhasilan suatu pemasaran. Penelitian dan pengembangan dalam administrasi pemasaran dipakai sebagai alat utama untuk mengendalikan pemasaran biar sanggup berjalan dengan baik.

Manajemen pemasaran mempunyai prinsip yang meliputi analisis pasar, perencanaan pasar, implementasi, dan kontrol pasar. Dalam perusahaan besar, administrasi pemasaran biasanya ditangani oleh seorang manajer pemasaran, sedangkan di perusahaan kecil, pemilik perusahaan memimpin dalam kegiatan pemasaran. Berikut yaitu klarifikasi mengenai prinsip administrasi pemasaran:

1) Analisis pasar
Analisis pasar meliputi pengamatan acara perusahaan di masa lalu, kini dan masa depan. Manajer pemasaran memakai analisis S.W.O.T. untuk memilih kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan bahaya di dalam pasar. Mereka juga mengevaluasi tren, pertumbuhan, ukuran pasar, susukan distribusi dan bahkan biaya. Semua aspek ini menghipnotis konsumen untuk membeli produk, sehingga penting untuk menyertakannya ke dalam pertimbangan.

2) Perencanaan pasar
Setelah menganalisis pasar, manajer pemasaran membuat planning pemasaran, dengan rincian taktik mereka untuk mencapai sasaran pasar perusahaan. Aspek administrasi pemasaran mengambil rincian ibarat produk, penempatan, harga, kemasan, posisi, orang dan promosi ke rekening.

3) Implementasi pasar
Ketika manajer pemasaran menempatkan penelitian dan perencanaan pasar menjadi tindakan, itu disebut sebagai aspek pelaksanaan pasar atau pengelolaan pasar. Manajer pemasaran memperlihatkan perhatian khusus pada setiap acara dan membuat pembiasaan yang diperlukan.

4) Kontrol pasar
Setelah implementasi, manajer pemasaran meninjau hasil setiap kegiatan pemasaran untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan. Kontrol pasar sanggup meliputi survei pelanggan, penilaian penjualan dan pemberian umpan balik, dan mengulangi pelacakan.

c. Manajemen produksi dan operasi
Manajemen produksi dan operasi yaitu sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif memakai fungsi administrasi untuk mengintegrasikan banyak sekali sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan (Fogarty, 1989). Kegiatan produksi dan operasi ada pada tiga hal, yaitu pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa, adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa, serta adanya pengambilan keputusan sebagai elemen dari administrasi operasi (Schoeder, 1994).

1) Manajemen operas
Penggunaan fungsi administrasi (Planing, Organizing, Actuating, and Controling) dalam proses transformasi banyak sekali sumber daya perusahaan, guna menambah dan menghasilkan output yang lebih baik dan optimal. Istilah administrasi operasi muncul untuk memperluas pemahaman wacana proses produksi, proses produksi yang dibahas tidak hanya yang menghasilkan barang dan menimbulkan laba saja. Manajemen operasi juga membahas proses produksi yang menghasilkan jasa dan atau tidak menghasilkan keuntungan. Manajemen operasi penting antara lain karena:
  1. Sebagian besar aktivasi perusahaan umumnya tertanam dalam aktivitas
  2. Operasi dan atau produksi, khususnya persediaan
  3. Sebagian besar SDM, berada dalam departemen operasi dan atau produksi
  4. Kegiatan operasional perusahaan merupakan kegiatan utama perusahaan
2) Penelitian produksi
Pada dasarnya semua administrasi niscaya mengadakan penelitian untuk memastikan langkah apa yang akan diambil kedepan. Penelitian ini ditujukan untuk memastikan produksi sanggup berjalan dengan baik. Penelitian produksi lebih tertuju pada produk yang disukai konsumen. Pengembangan produksi yaitu penelitian terhadap produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut biar mempunyai kegunaan yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen.

Linear Programming yaitu salah satu cara atau metode untuk memilih kombinasi produksi yang paling optimal. Problem yang sanggup diselesaikan terbatas pada problem yang mempunyai batasan linear, serta mempunyai fungsi yang lancar. Luas produksi yaitu jumlah atau volume output yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam suatu periode. Tujuan administrasi produksi yaitu memproduksi atau mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta daerah tertentu sesuai dengan kebutuhan. 

d. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan merupakan administrasi terhadap fungsi keuangan, fungsi keuangan tersebut meliputi cara memperoleh dana (raising of fund) dan memakai dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada banyak sekali aktiva dan pemilihan sumber dana untuk membelanjai aktivas tersebut. Tujuan adanya manajer keuangan yaitu untuk mengelola dana perusahaan secara umum dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tugas dan tanggung jawab manajer keuangan antara lain meliputi keputusan wacana investasi, pembiayaan kegiatan perjuangan dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian kiprah manajer keuangan yaitu merencanakan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

e. Manajemen mutu
Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta janji administrasi untuk bekerja dalam banyak sekali cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figur pemimpin yang bisa memotivasi biar seluruh anggota dalam organisai sanggup memperlihatkan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut sanggup dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi juga seluruh anggota dalam organisasi.

Mutu yaitu dugaan dan penafsiran yang sering timbul sebagai sesuatu yang unggul, mahal harganya, kelas, tingkat atau bernilai tinggi. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan mendefinisikan mutu dengan cara membandingkan satu produk dengan produk lainnya. Ketiga pengertian mutu tersebut intinya mengartikan tingkat keseragaman yang sanggup diramalkan dan diandalkan, diubahsuaikan dengan kebutuhan serta sanggup diterima oleh pelanggan. Secara singkat mutu sanggup diartikan kesesuaian penggunaan, kesesuaian tujuan, kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.

f. Manajemen logistik
Merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya (produk, jasa, dan manusia) dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik sebab perencanaan dan distribusi dari majemen logistik ini memperlihatkan ukuran yang pas. Logistik juga meliputi integrasi, informasi, transportasi, inventori, pergudangan, dan pendistribusian.

“... a process of strategically managing the procurement, movement and storage of materials, parts and finished inventory (and the related information flows) through the organization and its marketing channels in such a way that current and future profitability are maximized through the cost-effective fulfillment of orders” (Martin Christopher,1968).

Manajemen logistik merupakan potongan dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan efisiensi dan efektifitas penyimpanan serta aliran barang,fungsi ini termasuk pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dan meningkatkan perencanaan dalam mengontrol aliran barang. 

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa bidang kajian administrasi yang terdiri dari administrasi sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan, mutu, dan logistik secara garis besar memperlihatkan pengertian yang diarahkan kepada suatu role yang di dalamnya tersusun dari pengertian administrasi itu sendiri yaitu untuk mencapai tujuan bersama.

Conclusion
  1. Management is an attainment of sasaran by a manager through planning, organizing, leadership, and operation of organizational resource, and conducive of cooperation between systematic human being. Management’s scope include to Human Resource Management, Marketing Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality Management, and Logistic Management.
  2. Generally management’s functions include planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting, and evaluating. While the management’s process include planning, organizing, leadership, and control. In the management process has two important ideas that the four.
  3. Process and function show basic differences and have unequal sasaran in development of management science, for example planning in development of management and through difference process will have different sasaran in the application. Equation between process and function of management which is an operation in planning system, organizational, leadership and controlling, and influence the role of manager in his or her activity.
  4. George R. Terry divides into 4 management’s cycle, they are: Planning, Organizing, Actuating, and Controlling (POAC). The purpose of this management cycle is to show the process of management that is describer in a chart. Planning is the first time to plan what to do, then organize by dividing the task. The implementation is done after organizing, by moving the organization towards the goal. In order to remain in the running of the organization that created the plan, then the manager must exercise control or supervision.
  5. There are three levels of managerial known as top manager, middle manager, and first line manager. While the competence of managerial cover ability, knowledge, skill, and legality which must have by a manager. Manager must have conceptual skill, communication skill, and technical skill according to the managerial level, through the manager competency, organization’s performance will be effective and efficient to reach the organization sasaran and objective.
  6. Manager must able to understand the managerial role with all duties when running activities. Managerial role include into three aspect, they are: informational role, interpersonal role and decision-making role. A manager must complete the responsibilities of each role and tasks. The responsibility of manager in the form of a decision that is distinguished by the level managers those are top management, middle management and first-line management. The decisions were jadwal decision, unprogram decision, certain decision, uncertain decision, and risky decision.
  7. A good manager not only posses a good skills and wide knowledge on organization, but also good attitude in leading a company and carry well with his employees. A good manager can expose him/herself; he/she should have the kindness to accommodate other people idea, aspiration, and mind of his employees. A manager also ought to earn to become motivator for these employees.
  8. Management’s areas of study consist of Human Resource Management, Marketing Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality Management, and Logistics Management. These management’s areas of study is instructing to a role which refers to management’s objective itself: to reach the target.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel